Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PERATURAN DALAM BIDANG FARMASI

“Standar Profesi Asisten Apoteker”

Disusun oleh :
Dewi Utami Qamara 221030700578

Dosen Penanggung jawab :


Apt. Irwan Hartono, S.Si., MM

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS


STIKes WIDYA DHARMA HUSADA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan rahmat-
Nya yang diberikan kepada kami berupa kesehatan rohani dan jasmani sehingga saya dapat
menyelesaikan Makalah Peraturan Dalam Bidang Farmasi yang berjudul “Standar Profesi
Asisten Apoteker”, yang dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, saya banyak menemukan hambatan,


tetapi berkat dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang telah membantu saya dapat
menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu tidak lupa saya mengucapkan terimakasih
kepada orang-orang yang telah membantu dalam membuat makalah ini hingga makalah
peraturan dalam bidang farmasi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tidak lupa saya menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum
sempurna, oleh karena itu untuk memperbaiki makalah ini saya mengharapkan kritik-kritik
dan saran- saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi saya khususnya
dan para pembaca pada umumnya, serta dapat dimanfaatkan dengan baik untuk menjadi
pedoman bagi mata kuliah undang-undang dan peraturan dalam bidang farmasi
selanjutnya. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Jakarta, 22 November 202

Dewi Utami Qamara


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu
mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Pelayanan
kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendirisendiri atau bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
atau masyarakat.
Selain itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan praktek profesi apoteker
dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasiaan. Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat
dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi, perbekalan kesehatan
lainnya kepada masyarakat. Definisi diatas ditetapkan berdasarkan peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin
Apotek pasal 1 ayat (a).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus
pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesa sebagai Apoteker. Adapun
Asisten Apoteker adalah tenaga kesehatan yang membantu Apoteker. Asisten Apoteker
menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 679/MENKES/SK/V/2003 Pasal 1, tentang
Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker menyebutkan bahwa “Asisten Apoteker adalah
Tenaga Kesehatan yang berijasah Sekolah Menengah Farmasi, Akademi Farmasi Jurusan
Farmasi Politeknik Kesehatan, Akademi Analisis Farmasi dan Makanan Jurusan Analis
Farmasi dan Makanan Politeknik Kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Di Apotek, Asisten Apoteker merupakan salah satu tenaga kefarmasian yang bekerja
di bawah pengawasan seorang Apoteker yang memiliki SIA (Surat Izin Apotek). Apoteker
Pengelola Apotek (APA) merupakan orang yang bertanggung jawab di Apotek dalam
melakukan pekerjaan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh Apoteker dan
Asisten Apoteker di apotek haruslah sesuai dengan standar profesi yang dimilikinya. Karena
Apoteker dan Asisten Apoteker dituntut oleh masyarakat pengguna obat (pasien) untuk
bersikap secara professional.
Kewajiban Asisten Apoteker Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
1332/MENKES/X?2002 adalah melayani resep dokter sesuai dengan tanggung jawab dan
standar profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat serta melayani penjualan
obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter, serta memberi informasi kepada pasien. Surat Izin
Kerja Asisten Apoteker, dalam Pasal 1 KEPMENKES yaitu “bukti tertulis yang diberikan
kepada Pemegang Surat Izin Asisten Apoteker (SIAA) untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian di sarana kefarmasian”. Dengan begitu, jelas bahwa hanya Asisten Apoteker
yang telah memiliki Surat Izin Asisten Apoteker sajalah yang dapat mengajukan permohonan
perolehan Surat Izin Kerja Asisten Apoteker. Dan juga, hanya Asisten Apoteker yang
memiliki Surat Izin Kerja Asisten Apoteker sajalah yang dapat melakukan pekerjaan
kefarmasian seperti pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional, baik itu dibawah
pengawasan Apoteker, tenaga kesehatan atau dilakukan secara mandiri sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sebagai contoh, pada toko obat berizin, puskesmas atau
Pedagang Besar Farmasi (PBF) dimana seorang Asisten Apoteker dapat melakukan pekerjaan
kefarmasian tanpa pengawasan. Oleh sebab itu, seorang Asisten Apoteker harus memiliki
Surat Izin Kerja Asisten Apoteker, baru dapat melakukan perkerjaan kefarmasian.

I.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah adalah sebagai beriku :
1. Apa yang dimaksud dengan profesi?
2. Apa yang dimaksud dengan asisten apoteker ?
3. Apa saja kewajiban asisten apoteker ?
4. Apa yang dimaksud dengan standar profesi asisten apoteker ?
5. Apa yang dimaksud dengan etika profesi ?
6. Apa yang dimaksud dengan Peranan Etika dalam profesi ?
7. Sebutkan undang-undang no.10 tahun 2004 tentang pembentukan peraturan
perundang-undangan ?
BAB II
LANDASAN TEORI

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes) dimana Menteri


Kesehatan, Prof.Dr.dr. Nila Djuwita F.Moeloek SpM (K) mengesahkan Permenkes Nomor 31
Tahun 2016 tentang “Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/MENKES/PER/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga
Kefarmasian” pada tanggal 18 Juli 2016.
Permenkes Nomor 31 Tahun 2016 dibuat dengan menimbang bahwa diperlukan
adanya penyesuaian pada Permenkes 889/MENKES/PER/V/2011 dengan perkembangan dan
kebutuhan hukum saat ini. Dengan mengingat beberapa peraturan yang terkait sebelumnya
seperti UU No. 36 Tahun 2019 tentang Kesehatan, UU No 36 tahun 2014 tentang tenaga
kesehatan, dan lainnya.
Perubahan-perubahan mendasar ada pada pasal 17, 18, dan 19. Permenkes ini terdiri
dari 2 pasal, pasal pertama merubah nomenklatur dari Surat Izin Kerja menjadi Surat Izin
Praktik. Selain itu pada ketentuan ayat (2) pasal 17 diubah sehingga menjadi berbunyi
sebagai berikut :
Pasal 17
(1) Setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaan kefarmasian wajib
memiliki surat izin sesuai tempat tenaga kefarmasian bekerja.
(2) Surat izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa
a. SIPA bagi Apoteker, atau
b. SIPTTK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian
Pasal 18
(1) SIPA bagi Apoteker di fasilitas kefarmasian hanya diberikan untuk 1 (satu)
fasilitas kefarmasian.
(2) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) SIPA bagi
apoteker di fasilitas pelayanan kefarmasian dapat diberikan untuk paling
banyak 3 (tiga) tempat fasilitas pelayanan kefarmasian.
(3) Dalam hal Apoteker telah memiliki Surat Izin Apotek, maka Apoteker yang
bersangkutan hanya memiliki 2 (dua) SIPA pada fasilitas pelayanan
kefarmasian lain.
(4) SIPTTK dapat diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat fasilitas
kefarmasian.
Pasal 19
SIPA atau SIPTTK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 diberikan oleh
pemerintah daerah kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang
berwenang di kabupaten/kota tempat Tenaga Kefarmasian menjalankan praktiknya.
Untuk Pasal II berisi bahwa Permenkes ini berlaku sejak diundangkan pada
tanggal 4 Agustus 2016 yang diketahui oleh Direktur Jenderal Peraturan Perundang-
undangan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Widodo
Ekatjahjana.

Asisten Apoteker adalah Profesi Pelayanan kesehatan di bidang Farmasi


bertugas sebagai pembantu tugas Apoteker dalam pekerjaan kefarmasian menurut
Peraturan Menteri Kesehatan No.889/MENKES/PER/V/2011. Di sebut juga sebagai
Tenaga Teknis Kefarmasian. Jenjang pendidikan profesi Asisten Apoteker setara
dengan SLTA. sehingga wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis
Kefarmasian], yang selanjutnya disingkat STRTTK adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh Menteri kepada Tenaga Teknis Kefarmasian yang telah diregistrasi,
juga memiliki Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kesehatan atau SIKTTK.

Dengan lahirnya UU No. 36 tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan, pasal 88


ayat 3, posisi Asisten apoteker tidak lagi disebut sebagai Tenaga Kesehatan, tetapi
masuk sebagai Asisten Tenaga Kesehatan. Asisten apoteker tidak dimasukkan tenaga
kesehatan karena pendidikannya di bawah Diploma 3, sehingga membatalkan
Peraturan Menteri Kesehatan No.889/MENKES/PER/V/2011.

Asisten Apoteker dari masa ke masa

 tanggal l7 oktober 1918 : Sekolah Asisten Apoteker pertama di dirikan memalui


SK Pemerintah Hindia Belanda No 38 dengan Nama leergang voor de opleiding
van apotheker-bedieinden onder deen nam van apothekers-assistenschools.
 tanggal 16 maret 1933 : Standar Asisten Apoteker di tingkat kan, kelulusan di
tentukan denga kegiatan magang di jakarta selama 20 bulan di bawah bimbingan
Apotheker dari Nederland dan memimpin sebuah apotek
 tahun 1944 : Jepang Melakukan pendidikan asisten apotheker selama 8 bulan
dengan persyaratan siswa lulusan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) atau
pendidikan setinhkat SMP.
 tahun 1950 : Sekolah Asisten Apoteker Negeri Republik yang pertama bediri.
masa pendidikan selama 2 tahun dan lulusan perdana berjumlah 30 siswa.
 tahun 1955 : jumlah Asisten Apoteker mencapai 1218 orang.
 tahun 1958 : jumlah Asisten Apoteker bertambah menjadi 1613 orang.
 tahun 1966 : jumlah Asisten Apoteker sebanyak 5180
 tahun 1963 : lahir Undang-Undang no 7 tentang Tenaga Kesehatan
 sampai tahun 1980 : Di sebut masa transisi, Dimana dokter dan Asisten Apoteker
di bolehkan membuka apotek darurat, hingga dikeluarkannya PP 25 tahun 1980,
yang melarang Apotek darurat.
 tahun 2003 : lahir Undang - Undang No.20 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
memantapkan bahwa asisten apoteker adalah produk pendidikan menengah setara
SMK, pada bidang keahlian Kesehatan, program keahlian Farmasi.
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Definisi Asisten Apoteker


Asisten apoteker adalah profesi pelayanan kesehatan di bidang farmasi bertugas
sebagai pembantu tugas apoteker dalam pekerjaan kefarmasian menurut peraturan menteri
kesehatan no.889/MENKES/PER/V/2011. Asisten apoteker biasa disebut juga sebagai tenaga
teknis kefarmasian. Jenjang pendidikan profesi asisten apoteker minimal setara dengan SLTA
dan DIII Farmasi. Oleh karena itu, seorang asisten apoteker wajib memiliki surat tanda
registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian, yang selanjutnya disingkat STRTTK.
STRTTK adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri Kesehatan kepada Tenaga
Teknis Kefarmasian yang telah diregistrasi, juga memiliki Surat Izin Kerja Tenaga Teknis
Kesehatan atau SIKTTK.
Asisten Apoteker yang dimuat dalam keputusan Menteri Kesehatan RI
No.1332/MENKES/SK/X/2002 adalah mereka yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasian sebagai Asisten Apoteker.
Sedangkan asisten apoteker menurut pasal 1 Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
679/MENKES/SK/V/2003, tentang Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker menyebutkan
bahwa “Asisten Apoteker adalah Tenaga Kesehatan yang berijasah Sekolah Menengah
Farmasi, Akademi Farmasi Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan, Akademi Analisis Farmasi
dan Makanan Jurusan Analis Farmasi dan Makanan Politeknik Kesehatan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Seorang asisten apoteker yang telah mengucapkan sumpah, memilik ijasah
danmendapat surat ijin kerja yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan Republik
Indonesiaharus dapat menjalankan pekerjaannya sesuai tugas dan standar profesinya dan
memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan kefarmsaian di
bawah pengawasan apoteker.

III.2 Tugas Profesi Asisten Apoteker


• Mengecek kesiapan apotek sebelum operasional
• Menyusun produk raciksn yang di distribusi dari gedung farmasi ke apotek
• Melakukan peracikan obat
• Melayani pembelian pasien
• Membuat copy resep
• Melakukan penyerahan produk kepada pasien
III.3 Tanggung Jawab Profesi Asisten Apoteker
Asisten Apoteker sebagai salah satu tenaga kefarmasian yang selalu bekerja di bawah
pengawasan seorang Apoteker yang memiliki SIA (Surat Izin Apotek). Apoteker Pengelola
Apotek (APA) merupakan orang yang bertanggung jawab di Apotek dalam melakukan
pekerjaan kefarmasian.
Pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh Apoteker dan Asisten Apoteker diapotek
haruslah sesuai dengan standar profesi yang dimilikinya. Dimana seorang Apoteker dan
Asisten Apoteker dituntut oleh masyarakat pengguna obat (pasien) harus bersifat professional
dan baik.
Informasi yang diberikan kepada konsumen atau klien harus benar, jelas dan mudah
dimengerti serta cara penyampaiannya disesuaikan dengan kebutuhan, selektif, etika,
bijaksana dan hati-hati. Informasi yang diberikan kepada pasien sekurang-kurangnya
meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, makanan /
minuman / aktifitas yang hendaknya dihindari selama terapi daninformasi lain yang
diperlukan. Menghormati hak pasien dan menjaga kerahasian identitas serta data kesehatan
pribadi pasien.

Melakukan pengelolaan apotek meliputi :

1. Pembuatan, pengelolaan, peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran, penyimpanan


dan penyerahan obat dan bahan obat.
2. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan sediaan farmsi lainnya.
3. Pelayanan informasi mengenai sediaan farmasi.

JOB DESCRIPTION ASISTEN APOTEKER


NAMA JABATAN Asisten Apoteker
TANGGUNG JAWAB DAN 1. Penyiapan obat yang diracik
TUGAS POKOK a. Resep obat paten, obat langsung diambil.
b. Resep obat racikan, ambil obat sesuai dosis
lalu haluskan/gerus.
2. Memberi etiket obat dengan jelas dan rapih
a. Menulis no. resep dan tanggal pada saat
pengerjaan resep.
b. Menulis nama pasien dengan jelas dan
benar misal : Tn/Ny/Nn/An.
c. Menuliskan aturan pakai sesuai dengan
resep dokter.
d. Menuliskan instruksi dokter untuk
pemakaian obat tersebut misal : instruksi
bila perlu, diminum pagi-malam, sebelum
dan sesudah makan.
3. Mengemas obat yang sudah dikerjakan
a. Racikan puyer dalam plastik klip.
4. Memeriksa kembali obat yang sudah dikemas
a. Hitung lagi dosis obat dan obat apa saja
yang dipakai.
b. Periksa etiket obat dan kemasan obat.

III.4 Standar Profesi Asisten Apoteker

I. PENGERTIAN
A. Definisi
1. Standar Profesi Asisten Apoteker adalah : standar minimal bagi Asisten
Apoteker di Indonesia dalam menjalankan tugas profesinya sebagai tenaga
Kesehatan di bidang kefarmasian.
2. Asisten Apoteker adalah tenaga kesehatan yang berijazah Sekolah Asisten
Apoteker / Sekolah Menengah Farmasi, Politeknik Kesehatan Jurusan
Farmasi, Akademi Farmasi, Politeknik Kesehatan Jurusan Analisa Farmasi
dan Makanan, Akademi Analisa Farmasi dan Makanan yang telah melakukan
sumpah sebagai Asisten Apoteker dan mendapat surat ijin sebagai tenaga
kesehatan / legislasi sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
3. Asisten Apoteker lulusan Sekolah Asisten Apoteker / Sekolah Menengah
Farmasi adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan proses
pendidikan pada Sekolah Asisten Apoteker (SAA) atau Sekolah Menengah
Farmasi (SMF).
4. Asisten Apoteker lulusan DIII-Farmasi adalah seorang yang telah mengikuti
dan menyelesaikan proses pendidikan pada Akademi Farmasi atau Politeknik
Kesehatan Jurusan Farmasi (Poltekkes Jur. Farmasi).
5. Asisten Apoteker lulusan DIlI-Analisa Farmasi dan Makanan adalah seorang
yang telah mengikuti dan menyelesaikan proses pendidikan pada Akademi
Analisa Farmasi dan Makanan (AKAFARMA) atau Politeknik Kesehatan
Jurusan Analisa Farmasi dan Makanan (Poltekkes Jur. ANAFARMA)
6. Standar Kompetensi adalah bagian dari standar Profesi Asisten Apoteker
berdasarkan unit kompetensi bagi lulusan Sekolah Menengah Farmasi, DIII-
Farmasi, DIII-Analisa Farmasi dan Makanan

B. Batasan Ruang Lingkup


Batasan Ruang lingkup pekerjaan kefarmasian untuk Asisten Apoteker
meliputi ruang lingkup tanggung jawab dan hak sebagai Asisten Apoteker di
Indonesia sesuai dengan kewenangan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Lingkup pekerjaan kefarmasian Asisten Apoteker sesuai
Keputusan Wenteri Kesehatan No 679/MENKES/SK//2003 pada BAB III pasal 8 ayat
2 (dua) meliputi:
1. Melaksanakan pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat atas resep dokter;
pelayanan informasi obat seta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional.
2. Pekerjaan kefarmasian yang dilakukan ole Asisten Apoteker dilakukan
dibawah pengawasan Apoteker / pimpinan Unit atau dilakukan secara mandiri
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Lingkup Hak dari pekerjaan kefarmasian meliputi :


1. Hak untuk mendapatkan posisi kemitraan dengan profesi tenaga kesehatan
lain.
2. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum pada saat melaksanakan
praktek sesuai dengan standar yang ditetapkan.
3. Hak untuk mendapatkan jasa profesi sesuai dengan kewajiban jasa
profesional kesehatan.
4. Hak bicara dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan untuk
memberikan keamanan masyarakat dalam aspek sediaan farmasi dan
perbekalan kesehatan lainnya.
5. Hak untuk mendapatkan kesempatan menambah / meningkatkan ilmu
pengetahuan baik melalui pendidikan lanjut (S1), pelatihan maupun
seminar.
6. Hak untuk memperoleh pengurangan beban studi bagi yang melanjutkan
pendidikan ke jenjang S1 Farmasi

II. STANDAR KOMPETENSI


Asisten Apoteker disusun mengacu pada naskah Stame Kompetensi Nasional Bidang
Farmasi yang melalui forum konsensus disetujui dan disahkan oleh para profesional baik dari
organisasi profesi, pengguna jasa (apotek, rumah sakit, industri & GP Farmasi) maupun dari
pendidikan dalam Workshop Nasional di Wisma Makara UI- Depok pada bulan Desember
2004.
Standar kompetensi yang ditulis dalam standar profesi ini meliputi unit dan elemen
kompetensi Asisten Apoteker dalam bidang Farmasi Komunitas, Farmasi Rumah Sakit,
Farmasi Industri dan bidang Pengawasan serta bidang Penelitian.
Bidang Farmasi Komunitas meliputi pelayanan kefarmasian di Toko Obat, Apotik,
Puskesmas, Pedagang Besar Farmasi, seta Instalasi Farmasi Dinas Propinsi / Kabupaten /
Kota. Bidang Farmasi Rumah Sakit meliputi pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. Bidang
Farmasi Industri meliputi teknik kefarmasian yang diterapkan antara lain dalam industri yaitu
di unit produksi, unit pengawasan / penjaminan mutu serta unit penelitian dan
pengembangan. Bidang Pengawasan meliputi pemeriksaan dan atau pengujian yang
dilakukan di instansi-instansi yang berwenang antara lain Pusat Pengujian Obat & Makanan
Nasonal, Balai/Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan, Laboratorium Kesehatan Daerah,
Lembaga Sertifikasi Halal Depag, Sucofindo dan instansi lainnya. Bidang Penelitian
merupakan penerapan teknik kefarmasian untuk kajian ilmiah.
Unit serta elemen kompetensi Asisten Apoteker yang diuraikan di bawah ini, dibatasi
oleh peraturan yang berlaku bahwa Asisten Apoteker mempunyai kewenangan penuh pada
pengelolaan obat bebas seta obat bebas terbatas sedangkan untuk pengelolaan obat keras,
psikotropika dan narkotika harus di bawah supervisi / pengawasan Apoteker atau pimpinan
unit yang kompeten.

III.5 Kode Etik Dalam Profesi


A. Definisi

Kode etik berasal dari dua kata yaitu Kode dan Etik. Kode artinya tanda yang
disetujui dengan maksud tertentu. Sementara Etik itu berasal dari bahasa yunani yaitu "ethos"
yang memiliki arti watak, adab, cara hidup.
Menurut KBBI, kode etik adalah norma dan asas yang diterima oleh kelompok
tertentu sebagai landasan tingkah laku.
Menurut UU dalam Pasal 1 butir 6 Undang-Unang Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2011 tentang peubahan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi
Yudisial, ditegaskan: Kode etik atau pedoman perilaku hakim adalah panduan dalam rangka
menjaga dan menegakkan kehormatan, keseluruhan martabat, serta perilaku hakim dalam
menjalankan tugas profesinya dalam hubungan kemasyarakatan di luar kedinasan
Asisten Apoteker yang melaksanakan profesi kefarmasian mengabdikan diri dalam
upaya memelihara dan memperbaiki kesehatan, kecerdasan dan kesejahteraan rakyat melalui
upaya perbaikan pelayanan Farmasi, pendidikan Farmasi, pengembangan ilmu dan teknologi
Farmasi, serta ilmu - ilmu terkait.
Asisten Apoteker dalam menjalankan profesinya harus senantiasa bertaqwa kepada
Tuhan YME, menunjukan sikap dan perbuatan terpuji yang dilandasi oleh falsafah - falsafah
dan nilai - nilai pancasila, Undang - Undang Dasar 1945 serta Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) serta etika profesinya. Kode etik
PAFI ini sebagai landasan moral profesi yang harus diamalkan dan dilaksanakan oleh seluruh
Asisten Apoteker.

III.6 Prinsip Etika Kefarmasian


Etika farmasi pada dasarnya menitikberatkan pada kode etik atau etika sosial yang hanya
berlaku bagi kelompok profesi tertentu. Disini profesi yang dimaksud adalah profesi
apoteker. Profesi apoteker harus memiliki ciri-ciri mensyaratkan pengetahuan intelektual
yang ekstensif dan unusual dan bisa diterapkan dalam praktek. Selain itu profesi juga
mensyaratkan proses lisensi atau sertifikasi, biasanya ada ujian kompetensi. (Marchaban)
Etika untuk profesi apoteker di Indonesia disusun menjadi Kode Etik Apoteker Indonesia
(KEAI) yang memiliki tujuan untuk menyeimbangkan antara hak dan kewajiban seperti
menjunjung tinggi martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan anggota lahir
batin, mengator anggota agar melakukan praktek secara professional, menghindari
masyarakat menerima pelayanan yang tidak professional, dan juga menjamin mutu produk
farmasi sampai ke tangan pasien. (Marchaban)
Setidaknya ada empat prinsip-prinsip etika kefarmasian yaitu:
1. KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI
A. Seorang Asisten Apoteker harus menjunjung tinggi serta memelihara martabat,
kehormatan profesi, menjaga integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya.
B. Seorang Asisten Apoteker berkewajiban untuk meningkatkan keahlian dan
pengetahuannya sesuai dengan perkembangan teknologi.
C. Seorang Asisten Apoteker harus menjaga profesionalisme dalah memenuhi
panggilan tugas dan kewajiban profesi.

2. KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEJAWAT


A. Seorang Asisten Apoteker memandang teman sejawat sebagaimana dirinya dalam
memberikan penghargaan.
B. Seorang asisten Apoteker senantiasa menghindari perbuatan yang merugikan
teman sejawat secara material maupujn moril
C. Seotrang Asisten Apoteker senantiasa meningkatkan kerjasama dan memupuk
kebutuhan martabat jabatan kefarmasian, mempertebal rasa saling percaya dalam
menunaikan tugas.
3. KEWAJIBAN TERHADAP PASIEN / PEMAKAI JASA
A. Seorang Asisten Apoteker harus bertanggung jawan dan menjaga kemampuannya
dalam memberikan pelayanan kepada pasien / pemakaian jasa secara profesional.
B. Seorang Asisten Apoteker harus menjaga rahasia kedokteran dan rahasia
kefarmasian, serta hanya memberikan kepada pihak yang berhak.
C. Seorang Asisten Apoteker dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat
atau teman sejawat profesi lain untuk mendapatkan hasil yang akurat dan baik.
4. KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT
A. Seorang Asisten Apoteker harus mampu sebagai suri tauladan ditengah-tengah
masyarakat.
B. Seorang Asisten Apoteker dalam pengabdian profesinya memberikan semaksimal
mungkin pengetahuan dari keterampilan yang dimiliki.
C. Seorang Asisten Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan peraturan
perundang-undangan dibidang kesehatan khususnya dibidang farmasi.
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
1. etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala
sesuatunya dibuat dan diterapkan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu
sendiri. Perkataan etika itu identik dengan perkataan moral, karena moral menyangkut
akhlak manusia
2. profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan,
kejuruan, dan sebagainya) tertentu.
3. Segala sesuatu mengenai Standar Profesi Asisten Apoteker didasari oleh keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 573/MENKES/SK/VI/2008

IV.2 Saran
1. Agar sarana dan prasarana yang ada pada seluruh apotek lebih diperhatikan lagi
kelengkapan dan kebersihannya
2. Kepada pemerintah agar tidak banyak mengubah peraturan yang terkait dengan
kefarmasian.
DAFTAR PUSTAKA

Endro. 2021, Menilik Etika dalam Bidang Kefarmasian / Universitas Gadjah Mada Jogja –
Indonesia

Menkes, 2008, Standar Profesi Asisten Apoteker, Keputusan Mentri Kesehatan RI, Jakarta.

ISFI, 2009, Kode Etik Apoteker Indonesia, Keputusan Kongres Nasional XVIII ; Ikatan
Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta Barat.

Anonim, 2011, Buletin Farmasi ; Implementasi Kewajiban Apoteker Terhadap Sejawat


Petugas Kesehatan Lain, [http://buletinfarmasi.blogspot.com], Diakses Tanggal 11/03/2014,
Pukul 21.55 WITA.

Wildan Suyuthi, 2013, Dikutip dari buku “Kode Etik Hakim”, Diterbitkan di Jakarta :
Kencana Predana media, 2013

Anda mungkin juga menyukai