Bahan:
1. Larutan KIO3 0,05 N 50 ml
2. Larutan Na2S2O3 0,05N 750 ml
3. Larutan H2SO4 2N 50 ml
4. Larutan Amylum 1% 30ml
5. Larutan CuSO4 (sampel)
6. Aquadest
V.Presedur
Perhitungan :
ml
gram= x NxBE
1000
1. Timbang dengan seksama KIO3 sesuai perhitungan
2. Masukkan ke dalam labu takar 50 ml secara kuantitatif
3. Larutkan dalam aquadest
4. Tambahkan aquadest sampai garis etsa
5. Kocok sampai homogeny
B.Pembuatan larutan baku sekunder Na2S2O3 0,05 N 700ml
Perhitungan :
ml
gram= x NxBE
1000
C.Pembuatan Amylum 1% 30 ml
1
Perhitungan: gram= x 30
100
Cara:
D.Pembuatan KI
Cara:
VI.Data Pengamatan
A.Perhitungan baku primer KIO3 0,05 N 50ml
ml
gram= xNxBE
1000
50 214
= x0,05x
1000 6
=0,0892 gr
=89,2mg
Penimbangan
Berat Kertas + Bahan = 0,3526gr
Berat Kertas + Sisa Bahan = 0,2615gr
Berat bersih bahan = 0,0911gr
=91,1mg
VII.Perhitungan
a.Kadar Baku Primer KIO3 0,05 N
Kadar Baku primer =bobot penimbangan X N
bobot perhitungan
=91,1 x 0,05
89,2
=0,051N
N= 0,51
10,33
=0,0493N
VIII.Pembahasan
Metode ini dilakukan untuk menentukan kadar zat yang bersifat oksidator (I-→I2) Iodium
Yang terjadi dititrasi dengan tiosulfat. Iodium adalah titrasi tak langsung atau titrasi kembali.
Titrasi kembali merupakan proses titrasi yang sangat baik untuk titrasi yang melibatkan
iodide.
Iodida pada umumnya KI ditambahkan secara berlebihan pada larutan oksidator
sehingga terbentuk I2. I2 yang terbentuk adalah equevalen dengan jumlah oksidator yang telah
ditentukan,Jumlah I2 digunakan menitrasi dengan larutan larutan standart tiosulfat dan dengan
indikator amylum sehingga terjadi perubahan warna dari biru tua kompleks amylum I 2
sampai warna ini tepat hilang.
IX.Kesimpulan
a.Kadar Baku Primer = 0,0510N
b.Kadar Baku Sekunder =0,0493N
c.Kadar Baku Sampel =0,0505N
X.Pustaka
Andari Susilowati 2009 Buku Ajar Kimia Analitik Kuantitatif.Ponorogo:Akafarma Sunan
Giri
Kelompok V