FITOKIMIA
PERCOBAAN KE I
DISUSUN OLEH
NIM : 1606067005
Gol/Kel. : A/1
LABORATORIUM FITOKIMIA
2018
HALAMAN PENGESAHAN DAN PERNYATAAN
Data Laporan
Nilai Laporan
I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat melakukan pembuatan simplisia serta prosedur penapisan fitokimia
untuk mengidentifikasi kandungan zat aktif simplisia.
Filtrat
2. Identifikasi Flavonoid
Serbuk Simplisia
air panas
Dididihkan, saring
Filtrat
serbuk magnesium, HCl Pekat, Amilalkohol
Dikocok
3. Identifikasi Saponin
Serbuk Simplisia
Air panas
Kocok kuat 10 menit
Buih
4. Identifikasi Tanin
Serbuk Simplisia
Disari Aquadest
Dididihkan
Didinginkan
Disaring
Filtrat
+ FeCl3
Hijau kehitaman
5. Identifikasi Kuinon
NaOH
Warna merah
V. HASIL
Hasil pengamatan skrining fitokimia
Nama simplisia : Piper betle L.
Metode ekstraksi : infundasi
Hasil pengamatan :
No Jenis uji Gambar Hasil Keterangan
1. Alkaloid
(Filtrat simplisia +
pereaksi Mayer) + Endapan putih
2 Alkaloid
(filtrat simplisia +
pereaksi Terbentuk warna
+
Dragendorff jingga
3 Flavonoid
(simplisia + air
saring filtrat +
serbuk Mg + HCL Warna kuning
(p) +
bening
4 Uji Saponin
( Simplisia + air
Kocok 10 detik +
Tidak terbentuk
HCL) -
busa
5 Uji tanin
(simplisia + air
saring, feCl3 ) Warna hijau
+
kehitaman
6 Uji kuinon
(hasil uji flavonoid
+ NaOH ) - -
VI. Pembahasan
Pada praktikum fitokimia percobaan 1 ini bertujuan untuk melakukan identifikasi
kandungan zat aktif simplisia. Simplisia yang digunakan pada praktikum ini adalah daun
sirih hijau (Piper betle L.). Zat aktif yang diidentifikasi pada simplisia daun sirih hijau
adalah alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan kuinon.
Identifikasi alkaloid dilakukan dengan dua percobaan. Pada pembuatan filtrate, daun
sirih hijau dipotong menjadi kecil – kecil kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi dan
diberi 1 ml HCl 2 N dan 9 ml aquadest, dipanaskan diatas penangas air selama 2 menit.
Filtrate didinginkan dan disaring. Filtrate kemudian dibagi dua. Filtrate pertama diberi
pereaksi Meyer menghasilkan endapan putih. Filtrate kedua diberi pereaksi Dragendorff
terbentuk warna jingga. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sampel uji daun sirih hijau
mengandung alkaloid.
Identifikasi flavonoid dilakukan dengan mendidhkan potongan daun sirih selama 5
menit dengan aqudest, kemudian disaring dalam keadaan panas. Filtrate ditambah 0,1 gram
serbuk magnesium dan 1 ml HCl pekat. Hasil menunjukkan warna kuning yang
menandakan sampel daun sirih hijau mengandung flavonoid.
Identifikasi saponin dilakukan dengan memasukkan potongan sampel daun sirih hijau
kedalam tabung reaksi dan diberi air panas kemudian didinginkan. Larutan kemudian
dikocok kuat – kuat selama 10 detik namun tidak terbentuk buih yang menetap. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa sampel daun sirih hijau yang digunakan tidak mengandung
senyawa saponin.
Identifikasi tanin dilakukan dengan mendidihkan sampel daun sirih hijau dengan 10
ml aquadest selama 15 menit lalu disaring. Filtrate ditambahkan dengan larutan FeCl3
kemudian membentuk warna hijau kehitaman yang menunjukkan adanya senyawa tanin
pada sampel uji.
Identifikasi kuinon dilakukan dengan menambahkan NaOH 1N kedalam filtrate yang
diperoleh dari identifikasi flavonoid. Hasil yang diperoleh tidak menunjukkan perubahan
warna yang menandakan bahwa sampel uji daun sirih hijau tidak mengandung kuinon.
VII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini, diperoleh kesimpulan bahwa daun sirih hijau mengandung
senyawa alkaloid, flavonoid dan tanin.
VIII. Daftar Pustaka
Yunita, Erma dan Andi Wijaya.2018. Modul Praktikum Fitokimia. Yogyakarta.
Laboratorium Fitokimia Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta
Minarno, Eko udi. 2015. Skrining Fitokimia dan Kandungan Total Flavonoid Pada Buah
Carica pubescens Lenne&K.Koch di Kawasan Bromo, Cangar, dan Dataran Tinggi
Dieng. El-Hayah. Vol.5 No.2 hal 73-82