Anda di halaman 1dari 4

Judul : Titrasi Permanganometri

Tujuan :

2.1 dapat membuat larutan baku KMnO4 0,01 M yang diperlukan dalam titrasi.
2.2 Mengetahui Normalitas suatu zat dengan cara permanganometri.
2.3 Mengetahui proses pembuatan larutan baku primer oxalat,
2.4 Mengetahui perhitungan konsentrasi suatu sampel.
2.5 Menentukan Nitrit

Teori :

Tirasi adalah mereaksikansuatu zat dengan zat lain dengan menggunakan buret.Titrasi
permanganometri adalah salah satu bagian dari titrasi redoks (reduksi-oksidasi). Rekasinya adalah
merupakan serah terima elektron yaitu elektron diberikan oleh pereduksi (proses oksidasi) dan
diterima oleh pengoksidasi (proses reduksi). Oksidasi adalah pelepasan elektron oleh suatu zat,
sedangkan reduksi adalah pengambilan elektron oleh suatu zat. Reaksi oksidasi ditandai dengan
bertambahnya bilangan oksidasi sedangkan reduksi sebaliknya. Prinsip titrsi permanganometri
adalah Zat organik dalam sampel dioksidasi dengan KMnO4 dalam suasana asam dengan pemanasan.
Sisa KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan
KMnO4.

Metode permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Oksidasi ini dapat
berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis.

MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O

Reaksi dalam suasana netral yaitu :

MnO4 + 4H+ + 3e MnO4 +2H2O

Reaksi dalam suasana alkalis :

MnO4- + 3e MnO42-

MnO42- + 2H2 O + 2e MnO2 + 4OH-

MnO4- + 2H2 O + 3e MnO2 +4OH-

Titrasi permanganometri ini tidak memerlukan indikator, karena kalium permanganat dapat
bertindak sebagai indikator, dimana ion MnO4- berwarna ungu, setelah direduksi menjadi ion
Mn- yang tidak berwarna. Maka, kalium permanganat dapat disebut sebagai autoindikator
Umumnya titrasi dilakukan dalam suasana asam karena akan lebih mudah mengamati titik akhir
titrasinya. Namun, ada beberapa senyawa yang lebih mudah dioksidasi dalam suasana netral atau
alkalis contohnya hidrasin, sulfit, sulfida, sulfida dan tiosulfat

Kalium permanganat secara luas digunakan sebagai larutan standar oksidimetri dan ia dapat
bertindak sebagai indikatornya sendiri (autoindikator). larutan Kalium permanganat sebelum
digunakan dalam proses permanganometri harus distandarisasi terlebih dahulu, untuk
menstandarisasi kalium permanganat dapat dapat dipergunakan zat reduktor seperti asam oksalat,
natrium oksalat, kalium tetra oksalat, dan lain-lain

Titrasi redoks adalah titrasi yang melibatkan proses oksidasi dan reduksi. Kedua proses ini selalu
terjadi secaraan, bersama dan merupakan bagian yang sangat penting di dalam ilmu kimia. Segala
sesuatunya mulai dari reaksi ionik yang sederhana hingga proses pembentukan energi di dalam
mitokondria manusia, bergantung pada reaksi ini. Dalam titrasi redoks, persamaan reaksinya
disetarakan bukan dengan menghitung jumlah mol atom yang bereaksi, tetapi dengan menghitung
jumlah elektron yang dipindahkan dalam proses, (Donald Cairns.2004).

Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan
permanganometri seperti:
a. Ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (II) yang dapat diendapkan sebagai oksalat. Setelah
endapan disaring dan dicuci dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk
asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat inilah akhirnya dititrasi dan hasil titrasi
dapat dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan.
b. Ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai garam khromat. Setelah disaring,
dicuci, dan dilarutkan dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4 berlebih.
Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh khromat tersebut dan sisanya dapat ditentukan
banyaknya dengan menitrasinya dengan KMnO4.
c. Prinsip
d. Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam
reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah
menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan
untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sample.
e. Pada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat.
Kalium permanganat mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator
kecuali digunakan larutan yang sangat encer serta telah digunakan secara luas
sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih. Setetes permanganat
memberikan suatu warna merah muda yang jelas kepada volume larutan dalam
suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menunjukkan kelebihan pereaksi.
Kalium Permanganat distandarisasikan dengan menggunakan natrium oksalat
atau sebagai arsen (III) oksida standar-standar primer. Akhir titrasi ditandai
dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan kelebihan
permanganat.
f. Zat organic dapat dioksidasi dengan KMnO4 dalam suasana asam dengan
pemanasan. Sisa KMnO4 direduksi dengan asam oksalat berlebih. Kelebihan
asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4

KELEBIHAN TITRASI PERMANGANOMETRI

Titrasi permanganometri ini lebih mudah digunakan dan efektif, karena reaksi ini tidak memerlukan indicator,
hal ini dikarenakan larutan KMnO4 sudah berfungsi sebagai indicator, yaitu ion MnO4- berwarna ungu, setelah
diredukdsi menjadi ion Mn-tidak berwarna, dan disebut juga sebagai autoindikator.

KEKURANGAN TITRASI PERMANGANOMETRI

Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri, antara lain terletak pada: Larutan pentiter KMnO4
pada buret Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar
akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang
seharusnya adalah larutan berwarna merah rosa. Penambahan KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti
H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah
dipanaskan cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+. MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2
+ 4H+ Penambahan KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu
lambat pada larutan H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi
kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air. H2C2O4 + O2 H2O2 +
2CO2

H2O2 H2O + O2

Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk titrasi yang pada akhirnya akan
timbul kesalahan titrasi permanganometri yang dilaksanakan.

E. MANFAAT TITRASI PERMANGANOMETRI

Untuk mengetahui kadar dari zat-zat yang bilangan oksidasinya masih dapat dioksidasi. Dalam bidang
industri, metode ini dapat dimanfaatkan dalam pengolahan air, dimana secara permanganometri dapat diketahui
kadar suatu zat sesuai dengan sifat oksidasi reduksi yang dimilikinya, sehingga dapat dipisahkan apabila tidak
diperlukan atau berbahaya.

.
Alat & bahan :

Alat Bahan
- Buret 50 ml - KMnO4
Statif H2SO4
Klem NA2S203
Botol reagen - Aquadest
Pipet volume 25 ml NA2C03
- Labu takar 500 ml Na2c2o4
- Labu takar 1000 ml -
- Kompor listrik -
- Erlenmeyer
- Pipet Ukur
- Ball Pipet
- Gelas Beaker
Pengas air
c
C

Anda mungkin juga menyukai