TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan tentang Enalapril
Enalapril merupakan pro drug yang termasuk kedalam golongan
angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-I). Pada golongan yang sama
seperti kaptopril, enalapril memiliki waktu paruh yang lebih panjang, efek on
set yang lebih lambat karena memerlukan hidrolisis pada hati dan dinding usus
yang mengubah enalapril menjadi bentuk aktifnya yaitu enalaprilat, sehingga efek
terapi tergantung pada metabolisme hati. Enalaprilat merupakan inhibitor
kompetitif dari enzim converting yang tersediaan dalam bentuk injeksi IV.
Enalaprilat mencegah konversi angiotensin I menjadi agen vasopressor poten yaitu
angiotensin II. Selain itu, adanya gugus sulfidril (SH) dari struktur enalapril
mengurangi atau menghilangkan resiko efek samping (Kevin and Vidt, 2005;
Opie and Pfeffer, 2013).
a. Fisika kimia
Pemerian putih, hampir putih, kristal. Sedikit larut dalam air, praktis tidak
larut dalam diklorometan, mudah larut dalam metil alkohol. Larut dalam larutan
alkali hidroksida. Satu persen larutan dalam air memiliki pH 2,4-2,9. Hindari
th
enalaprilat pada dewasa yaitu sekitar 35 jam. Waktu untuk mencapai puncak pada
pemberian oral enalapril yaiu 0,5 1,5 jam dan enalaprilat yaitu 3 4,5 jam.
Ekskresi enalapril melalui urin yaitu 18%, feses 3% dan enalaprilat yaitu 43%
th
melalui urin, 27% melalui feses (Opie and Pfeffer, 2013; DIH 24 ed.).
c. Dosis dan Indikasi
1) Infant dan anak-anak
Gagal jantung dimulai 0,1 mg/kg dibagi menjadi 1 atau 2 kali pemberian,
ditingkatkan bila diperlukan jika lebih dari 2 minggu belum memberikan
perubahan dengan dosis maksimum 0,5 mg/kg/hari.
2) Anak-anak > 1 bulan dan remaja
Hipertensi dimulai 0,08 mg/kg (hingga 5 mg) sekali sehari, penentuan dosis
berdasarkan respon pasien.
3) Dewasa
a) Asymptomatic lef ventricular dysfunction
2,5 mg 2 kali sehari, dititrasi hingga toleransi 20 mg sehari
b) Heart failure with reduced ejection fraction (HFrEF)
2,5 mg 2 kali sehari (umumnya rentang 5-40 mg sehari dibagi menjadi 2
dosis); perlahan dititrasi 1-2 minggu. Target dosis : 10-20 mg 2 kali sehari.
c) Hipertensi
2,5 5 mg sehari kemudian ditingkat bila diperlukan. Target dosis : 20 mg
yang dibagi menjadi 1 atau 2 dosis. Dosis 2,5 mg jika pasien juga
menggunakan diuretic yang tidak dapat dihentikan. Diuretik dapat
ditambahkan dalam terapi jika tekanan darah tidak dapat dikontrol dengan
penggunaan monoterapi enalapril.
d) Konversi Enalaprilat IV menjadi Enalapril
Jika tidak bersamaan menggunakan diuretic, dimulai dosis 5 mg
enalapril sehari, jika bersamaan dengan diuretic dan memberikan respon
terhadap enalaprilat 0,625 mg IV setiap 6 jam, dimulai dengan enalapril
2,5 mg sekali sehari
th
(DIH 24 )
BAB III
METODE
3.1
Uji disolusi
Perhitungan f2
Keterangan :
Rt = persentase kumulatif obat yang larut pada setiap waktu sampling
dari produk pembanding (R = reference)
Tt= persentase kumulatif obat yang larut pada setiap waktu sampling
dari produk uji (T = test).
Nilai F2 sama dengan 50 atau lebih besar (50-100) menunjukkan
kesamaan atau ekivalensi kedua kurva yang berarti kemiripan profil
disolusi kedua produk. Jika produk copy dan produk pembanding
memiliki disolusi yang sangat cepat (> 85% melarut dalam waktu < 15
menit dalam ke-3 media dengan metode uji yang
dianjurkan),
golongan
juga digunakan untuk terapi congestive heart failure dan pasien asimptomatis
yang mengalami disfungsi pada ventrikular.
Sekitar 55-75% dosis oral di absorbsi tanpa adanya pengaruh karena
makanan. Enalapril diesterifikasi dihati dan ginjal menjadi bentuk aktif yaitu
enalapril. Waktu onset sekitar 1 jam, waktu puncak memberikan efek yaitu 4-6
jam dengan durasi 12-24 jam. Sedangkan bentuk metabolit aktifnya di absorbsi
sekitar 3-12% dan Cmax tertunda 3-4 jam setelah penggunaan oral. Konsentrasi
enalaprilat linear bila dihubungkan dengan rentang terapinya yaitu 2,5-40 mg.
enalaprilat terikat 50% terhadap protein dan ginjal merupakan rute utama
ekskresinya,
Apabila obat yang memiliki kemiripan seperti formulasi, komposisi atau
bioavaibilitasnya maka anggapannya bahwa obat tersebut akan memiliki kriteria
bioekivalensi yang pasti atau sama dan diduga pula memiliki efek terapi yang
sama atau ekuivalen dalam memberikan efek terapi. Dugaan seperti itu tetap
diperlukan
pengujian
yaitu
menguji
bioekivalensi
produk
dengan
way
efek
Periode 1
Periode 2
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Wash Out
7 x t1/2
= 7 x 5 = 35 jam
A
B
A
menggunakan
nonkompartemen
dari
konsentrasi
d.Analisis Statistik
Konsentrasi parameter dianalisis menggunakan metode parametrik
melalui analisis ANOVA menggunakan variable tergantung yaitu Ln dari rasio
obat uji dan pembanding berdasarkan AUCt, Cmax, AUC0- . Cl 90% dihitung
untuk rasio ini dan digunakan sebagai kriteria penilaian bioekivalensi. Kriteria
penerimaan untuk CI 90% ditentukan pada protokol studi adalah 80%125% untuk rasio Ln AUC dan 70%-143% untuk rasio Ln Cmax. Tmax dari
kedua formulasi
dibandingkan
kompartemen (menggunakan
median
menggunakan
metode
CI
Wilcoxon),
test
tingkat
nondan