Disusun Oleh :
KELAS SORE B (Apoteker)
APOTEKER UHAMKA ANGKATAN 28
A. KASUS NOMOR 27
Apoteker sebagai Ketua PC IAI di suatu kab/kota, tidak mau memberikan
Rekomendasi kepada Apoteker lain untuk mengurus SIP di suatu Apotek, karena
Apoteker tersebut telah melakukan kerja sama untuk menjadi APA dengan PSA di
Apotek tersebut.
Kata kunci :
Teman Sejawat, Rekomendasi, Mengurus SIP.
Jenis pelanggaran :
1. Kode Etik Apoteker Indonesia
2. Disiplin
Identifikasi : Dari pernyataan pasal tersebut terkait kasus ini seorang apoteker
dengan jabatan ketua PC IAI di suatu kabupaten/kota seharusnya memberikan
rekomendasi kepada apoteker lain untuk mengurus SIP di suatu apotik.
C. KASUS NOMOR 29
PSA suatu Apotek menulis surat kepada Dinkes KabKota dengan tembusan
kepada APA, untuk menutup Apoteknya, lalu menutup Apotek tersebut.
Identifikasi kata kunci :
PSA menulis surat kepada Dinkes KabKota untuk menutup Apoteknya
Pelanggaran :
Pelanggaran hukum
Peraturan yang dilanggar :
1. PMK 9 tahun 2017 tentang Apotek pasal 3 ayat 2
2. Apotek harus membuat laporan Obat keras, psikotropika dan narkotika selama
apotek masih beroperasi agar tidak dapat dilakukan penutupan apotek secara
sepihak.
D. KASUS NOMOR 30
APA sekaligus PSA memperkerjakan Apoteker lain sebagai Tenaga Teknis
Kefarmasian
Identifikasi kata kunci : Apoteker sebagai TTK
Pelanggaran :
APA sekaligus PSA tidak boleh memperkerjakan Apoteker lain sebagai Tenaga Teknis
Kefarmasian, kecuali dalam kondisi dan keadaan tertentu.
Peraturan yang dilanggar :
UU 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan
Pasal 62
ayat 1 : tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik harus dilakukan sesuai dengan
kewenangan yang didasarkan pada kompetensi yang dimilikinya.
PP NO 51/2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian
Pasal 24 : dalam melakukan pekerjaan kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian, Apoteker dapat Mengangkat seorang Apoteker pendamping yang
memiliki SIPA
Pasal 39 : setiap Tenaga Kefarmasian yang melakukan Pekerjaan Kefarmasian di
Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi. Apoteker berupa STRA, Tenaga
Teknis Kefarmasian berupa STRTTK.
Pasal 50 : Apoteker yang telah memiliki STRA, atau STRA khusus, serta Tenaga
Teknis Kefarmasian yang telah memiliki STRTTK harus melakukan Pekerjaan
Kefarmasian sesuai dengan pendidikan dan kompetisi yang dimilikinya