masuk 16/4/13
FAKULTAS FARMASI lihat mi pantuln di
kel 4..n ikuti aturn2
UNIVERSITAS HASANUDDIN di lap.komplekso
LAPORAN PRAKTIKUM
PERMANGANOMETRI
OLEH :
KELOMPOK 3
MAKASSAR
2013
BAB I
PENDAHULUAN
dialirkan dari buret dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang tidak
reaksi samping. Selain itu, jika reagen penitrasi yang diberikan berlebih,
Titrasi redoks adalah salah satu jenis titrasi volumetri. Titrasi redoks
permanganometri (1).
permanganometri.
garam mangan (II) dalam suasanan asam dimana titik akhir titrasi
garam mangan (II) dalam suasanan asam dimana titik akhir titrasi
ditandai dengan perubahan warna larutan dari tidak berwarna
dan sisa asam oksalat dioksidasi dengan KMnO4 baku dimana titik
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi oksidasi reduksi berasal dari transfer langsung elektron daro donor
ke akseptor (2).
warna. Dua setengah reaksi untuk setiap sistem titrasi redoks selalu
potensial reduksi untuk separuh sel adalah identik pada seluruh titik (2).
ataupun alkali. Jika titrasi dilakukan dalam lingkungan asam, maka akan
terjadi reaksi
ion hidrogen akan tetapi konsentrasi ion mangan (II) pada persenyawaan
dengan membentuk ion ion Mn3+ dan MnO2. Dalam suasana asam reaksi
endapan yang berwarna coklat tua dari mangan oksida, atau hidratnya
larutan yang bersifat asam. Karena itu titrasi harus dilakukan dalam
larutan yang bersifat asam kuat (H2SO4 1 N). Meskipun demikian KMnO4
juga merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam lemah,
1. H2O2 (5)
tempat sejuk.
2. NaNO2 (5)
dalam etanol 95 % P.
3. KMnO4 (5)
mendidih
menimbulkan panas
Kegunaan : Sebagai pemberi suasana asam
RM / BM : FeSO4 / 151,90
Persyaratan kadar : Tidak kurang dari 80% dan tidak lebih dari
90,0% FeSO4
II.3 Prosedur Kerja
1. H2O2
a. Ukur 1,0 ml, encerkan dengan air secukupnya, hingga 100,0 ml.
b. H2O2 encer
c. H2O2 pekat
2. NaNO2
0,1 N (9).
3. FeSO4
mg FeSO4.7H2O.
c. Larutkan kira-kira 1 g besi (II) sulfat yang ditimbang seksama dalam
METODE KERJA
III.1.1. Alat
buret 50,0 ml, erlemeyer 300 ml, gelas piala 100 ml, gelas ukur 25 ml dan
10 ml, pipet tetes, pipet volume 10,0 ml, sendok tanduk, statif + klem,
neraca analitik.
III.1.2 Bahan
Kertas timbang, Larutan H2O2 pekat, Larutan asam sulfat pekat, Larutan
baku kmno4 0,0921 N, Larutan baku H2C2O4 0,1 N, Serbuk NaNO2, Tisu
gulung
1. FeSO4
A. Cara I
B. Cara II
3. H2O2
HASIL PENGAMATAN
3 H2O2 10 ml - -
2 FeSO4 100 mg - -
IV.2. Reaksi
NaNO2
FeSO4
H2O2
IV.3 Perhitungan
1. NaNO2 (kelompok 2)
= . 69,0
= 34,5
Cara I
. .
% = 100%
Cara II
. .
% = 100%
.
Cara III
% = 100%
= . .
102,25
% = 100% = 192,398 %
69
2. NaNO2 (Kelompok 3)
= . 69,0
= 34,5
Cara I
. .
% = 100%
5,84 0,4859 34,5
% = 100% = 184,6 %
53
Cara II
. .
% = 100%
.
Cara III
% = 100%
= . .
97,89
% = 100% = 184,6 %
53
BAB IV
PEMBAHASAN
Indikator yang digunakan adalah indikator larutan KMnO 4 itu sendiri Titik
akhir titrasi ditandai dengan tepat berubahnya larutan dari bening menjadi
ungu muda.
dititrasi dengan larutan baku KmnO4 0,4859 N. Pada percobaan ini, saat
larutan sampel H2O2 dititrasi, tidak terjadi perubahan warna. Hal ini dapat
larutan baku KmnO4 0,4859 N dan H2SO4. Lalu dipanaskan hingga suhu
40oC dan kemudian dititrasi dengan larutan baku KmnO 4 0,4859 N. cara
H2SO4, dan lalu dititrasi dengan larutan baku KmnO4 0,4859 N. Kadar
baku KmnO4 0,4859 N. Pada percobaan ini, titik akhir titrasi juga tidak
berlangsung.
berjalan lambat namun masih cukup cepat untuk memucatkan warna dari
dalam suasana asam agar lebih mudah untuk mengamati titik akhir titrasi.
Selain itu dalam suasana asam permanganat akan tereduksi menjadi ion
Mn2+ sedangkan dalam suasana alkali terbentuk MnO2 dan daya oksidasi
lain juga akan teroksidasi oleh KMnO4 sehingga akan mempengaruhi hasil
akhir.
KMnO4 yang tidak bereaksi dengan NaNO2. Sisa KMnO4 ini dapat
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Hal 219.
UNHAS. Hal 23