Anda di halaman 1dari 7

Penetapan Kadar CuSO4 Secara Iodometri

I.Tujuan : Menentukan kadar CuSO 4 secara Iodometri

II.Prinsip Reaksi : Reaksi Redoks


2 CuSO4 + 4 KI →K2SO4 + 2 CuI + I
I2 + 2 S2O32- →S4O62- + 2 I-

III.Dasar Teori :Iodometri adalah metode titrasi yang tidak langsung

IV.Alat dan Bahan:


Alat:
1. Buret 11.Kertas Saring 13.Bola Hisap
2. Beaker Glas 7.Batang Pengaduk 14.Gelas Ukur
3. Erlenmayer 8.Statif dan klem 15.Pemanas listrik
4. Pipet Volume 9.Labu Takar 16.Kaca Arloji
5. Pipet Tetes 10 Anak timbang 17. Alat timbang
6.Corong kaca 12.Neraca Analitik

Bahan:
1. Larutan KIO3 0,05 N 50 ml
2. Larutan Na2S2O3 0,05N 750 ml
3. Larutan H2SO4 2N 50 ml
4. Larutan Amylum 1% 30ml
5. Larutan CuSO4 (sampel)
6. Aquadest
V.Presedur

A.Pembutan larutan baku primer KIO3 0,05 N 50 ml

Perhitungan :
ml
gram= x NxBE
1000
1. Timbang dengan seksama KIO3 sesuai perhitungan
2. Masukkan ke dalam labu takar 50 ml secara kuantitatif
3. Larutkan dalam aquadest
4. Tambahkan aquadest sampai garis etsa
5. Kocok sampai homogeny
B.Pembuatan larutan baku sekunder Na2S2O3 0,05 N 700ml
Perhitungan :
ml
gram= x NxBE
1000

1.Timbang Na2S2O3 kurang lebih seperti timbangan

2. Masukkan dalam beaker glass

3.Larutkan dalam aqudest

4.Tambahkan aquadest sampai 700ml

5.Aduk sampai homogeny

C.Pembuatan Amylum 1% 30 ml

1
Perhitungan: gram= x 30
100

Cara:

1. Timbang Amylum kurang lebih sesuai perhitungan


2. Masukkan ke dalam beaker glass
3. Larutkan dalam aquadest
4. Tambahkan Aquadest sampai volume 30 ml,lalu didihkan
5. Dinginkan dan saring

D.Pembuatan KI

1. Timbang KI kurang lebih sesuai perhitungan


2. Masukkan ke dalam beaker glass
3. Larutkan dalam aquadest
4. Tambahkan Aquadest sampai volume 30 ml
5. Dinginkan dan saring

E.Pembuatan Larutan H2SO4 2N 50ml


Perhitungan:(NV)1=(NV)2
Cara:
1. Ukur H2SO4 sesuai perhitungan
2. Masukkan dalam beaker glass yang berisi Aquadest
3. Larutkan dan tambahkan aquadest ad volume 50 ml
4. Aduk ad homogeny

C.Standarisasi larutan Na2S2O3 dengan larutan baku primer KIO3 0,05N


1. Pipet 10,0ml KIO3 0,05N dimasukkan elenmayer
2. Tambahkan 5 ml larutan KI 10%
3. Tambahkan 2ml larutan H2SO4 2N
4. Segera tutup dengan plastic hitam (untuk mengurangi penguapan Iodium)
5. Titrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai berwarna kuning muda
6. Tambahkan 1 ml Amylum 1%
7. Titrasi dilanjutkan sanpai warna biru hilang
8. Catat volume titran
9. Lakukan titrasi triplo
D.Penetapan kadar CuSO4 secara Iodometri

Cara:

1. Pipet 10,0ml larutan sampel dimasukkan elenmayer


2. Tambahkan 5ml KI 10% dan H2SO4 2N 2 ml
3. Tutup segera dengan plastic hitam
4. Titrasi dengan Na2S2O3 Standart sampai berwarna kuning muda
5. Tambahkan 1ml Amylum 1%
6. Lanjutkan titrasi sampai warna biru tepat hilang
7. Catat volume titran
8. Lakukan titrasi triplo

VI.Data Pengamatan
A.Perhitungan baku primer KIO3 0,05 N 50ml

ml
gram= xNxBE
1000
50 214
= x0,05x
1000 6
=0,0892 gr
=89,2mg
Penimbangan
Berat Kertas + Bahan = 0,3526gr
Berat Kertas + Sisa Bahan = 0,2615gr
Berat bersih bahan = 0,0911gr
=91,1mg

B.Pehitungan baku skunder Na2S2O3 0,05 N 700ml


ml
gram= xNxBE
1000
700 248,19
= x0,05x
1000 1
=8,68665 gr
=8686,65 mg
C.Perhitungan Amylum 1% 30ml
1
gram= x30=0,3 gr
100
D. Perhitungan KI 10% 30ml
10
gram= x30=3 gr
100
E.Perhitungan larutan H2SO4 2N 50ml
(NV)1=(NV)2
36.V1=2.50
100
V1= =2,78 ml
36
F. Standarisasi larutan Na2S2O3 dengan larutan baku primer KIO3 0,05N

No Volume KIO3(1°) Volume Na2S2O3 (2°)


1. 10,0ml 10,20ml
3. 10,0ml 10,50ml
4. 10,0ml 10,30ml
Volume total 31,00ml

G.Penetapan kadar sampel (CuSO4) secara Iodometri

No Volume primer Volume skunder


1. 10,0ml 10,20ml
2. 10,0ml 10,30ml
3. 10,0ml 10,30ml
Volume total 30,80ml

VII.Perhitungan
a.Kadar Baku Primer KIO3 0,05 N
Kadar Baku primer =bobot penimbangan X N
bobot perhitungan
=91,1 x 0,05
89,2
=0,051N

b.Kadar Baku Skunder


m grek titrat = m grek titran
(NV)1° = (NV)2°
0,0510 .10,00=10,33 .N2°

N= 0,51
10,33
=0,0493N

c.Kadar Baku Sampel


m grek sampel = m grek 2°
(NV)1° sampel = (NV)2°
10,00 × N =10,26 . 0,0493
N= 0,5058
10
=0,0505N

VIII.Pembahasan

Metode ini dilakukan untuk menentukan kadar zat yang bersifat oksidator (I-→I2) Iodium
Yang terjadi dititrasi dengan tiosulfat. Iodium adalah titrasi tak langsung atau titrasi kembali.
Titrasi kembali merupakan proses titrasi yang sangat baik untuk titrasi yang melibatkan
iodide.
Iodida pada umumnya KI ditambahkan secara berlebihan pada larutan oksidator
sehingga terbentuk I2. I2 yang terbentuk adalah equevalen dengan jumlah oksidator yang telah
ditentukan,Jumlah I2 digunakan menitrasi dengan larutan larutan standart tiosulfat dan dengan
indikator amylum sehingga terjadi perubahan warna dari biru tua kompleks amylum I 2
sampai warna ini tepat hilang.
IX.Kesimpulan
a.Kadar Baku Primer = 0,0510N
b.Kadar Baku Sekunder =0,0493N
c.Kadar Baku Sampel =0,0505N

X.Pustaka
Andari Susilowati 2009 Buku Ajar Kimia Analitik Kuantitatif.Ponorogo:Akafarma Sunan
Giri

Ponorogo,01 Juni 2012


Praktikan

Kelompok V

Anda mungkin juga menyukai