NIM 441416001
REKAN KERJA :
1. ARIANTO
2. RINRIYANTI
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
A. Judul :
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
A. Judul :
Isolasi solanina dari kentang (isolasi senyawa steroid dengan maserasi)
B. Tujuan :
Mahasiswa dapat mengisolasi solanina dari kentang dengan teknik
maserasi
C. Dasar Teori
Menurut Desfosses, M. (1820), solanin adalah racun kelompok
glikoalkaloid (artinya memiliki unit alkaloid yang bergabung dengan unit gula).
Solanin ditemukan pada tumbuh-tumbuhan kelompok solanaceae misalnya
kentang. Senyawa ini dapat muncul secara alami pada bagian tumbuhan manapun
termasuk daun, buah, dan umbi. Solanin ditemukan memiliki aktivitas fungisidal
dan pestisidal, senyawa ini adalah metabolit sekunder yang digunakan tumbuhan
untuk mempertahankan diri dari herbivora.
Kentang (solanum tuberosum L.) merupakan salah satu jenis umbi-umbian
yang bergizi. Zat gizi yang terdapat dalam kentang antara lain karbohidrat,
mineral (besi,fosfor,magnesium,natrium,kalsium,dan kalium), protein serta
vitamin C dan B1. Selain itu, kentang juga mengandung lemak dalam jumlah
yang relatif kecil, yaitu 1.0-1.5 % (setiadi dan nurulhuda, 1998).
Kentang (Solanum tuberosum L.) dibudidayakan di Indonesia di kawasan
dengan elevasi 900 sampai 2,000 meter di atas permukaan laut. Rata-rata suhu
udara tahunan di kawasan tersebut bervariasi, antara minimum 12.2 °C dan 17.5
°C, sedangkan maksimum antara 15.1 °C dan 18.9 °C. Rata-rata curah hujan yang
ideal untuk pertanaman kentang adalah 1,800 mm sampai 3,500 mm (syukur dkk,
2017).
Kandungan solanina yang tinggi biasanya terdapat dalam umbi kentang
yang berwarna kehijauan yang tumbuh dekat permukaan tanah. Pada konsentrasi
tinggi, solanina merupakan racun yang dapat menyebabkan kematian pada hewan
ternak. Kandungan solanina tertinggi terdapat pada tunas, buah, atau bungan
tanaman kentang. Pada umbi kentang, kandungan solanina lebih rendah (team
teaching,2018). Solanin pertama kali diisolasi oleh defosses dari beri solanum
nigrum dimana nama solanin diperoleh dari nama solanum ini (Menurut Djamal,
2008).
Maserasi adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan
nabati yaitu direndam dengan menggunakan pelarut bukan air atau pelarut non
polar atau setengah air, misalnya etanol encer selama periode waktu tertentu
(Anonim, 1995).
Menurut Arifin (1986), steroid kaya akan gugus fungsi yang terikat pada
cincin-cincin tersebut. Ratusan steroid yang mempunyai peranan penting
ditemukan pada tumbuhan, hewan, manusia, dan jamur. Semua steroid dibuat di
dalam sel dari sterol lanosterol (pada hewan, manusia, dan jamur) atau sterol
sikloartenol (pada tumbuhan). Kedua sterol tersebut diturunkan dari teriterpenoid
dan skualena. Proses isolasi adalah proses pengambilan atau pem isahan senyawa
bahan alam dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Solanin atau glikolisa
adalah akaloid utama tanaman kentang yang mempunyai struktur inti steroid.
Sifat racunnya rendah dan dalam jumlah kecil tidak menunjukan efek fisiologis
yang berarti.
Steroid adalah lipid terpenoid yang dicirikan dengan empat ring karbon
yang menyatu satu sama lain yang setiap ringnya tersusun dengan pola 6-6-6-5.
Steroid adalah molekul kompleks yang larut didalam lemak dengan empat cincin
yang saling tergabung (Lechninger, 1982).
D. Alat dan Bahan
1. Alat
Mengandung
karbohidrat, protein dan
1 Kentang Umum Berbentuk umbi beberaa senyawa lain
Rumus empiris
Khusus C2H4O2 , tak
Bersifat korosif dan
Asam asetat berwarna, titik
2
5% dapat menyerang kulit
o
beku 16,7 C,
berbau menyengat
kentang
Filtrat Residu
Residu Filtrat
Solanina kasar
Mengumpulkan solanina kasar
Mengeringkan
Menimbang
0.0283 gr
1. Hasil Pengamatan
2. Perhitungan
% rendemen = 0.01132 gr
G. Pembahasan
Pada proses maserasi kentang direndam selama satu malam atau 24 jam
agar terendam secara merata dengan asam asetat. Setelah proses perendaman atau
hasil maserasi, larutan berwarna coklat kehijauan. Hal ini menunjukkan adanya
solanina pada kentang.
Menyaring filtrat yang diperoleh dari hasil maserasi. Hasil filtrat yang
diperoleh dari hasil penyaringan dipanaskan hingga suhu 70°C. Proses pemanasan
dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan kekentalan dari filtrat tersebut.
Pada saat pemanasan tambahkan amoniak pekat tetes demi tetes sampai pH 10,
sebelum ditambahkan amoniak pekat, pH dari filtrat bersifat asam yaitu pada pH 3,
sedangkan amoniak yang digunakan memiliki pH 13. Penambahan amoniak ini
berfungsi untuk menaikan pH dari filtrat menjadi pH dalam keadaan basa yaitu pH
10.
Gambar 2. Proses pemanasan dan penambahan amoniak pekat
Anwar, Chairil dan Hasmi, 1994. Pengantar praktikum kimia organik. Jakarta.
Depdikbud, hal. 32-33.
Bialangi, N., Mustapa, M. A., Salimi, Y. K., Widiantoro, A., & Situmeang, B. (2016).
Antimalarial activity and phitochemical analysis from Suruhan (Peperomia
pellucida) extract. JURNAL PENDIDIKAN KIMIA, 8(3), 33-37.
Bialangi, N., & Musa, W. (2007). JA, Subarnas, A., Ischak, Netty.,(2008). Studi
Kandungan Kimia dan Aktivitas Biologi Flavinoid dari Daun Tumbuhan
Jarak Pagar (Jatropha Curcas Linn) Asal Gorontalo, 2007-2008.
Djuramang, r. R., retnowati, y., & bialangi, n. (2017). Pengaruh ekstrak buah
mengkudu (morinda citrifolia) terhadap pertumbuhan staphylococcus
aureus The Effect of Noni Fruit Extracts (Morinda Citrifolia) on
Staphylococcus aureus growth. GLASSER, 2(2).
Gafur, Maryati Abd, Ishak Isa, and Nurhayati Bialangi. "Isolasi dan identifikasi
Senyawa Flavonoid dari daun Jamblang (Syzygium cumini)." Naskah
Skripsi S 1 (2013).
Idrus, Rifki Brahmono, Nurhayati Bialangi, and La Alio. "Isolasi dan Karakterisasi
Senyawa Alkaloid dari Biji Tumbuhan Sirsak (Annona muricata Linn)."
Sainstek 7.01 (2013).
Kadir, N. A., Bialangi, N., & Ischak, N. (2007). Analisis protein ikan nike asal
gorontalo. Jurnal Entropi, 2(02).
Tengo, Nilda Apriyati, Nurhayati Bialangi, and Nita Suleman. "Isolasi dan
Karakterisasi Senyawa Alkaloid dari Daun Alpukat (Persea americana
Mill)." Sainstek 7.01 (2013).
Usman, Anggraini Dj, Astin Lukum, and Nurhayati Bialangi. "Isolasi dan
Karakterisasi Kitosan dari Kulit Udang Windu (Peneaus monodon) yang
Dibudidayakan di Gorontalo." Jurnal Entropi 5.01 (2009).
Raharjo. 2017. Pengelolaan alat bahan laboratorium kimia. Jurnal kimia sains dan
aplikasi vol. 20 no. 2 (99-104).
Syukur, dkk . 2017. Uji Daya Hasil Klon Harapan Kentang (Solanum tuberosum L.)
IPB di Kabupaten Garut Jawa Barat. Jurnal Nsional. vol 1(1). hal 43