Anda di halaman 1dari 69

PERMANGANOMETRI

(Laporan Praktikum Kimia Analisis Kualitatif dan Kuantitatif)

Oleh

Athaya Salsabilla Hanun

1813023025

LABORATORIUM PEMBELAJARAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG

2020
Judul Percobaan : Permanganometri

Tanggal Percobaan : 06 Juni 2020

Tempat Percobaan : Laboratorium Pembelajaran Kimia

Nama : Athaya Salsabilla Hanun

NPM : 1813023025

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Jurusan : Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Program Studi : Pendidikan Kimia

Kelompok : 01 (Satu)

Bandarlampung, 06 Juni 2020

Mengetahui

Asisten

Anang Puguh Alfani

NPM : 1713023049
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Permanganometri metode titrasi dengan menggunakan kalium permanganate,


yang oksidator kuat sebagai titrat untuk penetapan kadar zat titran ini
didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganate. Permanganate bereaksi
secara beraneka, mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2,+3,+4,+6
dan+7.

Pereaksi kalium permanganat bukan merupakan larutan baku primer dan


karenanya perlu dibakukan terlebih dahulu. Kalium permanganate dapat
dibakukan dengan natrium oksalat yang merupakan standar primer yang baik
untuk permanganat dalam larutan asam. Senyawa ini mempunyai derajat
kemurnian yang tinggi, stabil pada pengeringan dan tidak mudah menguap. 

Oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis.
Kalium permanganate dapat bertindak sebagai indikator, dan umum nya
titrasi dilakukan dalam suasana asam karena akan lebih mudah mengamati
titik akhir titrasinya. Namun ada beberapa senyawa yang lebih mudah
dioksidasi dalam suasana neral atau alkalis. Contohnya hidrasin, sulfit, sulfide
dan tiosulfat. Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang
terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titran KMnO4 sudah
dikenal lebih dari serratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara
langsung atas alat yang dapat di oksidasi seperti Fe+. Karena itu dilakukanlah
percobaan ini untuk memahami prinsip dasar dari titrasi permanganometri
dan juga untuk bisa menentukan kenormalan Fe2+ dengan cara titrasi
permanganometri.

1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan pada percobaan ini adalah agar Mahasiswa dapat:

1. Memahami prinsip dasar titrasi permanganometri


2. Menentukan kenormalan Fe2+ dengan cara titrasi permanganometri
II. TINJAUAN PUSTAKA

Permanganometri adalah titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium


permanganate (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi
yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4
sudah dikenal lebih serratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara
langsung atas alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang
dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat
dititrasi secara langsung tidak dengan permanganmetri seperti ion Cu, Ba, Sr, Pb,
Zn dan Hg.

Prinsip dasar titrasi permanganometri adalah berdasarkan reaksi oksidasi dan


reaksi reduksi. Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks
dalam reaksi ion MnO4 bertinfak sebagai oksidator (Vogel, 1985).

Kalium permanganate adalah oksidator kuat. Tidak memerlukan indikator.


Kelemahannya adalah dalam medium HCl. Dapat teroksidasi, demikian juga
kelarutannya, mempunyai kestabilan yang terbatasi. Biasanya digunakan pada
media asam 0,1 N. reaksi oksidasi terhadap H2C2O4 berjalan lambat pada
temperature ruang untuk mempercepat perlu pemanasan. Sedangkan reaksi nya
dengan As (III) memerlukan katalis. Titik akhir permanganate tidak permanen dan
warnanya dapat hilang karena reaksi :

2MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O → 5MnO2 + 4H+

Ungu tidak berwarna


(Khopkar, 1985).

Kalium permanganate jarang dibuat dengan melarutkan jumlah-jumlahnya yang


ditimbang dari zat padatnya yang sangat dimurnikan misalnya proanalisis dalam
air, lebih lazim adalah untuk memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat
sampai mendidih dan mendiamkannya diatas penangas uap selama satu/dua jam
lalu menyaring larutan itu dalam suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol
kaca yang telah dimurnikan atau melalui krus saring dari kaca maser

(Underwood, 1986).

Pada permanganometri titran yang digunakan adalah kalium permanganate.


Kalium permanganate mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali
digunakan larutan yang sangat encer serta telah digunakan secara luas sebagai
pereaksi oksidasi selama serratus tahunan lebih. Setetes permanganate
memberikan suatu warna merah muda yang jelas kepada volume larutan dalam
suatu titrasi menunjukkan kelebihan pereaksi

Kalium pemanganat adalah oksidator kuat, oleh karena itu jika berada dalam HCl
akan mengoksidasi ion Cl– yang menyebabkan terbentuknya gas klor dan
kestabilan ion ini juga terbatas. Biasanya digunakan pada medium asam 0,1 N.
Namun, beberapa zat memerlukan pemanasan atau katalis untuk mempercepat
reaksi. Seandainya banyak reaksi itu tidak lambat, akan dijumpai lebih banyak
kesulitan dalam menggunakan reagensia ini (Svehla, 1995).

Dalam suatu titrasi bila larutan titran dibuat dari zat yang kemurniannya tidak
pasti, perlu dilakukan pembakuan. Untuk pembakuan tersebut digunakan zat baku
yang disebut larutan baku primer. Larutan standar primer adalah larutan dimana
kadarnya dapat diketahui secara langsung dari hasil penimbangan. Contohnya
K2Cr2O4, As2O3 dan sebagainya. Adapun syarat–syarat larutan standar primer
adalah :
1.      Mudah diperoleh dalam bentuk murni
2.      Mempunyai kemurnian tinggi
3.      Mempunyai rumus molekul yang pasti
4.      Tidak mengalami perubahan saat penimbangan
5.      Mempunyai berat ekivalen yang tinggi jai kesalahn penimbangan dapat
diabaikan.
Larutan standar sekunder adalah larutan dimana konsentrasinya ditentukan dengan
cara pembakuan. Contohnya NaOH, HCl, AgNO3, KMnO4, dan lain-lain.
Kebanyak titrasi dapat dilakukan dalam keadaan asam, disamping itu ada
beberapa
titrasi yang sangat penting dalam suasana basa untuk bahan-bahan organik. Daya
oksidasi MnO4- lebih kecil sehingga letak keseimbang kurang menguntungkan.
Untuk menarik keseimbangan kearah hasil titrasi, titasi di tambahkan Ba2+, yang
dapat mngendapkan ion MnO42- sebagai BaMnO4. Selain menggeser
kesetimbangan ke kanan pengendapan ini juga mencegah reduksi MnO42- ini lebih
lanjut (Harjadi, 1993).
III. METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada percobaan yaitu mortar, alue, gelas beker,
labu ukur, corong pisah, pipet tetes, elenmeyer, statif dan klem, buret,

Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah tablet besi, larutan besi, larutan
potassium permanganate, aquades

III.2 Diagram Alir

Adapun diagram alir pada percobaan ini yaitu :

10 butir tablet besi

Dihancurkan

Mortar

Dilarutkan dengan

Aquades
Hasil

Larutan besi

Dimasukkan kedalam

Elenmeyer

Dititrasi dengan

Larutan potassium
permanganat

Hasil
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada percobaan ini adalah


sebagai berikut:

A. Metode Mohr

No Perlakuan Hasil
1. 10 tablet besi dihancurkan dan Tablet besi larut
dilarutkan dengan 250 mL aquades dan dalam aquades
memasukkannya kedalam labu ukur 250
mL
2. Menitrasi 25 mL Larutan besi + larutan Saat dititrasi
potassium permanganat warna yang
awalnya
berwarna tak
berwarna berubah
menjadi pink
keunguan
3. Volume larutan potassium permanganat Volume pertama
yang terpakai sebesar 17,05 mL

Volume kedua
sebesar 17,30 mL

Volume ketiga
sebesar 17,30 mL

IV.2 Perhitungan

Adapun perhitungan yang terdapat pada percobaan ini adalah sebagai


berikut:
Diketahui :
Konsentrasi MnO4 = 0,002 mol dm-3
Volume rata rata titran = 17,30 mL
Massa molar Fe2+ = 55,85 gr/mol
Ditanya :
Banyaknya tablet besi yang digunakan dalam titrasi ?

volume titran
Jumlah MnO4-(mol) = Konsentrasi Mn O4 x
1000

−3 17,30 mL
Jumlah MnO4-(mol) = 0,002 mol dm x
1000
Jumlah MnO4-(mol) = 0,0000346 mol
= 3,46 x 10-5 mol

Ion MnO4- Fe2+

Rasio molar 1 5
Jumlah zat (mol) 3,46 x 10-5 mol 1,73 x 10-4 mol

Massa Fe2+ dalam satu tablet:

Massa Fe2+ = Mol Fe2+ x Massa molar Fe2+


= 1,73 x 10-4 mol x 55,85 gr/mol
= 0,0097 gr

Jika 250 mL dari larutan besi mengandung 10 tablet, banyaknya tablet


yang terkandung didalam 25mL larutan yang digunakan sebesar 1,0

IV.3 Pembahasan

Pada praktikum kali ini melakukan percobaan permanganometri. Langkah


pertama yaitu menghancurkan 10 tablet besi yang dimasukkan kedalam
mortar menggunakan alue. Lalu memasukkan tablet besi yang sudah
dihaluskan kedalam gelas kimia dan menambahkan aquades. Kemudian
memasukkan larutan besi yang ada didalam gelas kimia kedalam labu ukur
250 mL dan menambahkan aquades kembali hingga tanda batas.
Selanjutnya mengambil 25 mL larutan besi dan menuangkannya kedalam
gelas kimia. Tablet besi larut dalam aquades dan berwarna tak berwarna.

Langkah kedua, membilas buret menggunakan aquades. Lalu membilas


kembali buret menggunakan potassium permanganate. Buret bersih dari
kotoran ataupun zat kimia yang tersisa. Selanjutnya menitrasi larutan besi
dengan larutan potassium permanganate sebanyak tiga kali dengan gelas
kimia dan titrat larutan besi sebanyak 25 mL, 25mL, 25mL. Warna titrat
berubah dari yang awalnya tak berwarna memjadi pink keunguan dan
didapatkan volume potassium permanganate yang dibutuhkan sebesar
17,05mL, 17,30mL, 17,30mL. Rata rata volume potassium permanganate
didapatkan sebesar 17,30 mL
Review Video :

Lembaga standar makanan yang menguji sekelompok tablet suplemen zat


besi untuk memeriksa jumlah zat besi dalam tablet dinyatakan dengan
benar dalam botol. Jumlah besi, terutama ion Fe2 + dapat ditentukan
dengan melakukan percobaan titrasi dengan kalium permanganat yang
disebut titrasi redoks. Redoks merupakan kepanjangan dari reduksi
oksidasi yang mana terjadi secara serempak. Reaksi redoks melibatkan
pemindahan elektron dari satu spesies ke spesies lain. Cara mudah
mengingat aliran elektron adalah dengan menggunakan nama oilrig.
Oxidation is loss electrons and Reduction is gain electons yang mana
oksidasi merupakan kehilangan elektron, reduksi merupakan penambahan
elektron. Ketika kita menambahkan kalium permanganat ke larutan besi,
ion Fe2 + teroksidasi oleh ion permanganat dan kehilangan elektron dari 2+
menjadi 3+ dari keadaan oksidasi. Pada saat yang sama besi permanganat
dikurangi oleh ion Fe2+ dan mendapatkan elektron. Di sini permanganat
awalnya mn7+ + O42- dalam keadaan oksidasi dan berkurang menjadi Mn2+.
Titrasi redoks ini tidak ada indikasi indikator karena kehadiran ion
permanganat akan mengubah larutan menjadi merah muda ketika tidak ada
lagi ion Fe2+ yang bereaksi. Dengan ini terjadinya titik akhir dari titrasi
redoks.
Didalam reaksi redoks reaksi antara reduksi dan oksidasi reaksi muncul.

Kalium permanganat yang diasamkan adalah pereaksi pengoksidasi kuat.

Adanya kelebihan ion MnO4- bertingkah sebagai indikator di dalam titrasi


redoks karena MnO4- mengubah larutan menjadi berwarna pink ketika titik
akhir titrasi tercapai.
Ketika spesies berkurang, ia mendapatkan electron.

Angka oksidasi berkurang selama ditambahnya electron.

Reaksi yang terjadi dalam percobaan yaitu sebagai berikut


Fe2+ → Fe3+ + e- (Oksidasi) x5

MnO4- + 8H+ + 5e- → Mn2+ +4H2O (Reduksi) x1

5Fe2+ → 5Fe3+ + 5e- (Oksidasi)

MnO4- + 8H+ + 5e- → Mn2+ +4H2O (Reduksi)

MnO4- (aq) + 5Fe2+(aq) + 8H+(aq) → Mn2+(aq) + 5Fe3+(aq) + 4H2O(l)


(Hasil)

Opsi 1 Opsi 2 Opsi 3


Banyaknya 2 tablet 10 tablet 20 tablet
tablet besi yang
dibutuhkan
untuk larutan
sebanyak
250cm3 (14 mg
dari
Massa dari ion 28 140 280
Fe2+ (mg) (dalam
250cm3)
Massa dari ion 2,8 14 28
Fe2+ (mg) (dalam
25cm3)
Jumlah dari ion 0,050 0,25 0,50
Fe2+ (mmol)
(dalam 25cm3)
Rasio molar 5:1 5:1 5:1
[Fe2+:MnO4-]
Jumlah dari ion 0,010 0,050 0,10
MnO4- (mmol)
Konsentrasi dari 0,002 0,002 0,002
larutan KMnO4-
(mol.dm-3)
Volume dari 5 25 50
larutan KMnO4-
(cm3)

Diberi tiga pilihan untuk menentukan pilihan paling baik. Dalam


menentukan massa dari ion Fe2+ dalam volume 250mL pilihan pertama 2
tablet, satu tablet beratnya sebesar 14 mg berarti untuk 2 tablet sebesar 28
mg, pilihan kedua sebanyak 10 tablet maka beratnya sebesar 140 mg,
pilihan ketiga sebanyak 20 tablet maka beratnya sebesar 280 mg. Tabel
ketiga menentukan massa dari ion Fe2+ dalam volume 25mL, pilihan
pertama sebesar 2,8 mg, pilihan kedua sebesar 14 mg, pilihan ketiga
sebesar 28 mg. Dapat dihitung menggunakan rumus mol = gr/ massa
molar.

Volumetri adalah suatu metode analisis kuantitatif yang berdasarkan


pengukuran volume larutan yang diketahui konsentrasinya secara teliti
yang direaksikan dengan larutan contoh yang akan ditetapkan kadarnya.
volumetri adalah metode analisis berdasarkan pengukuran volume dan
konsentrasi larutan. Cara analisis ini disebut juga titrasi. Volumetri bisa
dikatakan merupakan dasar untuk analisis berbagai macam sampel karena
cakupannya yang luas. Volumetri dapat digunakan untuk berbagai macam
reaksi, baik reaksi yang hanya melibatkan pertukaran ion maupun reaksi
reduksi-oksidasi.

Syarat dari analisis volumetri adalah adanya indikator. Indikator dalam


volumetri adalah suatu bahan kimia yang ditambahkan untuk memberikan
perubahan warna pada saat titik akhir titrasi. Indikator dalam volumetri
sangat beragam, tergantung jenis titrasinya. Misalkan pada titrasi asam-
basa, maka indikator yang digunakan adalah indikator asam-basa.
Sedangkan pada titrasi kompleksometri, indikator yang digunakan adalah
indikator logam. Jenis indikator yang digunakan bergantung pada reaksi
yang terjadi dalam titrasi.

Permanganometri adalah titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh


kalium permanganate (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi
oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO 4 dengan bahan baku
tertentu. Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih serratus tahun.
Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat
dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan
sebagainya. Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi
secara langsung tidak dengan permanganmetri seperti ion Cu, Ba, Sr, Pb,
Zn dan Hg.

Prinsip dasar titrasi permanganometri adalah berdasarkan reaks oksidasi


dan reaksi reduksi. Permanganometri titrasi yang didasarkan pada reaksi
reduksi dalam reaksi ini ion MnO4 bertindak sebagai oksidator.

Sifat-sifat fisik dari kalium permanganat adalah wujud seperti Kristal ungu
seperti kristal perunggu, Titik lebur 240 °C (464 °F; 513 K)
(terdekomposisi), Kelarutan dalam air 6.4 g/100mL (20 °C). sifat kimia
dari kalium permanganate adalah Mudah larut
dalam metanol, aseton. Sebagian larut dalam air dingin, air panas. Larut
dalam Asam Sulfat.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan yaitu:

1. Pada percobaan volume larutan potassium permanganat yang digunakan


pada percobaan pertama sebesar 17,05 mL pada percobaan kedua sebesar
17,30 mL dan pada percobaan ketiga sebesar 17,30 mL
2. Pada percobaan setelah dihitung rata rata volume larutan permanganate
yang digunakan sebesar 17,30 mL
3. Berdasarkan perhitungan diperoleh mol dari potassium permanganate
sebesar 1,73 x 10-4 mol
4. Potassium permanganate akan tereduksi dalam suasana asam
5. Titik akhir titrasi dicapai ketika warna larutan besi berubah dari tak
berwarna menjadi pink keunguan
DAFTAR PUSTAKA

Hardjadi. 1990. Ilmu Kima Analitik Dasar. PT Gramedia: Jakarta

Khopkar, SM. 1985. Konsep Dasar Kimia Analitik. Depok : UI Press


Svehla, G. 1995. Buku Teks Analisis  Anorganik. Jakarta : Kalman Media Pustaka

Underwood. 1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga


Vogel. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi mikro.
Jakarta : PT. Kaiman Pusaka
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai