Menurut Linda Strand : Pharmaceutical care (PC) adalah sebuah praktek dimana
praktikan langsung mengambil tanggung jawab pengobatan pasien dan
memegang kebutuhan tanggung jawab untuk komitmen ini.
Menurut Hepler and strand : Pharmaceutical care (PC) adalah tanggung jawab
dari terapi obat untuk mendapatkan outcome yang pasti yaitu peningkatan hidup
pasien.
Menurut ASHP : Pharmaceutical care (PC) adalah menunjukkan fungsi dari
apoteker dalam penggunaan obat yang optimal untuk mendapatkan outcome
yaitu peningkatan kualitas hidup pasien
Menurut Cipolle : Pharmaceutical Care adalah sebuah komponen dari praktek
kefarmasian yang mensyaratkan interaksi langsung antara apoteker dan pasien
dengan tujuan untuk membantu melayani permasalahan pasien mengenai
masalah terkait obat.
ELEMEN DARI PHARMACEUTICAL CARE :
1. Tanggung jawab bertanggung jawab penuh, menganggap pasien yang
datang adalah pasien ku
2. Interaksi langsung fokus, kontak dan berinteraksi langsung dengan pasien
3. Kepedulian menunjukkan rasa kepedulian terhadap apa yang dialami pasien,
menganggap mereka adalah orang yang kita sayangi, dan menerapkan
patient oriented (orientasi terhadap pasien), untuk menerapkan patient
oriented ini kita harus terus mengupdate skill./keterampilan, pengetahuan
dan komunikasi
4. Mendapatkan tujuan positif (outcome) : penyembuhan penyakit, mengurangi
dan menghilangkan penyakit dan gejala, mencegah gejala, dan mencegah
perkembangan penyakit.
5. Meningkatkan kualitas hidup pasien
6. Resolusi dari medication-related problem (MRP's) DRP seperti : dosis terlalu
besar/kecil, obat yang salah, obat tanpa indikasi, ADR, IO, kegagalan
menerima obat dll.
PERBEDAAN PHARMACEUTICAL CARE DAN FARMASI KLINIK :
Pharmaceutical care :
- patient oriented
- berinteraksi langsung dengan pasien
- berdasarkan kepedulian
- kualitas hidup
- diterapkan pada semua tatanan
- harus dilakukan semua APT
Farmasi klinik :
- drug oriented
- tidak berinteraksi langsung dengan pasien
- berdasarkan kompetensi
- kualitas dari siklus kepedulian
- diterapkan pada kasus kronik
- dilakukan hanya oleh sebagian APT
Referensi : Pharmaceutical Care FFUP
DEFINISI
HEALTH
PHARMACEUTICAL
CARE
PHARMACEUTICAL
PUBLIC
Merawat Penyakit
Menghilangkan atau menurunkan gejala
Menghambat atau memperlama proses penyakit
Mencegah penyakit atau gejala
DEFINISI PHARMACEUTICAL PUBLIC HEALTH
2.
Menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan obat / Drug Related
Problem (DRP).
3.
Berdasarkan hasil kongres WHO di New Delhi (1988), maka pada tahun 1990,
badan
dunia
di
bidang
kesehatan
tersebut
Care plan
and
timeframe
for
Edukasi pasien
Follow-up evaluation
OBAT
Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan
diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi . (Undang-Undang Kesehatan No. 23
tahun 1992).
Sesuai Permenkes No. 917/MENKES/PER/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat Jadi.
yang dimaksud dengan golongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan
untuk peningkatan keamanan dan ketetapan penggunaan serta pengamanan
distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek
(obat keras yang dapat diperoleh tanpa resep dokter diapotek, diserahkan oleh
apoteker), obat keras, psikotropika dan narkotika. Untuk obat yang dapat
diperoleh tanpa resep dokter maka pada kemasan dan etiketnya tertera tanda
khusus.
Penggolongan Jenis Obat berdasarkan berbagai undang undang dan peraturan
menteri kesehatan dibagi menjadi :
Obat Bebas
Obat bebas sering juga disebut OTC (Over The Counter) adalah obat yang dijual
bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter. Tanda khusus pada
kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi
berwarna hitam.
Contoh : Parasetamol, vitamin
Obat bebas ini dapat diperoleh di toko/warung, toko obat, dan apotik.
Obat Bebas Terbatas (Daftar W: Warschuwing)
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi
masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan
tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas
adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. disertai tanda
peringatan dalam kemasannya:
P1. Awas! Obat Keras. Bacalah Aturan Memakainya.
P2. Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan
P3. Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar dan badan.
P4. Awas! Obat Keras. Hanya Untuk Dibakar.
P5. Awas! Obat Keras. Tidak Boleh Ditelan.
P6. Awas! Obat Keras. Obat Wasir, jangan ditelan.
Contoh obat : CTM, Antimo, noza
Obat bebas terbatas dan obat bebas disebut juga OTC (over the counter)
Obat bebas terbatas ini dapat diperoleh di toko obat, dan apotik tanpa resep
dokter.
Contohnya
Alfasetilmetadol,
Alfameprodina,
OWA
Selain memproduksi obat generik, untuk memenuhi keterjangkauan pelayanan
kesehatan khususnya akses obat, pemerintah mengeluarkan kebijakan Obat
Wajib Apoteker (OWA). OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh
Apoteker Pengelola Apotek (APA) kepada pasien.
Disini terdapat daftar obat wajib apotek yang dikeluarkan berdasarkan keputusan
Menteri Kesehatan. Sampai saat ini sudah ada 3 daftar obat yang diperbolehkan
diserahkan tanpa resep dokter. Peraturan mengenai Daftar Obat Wajib Apotek
tercantum dalam :
1. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 347/MenKes/SK/VII/1990 tentang Obat
Wajib Apotek, berisi Daftar Obat Wajib Apotek No. 1
2. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 924/Menkes/Per/X/1993 tentang Daftar
Obat Wajib Apotek No. 2
3. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1176/Menkes/SK/X/1999 tentang Daftar
Obat Wajib Apotek No. 3
Dalam peraturan ini disebutkanbahwa untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi masalah kesehatan,
dirasa perlu ditunjang dengan sarana yang dapat meningkatkan pengobatan
sendiri secara tepat, aman dan rasional. Peningkatan pengobatan sendiri secara
tepat, aman dan rasional dapat dicapai melalui peningkatan penyediaan obat
yang dibutuhkan disertai dengan informasi yang tepat sehingga menjamin
penggunaan yang tepat dari obat tersebut.
Oleh karena itu, peran apoteker di apotek dalam pelayanan KIE (Komunikasi,
Informasi dan Edukasi) serta pelayanan obat kepada masyarakat perlu
ditingkatkan dalam rangka peningkatan pengobatan sendiri. Walaupun APA boleh
memberikan obat keras, namun ada persayaratan yang harus dilakukan dalam
penyerahan OWA.
Apoteker wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai data pasien (nama,
alamat, umur) serta penyakit yang diderita.
Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh diberikan
kepada pasien. Contohnya hanya jenis oksitetrasiklin salep saja yang termasuk
OWA, dan hanya boleh diberikan 1 tube.
Apoteker wajib memberikan informasi obat secara benar mencakup: indikasi,
kontra-indikasi, cara pemakain, cara penyimpanan dan efek samping obat yang
mungkin timbul serta tindakan yang disarankan bila efek tidak dikehendaki
tersebut timbul.
JENIS OWA
Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masayrakat, maka
obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat ang diperlukan bagi
kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam
mefenamat), obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep
oksitetrasiklin), antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal.
Sesuai permenkes
diserahkan:
No.919/MENKES/PER/X/1993,
kriteria
obat
yang
dapat
diperlukan
untuk
penyakit
yang
Obat
dimaksud
memiliki
rasio
khasiat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
prevalensinya
keamanan
tinggi
yang
di
dapat
Asam
Mefenamat
maks
20
tab
Astemizole
Dexchlorpheniramine maleat
Dimethinden maleat
Homochlorcyclizin HCl
Linestrenol 1 siklus
Bacitracin 1 tube
Carbinoxamin 10 tablet
Clindamicin 1 tube
Dexametason 1 tube
Dexpanthenol 1 tube
Diclofenac 1 tube
Diponium 10 table
Fenoterol 1 tabung
Flumetason 1 tube
Methylprednisolon 1 tub
Noretisteron 1 siklus
Omeprazole 7 tab
Oxiconazole kadar<2%,
Pirenzepine 20 tablet
Piroxicam 1 tube
Prednisolon 1 tube
Scopolamin 10 tablet
Sucralfate 20 tablet
Sulfasalazine 20 tablet
Tioconazole 1 tube
Urea 1 tube
Aminofilin
supositoria
maks
Mebendazol
maks