Anda di halaman 1dari 51

UJI KUALITATIF

ASAM AMINO
Oleh :
kelompok 1 OFF G 2016 :
Siti fatimah (160332605859)
Ahmad suhadak ( 160332605864)
Dewi santosiani (160332605893)
TUJUAN Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa
diharapakan mampu :
PERCOBAAN 1. Mengidentifikasi asam amino berdasarkan sifat gugus
R dari asam amino
2. Menentukan apakah protein sampel mengandung
residu asam amino tirosin dan/atau triptofan
DASAR • Asam amino merupakan molekul organik yang
memiliki dua buah gugus fungsi yaitu gugus fungsi

TEORI asam (-COOH) dan gugus fungsi amino (-NH2).


• Pembeda antara asam amino satu dengan yang lain
adalah gugus R.
DASAR • Asam amino dikelompok berdasarkan gugus R,
terdapat beberapa kelompok asam amino

TEORI – Asam amino dengan gugus R yang mengandung sulfur


– Asam amino dengan gugus R yang mengandung gugus
aromatik
– Asam amino asam dan basa beserta amidanya.
BEBERAPA REAKSI UNTUK MENDETEKSI ASAM AMINO BERDASARKAN GUGUS R

Nama Pereaksi Komponen Pereaksi Asam amino yang warna


terdeteksi
Millon HgNO3 dalam asam nitrat dengan sedikit Tirosina merah
asam nitrit
Xanthoprotein Pendidih dalam asam nitrat pekat Tirosina, triptofana, kuning
fenilanilina
Hopkin-Cole Asam glioksilat dalam H2SO4 pekat triptofana ungu
Sakaguci arginina merah
Nitroprusida Natrium nitroprusida dalam NH3 encer sisteina merah
Pauly Asam sulfanilat terdiazotasi dalam larutan Histidina dan merah
basa tirosina
Folin-Ciocalteu Asam fosfomolibdatunstat tirosina biru
PROSEDUR PERCOBAAN DAN ANALISIS PROSEDUR

1. UJI MILLON
PROSEDUR PERCOBAAN ANALISIS PROSEDUR
• Tabung 1 : 3 ml larutan Tirosin sebagai kontrol positif adanya residu tirosin
• Tabung 2 : 3 ml larutan gelatin Sebagai larutan sampel yang akan di uji
• Tabung 3 : 3 ml larutan albumin telur Sebagai larutan sampel yang akan di uji
• Tabung 4 : 3ml aquadest Sebagai kontrol negatif
• Ditambahkan reagen Millon kedalam masing- Sebagai reagen untuk mendeteksi adanya residu
masing tabung tirosina
• Dipanaskan tabung reaksi dalam air mendidih Untuk mempercepat reaksi pembentukan garam
selama 10 menit merkuri ternitrasi yang berwarna merah
• Dilakukan pengamatan, dan dinginkan pada suhu
ruang
• Ditambahkan 5 tetes NaNO2 0,1 M NaNO₂ akan memperjelas warna merah yang
• Dilakukan pengamatan menunjukkan hasil positif mengandung protein
PROSEDUR PERCOBAAN DAN ANALISIS PROSEDUR

2. UJI HOPKINS-COLE

PROSEDUR PERCOBAAN ANALISIS PROSEDUR


• Tabung 1 : 3 ml larutan triptofan sebagai kontrol positif adanya residu triptofana
• Tabung 2 : 3 ml larutan gelatin Sebagai larutan sampel yang akan di uji
• Tabung 3 : 3 ml larutan albumin telur Sebagai larutan sampel yang akan di uji
• Tabung 4 : 3ml aquadest Sebagai kontrol negatif
• Ditambahkan 2 ml reagen Hopkins-Cole kedalam Sebagai reagen untuk mendeteksi adanya residu
masing-masing tabung triptofana
• Ditambhakan H2SO4 pekat setetes demi setetes H₂SO₄ akan memberikan suasana asam, sehingga
melewati dinding tabung aldehida akan terkondensasi membentuk kompleks asam
tersebut
• Dilakukan pengamatan
Data Pengamatan
• Uji Millon
No Perlakuan Kontrol Positif Albumin Telur Gelatin Kontrol Negatif
Tirosin Akuades

1. Mula-mula Larutan tidak Larutan keruh Larutan tidak Larutan tidak


berwarna berwarna berwarna

2. Ditambahkan 5 tetes reagen Larutan tidak Terdapat Larutan tidak Larutan tidak
Millon berwarna gumpalan putih berwarna berwarna

3. Dipanaskan dalam penangas Larutan Larutan Larutan Larutan tidak


air selama 10 menit berwarna berwarna putih, berwarna merah berwarna
kuning bening terdapat muda
gumpalan putih
4. Ditambahkan 5 tetes NaNO₂ Larutan Terdapat Larutan Larutan tidak
0,1 M berwarna gumpalan putih, berwarna merah berwarna
orange larutan muda bening
berwarna
orange
Foto Hasil
Percobaan
Analisis Data dan Pembahasan
Percobaan ini merupakan uji kualitatif terhadap asam amino. Uji kualitatif dilakukan dengan 2 cara,
yaitu:

Uji millon digunakan untuk


mengidentifikasi protein
yang mengandung tirosin.
Ditandai dengan
terbentuknya kompleks Uji
berwarna orange Kualitatif
kemerahan pada suatu
sampel
• Uji Millon

Uji Positif:
Pada percobaan yang telah dilakukan, ketika Albumin Telur dan Gelatin
sampel ditambahkan protein yang Ditandai dengan terbentuknya
mengandung asam amino dengan rantai larutan berwarna orange dan
larutan berwarna merah muda.
samping gugus fenolik, maka akan
Hal ini menunjukkan pada
menghasilkan endapan atau gumpalan putih sampel mengandung asam
yang kemudian akan berubah menjadi orange amino tirosin
kemerahan ketika dipanaskan. Gumpalan atau
endapan berwarna putih yang terbentuk
setelah penambahan reagen Millon berasal dari
Hg yang larut pada NaNO₂ akan teroksidasi Uji Negatif:
Akuades
menjadi Hg⁺. Ion Hg⁺ kemudian akan
Pada akuades larutan tidak
membentuk garam dengan gugus karboksil dan berwarna. Hal ini menunjukkan
tirosin. pada sampel tidak mengandung
asam amino tirosin
Persamaan reaksi yang terjadi adalah:

Hg(NO₃)₂
• Uji Hopkins-Cole

No Perlakuan Kontrol Positif Albumin Telur Gelatin Kontrol


Triptofan Negatif
Akuades
1. Mula-mula Larutan tidak Larutan keruh Larutan tidak Larutan tidak
berwarna berwarna berwarna

2. Ditambahkan 2 mL reagen Larutan tidak Terdapat Larutan tidak Larutan tidak


Hopkins-Cole berwarna gumpalan berwarna berwarna
putih
3. Ditambahkan lartan H₂SO₄ Terbentuk Terbentuk Larutan tidak Larutan tidak
pekat melalui dinding cincin kuning cincin kuning, berwarna berwarna
tabung reaksi, maksimal larutan
hingga 3 mL larutan H₂SO₄ berwarna putih
Foto Hasil
Percobaan
Analisis Data dan Pembahasan
Percobaan ini merupakan uji kualitatif terhadap asam amino. Uji kualitatif dilakukan dengan 2 cara,
yaitu:

Uji Hopkins-Cole digunakan


Uji untuk mengidentifikasi protein
Kualitatif yang mengandung triptofan.
Ditandai dengan terbentuknya
cincin berwarna pada suatu
sampel
• Uji Hopkins-Cole
Uji Positif:
Albumin Telur
Pada percobaan yang telah dilakukan, inti Ditandai dengan terbentuknya
indol yang terdapat pada triptofan akan cincin berwarna kuning pada
terkondensasi dengan aldehida pada permukaan larutan. Hal ini
suasana asam kuat. Pada uji ini menunjukkan pada
ditambahkan larutan H₂SO₄ pekat yang sampelpositif mengandung
berfungsi sebagai pemberi suasana asam asam amino triptofan
dan sebagai oksidator kuat, sehingga
terbentuk cincin berwarna yang
menunjukkan hasil positif. Uji Negatif:
Gelatin dan akuades
Larutan tidak berwarna. Hal ini
menunjukkan pada sampel
tidak mengandung asam
amino triptofan.
Persamaan reaksi yang terjadi adalah:
KESIMPULAN • Tirosin berdasarkan gugus R diidentifikasi dengan
reagen millon, uji positif ditandai dengan terbentuknya
endapan atau larutan yang berwarna orang.
• Triptofana berdasarkan gugus R di identifikasi dengan
reagen Hopkins-Cole, uji positif ditandai dengan
terbentuknya cincin berwarna ungu.
• Sampel protein yaitu albumin positif mengandung
tirosin dan triptofan, sedangkan gelatin positif
terhadap tirosin tetapi negatif terhadap triptofan
SIFAT-SIFAT
PROTEIN
Oleh :
kelompok 1 OFF G 2016 :
Siti fatimah (160332605859)
Ahmad suhadak ( 160332605864)
Dewi santosiani (160332605893)
1. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan :

Mampu mengidentifikasi protein berdasarkan


ikatan peptida dengan uji biuret

Mampu membedakan peristiwa denaturasi dan


pengendapan protein

Mampu menjelaskan pengaruh pH dan pelarut


organik terhadap struktur albumin telur
2. DasarTeori
• Protein adalah polimer dari asam amino yang
dihubungkan dengan ikatan peptida yang
mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N.
• Asam amino adalah senyawa organik yang
mengandung gugus amino (-NH2) dan gugus
karboksil.
Struktur primer protein hanya terdri dari ikatan peptida

Struktur
primer

Struktur sekunder : dibangun dari strukutru primer dan ikatan


Struktur hidrogen antara oksigen karbonil dengan hidogen amida
sekunder (mencakup struktur α-heliks dan β-sheet)

Struktur Struktur tersier merupakan konformasi 3D yang spesifik terhadap


tersier rantai polipeptida melibatkan ikatan dan berbagai reaksi kimia
seperti ikatan disulfida, ikatan hidrogen interaksi ionik serta interaksi
hidrofobik dan hidrofilik.

Struktur
kuartener
Struktur kuartener merupakan gabungan dari beberpa polipeptida
akibat interaksi nonkovalen berupa interaksi elektrostatik,
hidrofobik, dan ikatan hidrogen anatar polipeptida.
Ikatan peptida Yaitu ikatan antara gugus amino
dari asam amino satu dengan gugus
(pada struktur primer protein) karboksil dari asam amino lainnya.

H H

NH3 C COO- + NH3 C COO-


+ +

R1 R2

H H

NH3 C CO NH C COO- + H 2O
+
Ikatan peptida
R1 R2
dipeptida
adanya ikatan peptida
untuk menunjukkan menunjukkan bahwa
Uji Biuret
adanya ikatan peptida sampel tersebut
mengandung protein
Rusaknya struktur 3D
yang disebabkan oleh
berubahnya
konformasi protein
Proses
oleh perubahan
penggumpalan
interaksi yang terjadi protein
antar rantai samping

Denaturasi Koagulasi

pH ekstrem, Uji
pengocokan, suhu,
pelarut organik, Kualitatif
detergen, logam
berat
3. Prosedur Kerja dan Analisis Prosedur
A. Uji Biuret

Prosedur Kerja Analisis Prosedur


Ditambahkan 3 mL NaOH 1M ke Penambahan NaOH ke dalam albumin telur
dalam tabung reaksi yang berisi atau sampel digunakan sebagai katalis
albumin telur atau sampel (albumin yang berfungsi untuk menghancurkan atau
telur, albumin telur pengenceran memecahkan protein dan memberikan
10x, dan aquades) suasana basa

Campuran antara sampel dan NaOH Ion dari Cu²⁺ akan bereaksi dengan peptida
1M ditetesi dengan larutan CuSO₄ protein dalam suasana basa dan
0,1M menghasilkan perubahan warna menjadi
ungu atau merah muda
• Persamaan reaksi uji biuret adalah:
B. Denaturasi Protein Oleh Ion Logam Berat

Prosedur Kerja Analisis Prosedur


Ditambahkan 2 mL larutan HgCl₂ pada Penambahan larutan logam berat ke dalam
tabung 1 dan Pb asetat pada tabung 2 ke protein akan menyebabkan suasana menjadi
dalam 3 mL larutan albumin telur sedikit asam, sehingga protein akan
bertindak sebagai dan sebagian sebagai
anion. Protein bermuatan negatif dengan
adanya ion positif dari logam berat
mmbentuk senyawa netral yang memiliki
sifat mengendap yang tidak larut dalam air
Dilakukan penyaringan dengan kertas Unuk memisahkan residu dan filtrat
Whatman no.1
Dilakukan uji kelarutan residu terhadap air Uji kelarutan terhadap air digunakan untuk
memprediksi kelarutan bahwa protein yang
bereaksi dengan logam berat terjadi
pengendapan atau tidak
Dilakukan uji buret pada filtrat Untuk mengetahui apakah terdapat ikatan
peptida pada sampel
C. Pengendapan Protein dengan Garam Anorganik

Prosedur Kerja Analisis Prosedur


Dimasukkan ammonium sulfat ke dasar Bila larutan protein ditambahkan dengan
tabung reaksi yang berisi 9 mL protein garam anorganik, kelarutan protein akan
berkurang, sehingga protein akan
mengendap. Perisiwa ini disebut “salting
out”
Ammonium sulfat dalam percobaan ini
berperan sebagai garam anorganik yang
dapat mengendapkan protein
Dilakukan penyaringan Unuk memisahkan residu dan filtrat

Dilakukan uji kelarutan Uji kelarutan digunakan untuk


memprediksi kelarutan residu hasil proses
pengendapan protein dengan garam
anorganik
Dilakukan uji buret Untuk mengetahui apakah terdapat ikatan
peptida pada sampel
D. Pengaruh pH Pada Struktur Albumin telur

Prosedur Kerja Analisis Prosedur


Tabung reaksi 1 diisi dengan 4 mL Penambahan HCl yang bersifat asam
larutan albumin telur dan ditambahkan berfungsi untuk menurunkan pH
dengan 1 mL Hl 1M

Tabung reaksi 2 diisi dengan 4 mL Penambahan NaOH yang bersifat basa


larutan albumin telur dan ditambahkan berfungsi untuk menaikkan pH
dengan 1 mL NaoH

Tabung reaksi 3 diisi dengan larutan Penambahan buffer asetat pH=4,7


albumin telur dan ditambahkan dengan berfungsi untuk mengetahui apakah
1 mL buffer asetat sampel mengalami denaturasi atau
tidak pada pH isoelektrik
E. Pengaruh Pelarut Organik Terhadap Struktur Albumin Telur

Prosedur Kerja Analisis Prosedur


Larutan albumin tidur 3 mL Untuk mengetahui pengaruh
ditambahkan dengan 3 mL etanol perbedaan pelarut organik
pada tabung 1 terhadap struktur albumin telur
Dan 3 mL aseton pada tabung 2
4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Uji Biuret

Tabung II (Albumin
Tabung I (Albumin
Perlakuan Telur yang Tabung III (Akuades)
Telur)
Diencerkan 10 Kali)

Ditambah 1,0 mL Larutan tidak Larutan tidak Larutan tidak


larutan NaOH 0,1 M berwarna berwarna berwarna
Ditambah larutan
Larutan berwarna Larutan berwarna Larutan berwarna
CuSO4
ungu tua ungu muda biru muda
0,1 M
Foto Hasil
percobaan
• Larutan pada tabung I dan II memiliki hasil yang positif pada uji
Biuret ini dengan dihasilkan warna ungu pada larutan.
Hasil Uji Biuret
• Kedua tabung mengandung ikatan peptida.
(Tb.1 & Tb.2)

Tabung I lebih dihasilkan intensitas warna yang lebih pekat


dibandingkan larutan pada tabung II.
Kuantitas Konsentrasi albumin/protein pada tabung I lebih tinggi dibandingkan
Protein tabung II.

Tabung III memiliki hasil yang negatif pada uji Biuret ini dengan
dihasilkan warna biru pada larutan.
Hasil Uji Biuret
Tidak ada ikatan peptida pada larutan ini.
(Tb.3)
4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
B. Denaturasi Protein oleh Ion Logam Berat

Perbandingan
Kelarutan Koagulan Uji Biuret pada Warna Hasil Uji
Bahan
dalam Air Filtrat Biuret dengan
Percobaan I
Larutan berwarna
Larutan berwarna ungu lebih muda
HgCl2 : Tidak larut ungu muda dibandingkan
percobaan I
Larutan albumin telur
Larutan berwarna
Pb(OAc)2 : Tidak larut Larutan berwarna ungu lebih muda
ungu muda dibandingkan
percobaan I
Foto Hasil
percobaan
Ketika ditambahkan ke dalam
larutan protein HgCl2 ini lebih
Koagulan HgCl2 Hal ini disebabkan oleh nilai
terionisasi dalam bentuk Hg2+
tetapan disosiasi HgCl2 yang
lebih banyak dari lebih besar dibandingkan dan lebih cepat dalam bereaksi
Pb(OAc)2. Pb(OAc)2 dengan protein sehingga endapan
yang dihasilkan akan lebih
banyak.

Protein yang terdenaturasi akan


berkurang kelarutannya. Lapisan
Koagulan molekul protein bagian dalam yang
diuji Tidak larut dalam bersifat hidrofobik akan keluar,
kelarutannya air sedangkan bagian hidrofilik akan
dengan air terlipat ke dalam. Pelipatan atau
pembalikan terjadi bila larutan protein
mendekati pH isoelektrik.

Uji Biuret pada


Filtrat pada Tb. 1 dan kandungan protein pada Semakin pudar warna ungu
Tb.2: larutan albumin telur lebih sedikit yang dihasilkan pada
berwarna ungu muda dibandingkan uji Biuret larutan, maka protein dalam
dibandingkan uji larutan tersebut mengalami
pada percobaan pertama.
Biuret pada percobaan denaturasi.
pertama.
4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
C. Pengendapan Protein dengan Garam Anorganik

Perbandingan
Kelarutan Endapan Uji Biuret pada Warna Hasil Uji
Bahan
dalam Air Filtrat Biuret dengan
Percobaan I
Larutan berwarna
Larutan albumin Larutan berwarna biru lebih muda
Larut dalam air
telur biru muda dibandingkan
percobaan I
Foto Hasil
percobaan
Residu diuji kelarutannya terhadap air:
larut dalam air.

 Residu dapat larut dalam air karena sifat garam yang


hidrofobik, jadi saat garam dilarutkan dalam air, garam
akan menyerap air sehingga garam mudah larut dalam air.

Uji Biuret pada filtrat: larutan berwarna biru


muda

 Di dalam sampel tidak ada ikatan peptida dan tidak


mengandung protein dibandingkan dengan percobaan 1 yang
mengandung protein.

 Adanya endapan putih menunjukkan terjadinya pengendapan


protein oleh garam anorganik yaitu ammonium sulfat.

 Jika terdapat garam-garam anorganik dengan konsentrasi


tinggi dalam larutan protein maka kelarutan protein akan
berkurang sehingga protein akan mengendap(salting out).
4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
D. Pengaruh pH pada Struktur Albumin
Telur

Bahan HCl 1,0 M NaOH 1,0 M Buffer Asetat pH 4,7

Larutan albumin Larutan berwarna Larutan tidak Larutan berwarna


telur putih keruh berwarna sedikit putih keruh
Foto Hasil
percobaan
D. Pengaruh pH Pada Struktur Albumin Telur

Pada tabung  Penambahan larutan HCl menyebabkan larutan protein


ke- mengendap.
1(albumin+H  Mengendapnya larutan protein disebabkan karena setelah
Cl) larutan penambahan HCl, pH larutan protein di bawah titik
berwarna
isoelektrik.
putih keruh.
 Kelarutan protein berada pada titik minimumnya, sehingga
penambahan asam semakin cepat mengendap.

 Protein memiliki sifat “zwitter ion”, yaitu protein akan


bertindak sebagai basa dalam suasan pelarut yang
bersifat asam seperti HCl.
Penambahan NaOH 1M dalam larutan albumin telur

Tidak terdapat endapan (tb)

Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi denaturasi protein


karena dengan penambahan NaOH pH nya menjadi sangat
besar dan melampaui pH isoelektrik dari albumin, sehingga
ion OH- dari basa bereaksi dengan gugus NH2+ dari asam
amino pada protein sehingga terbentuk anion H2NRCHCOO-
Titik isoelektrik merupakan titik dimana
kelarutan protein minimum dikarenakan
jumlah ion positif dan ion negatif sama
sehingga cenderung menurunkan
Penambahan buffer asetat pH = 4,7
kelarutan protein. Pada titik isoelektrik,
dalam larutan albumin telur
protein akan berikatan antara muatannya
sendiri membentuk lipatan ke dalam
sehingga terjadi pengendapan yang
relatif cepat

Penambahan buffer asetat pH 4.7


Diperoleh endapan putih menyebabkan larutan sampel albumin
berada dalam titik isoelektriknya.
4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

E. Pengaruh Pelarut Organik terhadap Struktur Albumin Telur

Pelarut Organik Larutan Protein Keterangan

Larutan berwarna putih


Etanol Larutan protein pada aseton
keruh
lebih keruh(cincin lebih
tebal) dibandingkan larutan
Larutan berwarna putih protein pada etanol
Aseton
keruh
Foto Hasil
percobaan
Cincin yang dihasilkan pada aseton Tetapan disosiasi aseton lebih
lebih tebal dibandingkan cincin tinggi daripada etanol sehingga
pada etanol dapat membentuk endapan dengan
protein albumin yang lebih banyak.

Pelarut organik dapat


mendenaturasi protein dengan cara
Susunan 3D khas dari rantai
memutuskan ikatan hidrogen
polipeptida terganggu sehingga
intramolekuler pada rantai samping
molekul terbuka menjadi struktur
protein, sehingga terbentuk ikatan
yang acak
hidrogen baru dan rantai samping
protein dengan pelarut organik.
Pelarut organik dapat digunakan untuk memekatkan protein dengan
Fungsi metode fraksinasi.
Pelarut
Oraganik

• Contohnya pada fraksinasi aseton ini dapat dilakukan pemurnian


enzim secara parsial
Contoh

• prinsipnya pelarut organik yang merupakan molekul hidrofobik


padaenzim akan berkurang pada saat penambahan pelarut organik
dan pelarut organik berfungsi untuk mengimobilasi parsial molekul
airdari protein. Namun, proses ini harus dilakukan pada temperatur
di bawah 0°C, karena apabila dilakukan pada temperatur > 10°C
Prinsip molekul dari pelarut organik akan masuk ke dalam protein melalui
permukaannya dan berinteraksi dengan residu hidrofobik dari
protein, sehingga protein mengalami denaturasi.
5. KESIMPULAN
Larutan albumin positif terhadap uji biuret (terdapatan ikatan peotida) sehingga albumin mengandung
protein

Denaturasi protein dapat disebakan oleh perubahan pH serta adanya logam berat yang diawali oleh
koagulasi protein.

Protein yang mengelami koagulasi belum tentu mengalami denaturasi

Perubahan pH pada albumin menyebabkan 3 kemungkinan kondisi albumin yaitu albumin berada
pada pH di bawah pH isoelektriknya, pada pH isoelktriknya dan daiatas pH isoelktriknya. Kondisi di
bawah pH isoelektriknya merupakan titik minimum kelarutan albumin dan albumin dapat mengalami
denaturasi.

Pelarut organik dapat menyebabkan putusnya ikatan hidrogen intramolekuler pada rantai samping albumin,
sehingga terbentuk ikatan hidrogen baru dan rantai samping protein dengan pelarut organik sehingga konformasi
3D albumin berubah.

Anda mungkin juga menyukai