Anda di halaman 1dari 14

PERMANGANOMETRI

Jajar Pramata Syari, S.T Analis, M.Si


PENGERTIAN

Merupakan metode titrasi dengan


menggunakan KMnO4, yang
merupakan oksidator kuat sebagai
titran.
Didasarkan atas titrasi reduksi dan
oksidasi atau redoks.
 Cara titrasi permanganometri ini banyak digunakan
dalam menganalisa zat-zat organik.
 KMnO4 telah digunakan sebagai pengoksida secara
meluas, karena reagensia ini mudah diperoleh,
murah dan tidak memerlukan indikator kecuali bila
digunakan larutan yang sangat encer.
 Permanganat bereaksi secara beraneka, karena
mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3,
+4, +6, dan +7
Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi
secara tidak langsung dengan permanganometri seperti:

 Ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I) yang dapat
diendapkan sebagai oksalat. Setelah endapan disaring
dan dicuci, dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga
terbentuk asam oksalat secara kuantitatif. Asam oksalat
inilah yang akhirnya dititrasi dan hasil titrasi dapat
dihitung banyaknya ion logam yang bersangkutan.
 Ion-ion Ba dan Pb dapat pula diendapkan sebagai
garam kromat. Setelah disaring, dicuci, dan dilarutkan
dengan asam, ditambahkan pula larutan baku FeSO4
berlebih. Sebagian Fe2+ dioksidasi oleh kromat tersebut
da n sisanya dapat ditentuka n banyaknya denga n
menitrasinya de nga n KMnO4.
Oksidasi dengan KMnO4

 Zat pengoksidasi yang sangat kuat ini diperkenalkan oleh


F. Margueritte untuk titrasi besi (II), dalam larutan-larutan
asam, reduksi ini dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut :
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O
 Sehingga ekuivalennya adalah seperlima mol, yaitu
158,03/5, atau 31,606. Potensial standar dalam larutan
asam menurut perhitungan adalah 1,51 volt, maka ion
permanganat dalam larutan asam adalah zat pengoksidasi
yang kuat.
 KMnO4 bukanlah suatu standar primer.
 Air suling yang biasa mungkin mengandung zat-zat
pereduksi (runutan bahan-bahan organik, dan
sebagainya), yang akan bereaksi dengan kalium
permanganat itu dengan mangan oksida.
 Adanya zat yang disebut diakhir ini sangatlah
mengganggu, karena ia mengkatalisis penguraian sendiri
dari larutan permanganat setelah didiamkan.
 Titik akhir permanganat tidak permanen dan warnanya
dapat hilang karena :
2MnO4- + 3Mn2+ + 2H2O 5MnO2 + 4H+
ungu tidak berwarna
Sumber Kesalahan Permanganometri

 Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama,


larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai
menjadi MnO2 sehingga pada titik akhir titrasi akan
diperoleh pembentukan presipitasi coklat yang seharusnya
adalah larutan berwarna merah rosa.
 Pemberian KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan H2C2O4
yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan
cenderung menyebabkan reaksi antara MnO4- dengan Mn2+
 Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan
H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah
dipanaskan mungkin akan terjadi kehilangan oksalat
karena membentuk peroksida yang kemudian terurai
menjadi air
 Titrasi permanganometri dilakukan dengan bantuan
pemanasan (± 70ºC) untuk mempercepat reaksi.
 Pada awal reaksi titrasi, warna merah mantap untuk
beberapa saat yang menandakan reaksi berlangsung
lambat.
 Pada pembuatan titran selanjutnya, warna merah hilang
makin cepat karena ion mangan (II) yang terjadi berfungsi
sebagai katalis untuk mempercepat reaksi
 Selanjutnya titran dapat ditambahkan lebih cepat sampai
titik akhir titrasi tercapai yaitu sampai pada tetesan dimana
warna merah menjadi warna merah rose.
 Dalam reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator.
 Ion MnO4- akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam.
 Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sample.
 Reaksi dalam suasana netral :
MnO4 + 4H+ + 3e MnO4 + 2H2O
 Kenaikan konsentrasi ion hidrogen akan menggeser reaksi
kekanan.
 Reaksi dalam suasana Alkalis :
MnO4- + 3e MnO42-
MnO42- + 2H2O + 2e MnO2 +4OH-
MnO4- + 2H2O + 3e MnO2 + 4OH-
 Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat
dalam larutan netral.
 Karena alasan ini larutan kalium permanganat dibuat
dengan memanaskan suatu larutan yang baru saja dibuat
sampai mendidih dan mendiamkannya diatas penangas
uap selama satu /dua jam lalu menyaring larutan itu dalam
suatu penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang
telah dimurnikan atau melalui krus saring dari kaca maser.
Zat Organik (Sebagai KMnO4)

Zat organik yang terdapat di alam bisa berasal dari :


a. Alam misalnya minyak, tumbuh-tumbuhan, serat-
serat minyak dan lemak hewan, alkohol, selulosa,
gula, pati dan sebagainya.
b. Sintesa misalnya berbagai persenyawaan dan buah-
buahan yang dihasilkan dari proses-proses dalam
pabrik.
c. Fermentasi misalnya alkohol, aseton, gliserol,
antibiotik, asam-asam dan sejenisnya yang berasal
dari kegiatan mikroorganisme terhadap bahan-bahan
organik.
 Adanya bahan-bahan organik dalam air erat hubungannya
dengan terjadinya perubahan sifat fisik dari air, terutama
dengan timbulnya warna, bau dan rasa dan kekeruhan yang
tidak diinginkan.
 Adanya zat organik dalam air dapat diketahui dengan
menentukan angka permanganatnya. Walaupun KMnO4
sebagai oksidator yang dipakai tidak dapat mengoksidasi
semua zat organik yang ada, namun cara ini sangat praktis dan
cepat pengerjaanya.
 Standar kandungan bahan organik dalam air minum menurut
Dep. Kes. R.I. maksimal yang diperbolehkan adalah 10 mg/L.
 Pengaruh terhadap kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh
penyimpangan terhadap standar ini adalah timbulnya bau yang
tidak sedap pada air minum, dan dapat menyebabkan sakit
perut.
Uji Nilai Permanganometri

 Nilai permanganat adalah jumlah miligram kalium


permanganat yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi zat organik dalam 1000 ml air pada
kondisi mendidih.
 Prinsip pengujian adalah zat organik didalam air
dioksidasi dengan KMnO4 direduksi oleh asam
oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi
kembali dengan KMnO4.

Anda mungkin juga menyukai