Anda di halaman 1dari 11

I.

Judul Percobaan : TITRASI PERMANGANOMETRI

II. Prinsip Percobaan

Reaksi reduksi dan oksidasi (redoks)

III. Maksud Tujuan

a. Praktikan memahami konsep dasar reaksi reduksi dan oksidasi

b. Untuk mengetahui konsentrasi larutan sampel secara oksidimetri

IV. TEORI PERCOBAAN

Titrasi merupakan suatu metoda untuk menentukan kadar suatu zat dengan

menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan

berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila

melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk

titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang

melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.

Dikenal berbagai macam titrasi redoks yaitu permanganometri, dikromatometri,

serimetri, iodo – iodimetri, dan bromatometri. Permanganometri adalah titrasi redoks

yang menggunakan KMnO4 (oksidator kuat) sebagai titran. Dalam permanganometri

tidak diperlukan indicator, karena titran bertrindak sebagai indicator (auto indikator).

Kalium permanganate bukan larutan baku primer, maka larutan KMnO 4harus

distandardisasi, antara lain arsen (III), oksida (As 2O3), dan Natrium Oksalat (N2C2O4).

Permanganometri dapat digunakan untuk penentuan kadar bese, kalsium, hidrogen

peroksida. Pada penentuan besi pada bijih besi mula-mula dilarutkan asam klorida,

kemudian semua besi direduksi menjadi Fe 2+, baru dititrasi secara permanganometri.

Sedangkan pada penetapan kalsium, mula-mula kalsium diendapakan, dilarutkan dan

oksalatnya dititrasi dengan permanganat (Khopkar, 1990).

1
          Dikromatometri adalah titrasi redoks yang menggunakan senyawa dikromat

sebagai oksidator. Senyawa dikromat merupakan oksidator kuat, tetapi lebih lemah

daripada permanganate. Kalium dikromat merupakan standar primer (Khopkar, 1990).

          Titrasi dengan iodium  ada dua macam yaitu iodimetri (secara lansung) dan

iodimetri (cara tidak langsung). Dalam iodimetri, iodin digunakan sebagai oksidator,

sedangkan iodimetri ion iodida digunakan sebagai reduktor. Baik dalam iodimetri

ataupun iodimetri. Penentuan titik akhir titrasi didasarkan pada I 2 yang bebas. Dalam

iodiometri digunakan larutan tiosulfat untuk menitrasi iodium yang dibebaskan. Larutan

natrium tiosulfat merupakan standar sekunder dan dapat distandardisasi  dengan kalium

kromat tau kalium iodidat (Khopkar, 1990).

          Dalam proses analitis iod diguankan sebagai zat pengoksid (iodimetri ), dan ion

iodida digunakan sebagai zat pereduksi (iodimetri). Relatif beberapa zat merupakan

pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk dititrasi secara langsung dengan iodium. Maka

jumlah penentuan iodimetrik adalah sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi oksidasi yang

cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida, dan ada banyak prose

penggunaan iodimetrik. Suatu kelebihan ion iodida di tambahkan kepada perekasi

oksidasi yang ditentukan dengan larutan natrium tiosulfat. Iodimetri adalah suatu proses

analitik tak langsung yang memlibatkan iod. Ion  iodida berlebih ditambahkan pada

suatu zat pengoksid sehingga membebaskan iod, yang kemudian dititrasi dengan

natrium tiosulfat (Underwood, 1999).

Permanganometri adalah teknik pengukuran penetapan kadar zat berdasar atas

reaksi oksidasi reduksi dengan KMnO4, Kalium permanganate merupakan oksidator kuat

dalam larutan yang bersifat asam, netral dan basa. Permanganometri merupakan suatu

penetapan kadar atau reduktor dengan jalan dioksidasi dengan larutan baku Kalium

Permanganat (KMnO4) dalam lingkungan asam sulfat encer. Metode permanganometri

didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Oksidasi ini berlangsung dalam

suasana asam, netral, dan alkalis, dimana kalium permanganate merupakan oksidator
2
yang kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau

redoks. Kalium permangant inilah yang telah digunakan meluas lebih dari 100 tahun.

Pada umumnya titrasi menggunakan KMnO4 tidak memerlukan indicator karena

0,01 KMnO4 0,1N dalam 100 ml larutan telah memberikan warna ungu

Metode permanganometri didasarkan atas reaksi oksidasi ion permanganat.  Oksidasi

ini dapat dijalankan dalam suasana asam, netral, ataupun alkalis. Jika titrasi dilakukan

dalam lingkungan asam, maka akan terjadi reaksi :

MnO4- + 8H+ + 5e-  Mn2+ + 4H2O

Dimana  potensial oksidasinya sangat dipengaruhi oleh adanya kepekaan ion hidrogen,

akan tetapi konsentrasi ion mangan (II) pada persenyawaan diatas tidak terlalu

berpengaruh terhadap potensial redoks, karena konsentrasi ion mangan (II) sendiri

mampu mereduksikan permanganat dengan membentuk ion mangan (III) dan mangan

oksida (MnO2). Dalam suasana asam reaksi diatas berjalan sangat lambat, tetapi masih

cukup cepat untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi sempurna. Jadi

umumnya titrasi dilakukan dilakukan dalam susana encer lebih mudah mengamati titik

akhirnya.

Oksidasi dengan permanganat dalam lingkungan asam lemah, netral, atau alkali dengan

reaksi sebagai berikut :

MnO4 +4H- +3e-  MnO2  + 2H2O

Dapat dilihat bahwa pengaruh konsentrasi ion hidrogen agak kurang dibandingkan

dalam suasana asam.

Kalium permanganat jika digunakan sebagai oksidator dalam larutan alkalis kuat, maka

ada dua kemungkinan bagian reaksi , yaitu pertama :  reaksi yang berjalan relatif cepat :

MnO4 - + e- MnO42-

3
Dan reaksi kedua yang berlangsunng relatif lambat :

MnO4 2- + 2H2O + 2 e-  MnO2 + 4 OH-

Dari uraian di atas maka untuk membuat larutan baku kalium permanganat harus dijaga

faktor-faktor yang dapat menyebapkan penurunan yang besar dari kekuatan larutan

baku tersebut, antara lain dengan pemanasan dan penyaringan.

Pada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat. Kalium

permanganat mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan

larutan yang sangat encer. Setetes permanganat memberikan suatu warna merah muda

yang jelas kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk

menunjukkan kelebihan pereaksi.

Kalium Permanganat distandarisasikan dengan menggunakan natrium oksalat atau

sebagai arsen (III) oksida standar-standar primer. Reaksi yang terjadi pada proses

pembakuan kalium permanganat menggunakan natrium oksalat adalah:

5C2O4- + 2MnO4- + 16H+ →  10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O

Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan kelebihan

permanganat.

Penetapan kadar zat  berdasarkan reaksi redoks dengan KMnO4 atau dengan cara

permanganometri. Hal ini dilakukan untuk menentukan kadar reduktor dalam suasana

asam dengan penambahan asam sulfat encer, karena asam sulfat tidak bereaksi

terhadap permanganat dalam larutan encer. Pada permanganometri, titran yang

digunakan adalah kalium permanganat. Kalium permanganat mudah diperoleh dan tidak

memerlukan indikator kecuali digunakan larutan yang sangat encer serta telah

digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama seratus tahun lebih.. Setetes

permanganat memberikan suatu warna merah muda yang jelas kepada volume larutan

dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menunjukkan kelebihan pereaksi.

4
Kalium permangatat sukar diperoleh secara sempurna murni dan bebas sama sekali dari

mangan oksida. Dalam larutan asam, permanganat(VII) akan tereduksi sehingga tidak

berwarna dan bilangan oksidasinya menjadi +2 (ion mangan (II) (Mn2+)).

8 H+ + MnO4− + 5 e− → Mn2+ + 4 H2O

Dalam larutan basa kuat, permanganat(VII) akan tereduksi, warnanya menjadi hijau,

dengan bilangan oksidasi +6 (manganat MnO42−).

MnO4− + e− → MnO42−

Dalam larutan netral, ion ini akan tereduksi sehingga bilangan oksidasinya menjadi +4,

warnanya hijau (mangan dioksida MnO2).

2 H2O + MnO4− + 3 e− → MnO2 + 4 OH−. (wikipedia Permangana).

Zat organik air dioksidasikan dengan KMNO4 direduksikan oleh asam oksalat . Kelebihan

asam oksalat dititrasi dengan KMNO4.

Asam formiat disebut juga asam semut merupakan cairan jernih, mudah

menguap, tidak berwarna, dan berbau khas. Dalam pengolahan kulit asam formiat

digunakan untuk pengikatan zat warna/fiksasi pada proses pewarnaan dasar.

H2SO4merupakan asam yang paling cocok karena tidak bereaksi dengan permanganate.

Dalam permanganometri kita menggunakan larutan standar untuk

menentukan konsentrasinya. Larutan standar adalah larutan yang dengan tepat dapat

diketahui konsentrasinya dan dipakai sebagai pereaksi.

Larutan standar dapat digolongkan menjadi:

1. Larutan standar primer

Larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan pasti untuk menstandarkan

suatu larutan.

Syarat-syarat larutan standar primer:


5
 Memiliki kemurnian yang tinggi

 Mudah diperoleh dalam bentuk murni dan mudah dikeringkan

 Mudah diperiksa kemurniannya

 Tidak bersifat higroskopis, tidak mudah teroksidasi oleh udara

 Mempunyai rumus molekul yang pasti

 Tidak mengalami perubahan saat penimbangan

 Mempunyai berat ekivalen yang tinggi jadi kesalahan penimbangan dapat

diminimalkan.

Contoh larutan standar primer

Asam: H2SO4, H2C2O4, C6H5COOH, (COOH) (COOK) C6H4.

Basa: Na2CO3, MgO, Na2B4O7,Na2C2O4.

Na2C2O4 merupakan larutan standar primer yang baik untuk permanganat dalam

larutan asam. Senyawa ini dapat diperoleh dengan tingkat kemurnian tinggi, stabil

pada saat pengeringan, dan non higroskopis.

2. Larutan standar sekunder

Larutan standar yang konsentrasinya dapat diketahui dengan menggunakan larutan

standar primer sebagai pembanding.

Contoh: NaOH, KOH, KMnO4.

Dalam titrasi permanganometri KMnO4 tidak dapat dipakai sebagai larutan standar

primer, sebab :

 Tidak dapat diperoleh dalam keadaan murni bebas dari MnO2.

 Aquades yang digunakan untuk melarukan biasanya mengandung bahan-

bahan reduktor yang akan mereduksi KMnO4 menjadi MnO2. Adanya

MnO2 merupakan katalisator pada penguraian KMnO4 sendiri.

3. Larutan standar tersier


6
Larutan standar yang konsentrasinya dapat diketahui dengan menggunakan larutan

standar sekunder sebagai pembanding.

Adapun faktor-faktor kesalahan yang dilakukan pada percobaan ini yaitu :

 Pembuatan larutan baku yang  kurang tepat

 Kurang teliti pada percampuran larutan

 Kurang akurat dalam penimbangan bahan

Sumber-sumber kesalahan pada titrasi permanganometri yang lain antara lain larutan

pentiter KMnO4 pada buret apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama,

larutan KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2. penambahan

KMnO4 yang terlalu cepat pada larutan seperti H2C2O4, penambahan KMnO4 yang terlalu

lambat pada larutan seperti H2C2O4 Pemberian KMnO4 yang terlalu lambat pada larutan

H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan telah dipanaskan mungkin akan terjadi

kehilangan oksalat karena membentuk peroksida yang kemudian terurai menjadi air. Hal

ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah KMnO4 yang diperlukan untuk titrasi yang

pada akhirnya akan timbul kesalahan titrasi permanganometri yang dilaksanakan.

V. ALAT DAN BAHAN

A. Alat

1. Neraca atau timbangan 6. Erlenmeyer

2. Buret 7. Labu semprot

3. Bulp 8. Statif + Klem buret

4. Labu ukur 9. Corong

5. Pipet ukur 10. Termometer

7
B. Bahan

1. Padatan Asam Oksalat [(COOH) 2.2 H2O]

2. Larutan KMnO4

3. Larutan H2SO4

4. Kertas karbon (jika ada buret gelap, ini tidak diperlukan)

5. Air suling

VI. DESKRIPSI PROSES

Penetapan konsentrasi KMnO4 dengan Bahan Baku Primer Asam Oksalat

1. Membuat 100 mL larutan baku primer As. Oksalat

2. Memipet 10 mL larutan tersebut ke dalam labu erlenmeyer

3. Menambahkan 10 mL larutan H2SO4 2N

4. Kemudian larutan tersebut dipanaskan ± 75o C

5. Larutan segera dititar dengan KMnO4 dalam buret sampai titik akhir (perubahan

warna ungu menjadi merah muda seulas)

6. Dilakukan selama 2x

VII. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Standarisasi KMnO4 dengan Bahan Baku Primer Asam Oksalat

Pembuatan Asam Oksalat 0,1 N

MR
BE Asam Oksalat=
Valensi

126
¿
2

¿ 63

N x BE x Vol
G Oksalat=
1000

8
0,1 x 63 x 250
¿
1000

¿ 1,575 gram

Volume Asam Oksalat = 10 mL

Normalitas Asam Oksalat = 0.1 N

Pengerjaan Volume KMnO4 Normalitas KMnO4

(mL) (N)

Simplo 9,0 0,1111

Duplo 9,0 0,1111

Rata-rata 9,0 0,1111

Menentukan konsentrasi NaOH :

V KMnO4 . N KMnO4 = V As.Oksalat . N As.Oksalat

VIII. TUGAS

1. Apa titrasi permanganometri harus menggunakan buret berwarna gelap ?

Ya, karna KMnO4 yang terlalu lama terkena cahaya akan mengalami penguraian

menjadi MnO2. Jika tidak ada buret gelap maka buret bisa di tutup dengan kertas

karbon sampai terhindar cahaya.

2. Mengapa permanganometri disebut auto-indikator ?

Karena dalam titrasi permanganometri tidak memerlukan indikator eksternal,

larutan KMnO4 dapat digunakan sebagai indikator karna sifat khususnya yang

berwarna dan warnanya dapat berubah warna bila bereaksi dengan zat lain.

3. Sebutkan standar baku primer dan sekunder yang digunakan dalam titrasi

permanganometri dan indikator apa yang digunakan !

9
Baku primer : Asam oksalat

Baku sekunder : KmnO4

Indikator : KmnO4

4. Mengapa titik akhir titrasi harus lebih tinggi dari suhu 60o C dan lebih rendah dari 80o

C?

Karena pada kisaran suhu tersebut proses reaksi pada permanganometri

berlangsung lebih cepat.

5. Apakah fungsi penambahan Larutan H2SO4 ?

Untuk membuat suasana titrasi asam, sehingga proses reaksi menjadi lebih cepat,

karena dalam suasana asam nilai oksidasi KMnO4 lebih tinggi daripada dalam

suasana netral.

IX. PEMBAHASAN

Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium

permanganat (KMnO4). Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi seperti ion-ion Ca, Ba,

Pb, Zn, dan Hg (I) dapat dititrasi secara tidak langsung dengan permanganometri yang

akan diendapkan sebagai garam oksalat. Larutan KMnO4 sangat sensitif terhadap cahaya

karena akan terurai menjadi MnO2, sehingga dalam pemakainnya harus ditempatkan

pada wadah yang terhalang cahaya. Permanganometri ini menerapkan reaksi reduksi

oksidasi (redoks). Reaksi redoks adalah reaksi penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi

suatu unsur dalam zat.

Dalam praktikum permanganometri kali ini langkah-langkah yang harus dilakukan

pertaman membuat larutan baku primer asam oksalat 0,1 N. Lalu 10 mL asam oksalat

dipipet ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan H2SO4 2N 10 mL, penambahan asam disini

dimaksudkan suasana titrasi menjadi asam agar titrasi berjalan lebih cepat, karena pada

suasana asam nilai oksidasinya lebih kuat daripada dalam suasana netral. Lalu larutan

dipanaskan sampai suhu tercapai ± 75o C, proses pemanasan dimaksudkan agarreaksi

berjalan cepat. Larutan yang masih panas dititrasi dengan KMnO4 sampai terlihat warna

10
merah muda. Pada titrasi permanganometri tidak dibutuhkan indikator, karena KMnO 4

sendiri sudah berwarna.

Dari praktikum permanganometri ini didapat konsentrasi KMnO4 sebesar 0,1111 N.

X. KESIMPULAN

1. Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks

2. Reaksi redoks adalah proses reaksi penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi suatu

unsur dalam suatu zat

3. Konsentrasi KMnO4 yang diperoleh pada praktikum ini adalah 0,1111 N

XI. DAFTAR PUSTAKA

Adiwarna.2011.Diktat Modul Praktikum Kimia Analisa (PTK I).Jakarta

http://distyaresti.blogspot.co.id/2014/07/metode-titrasi-reduksi-oksidasi.html

http://itatrie.blogspot.co.id/2012/10/laporan-kimia-analitik-permanganometri.html

11

Anda mungkin juga menyukai