Anda di halaman 1dari 9

Nama : Ken Utamining Tyas

NIM : 21334708
Praktikum Kimia Organik P2K Kelas K

PERCOBAAN III
PROTEIN

A. Tujuan Percobaan : Mengenal dan memahami beberapa reaksi protein.

B. Teori Umum :

Protein merupakan polimer dari asam amino. Asam amino membentuk polimer
rantai lurus dengan ikatan peptida, sehingga polimer ini disebut denganpeptid atau
polipeptida. Polipeptida mengalami pelipatan karean reaksi gugus fungsi dan sisi reaktif
molekul penyuunnya, sehingga tebentuklah molekul besar polipeptida yang dinaman
protein. Protein secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu protein sederhana yang
hanya tersusun oleh asam amino dan protein konjugasi yang tersusu tidak hanya oleh
asam amino namun juga bahan lain seperti karbohidrat (glikoprotein), asam nukleat
(nukleoprotein), lipid (lipoprotein), logam (metaloprotein) dan fosfat (fosfoprotein).

Berdasarkan molekulnya digolongkan menjadi dua, yaitu protein globular dan


protein fibrosa. Pada protein globular mempunyai bentuk bulat atau hampir bulat atau
hampir bulat dan bentuk molekul umumnya mudah ditentukan. Larut dalam larutan
garam, asam, basa atau alkohol. Contohnya antara lain, albumin, globulin, proteonzim,
proteohormon. Pada protein fibrosa mempunyai bentuk memanjang, bentuk amorphous
dan bentuk molekul sukar ditentukan, dan tidak larut dalam larutan garam, asam, basa,
dan alkohol. Contohnya antara lain, keratin dan rambut, Fibroin dan sutra, Kolagen dan
tulang (Almatsier, 2001).

Menurut Lehninger (1982), Ada beberapa metode pengujian protein yaitu:


1. Uji Biuret adalah salah satu cara pengujian yang memberikan hasil positif pada senyawa-
senyawa yang memiliki ikatan peptida. Pengujiannya dapat dilakukan dengan cara
berikut. Larutan yang mengandung protein ditetesi larutan NaOH, kemudian diberi
beberapa tetes larutan CuSO4 encer. Terbentuknya warna ungu, menunjukkan hasil
positif adanya protein.
2. Uji Xantoprotein, Pengujian ini memberikan hasil positif terhadap asam amino yang
mengandung cincin benzena, seperti fenilalanin, tirosin, dan triptofan. Cara pengujiannya
yaitu Ke dalam protein ini ditambahkan asam nitrat pekat sehingga terbentuk endapan
putih karena terjadi proses nitrasi terhadap cincin benzena. Jika dipanaskan, warna putih
tersebut akan berubah menjadi kuning.
3. Uji Millon, Pengujian ini memberikan hasil positif terhada protein yang mengandung
asam amino yang memiliki gugus fenol, misalnya tirosin. Pereaksi Millon terdiri atasa
larutan merkuro nitrat dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Protein dengan pereaksi
Millon akan membentuk endapan putih. Jika dipanaskan, warnanya berubah menjadi
merah.

C. Prinsip Percobaan : Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu dapat diketahui


adanya protein.

D. Bahan yang Diperiksa : Kasein

E. Pereaksi yang Dibutuhkan :


- NaOH 10%
- HCl p
- HNO3 p
- CuSO4 2%
- Pb Asetat
- NaNO2 5%
E. Alat-alat yang Digunakan :
- Tabung reaksi
- Batang pengaduk
- Pipet tetes
- Erlenmeyer
- Alat refluks
- Pembakar Bunsen.

F. Cara Percobaan

1. Uji Nitrogen.
Masukkan ± 0,5 g kasein ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering 
panaskan perlahan-lahan di atas api kecil.
Dengan hati-hati amati bau yang timbul dan uji gas itu dengan menempatkan kertas
lakmus merah basah di atas mulut tabung.

2. Uji Belerang.
Masukkan ± 0,5 g kasein ke dalam labu Erlenmeyer 50 ml dan tambahkan 10-15
ml larutan NaOH 10%.
Didihkan dengan hati-hati selama ± 15 menit. Campuran reaksi akan mudah sekali
berbuih. Dinginkan dan asamkan dengan HCl p.
Letakkan kertas Pb Asetat basah pada mulut labu kemudian didihkan lagi. Amati
perubahan yang terjadi pada kertas Pb Asetat.

3 . Uji Xantoprotein

Masukkan ± 0,1 g kasein ke dalam tabung reaksi, tambahkan 10-15 tetes HNO3 p
dan panaskan perlahan-lahan. Amati warna yang terjadi. Dinginkan dan netralkan
dengan larutan NaOH 10%. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi.
4 . Uji Biuret

Campur ± 0,1 g kasein dengan 2 ml air suling, 2 ml NaOH 10% dan 1-2 tetes
larutan CuSO4 2 %. Aduk dan amati hasilnya.

5 . Hidrolisis Protein

Susunlah alat refluks menggunakan labu dasar bulat 100 ml. masukkan 0,5 g
kasein ke dalam labu, tambahkan 20 ml HCl 20% dan batu didih. Refluks campuran
selama 30-45 menit menggunakan api yang kecil. Setelah hidrolisis sempurna, matikan
api dan dinginkan campuran reaksi.
a. Netralkan 2-3 ml hasil hidrolisis dengan larutan NaOH 10%. Kemudian tambahkan
lagi 1 ml larutan NaOH 10% dan 1-2 tetes larutan CuSO4 2%. Amati hasilnya.
b. Campur 5 ml hasil hidrolisis dengan 1 ml Natrium nitrit 5%. Amati hasilnya.
G. Hasil
No Uji yang +/- Perubahan Reaksi kimia
digunakan warna
1 Uji Nitrogen + Tercium bau
ammonia,

2 Uji Belerang - Warna hitam


kekuningan
tidak pekat

3 Uji + Terbentuk
Xantoprotei warna kuning
n bening.
setelah
ditambah
basa,
warnanya
lebih keruh
4 Uji Biuret - Biru, Ada
endapan

5 Hidrolisis  Larutan
Protein hasil refluks
berwarna
coklat
 Penambahan
CuSO4
menjadi
endapan
ungu
 Penambahan
Na.nitrit,
larutan
kuning
endapan
putih &
hijau
H. Pembahasan

Uji Nitrogen bertujuan untuk melihat apakah protein mengandung nitrogen atau
tidak. Pada hasil pengamatan protein mengandung nitrogen, sehingga menghasilkan bau
yang khas yaitu tercium bau ammonia. Asam amino pada kasein bersifat amfoter. Gugus
karboksil memberikan sifat asam & gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk
larutan, asam amino cenderung menjadi asam pada larutan basa dan menjadi basa pada
larutan asam.

Protein disusun dari 23 atau lebih unit yang sederhana yang disebut asam amino,
artinya protein tersebut mengandung gugus asam atau karboksil (-COOH) dan gugus amino
(-NH2) yang bersifat basa sehingga menyebabkan protein bersifat amfoter yaitu mampu
bersifat dan bereaksi sebagai basa dan asam. Dengan demikian protein mempunyai
mekanisme untuk mencegah perubahan pH yang tiba-tiba di dalam tubuh

Amfoter/amfoterik adalah kemampuan suatu zat yang dapat perpindah


sifat keasaman dari sifat asam ke sifat basa . hal ini tergantung dari kondisi atau linkungan
dimana zat tersebut berekasi bila zat itu berada di linkungan asam kuat maka zat tersebut
bersifat basa . dan begitu pula sebaliknya bila zat tersebut berada pada linkungan asam maka
zat tersebut bersifat basa .salah satu zat bersifat amfoter yang biasa kita temui ditemui
diskitar kita adalah air (H2O).

Pada percobaan, uap dari pembakaran dapat merubah warna kertas lakmus merah
menjadi biru, yang berarti kasein bersifat basa. Begitupun sebaliknya, bila uap hasil
pembakaran didekatkan dengan kertas lakmus biru yang basah, dapat merubah warna kertas
menjadi merah.

Uji Belerang digunakan untuk mengetahui adanya belerang dalam asam amino. Protein
yang mengandung ikatan disulfida atau asam amino yang memiliki gugus belerang seperti
sistein, sistin, dan metionin. Prinsipnya,dalam larutan basa, yang berasal dari sistein akan
bereaksi dengan Pb-asetatmembentuk garam PbS yang berwarna hitam. Reaksi ini dilakukan
dengan mengubah sulfur menjadi sulfida anorganik melalui pemutusan ikatan oleh
basa.Hasilnya menunjukkan endapan warna hitam timbal sulfida,jika larutan tersebut
direaksikan dengan timbal asetat. Penambahan NaOH bertujuan untuk mendenaturasi protein
sehingga ikatan yang menghubungkan atom S dapat terputus oleh Pb-asetat membentuk PbS.
Penambahan Pb-asetat bertujuan untuk membentuk garam berwarna hitam. Pemanasan
dilakukan untuk mempercepat pembentukan garam tersebut. Garam yang dihasilkan yaitu
garam PbS yang berwarna hitam. Pada percobaan yang telah dilakukan,kasein mengalami
perubahan warna menjadi warna hitam kekuningan tidak pekat dan Berdasarkan literatur
senyawa yang mengandung sulfur akan membentuk warna hitam ketika direaksikan dengan
Pb-asetat. Maka dari percobaan tersebut kasein tidak mengandung sulfur.

Uji xantoproteat, bertujuan untuk membuktikan adanya cincin benzene pada


protein. Uji ini dapat terjadi karena reaksi nitrasi pada cincin benzena dari asam amino
penyusun protein. Apabila larutan berubah menjadi kuning maka larutan mengandung
protein. Warna kuning pada larutan ini disebabkan terbentuknya suatu senyawa
polinitrobenzena dari asam amino protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapat
berubah menjadi kuning apabila dipanaskan kemudian menjadi warna jingga bila dibuat
alkalis (basa) dengan larutan NaOH. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi atau reaksi substitusi
atom H pada benzena yang terdapat pada molekul protein oleh gugus nitro. Inti benzena
dapat ternitrasi oleh asam nitrat pekat menghasilkan turunan nitrobenzene. Pada percobaan,
kasein memberikan warna kuning keruh.Menurut literatur,uji positif terhadap xanthoproteat
ditandai dengan adanya endapan berwarna kuning/jingga.Oleh sebab itu.dapat ditarik
kesimpulan bahwa kasein mengandung gugus fenil/cincin benzena.

Uji biuret bertujuan untuk membuktikan adanya molekul-molekul peptida dari protein.
Uji ini dapat dilakukan dengan cara, sampel yang diduga mengandung protein ditetesi
dengan larutan NaOH dan beberapa tetes larutan CuSO4 encer. Apabila larutan berubah
menjadi ungu maka larutan tersebut mengandung protein. Prinsip dari reagen ini
menggunakan prinsip reaksi antara reagen dengan senyawa CuSO4 pada suasana basa. Pada
percobaan kasein memberikan warna biru keruh putih.Menurut literature, Uji positif Biuret
akan menghasilkan warna ungu/biru yang merupakan kompleks Cu2+ dengan CO dan –NH
dari rantai peptida dalam suasana basa sehingga dapat disimpulkan bahwa kasein
mengandung ikatan peptida.
Hidrolisis Protein . Pada uji hidrolisis Penambahan HCl 20% akan memutus
ikatan peptida pada protein dan menghasilkan larutan coklat pekat setelah direfluks.
Penetralan hasil hidrolisis dengan NaOH 10% dicek menggunakan indikator pH.
Penambahan hasil hidrolisis dengan 1 ml NaOH 10% akan menghasilkan larutan bening
& gumpalan coklat (menjadi basa). Penambahan CuSO4 2% akan merubah larutan
bening menjadi larutan coklat jernih dan terbentuk cincin ungu. Penambahan hasil
hidrolisis dengan Na.nitrit 5% menghasilkan 2 lapisan padat putih & hijau, serta larutan
kuning. Hidrolisis protein merupakan poliamida. Hidrolisis protein akan menghasilkan
asam-asam amino penyusun protein tersebut. Asam-asam amino yang terdapat dalam
protein ada asam-α-aminokarboksilat, yang mempunyai dua gugus fungsi yang berbeda
yaitu gugus amina (-NH2) dan gugus karboksil (-COOH). Adanya asam amino ini
diketahui dengan munculnya gelembung gas nitrogen. Pada percobaan ini, termasuk
hidrolisis basa karena digunakan NaOH (basa kuat) dalam proses hidrolisis.
I. Daftar Pustaka

1. Sri W., Sri R., Estri L.A., dan Fatchiyah. 2011. Biologi Molekular Prinsip Dasar
Analisis. Erlangga. Jakarta.
2. Fessenden, Ralph J. & Joan S. Fessenden. Dasar-dasar Kimia Organik. Jakarta: Binarupa
aksara. 1997.
3. Wirahadikusumah, Muhamad. 1997.Biokimia: Protein, Enzim, dan Asam.Bandung: ITB
4. Poedjiadi, Ana dkk. 2005. Dasar-Dasar Biokimia.Depok:Universitas Indonesia Press.

Anda mungkin juga menyukai