PENDAHULUAN
(1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah
endapan disaring dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4berlebih sehingga terbentuk asam
oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat
dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan.
(2) ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring, dicuci,
dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih. Sebagian
Fe2+dioksidasi oleh khromat tersebutdan sisanya dapat ditentukan banyaknya dengan
menitrasinya dengan KMnO4.
Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam reaksi ini,
ion MnO4-bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam
suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi
dalam suatu sample.
Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan kelebihan
permanganat.
1.2 Tujuan Percobaan
Mengetahui kadar KMnO4 dengan cara mentitrasi oksalat oleh Kalium Permanganat,
mengetahui kadar Fe dengan KMnO4 yang telah didapat konsentrasinya dengan standarisasi
KMnO4, Mengetahui fungsi pemanasan 70-80 oC.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.4.2 Besi
Kawat besi dengan tingkat kemurnian yang tinggi dapat dijadikan sebagai standar
primer. Unsur ini larut dalam asam klorida encer, dan semua besi (III) yang diproduksi
selama proses pelarutan direduksi menjadi besi (II). Oksidasi dari ion klorida oleh
permanganat berjalan lambat pada suhu ruangan. Namun demikian, dengan kehadiran besi,
oksidasi akan berjalan lebih cepat. Meskipun besi (II) adalah agen pereduksi yang lebih kuat
daripada ion klorida, ion yang belakangan disebut ini teroksidasi secara bersamaan dengan
besi. Kesulitan semacam ini tidak ditemukan dalam oksidasi dari As2O3 ataupun
Na2C2O4 dalam larutan asam klorida. Sebuah larutan dari mangan (II) sulfat, asam sulfat dan
asam fosfat, disebut larutan “pencegah”, atau larutan Zimmermann-Reinhardt, dapat
ditambahkan ke dalam larutan asam klorida dari besi sebelum dititrasi dengan permanganat.
Asam fosfat menurunkan konsentrasi dari ion besi (III) dengan membentuk sebuah kompleks,
membantu memaksa reaksi berjalan sampai selesai, dan juga menghilangkan warna kuning
yang ditunjukkan oleh besi (III) dalam media klorida. Kompleks fosfat ini tidak berwarna,
dan titik akhirnya lebih jelas.
Volume rata-rata natrium nitrit yang digunakan untuk titrasi adalah 1,85 ml. Dari hasil
perhitungan didapatkan kadar nitrit yaitu 5,17 %. Pada percobaan ini, tidak menggunakan
indikator karena larutan KMnO4 dapat dipakai untuk indikator penentuan titik akhir titrasi.
KMnO4 tidak memiliki range pH, tetapi hanya bekerja sebagai indikator pada umumnya.
Titrasi permanganometri ini lebih mudah digunakan dan efektif, karena reaksi ini
tidak memerlukan indicator, hal ini dikarenakan larutan KMnO4 sudah berfungsi sebagai
indicator, yaitu ion MnO4- berwarna ungu, setelah diredukdsi menjadi ion Mn- tidak
berwarna, dan disebut juga sebagai autoindikator.
Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk titrasi yang
pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang dilaksanakan.
2.7 Manfaat Titrasi Permanganometri
Untuk mengetahui kadar dari zat-zat yang bilangan oksidasinya masih dapat
dioksidasi. Dalam bidang industri, metode ini dapat dimanfaatkan dalam pengolahan air,
dimana secara permanganometri dapat diketahui kadar suatu zat sesuai dengan sifat oksidasi
reduksi yang dimilikinya, sehingga dapat dipisahkan apabila tidak diperlukan atau berbahaya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN