Anda di halaman 1dari 18

INFUS RIMPANG

LENGKUAS
(CURCUMA DOMESTICA
RHIZOMA)

KELOMPOK 6
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Nurhayati P23139016030
Nurul Izzah Samara P23139016031
Patimah Asriani P23139016032
Rica Sanzani Puteri P23139016034
Rina Andriyani P23139016035
LOKAL 3A
Dosen Pengawas : Surahman, S.Pd, M.Kes
Ulya Safrina, S.Farm., M.Sc.,Apt
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tujuan 01 Mahasiswa mampu memahami cara
pembuatan infus serta hal-hal yang
harus diperhatikan.

Mahasiswa mampu membuat ekstrak


02 kering/kental yang berasal dari simpl
isia dengan cara infundasi.

Mahasiswa mengetahui perbedaan ca


03 ra pembuatan ekstrak secara infunda
si.
1.2 DASAR TEORI
Infundasi adalah proses penyarian untuk menyari zat aktif yang
larut dalam air dari bahan – bahan nabati. Sediaan yang dihasilkan
biasanya dinamakan infus

Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia dengan
air pada suhu 90ºC selama 15 menit.

Infundasi menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh
kuman dan kapang, sehinggga tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.
Ketentuan pembuatan infus dalam farmakope yaitu satu bagian simplisia untuk
10 bagian infus atau infus 10%, bila simplisia tidak mengandung zat
berkhasiat keras. Bila simplisia memiliki zat yang berkhasiat keras, maka
ketentuan ini tidak berlaku. Tanaman khusus yang terdapat dalam FI untuk
pembuatan 100 bagian infus berikut digunakan sejumlah yang tertera:
 Kulit kina 6 bagian
 Daun digitalis 0,5 bagian
 Akar ipeka 0,5 bagian
 Daun kumis kucing 0,5 bagian
 Sekale kornutum 3 bagian
 Daun sena 4 bagian
 Temulawak 4 bagian
Alat Infundasi
A : panci berisi simplisia dan air
B : Penangas air
Umumnya infus tidak dipekatkan menjadi ekstrak kental, namun
tetap sebagai sediaan infus dengan masa simpan tidak lebih
dari 24 jam. Namun sediaan hasil penyarian dengan infundasi
dapat dipekatkan sehingga tidak lagi berupa infus, namun
berupa ekstrak kental atau ekstrak air. Ekstrak kental ini
kemudian dapat diserbukkan dengan penambahan bahan
pengisi kemudian ke dalam kapsul.
1.3 MONOGRAFI
1.3.1 Rimpang Lengkuas Regnum
Plantae Division : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Alphinia Roxb
Species : Alpina galanga (L) Willd.
1.3.2 Aqua Destillata / Air Suling
H2O BM 18,02

Air Suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum.


Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau;
tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Literatur : FI Edisi III Hal 96
BAB II METODOLOGI PERCOBAAN
2.1 Alat dan Bahan
Alat:
1.Panci infus Bahan:
2. Termometer • Rimpang lengkuas
3. Kompor listrik • Aquades
4. Penangas air
5. Batang Pengaduk
6. Cawan penguap
7. Corong
8. Kertas saring
9. Botol infus atau wadah ekstrak
10. Alat – alat gelas lainnya
2.2 Prosedur Kerja
1. Timbang serbuk simplisia rimpang lengkuas 10 g, masukkan simplisia ke dalam
panci infus.
2. Basahi serbuk simplisia tersebut dengan aquadest sebanyak dua kali bobot simplisa.
3. Tambahkan air secukupnya (±100 ml). Panaskan dalam penangas air suhu 90°C-98°C
selama 15 menit di penangas air.
4. Saring cairan pada saat panas menggunakan kertas saring, kecuali untuk simplisia
yang mengandung minyak atsiri.
5. Jika perlu tambahkan air secukupnya melalui ampas hingga diperoleh 100 ml.
(Sediaan ini dinamakan infus/dekok). Pekatkan infus dalam rotary evaporator
selama ± 20 menit.
6. Pindahkan hasil pemekatan ke dalam cawan penguap (berat kosong cawan uap
ditimbang terlebih dahulu), pekatkan diatas water bath 60 C hingga kental, dan
dipindahkan ke oven pengering hingga menjadi ekstrak kering. Masukkan ke dalam
wadah ekstrak, beri identitas meliputi; nama ekstrak, cara pembuatan, tanggal
pembuatan, pemerian, rendemen dan nama kelompok dan simpan dalam
desikator.
7. Hitung rendemen ekstrak.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Parameter Metanol
Berat Simplisia 10,0029 g

Berat Ekstrak -
Pemerian Ekstrak
 Bentuk Cair
 Bau Khas lengkuas

 Warna Kuning Kecokelatan


3.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan ekstraksi simplisia rimpang
lengkuas dengan metode infundasi. Pengertian dari ekstraksi sendiri
adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Sedangkan
tujuan dari ekstraksi adalah menarik senyawa kimia yang terdapat dalam
simplisia. Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara
mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90°C - 98°C selama
15 menit dengan penangas air.
Untuk membuat infusa dilakukan proses infundasi. Infundasi
adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat
kandungan aktif yang larut dalam air dan bahan-bahan nabati.
Namun, penyarian dengan cara ini akan menghasilkan sari yang
tidak stabil sehingga dapat dengan mudah tercemar oleh kuman dan
kapang.
Pada pembuatan infusa rimpang lengkuas, simplisia harus
diserbukkan terlebih dahulu tanpa diayak. Kemudian timbang sebanyak
10 gram. Lalu, basahi simplisia tersebut dengan air sebanyak dua kalinya.
Tambahkan air sebanyak 100 mL. Panaskan dalam penangas air pada suhu
90°C - 98°C selama 15 menit (terhitung mulai saat suhu mencapai 90°C).
Saring cairan pada saat panas menggunakan kain flannel, lalu saring
untuk kedua kalinya menggunakan kertas saring. Jika perlu, tambahkan air
panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh 100 mL. Sediaan ini
dinamakan infus.

Infus rimpang lengkuas yang kami dapat berbentuk ekstrak cair dengan
bau khas lengkuas, rasa agak pedas dan berwarna kuning kecoklatan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan, bahwa
infus rimpang lengkuas berbentuk ekstrak cair dengan bau khas lengkuas,
rasa agak pedas dan berwarna kuning kecoklatan.

4.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih memahami tentang prosedur maupun prinsip
kerja praktikum agar terhindar dari terjadinya kesalahan kerja. Selain itu,
pada praktikum selanjutnya diharapkan praktikan dapat memekatkan infus
hingga terbentuk ekstrak kering. Dan praktikan juga harus lebih berhati-hati
dalam menggunakan alat saat praktikum berlangsung.
LAMPIRAN
Insert the title of your subtitle Here
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen


Kesehatan RepublikIndonesia.

Buku Pedoman Praktikum Fitokimia Edisi 2013.

Anda mungkin juga menyukai