Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN KE - III

“UJI KUALITATIF PROTEIN”


(Reaksi Biuret, Pengendapan Oleh Logam, dan Titik Isoelektrik Protein)

Disusun oleh :
Dewi Utami Qamara 221030700578

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TA. 2022/2023


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Protein merupakan zat yang sangat penting bagi tubuh manusia karena berfungsi
sebagai bahan bakar bagi tubuh apabila keperluan energi dalam tubuh tidak terpenuhi oleh
senyawa organik lain seperti karbohidrat dan lemak. Di samping itu, protein juga berfungsi
sebagai zat pengatur proses dalam tubuh. Protein mengatur keseimbangan cairan dalam
jaringan dan pembuluh darah.
Setiap bahan pangan mengandung kadar protein yang berbeda – beda tergantung pada
jenis bahan pangan tersebut. Terdapat beberapa bahan pangan yang mengandung kadar
protein rendah dan bahan pangan yang mengandung kadar protein tinggi. Untuk mengetahui
apakah bahan pangan tersebut mengandung protein serta beberapa jumlah protein yang
dikandung bahan pangan tersebut, dilakukan pengujian kadar protein terhadap suatu bahan.
Pengujian kadar protein suatu bahan pangan, dapat dilakukan dengan beberapa
pengujian. Salah satunya adalah uji kualitatif protein yang berguna untuk mengidentifikasi
ada atau tidaknya protein. Pengujian protein ini dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu Uji
Biuret, Pengendapan oleh Logam dan Titik Isoelektrik Protein.

I.2.1 Dasar Teori


Protein merupakan makromolekul yang terbentuk dari asam amino yang tersusun dari
atom nitrogen, karbon, dan oksigen yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Protein
merupakan senyawa polimer yang tersusun atas asam – asam amino sebagai monomernya.
Protein memiliki empat struktur yaitu: primer, sekunder, tersier dan kuartener. Primer
terdiri dari satu jenis ikatan, yaitu ikatan kovalen yang menghubungkan gugus karbonil dan
gugus asam amino antar asam amino atau disebut ikatan peptida. Struktur sekunder adalah
ikatan pada struktur primer (kovalen) dan ikatan hidrogen antara oksigen karbonil dan
hidrogen amida. Struktur tersier merupakan gabungan dari struktur primer dan sekunder.
Struktur kuartener merupakan gabungan dari struktur tersier.

1. Uji Biuret
Larutan protein dalam basa kuat yang diberi beberapa tetes larutan CuSO4 encer akan
membentuk warna ungu dan reaksi ini dinamakan reaksi Biuret. Biuret dihasilkan
dengan memanaskan urea pada suhu kira-kira 180̊C.
Reaksi Biuret terjadi karena pembentukan kompleks Cu2+ dengan gugus -CO dan -
NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Dipeptida dan asam-asam amino (kecuali
histidin, serin, dan tirosin) tidak memberikan reaksi positif terhadap uji ini.

2. Pengendapan oleh Logam


Protein yang tercampur dengan senyawa logam akan mengalami pengendapan. Hal ini
terjadin karena protein yang tercampur dengan senyawa logam berat akan
terdenaturasi. Pengendapan protein dengan ion logam positif diperlukan pH larutan di
atas titik isoelektrik, sedangkan untuk pengendapan protein dengan ion negatif
memerlukan pH larutan di bawah titik isoelektrik. Ion-ion positif yang dapat
mengendapkan protein adalah Ag+, Ca2+, Zn2+, Hg2+, Pb2+, Cu2+, dan Fe2+.
Sedangkan ison-ion negatif yang dapat mengendapkan protein adalah ion salisilat,
trikloroasetat, pikrat, tanat, dan sulfosalisilat.

3. Titik Isoelektrik Protein


Protein merupakan koloid hidrofil yang distabilkan oleh muatan dan interaksi protein
dengan pelarut. Jika salah satu dari kedua faktor ini dihilangkan maka protein kadang-
kadang dapat mengendap dan bila kedua faktor ini dihilangkan maka protein selalu
mengendap. Kelarutan protein paling rendah pada titik isoelektriknya yaitu pH yang
menyebabkan jumlah muatan positif dan negatif dalam molekul protein menjadi
sama.

I.3.2 Tujuan Penelitian


Mahasiswa mampu mengoperasikan prosedur kerja dan menerjemahkan hasil uji
kualitatif protein.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
II.1 Alokasi Waktu
 Alokasi waktu praktikum Uji Kualitatif Protein adalah 150 menit (1 SKS)

II.2.1 Tempat Praktikum


 Praktikum Uji Kualitatif Protein dilakukan di Laboratorium Farmakologi (Lab. 2)
STIKes Widya Dharma Husada.

II.3.2 Alat dan Bahan


Alat Bahan
 Tabung reaksi  10% NaOH
 Pipet tetes  0,1% CuSO4
 Penangas air  Sample: albumin 2%, kasein 2%,
asam amino
 Albumin 2%
 Pb-asetat 2%
 HgCl2 2%
 FeCl3 2%
 CuSO4 2%
 0,5% kasein
 Asam Asetatn 0,1 N
 Natrium Asetat 0,1 N

II.4.3 Cara Kerja


1. Uji Biuret

Tambahkan 1 mL sampel
dan 10% NaOH ke tabung Tambahkan 1 tetes 0,1%
reaksi, aduk kuat - kuat CuSO4, aduk baik - baik.

*jika tidak timbul warna, tambahkan beberapa tetes CuSO4 sampai muncul warna.

masukkan panaskan
dinginkan dan larutkan urea lakukan seperti
sedikit urea ke hingga
perhatikan bau dengan air cara no. 1
tabung reaksi melebur
2. Pengendapan oleh Logam

tambahkan larutan
siapkan 1 mL larutan logam sedikit demi
albumin sedikit sampai terjadi
endapan

*perhatikan perubahan yang terjadi setiap meneteskan larutan.


*perhatikan endapannya.

3. Titik Isoelektrik

a. Pembuatan Pereaksi :

Buffer Asetat pH 6,0 Tambahkan 0,1 N asam asetat ke 190 mL 0,1 N


natrium asetat
Buffer Asetat pH 5,3 Tambahkan 29 mL 0,1 N asam asetat ke 171 mL 0,1
N natrium asetat
Buffer Asetat pH 5,0 Tambahkan 59 mL 0,1 N asam asetat ke 141 mL 0,1
N natrium asetat
Buffer Asetat pH 4,1 Tambahkan 147 mL 0,1 N asam asetat ke 53 mL 0,1
N natrium asetat
Buffer Asetat pH 3,8 Tambahkan 176 mL 0,1 N asam asetat ke 24 mL 0,1
N natrium asetat

b. Prosedur Penentuan Titik Isoelektrik :


Tambahkan 5 tambahkan pada seluruh kocok campuran
dengan baik, catat
mL 0,5% kasein tabung semua pereaksi derajat kekeruhan
ke 5 tabung buffer asetat pH 6,0 - setelah 0 menit, 10
reaksi 3,8 menit, 30 menit

Setelah 30 menit, panaskan


tabung reaksi selama 30
menit di dalam air mendidih.

*pembentukan endapan paling cepat terjadi dekat titik isoelektrik larutan
protein. Amati dan catat pada setiap perubahan
BAB III
PEMBAHASAN DAN HASIL

III.1 Pembahasan dan Hasil


Pada percobaan ini, dilakukan berbagai macam uji kulitatif untuk protein. Uji kulitatif
pada percobaan ini antara lain Uji Biuret, pengaruh pH terhadap protein (titik isoelektrik),
serta pengaruh penambahan logam.

 Uji Biuret
Uji ini dilakukan untuk sampel larutan Albumin (putih telur), Kasein (susu), dan Asam
Amino. Uji Biuret digunakan untuk mengetahui adanya ikatan peptide pada protein. Reagen
Biuret terdiri dari larutan NaOH dan CuSO4 (Poedjadi, 2006)
Uji Biuret positif mengandung peptida jika ditunjukan dengan terbentuknya sebuah reaksi
yang spesifik yaitu terlihatnya perubahan warna menjadi ungu yang didasarkan pada
pembentukan kompleks Cu2+ dengan gugus -CO dan -NH dari rantai peptida dalam suasana
basa. Dalam prakteknya ditambahkan NaOH 1 mL untuk menjaga suasana dalam keadaan
basa karena dalam suasana basa, ada pembentukan kompleks yang jika dalam basa ia akan
lebih mudah untuk mengikat ion logam lebih besar dibandingkan dalam suasana asam. Selain
itu ditambahkan kedalamnya CuSO4 untuk dapat menghasilkan warna ungu. Dalam
prakteknya, penambahan CuSO4 harus diperhatikan dikarenakan CuSO4 dapat
mendenaturasi protein oleh logam berat dan hasil ujinya tidak baik akhirnya.
Hasil:
Percobaan Pengamatan
 Kasein + CuSO4 + NaOH 10%  Setelah diteteskan sebanyak 5 tetes
CuSO4, terjadi perubahan warna
ungu. Menandakan hasil Positif
 Albumin + CuSO4 + NaOH 10%  Setelah diteteskan sebanyak 6 tetes
CuSO4, terjadi perubahan warna
ungu. Menandakan hasil Positif
 Asam Amino + CuSO4 + NaOH  Terjadi perubahan warna ketika
10% diteteskan larutan CuSO4 sebanyak
15 tetes menjadi warna biru
kehijauan. Menandakan hasil
Negatif pada Asam Amino bebas
karena tidak adanya ikatan peptida
 Pengendapan oleh Logam
Uji pengendapan logam berat diawali dengan penambahan albumin kedalam masing-
masing tabung reaksi, kemudian kedalam masing-masing tabung ditambahkan dengan
FeCl3, HgCl 2%, dan Pb Asetat. Dari semua tabung membentuk endapan namun dalam
jumlah tetesan yang berbeda. Tujuan dari uji ini yaitu mengidentifikasi adanya Protein
dengan tes pengendapan logam.
Protein yang mengandung asam amino dapat mengikat logam-logam. Demikian
penambahan logam kedalam albumin jelaslah menghasilkan endapan. Selain itu juga ada
perbedaan dari jumlah tetesan yang diteteskan kedalamnya dan dari hasilnya, FeCl
menghasilkan reaksi lebih cepat pada tetesan ke tujuh.
Hasil :
Percobaan Pengamatan
 Albumin + HgCl 2%  Terjadi endapan pada sampel ketika
diteteskan 8 tetes HgCl 2% sehingga terdapat
banyaknya logam yang terkandung.
 Terjadi endapan pada sampel ketika
 Albumin + Pb-Asetat diteteskan 8 tetes Pb-Asetat sehingga
terdapat banyaknya logam yang terkandung.
 Terjadi endapan pada sampel ketika
diteteskan 7 tetes FeCl 2% sehingga terdapat
 Albumin + FeCl 2%
banyaknya logam yang terkandung.

 Titik Isoelektrik
Uji isoelektrik adalah keadaan dimana pH suatu asam tidak mengandung muatan kion
netto. Uji titik isoelektrik ditujukan untuk mengetahui titik isoelektrik suatu ampel
didasarkan pada kekeruhan dan endapan pada larutan uji tersebut. Pada mulanya larutan
kasein dimasukkan kedalam tabung reaksi untuk lima tabung, kemudian kedalam masing-
masing tabung ditetesi larutan dengan pH 6,0, 5,3, 5,0, 3,8, dan 4,1. Kemudian
terbentuklah kekeruhan pada menit ke 0 di semua tabung kecuali tabung dengan pH 6,0.
Pada menit ke 10 tabung dengan pH 3,8, 5,0 dan 5,3 mulai bening meski ada kekeruhan
sedikit. Pada menit ke 30 tabung dengan pH 6,0, 5,3, 5,0, 3,8 menjadi bening setelah
dilakukan pemanasan, sedangkan untuk tabung dengan pH 4,1 masih keruh. Ini berarti
isoelektrik untuk kasein berada pada pH 4,1 dimana kekeruhan masih terjadi. Terjadinya
endapan ini dikarenakan pada titik terdekat isoelektrik akan ada gaya tolak menolak
elektrostatis yang menyebabkan kekeruhan.

Sampel + Menit ke-


0 10 30 Pemanasan 30 menit
Pereaksi
Kasein + pH - -  Agak keruh + endapan
6,0
Kasein + pH -  - Bening + sedikit endapan
5,3
Kasein + pH -  - Bening + sedikit endapan
5,0
Kasein + pH  - - Keruh + tidak ada gumpalan
4,1
Kasein + pH   - Sedikit keruh + sedikit endapan
3,8
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

IV.1 Kesimpulan
1. Uji Biuret pada Albumin dan Kasein menghasilkan reaksi positif ditunjukn engan
terjadinya perubahan warna menjadi ungu yang menandakan adanya rantai peptida
didalamnya. Sedangkan hasil negatif pada Asam Amino ditandai dengan warna yang
dikeluarkan bukan warna ungu yang menandakan tidak adanya rantai peptida.
2. Uji Pengendapan Logam terbentuknya endapan pada larutan FeCl bereaksi lebih cepat
pada tetesan ke tujuh.
3. Uji Isoelektrik menghasilkan reaksi positif dengan terjadinya endapan yang dikarena
pada titik terdekat isoelektrik akan ada gaya tolak menolak elektrostatis yang
menyebabkan kekeruhan.

IV.2.1 Saran
1. Diharapkan kelengkapan bahan dan alat di Laboratorium.
2. Perbaikkan untuk penangas air.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013, “Kimia Dasar”, Universitas Hasanuddin : Makassar


Anonim, 2015, “Penuntun dan Laporan Praktikum Biokimia”, Universitas
Muslim Indonesia : Makassar
Ditjen, POM., I975. “Farmakope Indonesia Edisi III”, Depkes RI : Jakarta
Tranggono. 1994. Biokimia Pangan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
S, Riawan. 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa Aksara :Jakarta.
Sianga, Ernawati.2012. Biokimia Dasar. ISFI Penerbitan:Jakarta.
Thenawidjaja, Maggy.1982. Dasar – Dasar Biokimia.Erlangga:Jakarta

Anda mungkin juga menyukai