Anda di halaman 1dari 45

MODUL PRAKTIKUM

COMPOUNDING DISPENSING 1

Visi
Visi
Menjadi
Menjadi program studi Farmasi
program studi Farmasi (S1)
(S1) yang
yang
unggul
unggul dalam bidang farmasi bahan alam
dalam bidang farmasi bahan alam yang
yang
berlandaskan
berlandaskan pada
pada nilai-nilai
nilai-nilai islam
islam dan
dan ilmu
ilmu
pengetahuan
pengetahuan & & teknologi
teknologi di
di tingkat
tingkat nasional
nasional

PM-UMM-02-12/L1
Program Studi S1 Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan
1
2018
MODUL PRAKTIKUM
COMPOUNDING DISPENSING 1

Disusun oleh :
Fitriana Yuliastuti, M.Sc., Apt

PM-UMM-02-12/L1

Program Studi S1 Farmasi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Magelang
2018

2
PENGESAHAN

Modul Praktikum
COMPOUNDING DISPENSING 1
PM-UMM-02-12/L1

Revisi : 00
Tanggal : 13 Februari 2018
Dikaji Ulang Oleh : Ketua Program Studi S1 Farmasi
Dikendalikan Oleh : Pengendali Sistem Mutu Fakultas
Disetujui Oleh : Dekan

NO. DOKUMEN : PM-UMM-02-12/L1 TANGGAL : 13 Februari 2018


NO. REVISI : 00 NO. HAL : -
Disiapkan Oleh : Diperiksa Oleh: Disahkan Oleh :
Koordinator Praktikum Ka. Prodi S1 Farmasi Dekan

Fitriana Yuliastuti, M.Sc., Apt Tiara Mega K, M.Sc., Apt Puguh Widiyanto,S.Kp., M.Kep
NIDN. 0613078502 NIDN. 0607048602 NIDN. 0621027203
Catatan : Dokumen ini milik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Magelang dan TIDAK DIPERBOLEHKAN dengan cara dan
alasan apapun membuat salinan tanpa seijin Dekan

3
PENGANTAR

Assalamualaikum, wr, wb
Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga buku
Petunjuk Praktikum Farmasetika ini dapat disusun. Tidak lupa penyusun
ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan buku ini.
Buku Petunjuk Praktikum Compunding Dispensing 1 ini disusun
untuk membantu membekali Mahasiswa dalam melakukan dasar
pelayanan kefarmasian meliputi penggunaan alat-alat laboratorium
dengan benar, dan kemampuan psikomotorik lainnya tentang prinsip-
prinsip dasar keilmuan yang berkaitan dengan ilmu kefarmasian, yaitu
meliputi analisis resep-resep rawat jalan, penyelesaian dan penyerahan
kepada pasien serta pembuatan sediaan dari resep standar. Mahasiswa
diharapkan dapat membaca dan memahami materi praktikum sehingga
dapat melaksanakan praktikum dengan tertib dan lancar
Mengingat Buku Petunjuk Praktikum ini disusun secara ringkas,
maka penyusun harapkan agar mahasiswa dapat mempelajari lebih lanjut
dari berbagai pustaka yang ada.
Akhirnya , kritik dan saran yang membangun selalu kami
harapkan untuk menyempurnaan buku ini
Wassalamualaikum, Wr. Wb

Magelang, Februari 2018

Fitriana Yuliastuti, M.Sc., Apt

4
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Setiap mahasiswa diharuskan hadir tepat pada waktu yang telah


ditentukan. Apabila seorang peserta terlambat lebih dari 10 menit
dari waktu tersebut, maka ia tidak diperkenankan untuk
mengikuti praktikum pada hari itu, dan tidak diberi izin untuk
mengikuti praktikum pada hari lain.
2. Mahasiswa diwajibkan mengenakan jas praktikum bersih dan
berwarna putih.
3. Mahasiswa sebelum praktikum wajib mempelajari, memahami
materi praktikum, langkah kerja yang akan dilaksanankan.
4. Bacalah tugas baik dalam bentuk resep atau kasus secara seksama
sebelum melaksanakan praktikum
5. Setiap kali praktikum, praktikan wajib mengisi dan
menandatangani daftar hadir. Jika berhalangan hadir, praktikan
harus memberikan keterangan tertulis yang disertai dengan
alasan-alasan yang sah dan lapor kepada dosen penganpu
praktikum
6. Mahasiswa yang 3 kali berturut-turut tidak datang praktikum
tanpa ada keterangan yang sah, tidak diperbolehkan lagi
melanjutkan atau menyelesaikan praktikumnya, dan tidak
diperbolehkan mengikuti responsi.
7. Mahasiswa praktikum harus membawa lap tangan dan lap meja
untuk menjaga kebersihan meja masing-masing, serta lantai
disekitarnya.
8. Bekerjalah dengan rajin dan selalu menjaga kebersihan semua
peralatan yang ada di laboratorium.

5
9. Jangan menggunakan alat-alat yang tidak diperlukan.
10. Pengambilan obat dilakukan di tempat obat (botol obat tidak
diperbolehkan dibawa ke meja praktikum).
11. Timbanglah bahan obat di dalam wadah yang sesuai.
12. Cara menimbang :
a. Sebelum menimbang diudahakan selalu alat timbangan
obat harus dalam keadaan seimbang (disetarakan terlebih
dahulu)
b. Bahan yang ditimbang diletakkan di daun timbangan
sebelah kanan, dan anak timbangan diletakkan di daun
timbangan sebelah kiri
c. Bahan obat yang beratnya lebih dari 1 gram, hendaknya
ditimbang di timbangan gram, sedang yang kurang dari 1
gram di timbangan milligram.
d. Tidak diperkenankan menimbang bahan obat kurang dari
50mg. bahan obat yang beratnya kurang dari 50 mg harus
dilakukan pengenceran.
e. Setiap alat yang akan ditara harus ditara dengan batu
penara, tidak diperkenankan dengan anak timbangan.
f. Catatlah segala penimbangan yang dilakukan
13. Setelah selesai menimbang bahan obat terus dimasukkan kedalam
tempat (mortar/mortar, beker glass, labu atau lainnya) untuk siap
dikerjakan. Sedangkan botol tempat bahan obat segera
dikembalikan ketempat semula. Tidak boleh menimbang bahan
obat kalau belum akan dikerjakan.
14. Bersihkan sendok, spatel dan alat-alat lainnya sebelum ataupun
sesudah yang dipakai untuk pembuatan resep yang bersangkutan
15. Tiket obat ada 2 macam, yaitu : putih dan biru
16. Tulislah semua yang telah anda lakukan pada lembar laporan
secara sistematis
17. Setiap mahasiswa praktikum diharuskan mengembalikan alat-alat
yang telah dipakai dalam keadaan bersih dan kering.

6
18. Setiap peserta praktikum diharuskan mengembalikan botol bahan-
bahan kimia yang tertutup rapat ke tempat semula
19. Setiap peserta praktikum harus bekerja dengan tertib, tenang, dan
teratur serta bertanggung jawab atas peralatan yang dipinjamnya
20. Setiapkali mahasiswa akan mengerjakan resep harus selalu
melakukan pre test terlebih dahulu dan selesai harus menyerahkan
laporan disertai hasil praktikum.
21. Inhal praktikum dilakukan apabila pretest mahasiswa < nilai 6,
sakit (disertai Surat Ijin Dokter).
22. Demi kelancaran praktikum, mahasiswa dikaruskan membawa
peralatan yang diperlukan dalam praktikum seperti : lap kain
bersih, sudip, sendok sungu, pipet, pengaduk, dan kemasan antara
lain pot plastic, botol kaca, dan lain-lain yang sesuai dengan
bentuk sediaan farmasi yang akan dimasukkan. Selain itu juga
membawa beberapa buku pegangan yang diperlukan seperti : FI
ed III, FI ed IV, ForNas, MIMS, ISO dll.
23. Hal-hal yang belum diatur dalam ketentuan ini akan diatur
kemudian pada waktu pelaksanaan praktikum.
Kepala Laboratorium
Laboratorium Kimia Farmasi,

Fitriana Yuliastuti, M.Sc., Apt


Format Laporan dan Kriteria Penilaian

Laporan Resmi :

1. Cover laporan: nama mata praktikum, judul pertemuan, logo


universitas, nama dan NIM penyusun, nama prodi, nama fakultas,
nama universitas, tahun.

7
2. Isi

a. Judul praktikum
b. Tujuan praktikum
c. Skrining resep
d. Perhitungan dosis
e. Penimbangan
Nama Obat Perhitungan Jumlah ED

f. Pembahasan
Nama Obat Sinonim Golongan Indikasi

g. Cara Pembuatan
h. Daftar Pustaka
i. Hasil

Kriteria Penilaian :
Indikator Point
Pretest 20
Skill lab 40
Laporan 10
Responsi 30

DASAR TEORI
A. ALAT PERACIKAN OBAT

Praktikum farmasetika (meracik obat). merupakan istilah yang


mempunyai arti “meracik obat”, sedangkan. Alat-alat yang digunakan
pada umumnya berbeda untuk mendukung pengerjaan dalam membuat
suatu sediaan berdasarkan permintaan resep, sehingga diperlukan
pengenalan alat-alat yang sering digunakan dalam praktikum farmasetika
1. Timbangan

8
a. Timbangan obat ada 3 jenis, yaitu :
1) Timbangan kasar : daya beban 250 gram hingga 1000
gram kepekaan 200mg.
2) Timbangan halus : daya beban 100 gram hingga 200
gram kepekaan 50mg
3) Timbagan milligram : daya beban 10 gram
hingga 50 gram kepekaan 5mg
Daya beban : bobot maksimum yang boleh
ditimbang
Kepekaan : tambahan bobot maksimum
yang diperlukan pada salah satu
b. Piring timbangan, setelah keduanya diisi muatan
maksimum, menyebabkan ayunan jarum timbangan tidak
kurang dari 2mm tiap dm panjang jarum.
c. Tata cara penimbangan:
1) Diperiksa apakah semua komponen timbangan/neraca
sudah sesuai pada tempatnya, dengan mencocokkan
nomor-nomor yang terdapat pada komponen-
komponen tersebut.
2) Periksa kedudukan timbangan sudah sejajar/rata, dapat
dilihat dari posisi anting harus tepat, bila belum tepat
kita putar tombol
3) Sekali lagi kita periksa apakan posisi pisau sudah pada
tempatnya, bila sudah maka tuas kita angkat atau putar
maka timbagan akan terangkat dan akan kelihatan
apakah piringnya seimbnag atau berat sebelah. Bila
tidak seimbang kita dapat memutar mur kekiri atau
kanan sesuai dengan keseimbangannya, sehingga
neraca seimbang.
4) Setelah itu baru kita letakkan kertas perkmen diatas
kedua piring timbangan, angkat tuas untuk memeriksa
apakah timbangan sudah seimbang. Bila sudah
seimbang, maka penimbangan bahan-bahan bisa
dimulai.
5) Cara penimbangan bahan-bahan :
a. Zat yang banyaknya kurang dari 1 gram
ditimbang pada timbangan milligram.
9
b. Obat yang berkhasiat keras sebaiknya ditimbang
pada timbangan milligram meskipun banyaknya
lebih dari 1 gram.
c. Suatu zat yang banyaknya kurang dari 50 mg
tidak boleh ditimbang, karena hasil timbangannya
tidak tepat. Maka harus diencerkan dulu zat
tersebut dan sebagai pengencer biasanya
digunakan Saccharum Lactis atau zat yang
berkhasiat netral dan bersifat inert
Contoh: timbang Atropin Sulfas 20 mg
- Pengenceran
1) 1: 5
- Bobot Obat = 50
- Pengisi = 200
Total =250

Dari pengenceran tsb yang ditimbang =


Error: Reference source not found

2) 1 : 10
- Bobot Obat = 50
- Pengisi = 450
Total = 500

Dari pengenceran tsb yang ditimbang =


Error: Reference source not found

Catatan: Untuk membedakan adanya pengenceran


perlu ditambahkan zat warna: Carmyn ± 10 mg.
d. Penimbangan zat padat dan lemak dilakukan pada
kertas pada daun timbangan kiri dan kanan diberi
kertas yang besarnya sama sebagai tara.
e. Pengambilan zat padat dari wadah persediaan
digunakan sendok dan pengambilannya lemak
memakai spatel.
Sendok dan spatel setelah dipakai supaya segera
dibersihkan dengan kain serbet untuk sendok,
sedangkan spatel debersihkan dengan kertas.
f. Ekstrak kental ditimbang pada kertas parafin dan
dengan spatel dimasukkan dalam mortir.

10
g. Zat cair ditimbang dalam botol atau gelas beker
yang telah ditara.
Cara menara botol dilakukan pada pinggang
timbangan tempat anak timbangan yaitu sebelah
kiri diletakkan kotak berisi gotri/batu tara.
h. Mengukur obat cair yang hanya beberapa ml
digunakan gelas ukur yang ditera.

2. Alat-alat volume
a. Gelas ukur dipergunakan untuk mengukur cairan yang
akan dibuat dari atau cairan yang akan diambil
b. Gelas piala/beker glass untuk melarutkan bahan dengan
diaduk pengaduk dari kaca
c. Erlemeyer dipakai untuk melarutkan bahan dengan
digoyang atau dikocok dan digunakan untuk alat pengukur
(tingkat ketelitian kurang).
3. Alat-alat peracikan dan alat gelas lainnya
a. Lampang alu atau mortar dan stamper, dipakai untuk
menghaluskan dan mencampur bahan-bahan
b. Sendok dapat dipakai untuk mengambil bahan padat dari
botol, untuk bahan cair bisa digunakan pipet tetes atau
langsung dituang dengan hati-hati, sedangkan untuk bahan
semi padat (ekstrak kental dan lemak-lemak) dapat
digunakan spantel/sudip
c. Sudip dari film/mika dipakai untuk menyatukan,
membersihkan serbuk atau salep dan memasukkan dalam
wadah
d. Cawan penguap (dari porselin) digunakan untuk wadah
menimbang, untuk menguapkan atau mengeringkan
cairan, melebur atau mencampur lebih dari satu bahan.
e. Gelas arloji dan botol timbang untuk menimbang bahan
yang mudah menguap, menyublim, dan cairan yang tidak
boleh ditimbang dengan kertas perkamen
f. Panci infus untuk membuat larutan infus
g. Papan pil dipakai untuk menggulung, pemotong pil,
kemudian dibulatkan dengan pembulat pil

11
h. Pengayak alat yang dipakai untuk mengayak bahan sesuai
dengan derajad halus serbuk.
i. Corong dipakai untuk menyaring dengan meletakkan
kertas saring diatas corong kertas saring digunting bulat
lebih kurang 1 cm dibawah permukaan corong.
j. Batang pengaduk
k. Capsul filter
4. Penangas air (waterbath)
a. Penangas air (waterbath) adalah alat yang digunakan
untuk memanaskan atau melebur suatu bahan dengan suhu
maksimal 100 derajad.
b. Pemanasan dilalukan dengan uap panas yang dihasilkan
dari pemanasan air.
c. Suhu penangas air dapat diatur sesuai dengan suhu yang
diinginkan
d. Penangas air bisa digunakan untuk melebur basis,
menguapkan ekstrak atau tingtur, pemanasan untuk
mempercepat kelarutan dll.

B. PENGENALAN RESEP

1. RESEP
Kata resep berasal dari kata “Recipe” dalam bahasa latin,
yang artinya “Ambilah”. Pengertian secara umum resep adalah
“Formulae Medicae” yang terbagi atas:
a. Formula Officinalis : yaitu resep-resep yang terdapat
dalam buku-buku resmi.
b. Formula Magistrales: yaitu resep-resep yang disusun
atau dibuat oleh dokter berdasarkan pengalaman dan
pendapatnya sendiri, kadang-kadang gabungan dengan
formulae efficinalis dengan menambah dan mengurangi.
SK. MenKes RI No.244/MenKes/SK/V/90 memberikan
pengertian tentang resep adalah “permintaan tertulis dari dokter,
dokter gigi, dokter hewan kepada Apoteker Pengelola Apotek
12
untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Resep harus
dengan jelas dan lengkap. Jika tidak jelas atau tidak lengkap,
apoteker atau harus menanyakan kepada dokter yang menulis
resep tersebut.
Resep yang lengkap memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Nama, alamat, no izin praktek dokter, dokter gigi, dokter
hewan.
b. Tanggal penulisan resep (inscription)
c. Tanda “R/” pada bagian kiri setiap penulisan resep
(Invocatio)
d. Nama setiap obat dan komposisinya
(Praescriptio/ordonatio)
e. Aturan pemakaian obat yang tertulis (Signature)
f. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(Subscriptio)
g. Jenis hewan serta nama dan alamat pemiliknya untuk
resep dokter hewan
h. Tanda seru dan/paraf dokter untuk resep yang melebihi
dosis maksimalnya.
Aturan pakai dalam resep sering ditulis berupa singkatan
bahasa latin seperti :
a. Tentang waktu
1) omni hora cochlear (o.h.c) : tiap jam
satu sendok makan
2) omni bihora cochlear (o.b.h.c) : tiap 2 jam
satu sendok makan
3) post coenam (p.c) : sesudah
makan
4) ante coenam (a.c) : sebelum
makan
5) mane (m) : pagi-pagi
6) ante meridiem (a.merid) : sebelum
tengah hari
7) mane et vespere (m.et.v) : pagi dan
sore
13
8) nocte (noct) : malam
b. Tentang tempat yang sakit
1) pone aurem (pon.aur) : dibelakang
telinga
2) ad nucham (ad nuch) : ditengkuk
c. Tentang pemberian obat
1) in manum medici (i.m.m) : diserahkan
dokter
2) detur sub sigillo (det.sub.sig) : berikan
dalam segel
3) da in duplo (d.i.dupl) : berikan dua
kali
4) reperatur (iteratur)ter.(Rep.ter) : diulangi
tiga kali

2. COPY RESEP (SALINAN RESEP)


Copy resep adalah salinan tertulis dari suatu resep yang
dibuat oleh apotek. Istilah lain dari copy resep (salinan resep)
ialah “apograph”, “Exemplum”. Copy resep selain memuat
keterangan yang termuat dalam resep asli, copy resep juga harus
memuat :
a. Nama dan alamat apotek
b. Nama dan nomor SIPA APA
c. Tanda tangan atau paraf APA
d. Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan, atau
tanda nedet (nedetur) untuk obat yang belum diserahkan.
e. Nomor resep dan tanggal pembuatan
Copy resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter
penulis resep, penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan
atau petugas lain yang berwenang menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Copy resep diberikan jika :
a. Pasien memintanya atau mengingikannya
b. Pasien baru mengambil sebagian obatnya, atau dokter
menuliskan petunjuk da in dimidio/d.i.d atau da in
duplo/d.i.2.pl

14
c. Dalam resep tercantum iter yang artinya pasien tersebut
harus mengulangi pembuatan obat setelah resep pertama
habis dikonsumsi.
3. OPIUM RESEP
Opium resep adalah resep dimana salah satu obat/bahan
obatnya tergolong narkotika. Resep yang mengandung obat
narkotika tidak boleh diulangi penyerahan obatnya atas dasar
resep yang sama, kecuali dengan resep baru dari dokter, dan
setiap resep yang mengandung narkotika alat penderita harus
diketahui dengan jelas. Untuk menghindari kekeliruan, resep ini
diberi tanda khusus (biasanya diberi garis merah).
4. CITO RESEP/ RESEP CITO
Cito resep adalah resep dimana dokter menginginkan
pengobatan dengan segera, karena keadaan penderita. Resep
semacam ini harus didahulukan pengnyelenggaraannya dari resep
lain. Cito resep juga termasuk obat-obat tertentu yang
penggunaannya segera dilakukan yaitu obat yang digunakan
untuk antidotum penawar racun dan obat untuk luka bakar.
Tanda-tanda yang biasa digunakan dan ditulis pada bagian kanan
sebelah atas blanko resep yang terdiri dari :
a. Cito : segera
b. Urgent : penting
c. Statim : penting
d. P.I.M : Periculum in mora  berbahaya bila ditunda
5. ETIKET
Setelah obatnya selesai dibuat dan telah diperiksa kembali
kemudian dimasukkan kedalam wadah yang telah ditempeli etiket
sesuai dengan aturan pemakaian yang tertera dalam resep. Etiket
obat berdasarkan resep dokter terdiri dari :
a. Etiket berwarna putih, untuk obat yang digunakan sebagai
obat peroral (dalam)
b. Etiket berwarna biru, untuk obat yang digunakan sebagai
obat luar
c. Etiket obat berdasarkan resep dokter harus memuat hal-
hal sbb:
1) Nama, alamat, dan No.SIA Apotek
2) Nama/SIPA Apoteker Pengelola Apotek
15
3) No.resep, nama kota, tanggal pembuatan obat
4) Nama penderita
5) Aturan pakai yang jelas
6) Paraf pembuatan obat.

C. DOSIS

1. DOSIS
Dosis atau takaran obat adalah banyaknya suatu obat dapat
dipergunakan atau diberikan kepada seorang penderita, baik
untuk obat dalam maupun obat luar.
Menurut FI ed III, beberapa jenis dosis :
a. Dosis Maksimum (DM), dosis ini berlaku untuk
pemakaian 1x dan 1 hari. Penyerahan obat yang dosisnya
melebihi dosis maksimum dapat dilakukan dengan cara
membubuhkan tanda seru dan paraf dokter penulis resep,
memberi garis bawah nama obat tersebut, dan menuliskan
banyaknya obat dengan huruf secara lengkap.
Dosis maksimum (DM) berlaku untuk obat dengan cara
pemakaian :
1) Obat dalam, yaitu obat dengan pemakaian melalui
mulut, kerongkongan terus ke lambung
(peroral,peroos)
2) Obat dengan cara pemakaian melalui rectal,
misalnya clysma/levement dan suppositoria atau
obat yang penggunaannya melalui urogenital,
missal bacilli, ovula dll.
b. Dosis Lazim (DL), dosis ini merupakan petunjuk yang
tidak mengikat, tetapi digunakan sebagai pedoman umum.

Selain dosis lazim dikenal macam-macam istilah dosis yang lain,


yaitu :
a. Dosis terapi, takaran obat yang diberikan dalam keadaan
biasa dan dapat menyembuhkan penderita.

16
b. Dosis minimum, takaran obat terkecil yang diberikan yang
masih dapat menyembuhkan dan tidak menimbulkan
resistensi pada penderita
c. Dosis toksik, takaran obat dalam keadaan biasa yang
dapat keracunan pada penderita
d. Dosis letalis, takaran obat dalam keadaan biasa yang dapat
menyebabkan kematian pada penderita.

DOSIS MAKSIMUM DAN PERHITUNGANNYA


a) Daftar dosis maksimum menurut FI ed.III
digunakan untuk orang dewasa yang berusia 20-60 tahun
dengan bobot badan 58-60 kg.
b) Untuk orang usia lanjut usia dan keadaan fisiknya sudah
mulai menurun, pemberian dosis harus lebih kecil dari dosis
maksimumnya.
- 60-70 tahun 4/5 dosis dewasa
- 70-80 tahun ¾ dosis dewasa
- 80-90 tahun 2/3 dosis dewasa
- 90 tahun ke atas ½ dosis dewasa
c) Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat-obatan,
sebaiknya dosis diberikan dalam jumlah yang lebih kecil.
Bahkan untuk beberapa obat yang dapat mengakibatkan
abortus dan kelainan janin obat obat ini dilarang untuk wanita
hamil juga wanita menyusui karena obat dapat diserap oleh
bayinya melaui ASI.
d) Untuk anak-anak di bawah 20 tahun diperlukan perhitungan
khusus, karena respons tubuh anak atau bayi terhadap obat
tidak dapat disamakan dengan orang dewasa.
e) Memilih dan menetapkan dosis memang tidak mudah karena
harus memperhatikan beberapa faktor, yaitu:
1. Penderita
Usia, bobot badan, jenis kelamin, luas permukaan tubuh,
toleransi, habituasi, adiksi dan sensitivitas, kondisi
penderita.
2. Obat
Sifat kimia/sifat fisika obat, sifat farmakokinetiknya
(ADME), jenis obat
3. Penyakit

17
Sifat dan jenis penyakit, kasus penyakit.

Aturan pokok perhitungan dosis untuk anak tidak ada


sehingga para pakar mencoba untuk membuat perhitungan
berdasarkan usia, bobot badan, dan luas permukaan tubuh (body
surface area).

a. Perhitungan dosis berdasarkan usia:

Nama Rumus Keterangan

1. Rumus n: anak usia


Young dibawah 8 tahun

2. Rumus n: dalam bulan


Fried

3. Rumus n: anak usia di


Dilling atas 8 tahun

4. Rumus n; usia dalam


Cowling satuan tahun
yang digenapkan
ke atas

5. Rumus Berupa pecahan yang


Gaubius dikalikan dengan D.Dewasa,
seperti

0.1 Tahun : 1/12 x DD


1.2 tahun :1/8 x DD
2.3 tahun : 1/6 x DD
3.4 tahun : ¼ x DD
4.7 tahun : 1/3 xDD
7-14tahun : ½ x DD

14-20tahun: 2//3xDD

21.60 tahun : DD

18
6. Rumus n: usia anak
Bastedo dalam tahun

b. Perhitungan dosis berdasarkan bobot


badan

Nama Rumus

1. Rumus Clark
(Amerika)

2. Rumus Thremich-fier
(Jerman)

3. Rumus Black
(belanda)
4. Rumus Juncker & % X D.Dewasa (panduan usia dan
Glaubius bobot badan)

c. Perhitungan dosis berdasarkan luas


permukaan tubuh

Nama Rumus

1. Dari
kumpul
an
kuliah
farmako
logi UI
th.1968
2. Rumus
Catzel

19
Ada 3 macam bahan yang mempunyai DM untuk obat luar
1. Naftol, guaiakol, kreosot : untuk kulit
2. Sublimat : untuk mata
3. Iodoform : untuk obat kompres
Dosis maksimum gabungan harus dihitung jika dalam satu resep
terdapat dua obat atau lebih yang kerjanya searah dan tidak boleh
melampui jumlah dosis obat-obat yang searah tersebut, baik sekali
pakai maupun sehari.
Apabila dalam resep terdapat dua atau lebih obat yang
mempunyai khasiat yang sama, maka dosis-dosis yang ada dihitung
sebagai berikut:
Dan dihitung dosis rangkap sekali dan dosis rangkap sehari.

Misalnya:
1. Atropin sulfat dengan extr. Belladonae
2. Pulvis Opii dengan Pulvis Overi
3. Kofein dengan Aminofilin
4. Arsen trioxida dengan Natrii arsenas

Contoh:

R/ Atropin Sulfat 0,4 mg DM (1 mg/3 mg)

Extr. Belladon 10 mg DM (20 mg/80


mg)

m.f.pulv.da tales doses No. X

S.4.d.d.pulv.I

D1x =

- Atropin Sulfas = 0,4/1


- Extr. Belladon = 10/20
Dosis rangkap sekali = 0,4 + 0,5= 0,9 >>>>>>> kurang
dari 1 (tdk OD)

D1hr =

20
- Atropin Sulfas = 1,6/3
- Extr. Belladon = 40/80
Dosis rangkap sekali = 0,5 + 0,5 = 1 >>>>>>> harus
kurang dari 1

Jadi Resep bisa dibuat.

Dosis dengan pemakaian berdasarkan jam


1. Menurut FI ed. III satu hari dihitung 24 jam sehingga
untuk pemakaian sehari dihitung 24/n kali.
n: selang waktu pemberian
Misalnya: s.o.t.h (tiap 3 jam) = 24/3 kali = 8 x sehari
semalam.

2. Menurut Van Duin


Pemakaian sehari dihitung 16 jam, kecuali antibiotik
dihitung sehari semalam 24 jam.
Untuk contoh yang sama, pemakaian sehari dihitung
sebagai berikut: (16/3 + 1) kali = (5,3 + 1) kali = 6,3 kali
dibulatkan menjadi 7 kali sehari semalam.

D. BENTUK SEDIAAN PADAT

1. PULVIS dan PULVERES


Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat
kimia yang dihaluskan untuk pemakaian dalam secara oral atau
untuk pemakaian oral. Pulvis adalah serbuk yang tidak terbagi-
bagi. Pulveres adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang
kurang lebih sama dengan yang dibungkus kertas perkamen atau
bahan pengemas lain yang cocok.
a. Keuntungan dan Kerugian Sediaan Bentuk Serbuk:
1) Keuntungan Sediaan Bentuk Serbuk :
a) Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih
larut daripada sediaan yang dipadatkan
b) Anak-anak atau orang tua yang sukar
enelan kapsul atau tablet lebih mudah

21
c) Masalah stabilitas yang sering dihadapi
dalam sediaan cair tidak ditemukan dalam
sediaan serbuk
d) Obat yang tidak stabil dalam suspense atau
larutanair dapat dibuat dalam bentuk
serbuk
e) Obat yang volumenya terlalu besar untuk
dibuat tablet atu kapsul dapat dibuat dalam
sediaan serbuk
f) Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis
yang sesuai dengan kedaan penderita

2) Kekurangan Sediaan Bentuk Serbuk :


a) Keengganan pasien minum obat yang
mungkin rasanya pahit, atau rasa yang
tidak enak
b) Kesulitan menahan terurainya bahan-bahan
higroskopis
c) Mudah mencair atau menguap zat-zat yang
dikandungnya
d) Waktu dan biaya yang digunakan pada
pengelola dan pembungkusan dalam
keseragaman dosis tunggal
b. Syarat-syarat Sediaan Serbuk :
1) Harus halus sesuai dengan derajad halus serbuk
2) Harus homogeny semua komponen
3) Harus dalam keadaan kering.
c. Derajad Halus serbuk
Derajad halus serbuk dinyatakan dengan satu atau dua
nomor pengayak. Hal ini dimasudkan bahwa untuk
menentukan derajad halus suatu serbuk harus dilakukan
dengan pengayak. Jika derajad halus serbuk dinyatakan
dengan satu nomor pengayak, dimaksudkan bahwa semua
serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut.
Jika derajat halus serbuk dinyatakan dengan dua nomor
pengayak, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat
22
melalui/lolos pada pengayak dengan nomor terendah dan
tidak lebih dari 40% melalui pengayak dengan nomor
tinggi.
Contoh :
Serbuk 10/40 dimaksudkan bahwa serbuk tersebut
semuanya melalui pengayak no.10 dan tidak lebih dari
40% dapat melalui pengayak no.40
Dalam beberapa hal digunakan istilah umum untuk
menyatakan derajad halus serbuk yang disesuaikan
dengan nomor pengayak sbb :
1) Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8)
2) Serbuk kasar adalah serbuk (10/40)
3) Serbuk agak kasar adalah serbuk (22/60)
4) Serbuk agak halus adalah serbuk (44/85)
5) Serbuk halus adalah serbuk (85)
6) Serbuk sangat halus adalah serbuk (120)
7) Serbuk sangat halus sekali adalah serbuk
(200/300)
d. Golongan pulvis
Pulvis dapat digolongkan menjadi beberapa jenis antara
lain :
1) Pulvis adspersorius (serbuk tabur/bedak)
Umumnya, serbuk tabur harus melewati ayakan
dengan derajad halus 100 mesh agar tidak
menimbulkan iritasi bagian yang peka.
Pulvis adspeerius harus memenuhi persyaratan :
a) Harus halus, tidak boleh ada butiran-
butiran kasar
b) Talk, kaolin, dan bahan mineral lainnya
harus bebas dari bakteri Clostridium tetani,
C.welchii, dan Bacillus anthracis serta
disterilkan dengan cara kering
c) Tidak boleh digunakan untuk luka terbuka
2) Pulvis dentrificus (serbuk gigi)
Umumnya mengandung karmin sebagai pewarna
yang dilarutkan lebih dahulu dalam kloroform atau
etanol 90%.
23
3) Pulvis sternutotarius (serbuk bersin)
Umumnya digunakan untuk dihisap melalui
hidung
4) Pulvis effervescent
Umumnya serbuk biasa yang sebelum diminum
dilarutkan dahulu dalam air dingin atau air hangat.
Jika serbuk ini dilarutkan akan mengeluarkan gas
CO2 yang kemudian membentuk larutan jernih.
Merupakan campuran dari senyawa asam (asam
sitrat, asam tartrat) dengan basa (Na bikarbonat)

e. Aturan pembuatan serbuk tabur:


1) Serbuk tabur yang tidak mengandung lemak
diayak dengan ayakan no. 100
2) Serbuk tabur yang mengandung zat berlemak
diayak dengan ayakan no. 44
3) Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang
tertinggal diayakan dihaluskan lagi sampai
seluruhnya terayak.
f. Langkah-langkah melipat atau membungkus kertas
pembungkus serbuk adalah sbb:
1) Letakkan kertas rata diatas permukaan meja dan
lipatkan 1-1,5cm kearah kita pada garis
memanjang pada kertas untuk menjaga
keseragaman, langkah ini harus dilakukan
bersamaan dengan lipatan pertama sebagai
petunjuk. Penyusunan kertas hendaknya secara
proporsional, jangan terlalu memanjang
kesamping, maksimal 5-6 kertas kesamping.
2) Letakkan serbuk baik yang ditimbang atau
dibagi-bagi ke tengah kertas yang telah dilipat
dsatu kali lipatannya mengarah keatas.
3) Tariklah sisi panjang yang belum dilipat keatas
dan letakkanlah pada kira-kira garis lipatan
pertama, lakukan hati-hati supaya serbuk tidak
berceceran.
24
4) Peganglah lipatan dan tekanlah sampai
menyentuh dasar kertas dan lipatlah
kehadapanmu setebal lipatan pertama.
5) Kertas pembungkus yang telah terlipat rapi
masukkan satu persatu dalam dos atau plastik
klip. Pada lipatan kertas pembungkus tidak boleh
ada serbuk dan tidak boleh ada ceceran serbuk.

2. CAPSUL (KAPSUL)
Kapsul adalah sediaan berupa serbuk yang diisikan dalam
cangkang kapsul atau berupa sediaan cairan, setengah padat yang
dibungkus dengan kapsul dasar. Dalam FI ed III, kapsul adalah
bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, kertas atau
lunak. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat
tambahan lain.
a. Keuntungan sediaan kapsul, antara lain :
1) Bau dan rasa yang tidak enak tertutupi
2) Pemberian dosis yang tetap
3) Bahan-bahan obat atau zat yang rusak diudara
terbuka, bila dimasukkan kedalam kapsul akan
terlindungi
4) Mudah pemakainnya oleh pasien
5) Dengan kapsul yang berwarna-warni, menambah
daya tarik obat
6) Kapsul dapat diisi dengan cepat karena tidak
memerlukan bahan tambahan/pembantu seperti
pada pembuatan pil dan tablet.
b. Macam-macam Kapsul :
1) Kapsul lunak
2) Kapsul keras
c. Pemilihan Ukuran Kapsul
1) Pemilihan dari ukuran paling baik ketika formulasi
dikembangkan, karena jumlah bahan inert yang

25
dibutuhkan tergantung pada ukuran atau kapasitas
kapsul yang dipilih.
2) Apabila formulasi dari bahan tidak memerlukan
pengisi untuk menambah jumlah serbuknya, maka
ukuran cangkang kapsul dapat boleh ditetapkan
setelah pengembangan dan persiapan formulasi
3) Agar kapsul diisi dengan baik, maka bagian badan
kapsul yang diisi campuran bahan obat dan bagian
tutupnya diselubungkan rapat-rapat. Bagian tutup
bukan saja berfungsi sebagai penutup tetapi juga
menekan dan menahan, oleh karena itu ukuran
kapsul harus dipilih sesuai kebutuhan.
d. Cara Pengisian Kapsul
Ada tiga cara pengisian cangkang kapsul yaitu dengan :
1) Tangan
Merupakan cara yang paling sederhana karena
menggunakan tangan langsung tanpa
menggunakan bantuan lain. Untuk memasukkan
obat kedalam kapsul, dapat dilakukan dengan cara
membagi serbuk sesuai jumlah kapsul yang
diminta. Selanjutnya tiap bagian serbuk tadi
dimasukkan kedalam badan kapsul lalu ditutup.
2) Alat bukan mesin
Alat yang dimaksud ini adalah alat dengan
menggunakan tangan manusia. Pengerjaan ini,
dapat diperoleh kapsul yang seragam dan lebih
cepat
3) Mesin
Digunakan untuk memproduksi kapsul secara
besar-besaran dan menjaga keseragaman kapsul,
perlu digunakan alat otomatis mulai dari
membuka, mengisi, sampai menutup kapsul.

26
PERTEMUAN KE-1
PELAYANAN RESEP I
Resep sediaan jadi dan Resep Standar “SIRUP”

1. Capaian pembelajaran :
a. Mampu melakukan pelayanan sediaan farmasi sesuai prosedur
b. Mampu menyiapkan atau meracik sediaan farmasi sesuai
prosedur

2. Tujuan Praktikum :
Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa akan mempunyai
kemahiran spesifik meliputi :
a. Kemampuan melakukan skrining resep (administratif dan
farmasetis)
b. Kemampuan menghitung dosis dan menimbang sediaan obat
dalam resep
c. Kemampuan membuat sediaan obat berdasarkan permintaan
dalam resep

3. Dasar Teori

27
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung gula
(sakarosa) kecuali dinyatakan lain, kadar gula (C12H22O11) tidak boleh
kurang dari 64% dan tidak boleh lebih dari 66%
Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula cair
kadar tinggi (FI ed IV)

4. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan Bahan
Alat : semua alat yang digunakan dalam compounding resep
Bahan : obat-obat yang diperlukan dalam resep yang tersedian di
laboratorium
b. Cara Kerja
1) Ambil resep
2) Amati resep, kerjakan resep sesuai laporan
3) Amati dosis pada resep, apakah sudah sesuai (jika belum
sesuai lakukan perhitungan dan mintakan bukti acc)
4) Ambil dan amati alat-alat yang dignakan untuk
compounding resep yang diperoleh
5) Persiapkan alat yang diperlukan
6) Ambil bahan-bahan sesuai permintaan dalam resep
7) Potio Nigra Contra Tussim :
a) Bersihkan alat, setarakan neraca tara botol
b) Timbang Amonii Klorida masukkan dalam
erlemeyer tamabahkan aquadest qs aduk hingga
larut
c) Ambil CTM/Parasetamol (sesuai permintaan
resep), masukkan dalam mortir diderus, keluarkan
d) Timbang Succus masukkan dalam mortir
tambahkan air panas aduk

28
e) Masukkan CTM/Paracetamol yang sudah digerus
aduk hingga homogeny, masukkan dalam botol
f) Bilas mortir dengan aquadest pembilas masukkan
dalam botol
g) Bilas mortir dengan aquadest pembilas masukkan
dalam botol
h) Masukkan larutan amonii klorid dalam botol
i) Timbang SASA masukkan dalam botol
j) Tambahkan aquadest hingga 100 ml

5. Latihan

dr. Magda

dr. Indra Susanto SIP : 2423.252/DU/666/VI/2016


SIP : 54664.262/Du/2525/VI/2016 Praktek : jln.Pahlawan 30 Magelang
Praktek : jln.Pahlawan 30 Magelang Telp : 0293 – 388474

Telp : 0293 – 388474 Magelang, 9 Juni 2018


Magelang, 22 Jan 2018 2. R/ Aminofilin mg 100
3. R/ Pottio Nigra Contra Tussim 100 Pehachlor tab ½
Adde SL mg 50
Chlorpheniramin Mal 2,5 mg mf.la.pulv dtd no XII
S 3 dd I

Pro : Didik Pro : Hermansyah


Umur : 10 thn Umur :
Alamat Jln. Cendana I Alamat : Jln Manggis II

PERTEMUAN KE-2
PELAYANAN RESEP II
Resep sediaan jadi dan Resep Standar “EMULSI”

29
1. Capaian pembelajaran :
a. Mampu melakukan pelayanan sediaan farmasi sesuai prosedur
b. Mampu menyiapkan atau meracik sediaan farmasi sesuai
prosedur

2. Tujuan Praktikum :
Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa akan mempunyai
kemahiran spesifik meliputi :
a. Kemampuan melakukan skrining resep (administratif dan
farmasetis)
b. Kemampuan menghitung dosis dan menimbang sediaan obat
dalam resep
c. Kemampuan membuat sediaan obat berdasarkan permintaan
dalam resep

3. Dasar Teori
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair/larutan
obat, terdispersi dalam cairan pembawanya.
Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil
(FIedIV)
Emulsi dapat distabilkan dengan penambahan bahan pengemulsi
yang mencegah koaksensi (penyatuan tetesan-tetesan kecil menjadi
tetesan besar dan akhirnya menjadi satu fase yang akan memisah)

4. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan Bahan
Alat : semua alat yang digunakan dalam Compounding resep

30
Bahan : obat-obat yang diperlukan dalam resep yang tersedian di
laboratorium

b. Cara Kerja
1) Ambil resep
2) Amati resep, kerjakan resep sesuai laporan
3) Amati dosis pada resep, apakah sudah sesuai (jika belum
sesuai lakukan perhitungan dan mintakan bukti acc)
4) Ambil dan amati alat-alat yang dignakan untuk
compounding resep yang diperoleh
5) Persiapkan alat yang diperlukan
6) Ambil bahan-bahan sesuai permintaan dalam resep
7) Emulsi :
a) Timbang bahan-bahannya
b) Ol. Lecoris Aselli dimasukkan ke dalam mortir,
tambahkan aqua sebanyak 1,5 x PGA, aduk kuat
dengan gerakan dari luar ke dalam dan
sebaliknya, sehingga terbentk korpus emulsi,
tambahkan grycerol aduk homogeny
c) Encerkan dengan sedikit aqua, lalu masukkan ke
dalam botol
d) Sisa aqua untuk membersihkan yang masih ada di
mortir, masukkan kedalam botol
e) Terakhir teteskan ol. Cinnamomi sebanyak 3 tetes,
lalu botol di tutup dan di beri etiket

5. Latihan

31
dr. Maesaroh
PERTEMUAN KE-3
SIP : 353.2727/DU/227/VI/2011
Praktek : jln.Pahlawan 30 Magelang PELAYANAN RESEP III
Telp : 0293 – 388474 Resep Sediaan jadi dan Resep
Standar “UNGUENTUM”
Magelang, 27 Feb 2018

1. R/ Ol. Lecoris Aselli 50


Pulv. Gummi arabici 15 1. Capaian pembelajaran
Glyserol 5 a. Mampu melakukan
Aquae 37,5
Ol. Cinnamomi gtt III pelayanan sediaan farmasi
m.f. emuls
sesuai prosedur
b. Mampu menyiapkan atau meracik
Pro : Lestari sediaan farmasi sesuai prosedur
Umur :5 th
Alamat :jln. Cendana II
2. Tujuan Praktikum :
Setelah menyelesaikan praktek ini
maka mahasiswa akan mempunyai kemahiran spesifik meliputi :

32
a. Kemampuan melakukan skrining resep (administratif dan
farmasetis)
b. Kemampuan menghitung dosis dan menimbang sediaan obat
dalam resep
c. Kemampuan membuat sediaan obat berdasarkan permintaan
dalam resep

3. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan Bahan
Alat : semua alat yang digunakan dalam farmasetis resep
Bahan : obat-obat yang diperlukan dalam resep yang tersedian di
laboratorium

b. Cara Kerja
1) Ambil dan amati alat-alat yang dignakan untuk
compounding resep yang diperoleh
2) Persiapkan alat yang diperlukan
3) Ambil bahan-bahan sesuai permintaan dalam resep
4) Buat sediaan sesuai permintaan dalam resep

4. Latihan
Resep Standar : Methyl Salicyltis
dr. Gunawan
Unguentum
SIP : 563.282/DU/727/VI/2014
Dr . Prasojo, Sp.KK Praktek : jln.Pahlawan 30 Magelang
SIP : 2380/X/56/2014 Telp : 0293 – 388474
Alamat : Jl. trihanggo, Magelang
Telp : 0293 – 866288 Magelang, ...............

2. R/ Pamol mg 250
Codein HCL mg 10
CTM mg 0,5
B Complek tb ½
mf.la.pulv dain cap dtd no
X
S 3 dd I
pro :
33Umur :
Alamat : Jln .Manggis I
No. 3 Magelang,…………

R/ Mentholum 1g
Methylis Salicylas 1g
Cera Alba 500mg
Adep lanae hingga 10 g

Sue

Pro : Shena
Umur : 10 th
Alamat : Jl. Pemanasan

PERTEMUAN KE-4
PELAYANAN RESEP IV

1. Capaian pembelajaran
a. Mampu melakukan pelayanan sediaan farmasi sesuai prosedur
b. Mampu menyiapkan atau meracik sediaan farmasi sesuai
prosedur

2. Tujuan Praktikum :
Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa akan mempunyai
kemahiran spesifik meliputi :
a. Kemampuan melakukan skrining resep (administratif dan
farmasetis)
b. Kemampuan menghitung dosis dan menimbang sediaan obat
dalam resep
c. Kemampuan membuat sediaan obat berdasarkan permintaan
dalam resep

3. Pelaksanaan Praktikum
a. Alat dan Bahan

34
Alat : semua alat yang digunakan dalam farmasetis resep
Bahan : obat-obat yang diperlukan dalam resep yang tersedian di
laboratorium

b. Cara Kerja
1) Ambil dan amati alat-alat yang dignakan untuk
compounding resep yang diperoleh
2) Persiapkan alat yang diperlukan
3) Ambil bahan-bahan sesuai permintaan dalam resep
4) Buat sediaan sesuai permintaan dalam resep

4. Latihan

dr. Ivan dr. Mahendra


SIP : 425.272/DU/272/VI/2014 SIP : 2425.272/DU/626/VII/2014
Praktek : jln.Pahlawan 30 Magelang Praktek : jln.Pahlawan 30 Magelang
Telp : 0293 – 388474 Telp : 0293 – 388474

Magelang, 14 Februari 2017 Magelang,.............

ITER 1 X 1. R/ Amoxan 500 mg III


2. R/ Aminofilin mg 70 Pehachlor tb IV
Salbutamol mg 3 Indexon V
luminal mg 15 Sanmol IV
B Complek tb 1/3 SL 0,5
mf.la.pulv dain cap dtd no XII mf.la.pulv no XII
S 2 dd I caps S 4 dd I pulv AC

Pro : Menik Pro : Fanny


Umur : Umur :
Alamat : Jln .Manggis I Alamat : jln. Manggis no II
Resep standar : Vanishing Cream

Dr . Prasojo, Sp.KK
SIP : 2380/X/56/2014
Alamat : Jl. trihanggo, Magelang
Telp : 0293 – 866288

35
No. 5 Magelang,…………

R/ Acid Stearin 142


Glycerin 100
Natrium Biborat 2,5
Triatehanolamin 10
Nipagin q.s
Aquadest ad 750
m.f cream
SUE
Pro : Jamilla
Umur : 7 th
Alamat : Jl. Pemanasan

PERTEMUAN KE-5
PELAYANAN RESEP V
Resep Sediaan Jadi dan Resep Standar “SUPPO ANUSOL”

1. Capaian pembelajaran
a. Mampu melakukan pelayanan sediaan farmasi sesuai prosedur
b. Mampu menyiapkan atau meracik sediaan farmasi sesuai
prosedur

2. Tujuan Praktikum :
Setelah menyelesaikan praktek ini maka mahasiswa akan mempunyai
kemahiran spesifik meliputi :
a. Kemampuan melakukan skrining resep (administratif dan
farmasetis)
b. Kemampuan menghitung dosis dan menimbang sediaan obat
dalam resep
c. Kemampuan membuat sediaan obat berdasarkan permintaan
dalam resep

3. Pelaksanaan Praktikum

36
a. Alat dan Bahan
Alat : semua alat yang digunakan dalam farmasetis resep
Bahan : obat-obat yang diperlukan dalam resep yang tersedian di
laboratorium

b. Cara Kerja
1) Ambil dan amati alat-alat yang dignakan untuk
compounding resep yang diperoleh
2) Persiapkan alat yang diperlukan
3) Ambil bahan-bahan sesuai permintaan dalam resep
4) Buat sediaan sesuai permintaan dalam resep

4. Latihan
dr. Rivan
SIP :
Praktek : jln.Pahlawan 30 Magelang
dr. Rahmi Telp : 0293 – 388474
dr. Pieter
SIP : 43.266/DU/2727/XV/2016
SIP Magelang,..............
Praktek : 0345
: / KANDEP
jln.Pahlawan 30 /Magelang
IV.01 / 02
Praktek
Telp : jln.Pahlawan
: 0293 - 38847430 Magelang
Telp : 0293 – 388474 1. R/ ephedrin HCL mg 100
Phenobarbital mg 60
Magelang, 22 Feb 2017 GG mg 100
Magelang, ..............
Sanmol mg 100
3.R/ Tiap sup.
ITER 1 X Mengandung:
B complek tb ½
Bismuthi mg
2. R/ Rifamtibi Subgallas
100 75 mg
Balsamum Peuvianum 125 mh SL mg 50
PZA mg 180 mf la pulv dtd no X
Acidum Boricum 360 mg
INH mg 100 S 3 dd I
Zincoxydum 360 mg
B6 tab I
Ultramarinum 3,4 mg
mf.la.pulv
Cera Flavadain100cap mgdtd no XV Pro : Haryani......................
S 1
Oleum Cacao hingga dd I caps2,6 mg Umur :
SUE Alamat : jln Cempaka I
Pro
Pro :: Haryani
Intan.........................
Umur
Umur : th
:30
Alamat
Alamat :: jln
Jln.Cempaka
MerdekaI II

MATERI PRE-TEST

37
Golongan Generik Dosis Merk 1 Merk 2
Obat
Amlodipine Tab 10 Norvask Tensivask
Besylate mg
Tab 5 Norvask Theravast
mg
Captopril 12,5 mg Captensin Dexacap

25 mg Captensin Farmoten

50 mg Captensin Farmoten
Hipertensi Clopidogrel 75 mg Vaclo Plafix

Clonidine 0,15 mg Catapress

Diltiazem 30 mg Farmabes Herbesser

Isosorbid 5 mg Cedocard Farsobid


Dinitrate
Nifedipin 10 mg Adalat Farmalat

Bisoprolol 5 mg Concor Maintate

Acetylsalicylic 500 mg Askardia Restor


Acid (Aspirin)
Cilostazol Pleetal Stazol

Irbersartan Aprovel Iretensa

Verapamil Cardiover Isoptin

Candisartan 8 mg Canderin Blopress

16 mg Canderin Blopress plus

Propanolol 10 mg Farmadral Inderal

40 mg Farmadral Inderal

Losartan 50 mg Acetensa Angioten

Simvastatin 10 mg Cholestat Preshol

Penurun 20 mg Cholestat Preshol

38
Kolesterol Fenofibrate Lipanthyl Trichol

Atorvastatin Lipitor Atorsan

Pravastatin Koleskol Pravachol

Gemfibrosil Hypofil Lipitrop

Golongan Generik Dosis Merk 1 Merk 2


Obat
Asam 500 mg Ponstan Mefinal
mefenamat
Paracetamol 120 mg Tempra Sanmol
sirup 60
ml
500 mg Tempra Sanmol

Demam dan Tramadol 50 mg Tramal Tradosik


Nyeri
Antalgin 500 mg Novalgin Infalgin

Meloxicam Mecox Ostelox

Natrium 25 mg Voltaren Voltadex


diklofenak
50 mg Voltaren Voltadex

Kalium 25 mg Cataflam Kaflam


diklofenak
50 mg Cataflam Kaflam

Ketropofen Pronalges Kaltrofen

Ibuprofen 200 mg Proris Hufagrip Tmp

400 mg Proris Rhelafen

Piroxicam 10 mg Pirocam Pirofel

20 mg Pirocam Pirofel

Batuk / Ambroxol 30 mg Mucopect Mucera


Mukolitik /
Antitusif Syr 60 Mucopect Mucera
ml

39
Dextromethorp 10 mg Bisoltussin Siladex
han syr 60
ml
15 mg Romilar Dextral

Glyceril Paratusin Konidin


Guaicolat
Sesak nafas / Salbutamol 2 mg Lasal Grafalin
Asma
4 mg Lasal Grafalin

Aminophyllin 200 mg Amicain Aminophylline

Ketotifen Profilas Zaditen

Asam Urat Allopurinol 100 mg Zyloric Puricemia

300 mg Zyloric Puricemia

Glibenclamide 5 mg Daonil Renabetic

Glimepirid 1 mg Amaryl Metrix


Diabetes /
2 mg Amaryl Metrix
Gula Darah /
Kencing 3 mg Amaryl Metrix
Manis
4 mg Amaryl Metrix

Metformin 500 mg Glucophage Gludepatic


850 mg Glucophage Gludepatic
Gliquidone Fordiab Glidiab
Acarbose 100 mg Glucobay Glucobion
50 mg Glucobay Eclid

Golongan Generik Dosis Merk 1 Merk 2


Obat
Acyclovir 200 mg Zovirax Clinovir
400 mg Zovirax Virules
5% Zovirax Scanovir
cream 5
g
Azithromycin 500 mg Zithromax Zistic

40
Amoxicillin 250 mg Amoxsan Kalmoxilin
500 mg Amoxsan Kalmoxilin
Ds 60 Amoxsan Kalmoxilin
ml
Cephadroxil 500 mg Cefat Q-Cef
Ds 125 Cefat Lapicef
mg/5ml
60 ml
Cefixime 100 mg Sporetik Fixiphar
Ds 100 Sporetik Cefspan
mg/5ml
30 ml
Antibiotik- Ciprofloxacin 250 mg Baquinor Lapifloz
Antivirus 500 mg Baquinor Ciproxin
Clindamycin 150 mg Clinjos Probiotin
300 mg Prolic Dalacin C
Co-amoxiclav 625 mg Claneksi Clavamox
Tab
Erythromycin 200 mg Erysanbe Opithrocin
syr 60
ml
250 mg Erysanbe Opithrocin
500 mg Erysanbe Ophitrocin
Levofloxacin 500 mg Levocin Cravit
Ofloxacin 200 mg Tarivid Akilen
400 mg Tarivid Akilen
Tetracyclin 250 mg Super Tetra Dumocycline
500 mg Super Tetra Dumoc ycline
Thiamphenicol 500 mg Biothicol Thiamycin
Doxycyclin 100 mg Dumoxin Interdoxin
Cephalexin 500 mg Pralexin Cefabiotic
Lincomycin 500 mg Biolincom Lincomec
Spiramycin Spirabiotic Osmycin
Cetirizine 10 mg Incidal-Od Ozen
Anti Alergi Klorfeniramin 4 mg Chohistan Alleron
Maleat / CTM
Loratadin 10 mg Lorihis Claritin
Anti Bakteri / Metronidazole 250 mg Vagistin Trichodazol
Anti Amuba 500 mg Flagyl Provagin

41
Golongan Generik Dosis Merk 1 Merk 2
Obat
Vitamin Asam Folat 5 mg Folavit Folac
Kehamilan
Rhematik – Natrium 25 mg Voltaren Voltadex
Nyeri Otot diklofenak 50 mg Voltaren Voltadex
Ibuprofen 200 mg Proris Hufagrip Tmp
400 mg Proris Rhelafen
Meloxicam 7,5 mg Movicox
Mebendazole 100 mg Vermox
Obat Cacing Albendazol Helben Albendazole
Pyrntel Pamoat Upixon
Dexamethason 0,5 mg Kalmethason Scandexon
0,75 mg Dexa-m Licodexon
Anti Bengkak / Methyl 4 mg Lameson Hexilon
Radang Prednisolon
8 mg Lameson Medixon
16 mg Lameson Medixon
Prednison 5 mg Remacort
Mual-Pusing Betahistine 6 mg Mertigo Merislon
Dimenhydrinat 50 mg Antimo Dramamine
e
Domperidone 10 mg Galflux Motilium
Mual-Muntah 5 mg/ml Vometa Vomidon
Susp 60
ml
Metoclopramid 10 mg Primperan Vomitrol
e
Ondansetron Tab 12’s Invomit Vomceran
Bmg
Lansoprazole 30 mg Prosogan Fd Ulceran
Maag / Nyeri Omeprazole 20 mg Omz Pumpitor
Lambung Ranitidine 150 mg Rantin Tricker
Antasida Dexanta Ultilox
Cimetidin 200 mg Xepamet Ulsikor
Kejang / Carbamazepine 200 mg Tegretol Bamgetol
Epilepsi Fenitoin Kap 100 Dilantin Kutoin
mg
Fluconazole 150 mg Diflucan Flucoral
Ketokonazole 200 mg Nizoral Mycoral
Anti Jamur Cream Nizoral Mycoral

42
Miconazole Cream Daktarin Zolagel
2% 10 g
Griseofulvin 125 mg Fulcin Fungistop
Piracetam 400 mg Nootropil Ciclobrain
Stroke 800 mg Nootropil Neurotam
1200 mg Nootropil Neurotam
Obat Kulit Hydrocortisone Cream 5 Hufacort Topcort
1% g
Golongan Generik Dosis Merk 1 Merk 2
Obat
Anti Methyl Methergin Prospargin
Perdarahan Ergometrine
Pada Tab
Kandungan Vitamin K
Gentamycin Oint 5 g Garamycin Genoint
0,1%
Krim/Tetes/Dr Gentamycin Garamycin Cendogentamy
op- eye drop cin Tm
Mata/Telinga Kloramfenikol Oint 5 g Cendofeniko Erlamycetin
Salep Mata 1% l 1%
Kloramfenikol 5 ml Colme ear Erlamycetin
tetes telinga Ear
3%
Inh 100 mg Pyravit Inh Ciba
Tab
300 mg Pyravit Inh Ciba
Anti Tab
Tuberculosis Rifampicin 300 mg Rifamtibi Corifam
450 mg Rifamtibi Rimactane
600 mg Rifamtibi Rimactane
Etambutol 500 mg Cetabutol
Pyrazinamide 500 mg Neotibi Tb Zet

43
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, 1978, Formularium Nasional Edisi Kedua, Depkes RI,


Jakarta
2. Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI,
Jakarta.
3. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV, Depkes RI,
Jakarta.
4. Anonim, 2016, Informasi Spesialite Obat Indonesia, penerbit PT
ISFI penerbitan, Jakarta
5. Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi,
diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, UI Press, Jakarta.
6. Lachman, L. and Lieberman, H.A., 1994, Teori dan Praktek
Farmasi Industri II, Voight, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi
Farmasi,

44
7. Syamsuni, 2006, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi,
EGC, Jakarta
8. Voight, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi,
Diterjemahkan oleh Noerono, S., Edisi V, UGM Press,
Yogyakarta

45

Anda mungkin juga menyukai