Organoleptik
Kadar air
• ≤ 10%
Cemaran Mikroba
ppm
Bobot rata-rata serbuk
Penyimpangan Terhadap Bobot
Rata-rata
No Pemanis Alami
1 Gula tebu (gula pasir), gula aren, gula kelapa, gula bit, daun stevia,
daun saga, kayu legi, dan pemanis alami lainnya
2 Sorbitol (Sorbitol) atau Sorbitol Sirup (Sorbitol syrup)
3 Manitol (Mannitol)
7 Laktitol (Lactitol)
8 Silitol (Xylitol)
9 Eritritol (Erythritol)
Acceptable Daily Intake/ADI
No Pemanis Buatan
(mg/kg berat badan)
1 Asesulfam-K (Acesulfame potassium) 15
2 Aspartam (Aspartame) 40
Natrium siklamat (Sodium
3 11 (sebagai asam siklamat)
Cyclamate)
4 Sakarin (Saccharin) 2,5
Sukralosa
5 15
(Sucralose/Trichlorogalactosucro0)
6 Neotam (Neotame) 2
SOP (Standar Operasional Prosedur)
Tahapan Pembuatan
Prosedur Pembuatan Simplisia
Simplia
Pengumpulan Rimpang dikumpulkan dari hasil panen lahan milik klaster dan lahan petani, apabila ada
Bahan Baku petani yang ingin menjual keluar harus lapor ke klaster.
1.Memilih rimpang yang cukup umur panennya.
Tahap 2. Membersihkan rimpang dari tanah, daun, dan akar
Penyortiran 3. Kulit rimpang tidak dikupas
Basah 4. Memisahkan rimpang yang akan dibuat sebagai simplisia dengan
bahan rimpang segar.
1. Rimpang dicuci dengan air mengalir untuk membersihkan dari sisa tanah yang masih
Tahap menempel kemudian dibilas pada bak air.
Pencucian 2. Rimpang kemudian ditiriskan dan hindari kontaminasi langsung dengan tanah atau
Rimpang lantai.
3. Menimbang rimpang untuk mengetahui berat rimpang basah
Tahap 1. Rimpang diiris dengan ketebalan minimal 4 mm dengan menggunakan alat manual perajang
Pengirisan rimpang atau dengan menggunkan mesin perajang.
Rimpang 2. Menampung irisan rimpang ke dalam tempat yang sudah disediakan
1. Rimpang dijemur menggunakan sinar matahari langsung.
2. Rimpang diletakkan di atas widig yang terletak 50 cm dari tanah untuk menghindari
kontaminasi tanah, asap, dan gangguan binatang.
Tahap
3. Rimpang yang diletakkan di atas widig tidak boleh ditumpuk.
Pengeringan
4. Saat penjemuran rimpang tidak dibolak-balik ditutup kain hitam agar lebih menyerap panas
Rimpang
dan tidak mempengaruhi warna rimpang.
5. Rimpang dijemur sampai kadar air 10% yang ditandai dengan rimpang kering mudah
dipatahkan dan terdengar bunyi “klik”.
1. Simplia yang telah kering disortir untuk memisahkan dengan bahan pengotor lain.
Berdasarkan hasil pengeringan menjadi tiga grade yaitu grade A, B, dan C. Grade A apabila
Tahap bentuk simplisia yang bulat dan berukuran besar.Grade B apabila bentuk simplisia yang bulat
Penyortiran dan ukurannya tidak terlalu besar.Grade C apabila bentuk simplisia cenderung halus/hancur
Akhir yang dikemas hanya simplisia grade A dan B, grade C sebagai bahan baku serbuk.
2. Menimbang simplisia kering untuk mengetahui perbandingan hasil rimpang kering dengan
rimpang basah.
1. Untuk keperluan komersil:
a. Menyiapkan bahan pengemas yang berupa plastik yang kedap udara.
b. Menimbang berat bersih untuk setiap kemasan.
c. Memberi silica gel agar simplisia tetap kering dan tidak lembab.
d. Memberi label produk yang memuat informasi tentang nama produk, kegunaan produk, tanggal
kadaluarsa.
Tahap e. Menutup kemasan dengan menggunakan mesin press.
Pengemasan 2. Untuk keperluan penyimpanan:
dan Pelabelan a. Menyiapkan bahan pengemas yang berupa plastik kantong karung yang kedap udara.
b. Memasukkan bahan simplisia kedalam plastik, kemudian dibungkus di dalam karung.
c. Memberi silica gel agar simplisia tetap kering dan tidak lembab.
d. Menutup kemasan dengan cara dijahit hingga rapat sehingga tidak
terkontaminasi udara dari luar.
e. Memberi label pada bagian luar kemasan yang memuat informasi tentang nama produk, tanggal
produksi, tanggal kadaluarsa, dan kadar air.
1. Bahan simplisia disimpan ke dalam gudang yang bersih, tidak lembab, dan tidak dicampur dengan
Tahap bahan lain.
Penyimpanan 2. Dilakukan pengamatan apabila simplisia yang telah lama disimpan dijemur kembali untuk menjaga
kadar air tidak melebihi 10%.
Senyawa
Identitas,
misal
lunasin
Senyawa
Senyawa Senyawa
Utama,
Aktif, misal
misal Marker saponin
kurkuminoid
Senyawa
Aktual
STANDARISASI
ASPEK SPESIFIK
Parameter :
Setidaknya senyawa marker muncul
sebagai bercak terpisah
Masalah :
a. Marker tidak muncul sebagai
bercak tunggal meskipun
senyawa pembanding yang
otentik tersedia,
b. Tidak tersedianya marker
yang otentik
Sistem Kromatografi
Fase diam :
Silika Gel Kloroform : metanol
Fase
gerak
UV HPLC GC
Aspek Penetapan Kadar Marker
HPLC densitometer
Tujuan :
Untuk menunjukkan secara kuantitatif kadar dari
senyawa marker yang ada di dalam ekstrak
sehingga bisa ditentukan berapa jumlah senyawa
yang bertanggung jawab terhadap aktivitas
farmakologi di dalam ekstrak
Parameter :
Terbacanya senyawa target pada kadar tertentu
Masalah :
1. Senyawa target tidak berwarna,
2. Senyawa marker tersedia dalam
jumlah terbatas,
3. Bentuk peak pada pembacaan
densitometer atau HPLC tidak simetris,
4. Lineritas dan reprodusibilitas rendah.
Penetapan Kadar Total golongan Metabolit
Dasar
Untuk
mengetahui
Uji
golongan
Kualitatif
metabolit
skunder
Golongan
Flavonoid
Golongan Golongan
Kumarin Fenolat
Metabolit
Golongan Sekunder Golongan
Alkaloid Pada Tannin
Tanaman
Golongan
Golongan
Minyak
Steroid
Atsiri
Golongan
Saponin
Metode Analisis
Instrumentasi
Spektrofotometri Tendem
GC-MS NMR
UV-VIS HPLC-MS
Penetapan Kadar Fenolat Total
• Kandungan fenolat total dinyatakan gallic acid equivalent
(%)
• Menggunakan Spektrofotometer Vissible
• Uji kualitatif kandungan Fenolat :
Ditambah akuades
Ditambah 2 ml Na2CO3 Dicampur homogen
hingga 5 ml dalam labu
7% dalam akuades selama 20 detik
takar
Minyak Atisiri
Destilasi Triplo
(Karlsuhe) (Kadar minyak
atsiri=%v/b)
Penetapan Kumarin Total
Kadar
Kumarin
Fluorometri HPLC
Penetapan Steroid Total
• Menggunakan metode GC-MS
• Karena belum ada reagen spesifik
Penetapan Antrakinon Total
Kadar
Antrakinon
Spektrometri
Reaksi
(overlap warna (uji
dengan borntrager)
polifenol)
Kadar
Larut
Kadar Kadar
larut etanol
air
Masing-masing labu takar ditambahkan fase gerak campuran 0,1% asam ortofosfat
dan asetonitril (80:20 v/v) sampai tanda batas dan kocok hingga homogen
sehingga diperoleh konsentrasi deksametason 20, 40, 60, 80, dan 100 µg/mL.
disaring dengan membran penyaring nylon 0,45 μm, dan diinjeksikan ke sistem
KCKT dengan volume penyuntikan 20 μL dideteksi pada panjang gelombang 242
nm dengan laju alir 1,0 mL/menit
Hasil yang diperoleh dari kromatogram dibuat kurva baku (kalibrasi) kemudian
dihitung persamaan regresi linier dan faktor korelasinya
mg baku
Kadar Konsentrasi Nilai Perolehan Kembali
deksametaso
0,4 80% 50 μg/mL 100,07-100,19%
0,5 100% 59 μg/mL 100,06-100,20%
0,6 120% 70 μg/mL 100,72-100,80%
3. Uji liniearitas