COMPOUNDING DISPENSING 1
Visi
Visi
Menjadi
Menjadi program studi Farmasi
program studi Farmasi (S1)
(S1) yang
yang
unggul
unggul dalam bidang farmasi bahan alam
dalam bidang farmasi bahan alam yang
yang
berlandaskan
berlandaskan pada
pada nilai-nilai
nilai-nilai islam
islam dan
dan ilmu
ilmu
pengetahuan
pengetahuan & & teknologi
teknologi di
di tingkat
tingkat nasional
nasional
PM-UMM-02-12/L1
Program Studi S1 Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan
1
2018
MODUL PRAKTIKUM
COMPOUNDING DISPENSING 1
Disusun oleh :
Fitriana Yuliastuti, M.Sc., Apt
PM-UMM-02-12/L1
2
PENGESAHAN
Modul Praktikum
COMPOUNDING DISPENSING 1
PM-UMM-02-12/L1
Revisi : 00
Tanggal : 13 Februari 2018
Dikaji Ulang Oleh : Ketua Program Studi S1 Farmasi
Dikendalikan Oleh : Pengendali Sistem Mutu Fakultas
Disetujui Oleh : Dekan
Fitriana Yuliastuti, M.Sc., Apt Tiara Mega K, M.Sc., Apt Puguh Widiyanto,S.Kp., M.Kep
NIDN. 0613078502 NIDN. 0607048602 NIDN. 0621027203
Catatan : Dokumen ini milik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Magelang dan TIDAK DIPERBOLEHKAN dengan cara dan
alasan apapun membuat salinan tanpa seijin Dekan
3
PENGANTAR
Assalamualaikum, wr, wb
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga buku
Petunjuk Praktikum Farmasetika ini dapat disusun. Tidak lupa penyusun
ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan buku ini.
Buku Petunjuk Praktikum Compunding Dispensing 1 ini disusun
untuk membantu membekali Mahasiswa dalam melakukan dasar
pelayanan kefarmasian meliputi penggunaan alat-alat laboratorium
dengan benar, dan kemampuan psikomotorik lainnya tentang prinsip-
prinsip dasar keilmuan yang berkaitan dengan ilmu kefarmasian, yaitu
meliputi analisis resep-resep rawat jalan, penyelesaian dan penyerahan
kepada pasien serta pembuatan sediaan dari resep standar. Mahasiswa
diharapkan dapat membaca dan memahami materi praktikum sehingga
dapat melaksanakan praktikum dengan tertib dan lancar
Mengingat Buku Petunjuk Praktikum ini disusun secara ringkas,
maka penyusun harapkan agar mahasiswa dapat mempelajari lebih lanjut
dari berbagai pustaka yang ada.
Akhirnya , kritik dan saran yang membangun selalu kami
harapkan untuk menyempurnaan buku ini
Wassalamualaikum, Wr. Wb
4
TATA TERTIB PRAKTIKUM
5
9. Jangan menggunakan alat-alat yang tidak diperlukan.
10. Pengambilan obat dilakukan di tempat obat (botol obat tidak
diperbolehkan dibawa ke meja praktikum).
11. Timbanglah bahan obat di dalam wadah yang sesuai.
12. Cara menimbang :
a. Sebelum menimbang diudahakan selalu alat timbangan
obat harus dalam keadaan seimbang (disetarakan terlebih
dahulu)
b. Bahan yang ditimbang diletakkan di daun timbangan
sebelah kanan, dan anak timbangan diletakkan di daun
timbangan sebelah kiri
c. Bahan obat yang beratnya lebih dari 1 gram, hendaknya
ditimbang di timbangan gram, sedang yang kurang dari 1
gram di timbangan milligram.
d. Tidak diperkenankan menimbang bahan obat kurang dari
50mg. bahan obat yang beratnya kurang dari 50 mg harus
dilakukan pengenceran.
e. Setiap alat yang akan ditara harus ditara dengan batu
penara, tidak diperkenankan dengan anak timbangan.
f. Catatlah segala penimbangan yang dilakukan
13. Setelah selesai menimbang bahan obat terus dimasukkan kedalam
tempat (mortar/mortar, beker glass, labu atau lainnya) untuk siap
dikerjakan. Sedangkan botol tempat bahan obat segera
dikembalikan ketempat semula. Tidak boleh menimbang bahan
obat kalau belum akan dikerjakan.
14. Bersihkan sendok, spatel dan alat-alat lainnya sebelum ataupun
sesudah yang dipakai untuk pembuatan resep yang bersangkutan
15. Tiket obat ada 2 macam, yaitu : putih dan biru
16. Tulislah semua yang telah anda lakukan pada lembar laporan
secara sistematis
17. Setiap mahasiswa praktikum diharuskan mengembalikan alat-alat
yang telah dipakai dalam keadaan bersih dan kering.
6
18. Setiap peserta praktikum diharuskan mengembalikan botol bahan-
bahan kimia yang tertutup rapat ke tempat semula
19. Setiap peserta praktikum harus bekerja dengan tertib, tenang, dan
teratur serta bertanggung jawab atas peralatan yang dipinjamnya
20. Setiapkali mahasiswa akan mengerjakan resep harus selalu
melakukan pre test terlebih dahulu dan selesai harus menyerahkan
laporan disertai hasil praktikum.
21. Inhal praktikum dilakukan apabila pretest mahasiswa < nilai 6,
sakit (disertai Surat Ijin Dokter).
22. Demi kelancaran praktikum, mahasiswa dikaruskan membawa
peralatan yang diperlukan dalam praktikum seperti : lap kain
bersih, sudip, sendok sungu, pipet, pengaduk, dan kemasan antara
lain pot plastic, botol kaca, dan lain-lain yang sesuai dengan
bentuk sediaan farmasi yang akan dimasukkan. Selain itu juga
membawa beberapa buku pegangan yang diperlukan seperti : FI
ed III, FI ed IV, ForNas, MIMS, ISO dll.
23. Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini akan diatur
kemudian pada waktu pelaksanaan praktikum.
Kepala Laboratorium
Laboratorium Kimia Farmasi,
Laporan Resmi :
7
2. Isi
a. Judul praktikum
b. Tujuan praktikum
c. Skrining resep
d. Perhitungan dosis
e. Penimbangan
Nama Obat Perhitungan Jumlah ED
f. Pembahasan
Nama Obat Sinonim Golongan Indikasi
g. Cara Pembuatan
h. Daftar Pustaka
i. Hasil
Kriteria Penilaian :
Indikator Point
Pretest 20
Skill lab 40
Laporan 10
Responsi 30
DASAR TEORI
A. ALAT PERACIKAN OBAT
8
a. Timbangan obat ada 3 jenis, yaitu :
1) Timbangan kasar : daya beban 250 gram hingga 1000
gram kepekaan 200mg.
2) Timbangan halus : daya beban 100 gram hingga 200
gram kepekaan 50mg
3) Timbagan milligram : daya beban 10 gram
hingga 50 gram kepekaan 5mg
Daya beban : bobot maksimum yang boleh
ditimbang
Kepekaan : tambahan bobot maksimum
yang diperlukan pada salah satu
b. Piring timbangan, setelah keduanya diisi muatan
maksimum, menyebabkan ayunan jarum timbangan tidak
kurang dari 2mm tiap dm panjang jarum.
c. Tata cara penimbangan:
1) Diperiksa apakah semua komponen timbangan/neraca
sudah sesuai pada tempatnya, dengan mencocokkan
nomor-nomor yang terdapat pada komponen-
komponen tersebut.
2) Periksa kedudukan timbangan sudah sejajar/rata, dapat
dilihat dari posisi anting harus tepat, bila belum tepat
kita putar tombol
3) Sekali lagi kita periksa apakan posisi pisau sudah pada
tempatnya, bila sudah maka tuas kita angkat atau putar
maka timbagan akan terangkat dan akan kelihatan
apakah piringnya seimbnag atau berat sebelah. Bila
tidak seimbang kita dapat memutar mur kekiri atau
kanan sesuai dengan keseimbangannya, sehingga
neraca seimbang.
4) Setelah itu baru kita letakkan kertas perkmen diatas
kedua piring timbangan, angkat tuas untuk memeriksa
apakah timbangan sudah seimbang. Bila sudah
seimbang, maka penimbangan bahan-bahan bisa
dimulai.
5) Cara penimbangan bahan-bahan :
a. Zat yang banyaknya kurang dari 1 gram
ditimbang pada timbangan milligram.
9
b. Obat yang berkhasiat keras sebaiknya ditimbang
pada timbangan milligram meskipun banyaknya
lebih dari 1 gram.
c. Suatu zat yang banyaknya kurang dari 50 mg
tidak boleh ditimbang, karena hasil timbangannya
tidak tepat. Maka harus diencerkan dulu zat
tersebut dan sebagai pengencer biasanya
digunakan Saccharum Lactis atau zat yang
berkhasiat netral dan bersifat inert
Contoh: timbang Atropin Sulfas 20 mg
- Pengenceran
1) 1: 5
- Bobot Obat = 50
- Pengisi = 200
Total =250
2) 1 : 10
- Bobot Obat = 50
- Pengisi = 450
Total = 500
10
g. Zat cair ditimbang dalam botol atau gelas beker
yang telah ditara.
Cara menara botol dilakukan pada pinggang
timbangan tempat anak timbangan yaitu sebelah
kiri diletakkan kotak berisi gotri/batu tara.
h. Mengukur obat cair yang hanya beberapa ml
digunakan gelas ukur yang ditera.
2. Alat-alat volume
a. Gelas ukur dipergunakan untuk mengukur cairan yang
akan dibuat dari atau cairan yang akan diambil
b. Gelas piala/beker glass untuk melarutkan bahan dengan
diaduk pengaduk dari kaca
c. Erlemeyer dipakai untuk melarutkan bahan dengan
digoyang atau dikocok dan digunakan untuk alat pengukur
(tingkat ketelitian kurang).
3. Alat-alat peracikan dan alat gelas lainnya
a. Lampang alu atau mortar dan stamper, dipakai untuk
menghaluskan dan mencampur bahan-bahan
b. Sendok dapat dipakai untuk mengambil bahan padat dari
botol, untuk bahan cair bisa digunakan pipet tetes atau
langsung dituang dengan hati-hati, sedangkan untuk bahan
semi padat (ekstrak kental dan lemak-lemak) dapat
digunakan spantel/sudip
c. Sudip dari film/mika dipakai untuk menyatukan,
membersihkan serbuk atau salep dan memasukkan dalam
wadah
d. Cawan penguap (dari porselin) digunakan untuk wadah
menimbang, untuk menguapkan atau mengeringkan
cairan, melebur atau mencampur lebih dari satu bahan.
e. Gelas arloji dan botol timbang untuk menimbang bahan
yang mudah menguap, menyublim, dan cairan yang tidak
boleh ditimbang dengan kertas perkamen
f. Panci infus untuk membuat larutan infus
g. Papan pil dipakai untuk menggulung, pemotong pil,
kemudian dibulatkan dengan pembulat pil
11
h. Pengayak alat yang dipakai untuk mengayak bahan sesuai
dengan derajad halus serbuk.
i. Corong dipakai untuk menyaring dengan meletakkan
kertas saring diatas corong kertas saring digunting bulat
lebih kurang 1 cm dibawah permukaan corong.
j. Batang pengaduk
k. Capsul filter
4. Penangas air (waterbath)
a. Penangas air (waterbath) adalah alat yang digunakan
untuk memanaskan atau melebur suatu bahan dengan suhu
maksimal 100 derajad.
b. Pemanasan dilalukan dengan uap panas yang dihasilkan
dari pemanasan air.
c. Suhu penangas air dapat diatur sesuai dengan suhu yang
diinginkan
d. Penangas air bisa digunakan untuk melebur basis,
menguapkan ekstrak atau tingtur, pemanasan untuk
mempercepat kelarutan dll.
B. PENGENALAN RESEP
1. RESEP
Kata resep berasal dari kata “Recipe” dalam bahasa latin,
yang artinya “Ambilah”. Pengertian secara umum resep adalah
“Formulae Medicae” yang terbagi atas:
a. Formula Officinalis : yaitu resep-resep yang terdapat
dalam buku-buku resmi.
b. Formula Magistrales: yaitu resep-resep yang disusun
atau dibuat oleh dokter berdasarkan pengalaman dan
pendapatnya sendiri, kadang-kadang gabungan dengan
formulae efficinalis dengan menambah dan mengurangi.
SK. MenKes RI No.244/MenKes/SK/V/90 memberikan
pengertian tentang resep adalah “permintaan tertulis dari dokter,
dokter gigi, dokter hewan kepada Apoteker Pengelola Apotek
12
untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Resep harus
dengan jelas dan lengkap. Jika tidak jelas atau tidak lengkap,
apoteker atau harus menanyakan kepada dokter yang menulis
resep tersebut.
Resep yang lengkap memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Nama, alamat, no izin praktek dokter, dokter gigi, dokter
hewan.
b. Tanggal penulisan resep (inscription)
c. Tanda “R/” pada bagian kiri setiap penulisan resep
(Invocatio)
d. Nama setiap obat dan komposisinya
(Praescriptio/ordonatio)
e. Aturan pemakaian obat yang tertulis (Signature)
f. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(Subscriptio)
g. Jenis hewan serta nama dan alamat pemiliknya untuk
resep dokter hewan
h. Tanda seru dan/paraf dokter untuk resep yang melebihi
dosis maksimalnya.
Aturan pakai dalam resep sering ditulis berupa singkatan
bahasa latin seperti :
a. Tentang waktu
1) omni hora cochlear (o.h.c) : tiap jam
satu sendok makan
2) omni bihora cochlear (o.b.h.c) : tiap 2 jam
satu sendok makan
3) post coenam (p.c) : sesudah
makan
4) ante coenam (a.c) : sebelum
makan
5) mane (m) : pagi-pagi
6) ante meridiem (a.merid) : sebelum
tengah hari
7) mane et vespere (m.et.v) : pagi dan
sore
13
8) nocte (noct) : malam
b. Tentang tempat yang sakit
1) pone aurem (pon.aur) : dibelakang
telinga
2) ad nucham (ad nuch) : ditengkuk
c. Tentang pemberian obat
1) in manum medici (i.m.m) : diserahkan
dokter
2) detur sub sigillo (det.sub.sig) : berikan
dalam segel
3) da in duplo (d.i.dupl) : berikan dua
kali
4) reperatur (iteratur)ter.(Rep.ter) : diulangi
tiga kali
14
c. Dalam resep tercantum iter yang artinya pasien tersebut
harus mengulangi pembuatan obat setelah resep pertama
habis dikonsumsi.
3. OPIUM RESEP
Opium resep adalah resep dimana salah satu obat/bahan
obatnya tergolong narkotika. Resep yang mengandung obat
narkotika tidak boleh diulangi penyerahan obatnya atas dasar
resep yang sama, kecuali dengan resep baru dari dokter, dan
setiap resep yang mengandung narkotika alat penderita harus
diketahui dengan jelas. Untuk menghindari kekeliruan, resep ini
diberi tanda khusus (biasanya diberi garis merah).
4. CITO RESEP/ RESEP CITO
Cito resep adalah resep dimana dokter menginginkan
pengobatan dengan segera, karena keadaan penderita. Resep
semacam ini harus didahulukan pengnyelenggaraannya dari resep
lain. Cito resep juga termasuk obat-obat tertentu yang
penggunaannya segera dilakukan yaitu obat yang digunakan
untuk antidotum penawar racun dan obat untuk luka bakar.
Tanda-tanda yang biasa digunakan dan ditulis pada bagian kanan
sebelah atas blanko resep yang terdiri dari :
a. Cito : segera
b. Urgent : penting
c. Statim : penting
d. P.I.M : Periculum in mora berbahaya bila ditunda
5. ETIKET
Setelah obatnya selesai dibuat dan telah diperiksa kembali
kemudian dimasukkan kedalam wadah yang telah ditempeli etiket
sesuai dengan aturan pemakaian yang tertera dalam resep. Etiket
obat berdasarkan resep dokter terdiri dari :
a. Etiket berwarna putih, untuk obat yang digunakan sebagai
obat peroral (dalam)
b. Etiket berwarna biru, untuk obat yang digunakan sebagai
obat luar
c. Etiket obat berdasarkan resep dokter harus memuat hal-
hal sbb:
1) Nama, alamat, dan No.SIA Apotek
2) Nama/SIPA Apoteker Pengelola Apotek
15
3) No.resep, nama kota, tanggal pembuatan obat
4) Nama penderita
5) Aturan pakai yang jelas
6) Paraf pembuatan obat.
C. DOSIS
1. DOSIS
Dosis atau takaran obat adalah banyaknya suatu obat dapat
dipergunakan atau diberikan kepada seorang penderita, baik
untuk obat dalam maupun obat luar.
Menurut FI ed III, beberapa jenis dosis :
a. Dosis Maksimum (DM), dosis ini berlaku untuk
pemakaian 1x dan 1 hari. Penyerahan obat yang dosisnya
melebihi dosis maksimum dapat dilakukan dengan cara
membubuhkan tanda seru dan paraf dokter penulis resep,
memberi garis bawah nama obat tersebut, dan menuliskan
banyaknya obat dengan huruf secara lengkap.
Dosis maksimum (DM) berlaku untuk obat dengan cara
pemakaian :
1) Obat dalam, yaitu obat dengan pemakaian melalui
mulut, kerongkongan terus ke lambung
(peroral,peroos)
2) Obat dengan cara pemakaian melalui rectal,
misalnya clysma/levement dan suppositoria atau
obat yang penggunaannya melalui urogenital,
missal bacilli, ovula dll.
b. Dosis Lazim (DL), dosis ini merupakan petunjuk yang
tidak mengikat, tetapi digunakan sebagai pedoman umum.
16
b. Dosis minimum, takaran obat terkecil yang diberikan yang
masih dapat menyembuhkan dan tidak menimbulkan
resistensi pada penderita
c. Dosis toksik, takaran obat dalam keadaan biasa yang
dapat keracunan pada penderita
d. Dosis letalis, takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat
menyebabkan kematian pada penderita.
17
Sifat dan jenis penyakit, kasus penyakit.
14-20tahun: 2//3xDD
21.60 tahun : DD
18
6. Rumus n: usia anak
Bastedo dalam tahun
Nama Rumus
1. Rumus Clark
(Amerika)
2. Rumus Thremich-fier
(Jerman)
3. Rumus Black
(belanda)
4. Rumus Juncker & % X D.Dewasa (panduan usia dan
Glaubius bobot badan)
Nama Rumus
1. Dari
kumpul
an
kuliah
farmako
logi UI
th.1968
2. Rumus
Catzel
19
Ada 3 macam bahan yang mempunyai DM untuk obat luar
1. Naftol, guaiakol, kreosot : untuk kulit
2. Sublimat : untuk mata
3. Iodoform : untuk obat kompres
Dosis maksimum gabungan harus dihitung jika dalam satu resep
terdapat dua obat atau lebih yang kerjanya searah dan tidak boleh
melampui jumlah dosis obat-obat yang searah tersebut, baik sekali
pakai maupun sehari.
Apabila dalam resep terdapat dua atau lebih obat yang
mempunyai khasiat yang sama, maka dosis-dosis yang ada dihitung
sebagai berikut:
Dan dihitung dosis rangkap sekali dan dosis rangkap sehari.
Misalnya:
1. Atropin sulfat dengan extr. Belladonae
2. Pulvis Opii dengan Pulvis Overi
3. Kofein dengan Aminofilin
4. Arsen trioxida dengan Natrii arsenas
Contoh:
S.4.d.d.pulv.I
D1x =
D1hr =
20
- Atropin Sulfas = 1,6/3
- Extr. Belladon = 40/80
Dosis rangkap sekali = 0,5 + 0,5 = 1 >>>>>>> harus
kurang dari 1
21
c) Masalah stabilitas yang sering dihadapi
dalam sediaan cair tidak ditemukan dalam
sediaan serbuk
d) Obat yang tidak stabil dalam suspense atau
larutanair dapat dibuat dalam bentuk
serbuk
e) Obat yang volumenya terlalu besar untuk
dibuat tablet atu kapsul dapat dibuat dalam
sediaan serbuk
f) Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis
yang sesuai dengan kedaan penderita
2. CAPSUL (KAPSUL)
Kapsul adalah sediaan berupa serbuk yang diisikan dalam
cangkang kapsul atau berupa sediaan cairan, setengah padat yang
dibungkus dengan kapsul dasar. Dalam FI ed III, kapsul adalah
bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, kertas atau
lunak. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat
tambahan lain.
a. Keuntungan sediaan kapsul, antara lain :
1) Bau dan rasa yang tidak enak tertutupi
2) Pemberian dosis yang tetap
3) Bahan-bahan obat atau zat yang rusak diudara
terbuka, bila dimasukkan kedalam kapsul akan
terlindungi
4) Mudah pemakainnya oleh pasien
5) Dengan kapsul yang berwarna-warni, menambah
daya tarik obat
6) Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak
memerlukan bahan tambahan/pembantu seperti
pada pembuatan pil dan tablet.
b. Macam-macam Kapsul :
1) Kapsul lunak
2) Kapsul keras
c. Pemilihan Ukuran Kapsul
1) Pemilihan dari ukuran paling baik ketika formulasi
dikembangkan, karena jumlah bahan inert yang
25
dibutuhkan tergantung pada ukuran atau kapasitas
kapsul yang dipilih.
2) Apabila formulasi dari bahan tidak memerlukan
pengisi untuk menambah jumlah serbuknya, maka
ukuran cangkang kapsul dapat boleh ditetapkan
setelah pengembangan dan persiapan formulasi
3) Agar kapsul diisi dengan baik, maka bagian badan
kapsul yang diisi campuran bahan obat dan bagian
tutupnya diselubungkan rapat-rapat. Bagian tutup
bukan saja berfungsi sebagai penutup tetapi juga
menekan dan menahan, oleh karena itu ukuran
kapsul harus dipilih sesuai kebutuhan.
d. Cara Pengisian Kapsul
Ada tiga cara pengisian cangkang kapsul yaitu dengan :
1) Tangan
Merupakan cara yang paling sederhana karena
menggunakan tangan langsung tanpa
menggunakan bantuan lain. Untuk memasukkan
obat kedalam kapsul, dapat dilakukan dengan cara
membagi serbuk sesuai jumlah kapsul yang
diminta. Selanjutnya tiap bagian serbuk tadi
dimasukkan kedalam badan kapsul lalu ditutup.
2) Alat bukan mesin
Alat yang dimaksud ini adalah alat dengan
menggunakan tangan manusia. Pengerjaan ini,
dapat diperoleh kapsul yang seragam dan lebih
cepat
3) Mesin
Digunakan untuk memproduksi kapsul secara
besar-besaran dan menjaga keseragaman kapsul,
perlu digunakan alat otomatis mulai dari
membuka, mengisi, sampai menutup kapsul.
26
PERTEMUAN KE-1
PELAYANAN RESEP I
Resep sediaan jadi dan Resep Standar “SIRUP”
1. Capaian pembelajaran :
a. Mampu melakukan pelayanan sediaan farmasi sesuai prosedur
b. Mampu menyiapkan atau meracik sediaan farmasi sesuai
prosedur
2. Tujuan Praktikum :
Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa akan mempunyai
kemahiran spesifik meliputi :
a. Kemampuan melakukan skrining resep (administratif dan
farmasetis)
b. Kemampuan menghitung dosis dan menimbang sediaan obat
dalam resep
c. Kemampuan membuat sediaan obat berdasarkan permintaan
dalam resep
3. Dasar Teori
27
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung gula
(sakarosa) kecuali dinyatakan lain, kadar gula (C12H22O11) tidak boleh
kurang dari 64% dan tidak boleh lebih dari 66%
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula cair
kadar tinggi (FI ed IV)
4. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan Bahan
Alat : semua alat yang digunakan dalam compounding resep
Bahan : obat-obat yang diperlukan dalam resep yang tersedian di
laboratorium
b. Cara Kerja
1) Ambil resep
2) Amati resep, kerjakan resep sesuai laporan
3) Amati dosis pada resep, apakah sudah sesuai (jika belum
sesuai lakukan perhitungan dan mintakan bukti acc)
4) Ambil dan amati alat-alat yang dignakan untuk
compounding resep yang diperoleh
5) Persiapkan alat yang diperlukan
6) Ambil bahan-bahan sesuai permintaan dalam resep
7) Potio Nigra Contra Tussim :
a) Bersihkan alat, setarakan neraca tara botol
b) Timbang Amonii Klorida masukkan dalam
erlemeyer tamabahkan aquadest qs aduk hingga
larut
c) Ambil CTM/Parasetamol (sesuai permintaan
resep), masukkan dalam mortir diderus, keluarkan
d) Timbang Succus masukkan dalam mortir
tambahkan air panas aduk
28
e) Masukkan CTM/Paracetamol yang sudah digerus
aduk hingga homogeny, masukkan dalam botol
f) Bilas mortir dengan aquadest pembilas masukkan
dalam botol
g) Bilas mortir dengan aquadest pembilas masukkan
dalam botol
h) Masukkan larutan amonii klorid dalam botol
i) Timbang SASA masukkan dalam botol
j) Tambahkan aquadest hingga 100 ml
5. Latihan
dr. Magda
PERTEMUAN KE-2
PELAYANAN RESEP II
Resep sediaan jadi dan Resep Standar “EMULSI”
29
1. Capaian pembelajaran :
a. Mampu melakukan pelayanan sediaan farmasi sesuai prosedur
b. Mampu menyiapkan atau meracik sediaan farmasi sesuai
prosedur
2. Tujuan Praktikum :
Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa akan mempunyai
kemahiran spesifik meliputi :
a. Kemampuan melakukan skrining resep (administratif dan
farmasetis)
b. Kemampuan menghitung dosis dan menimbang sediaan obat
dalam resep
c. Kemampuan membuat sediaan obat berdasarkan permintaan
dalam resep
3. Dasar Teori
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair/larutan
obat, terdispersi dalam cairan pembawanya.
Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil
(FIedIV)
Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi
yang mencegah koaksensi (penyatuan tetesan-tetesan kecil menjadi
tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase yang akan memisah)
4. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan Bahan
Alat : semua alat yang digunakan dalam Compounding resep
30
Bahan : obat-obat yang diperlukan dalam resep yang tersedian di
laboratorium
b. Cara Kerja
1) Ambil resep
2) Amati resep, kerjakan resep sesuai laporan
3) Amati dosis pada resep, apakah sudah sesuai (jika belum
sesuai lakukan perhitungan dan mintakan bukti acc)
4) Ambil dan amati alat-alat yang dignakan untuk
compounding resep yang diperoleh
5) Persiapkan alat yang diperlukan
6) Ambil bahan-bahan sesuai permintaan dalam resep
7) Emulsi :
a) Timbang bahan-bahannya
b) Ol. Lecoris Aselli dimasukkan ke dalam mortir,
tambahkan aqua sebanyak 1,5 x PGA, aduk kuat
dengan gerakan dari luar ke dalam dan
sebaliknya, sehingga terbentk korpus emulsi,
tambahkan grycerol aduk homogeny
c) Encerkan dengan sedikit aqua, lalu masukkan ke
dalam botol
d) Sisa aqua untuk membersihkan yang masih ada di
mortir, masukkan kedalam botol
e) Terakhir teteskan ol. Cinnamomi sebanyak 3 tetes,
lalu botol di tutup dan di beri etiket
5. Latihan
31
dr. Maesaroh
PERTEMUAN KE-3
SIP : 353.2727/DU/227/VI/2011
Praktek : jln.Pahlawan 30 Magelang PELAYANAN RESEP III
Telp : 0293 – 388474 Resep Sediaan jadi dan Resep
Standar “UNGUENTUM”
Magelang, 27 Feb 2018
32
a. Kemampuan melakukan skrining resep (administratif dan
farmasetis)
b. Kemampuan menghitung dosis dan menimbang sediaan obat
dalam resep
c. Kemampuan membuat sediaan obat berdasarkan permintaan
dalam resep
3. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan Bahan
Alat : semua alat yang digunakan dalam farmasetis resep
Bahan : obat-obat yang diperlukan dalam resep yang tersedian di
laboratorium
b. Cara Kerja
1) Ambil dan amati alat-alat yang dignakan untuk
compounding resep yang diperoleh
2) Persiapkan alat yang diperlukan
3) Ambil bahan-bahan sesuai permintaan dalam resep
4) Buat sediaan sesuai permintaan dalam resep
4. Latihan
Resep Standar : Methyl Salicyltis
dr. Gunawan
Unguentum
SIP : 563.282/DU/727/VI/2014
Dr . Prasojo, Sp.KK Praktek : jln.Pahlawan 30 Magelang
SIP : 2380/X/56/2014 Telp : 0293 – 388474
Alamat : Jl. trihanggo, Magelang
Telp : 0293 – 866288 Magelang, ...............
2. R/ Pamol mg 250
Codein HCL mg 10
CTM mg 0,5
B Complek tb ½
mf.la.pulv dain cap dtd no
X
S 3 dd I
pro :
33Umur :
Alamat : Jln .Manggis I
No. 3 Magelang,…………
R/ Mentholum 1g
Methylis Salicylas 1g
Cera Alba 500mg
Adep lanae hingga 10 g
Sue
Pro : Shena
Umur : 10 th
Alamat : Jl. Pemanasan
PERTEMUAN KE-4
PELAYANAN RESEP IV
1. Capaian pembelajaran
a. Mampu melakukan pelayanan sediaan farmasi sesuai prosedur
b. Mampu menyiapkan atau meracik sediaan farmasi sesuai
prosedur
2. Tujuan Praktikum :
Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa akan mempunyai
kemahiran spesifik meliputi :
a. Kemampuan melakukan skrining resep (administratif dan
farmasetis)
b. Kemampuan menghitung dosis dan menimbang sediaan obat
dalam resep
c. Kemampuan membuat sediaan obat berdasarkan permintaan
dalam resep
3. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan Bahan
34
Alat : semua alat yang digunakan dalam farmasetis resep
Bahan : obat-obat yang diperlukan dalam resep yang tersedian di
laboratorium
b. Cara Kerja
1) Ambil dan amati alat-alat yang dignakan untuk
compounding resep yang diperoleh
2) Persiapkan alat yang diperlukan
3) Ambil bahan-bahan sesuai permintaan dalam resep
4) Buat sediaan sesuai permintaan dalam resep
4. Latihan
Dr . Prasojo, Sp.KK
SIP : 2380/X/56/2014
Alamat : Jl. trihanggo, Magelang
Telp : 0293 – 866288
35
No. 5 Magelang,…………
PERTEMUAN KE-5
PELAYANAN RESEP V
Resep Sediaan Jadi dan Resep Standar “SUPPO ANUSOL”
1. Capaian pembelajaran
a. Mampu melakukan pelayanan sediaan farmasi sesuai prosedur
b. Mampu menyiapkan atau meracik sediaan farmasi sesuai
prosedur
2. Tujuan Praktikum :
Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa akan mempunyai
kemahiran spesifik meliputi :
a. Kemampuan melakukan skrining resep (administratif dan
farmasetis)
b. Kemampuan menghitung dosis dan menimbang sediaan obat
dalam resep
c. Kemampuan membuat sediaan obat berdasarkan permintaan
dalam resep
3. Pelaksanaan Praktikum
36
a. Alat dan Bahan
Alat : semua alat yang digunakan dalam farmasetis resep
Bahan : obat-obat yang diperlukan dalam resep yang tersedian di
laboratorium
b. Cara Kerja
1) Ambil dan amati alat-alat yang dignakan untuk
compounding resep yang diperoleh
2) Persiapkan alat yang diperlukan
3) Ambil bahan-bahan sesuai permintaan dalam resep
4) Buat sediaan sesuai permintaan dalam resep
4. Latihan
dr. Rivan
SIP :
Praktek : jln.Pahlawan 30 Magelang
dr. Rahmi Telp : 0293 – 388474
dr. Pieter
SIP : 43.266/DU/2727/XV/2016
SIP Magelang,..............
Praktek : 0345
: / KANDEP
jln.Pahlawan 30 /Magelang
IV.01 / 02
Praktek
Telp : jln.Pahlawan
: 0293 - 38847430 Magelang
Telp : 0293 – 388474 1. R/ ephedrin HCL mg 100
Phenobarbital mg 60
Magelang, 22 Feb 2017 GG mg 100
Magelang, ..............
Sanmol mg 100
3.R/ Tiap sup.
ITER 1 X Mengandung:
B complek tb ½
Bismuthi mg
2. R/ Rifamtibi Subgallas
100 75 mg
Balsamum Peuvianum 125 mh SL mg 50
PZA mg 180 mf la pulv dtd no X
Acidum Boricum 360 mg
INH mg 100 S 3 dd I
Zincoxydum 360 mg
B6 tab I
Ultramarinum 3,4 mg
mf.la.pulv
Cera Flavadain100cap mgdtd no XV Pro : Haryani......................
S 1
Oleum Cacao hingga dd I caps2,6 mg Umur :
SUE Alamat : jln Cempaka I
Pro
Pro :: Haryani
Intan.........................
Umur
Umur : th
:30
Alamat
Alamat :: jln
Jln.Cempaka
MerdekaI II
MATERI PRE-TEST
37
Golongan Generik Dosis Merk 1 Merk 2
Obat
Amlodipine Tab 10 Norvask Tensivask
Besylate mg
Tab 5 Norvask Theravast
mg
Captopril 12,5 mg Captensin Dexacap
25 mg Captensin Farmoten
50 mg Captensin Farmoten
Hipertensi Clopidogrel 75 mg Vaclo Plafix
40 mg Farmadral Inderal
38
Kolesterol Fenofibrate Lipanthyl Trichol
20 mg Pirocam Pirofel
39
Dextromethorp 10 mg Bisoltussin Siladex
han syr 60
ml
15 mg Romilar Dextral
40
Amoxicillin 250 mg Amoxsan Kalmoxilin
500 mg Amoxsan Kalmoxilin
Ds 60 Amoxsan Kalmoxilin
ml
Cephadroxil 500 mg Cefat Q-Cef
Ds 125 Cefat Lapicef
mg/5ml
60 ml
Cefixime 100 mg Sporetik Fixiphar
Ds 100 Sporetik Cefspan
mg/5ml
30 ml
Antibiotik- Ciprofloxacin 250 mg Baquinor Lapifloz
Antivirus 500 mg Baquinor Ciproxin
Clindamycin 150 mg Clinjos Probiotin
300 mg Prolic Dalacin C
Co-amoxiclav 625 mg Claneksi Clavamox
Tab
Erythromycin 200 mg Erysanbe Opithrocin
syr 60
ml
250 mg Erysanbe Opithrocin
500 mg Erysanbe Ophitrocin
Levofloxacin 500 mg Levocin Cravit
Ofloxacin 200 mg Tarivid Akilen
400 mg Tarivid Akilen
Tetracyclin 250 mg Super Tetra Dumocycline
500 mg Super Tetra Dumoc ycline
Thiamphenicol 500 mg Biothicol Thiamycin
Doxycyclin 100 mg Dumoxin Interdoxin
Cephalexin 500 mg Pralexin Cefabiotic
Lincomycin 500 mg Biolincom Lincomec
Spiramycin Spirabiotic Osmycin
Cetirizine 10 mg Incidal-Od Ozen
Anti Alergi Klorfeniramin 4 mg Chohistan Alleron
Maleat / CTM
Loratadin 10 mg Lorihis Claritin
Anti Bakteri / Metronidazole 250 mg Vagistin Trichodazol
Anti Amuba 500 mg Flagyl Provagin
41
Golongan Generik Dosis Merk 1 Merk 2
Obat
Vitamin Asam Folat 5 mg Folavit Folac
Kehamilan
Rhematik – Natrium 25 mg Voltaren Voltadex
Nyeri Otot diklofenak 50 mg Voltaren Voltadex
Ibuprofen 200 mg Proris Hufagrip Tmp
400 mg Proris Rhelafen
Meloxicam 7,5 mg Movicox
Mebendazole 100 mg Vermox
Obat Cacing Albendazol Helben Albendazole
Pyrntel Pamoat Upixon
Dexamethason 0,5 mg Kalmethason Scandexon
0,75 mg Dexa-m Licodexon
Anti Bengkak / Methyl 4 mg Lameson Hexilon
Radang Prednisolon
8 mg Lameson Medixon
16 mg Lameson Medixon
Prednison 5 mg Remacort
Mual-Pusing Betahistine 6 mg Mertigo Merislon
Dimenhydrinat 50 mg Antimo Dramamine
e
Domperidone 10 mg Galflux Motilium
Mual-Muntah 5 mg/ml Vometa Vomidon
Susp 60
ml
Metoclopramid 10 mg Primperan Vomitrol
e
Ondansetron Tab 12’s Invomit Vomceran
Bmg
Lansoprazole 30 mg Prosogan Fd Ulceran
Maag / Nyeri Omeprazole 20 mg Omz Pumpitor
Lambung Ranitidine 150 mg Rantin Tricker
Antasida Dexanta Ultilox
Cimetidin 200 mg Xepamet Ulsikor
Kejang / Carbamazepine 200 mg Tegretol Bamgetol
Epilepsi Fenitoin Kap 100 Dilantin Kutoin
mg
Fluconazole 150 mg Diflucan Flucoral
Ketokonazole 200 mg Nizoral Mycoral
Anti Jamur Cream Nizoral Mycoral
42
Miconazole Cream Daktarin Zolagel
2% 10 g
Griseofulvin 125 mg Fulcin Fungistop
Piracetam 400 mg Nootropil Ciclobrain
Stroke 800 mg Nootropil Neurotam
1200 mg Nootropil Neurotam
Obat Kulit Hydrocortisone Cream 5 Hufacort Topcort
1% g
Golongan Generik Dosis Merk 1 Merk 2
Obat
Anti Methyl Methergin Prospargin
Perdarahan Ergometrine
Pada Tab
Kandungan Vitamin K
Gentamycin Oint 5 g Garamycin Genoint
0,1%
Krim/Tetes/Dr Gentamycin Garamycin Cendogentamy
op- eye drop cin Tm
Mata/Telinga Kloramfenikol Oint 5 g Cendofeniko Erlamycetin
Salep Mata 1% l 1%
Kloramfenikol 5 ml Colme ear Erlamycetin
tetes telinga Ear
3%
Inh 100 mg Pyravit Inh Ciba
Tab
300 mg Pyravit Inh Ciba
Anti Tab
Tuberculosis Rifampicin 300 mg Rifamtibi Corifam
450 mg Rifamtibi Rimactane
600 mg Rifamtibi Rimactane
Etambutol 500 mg Cetabutol
Pyrazinamide 500 mg Neotibi Tb Zet
43
DAFTAR PUSTAKA
44
7. Syamsuni, 2006, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi,
EGC, Jakarta
8. Voight, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi,
Diterjemahkan oleh Noerono, S., Edisi V, UGM Press,
Yogyakarta
45