Anda di halaman 1dari 20

TITRASI PERMANGANOMETRI

I. TUJUAN
1. Mempelajari prinsip titrasi permanganometri
2. Menentukan konsentrasi KMnO4
3. Menentukan konsentrasi Fe2+

II. LANDASAN TEORI


2.1 Pengertian Titrasi Permanganometri
Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium
permanganat (KMnO4). Metode titrasi ini didasarkan pada reaksi reduksi dan
oksidasi (redoks) antara KMnO4 dengan bahan tertentu yang bersifat reduktor.
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam.
Biasanya digunakan pada medium asam 0,1 N. Asam sulfat merupakan asam yang
paling cocok digunakan sebagai pelarutnya karena jika digunakan asam klorida
maka kemungkinan sebagian permanganatnya digunakan untuk pembentukan
klorin seperti reaksi dibawah ini1 :
2 MnO4 - + 16 H+ + 10 Cl- ⇋ 2 Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O (1)
Kalium permanganat telah digunakan sebagai zat pengoksidasi secara meluas,
pereaksi ini mudah diperoleh, murah, dan tidak memerlukan indikator kecuali bila
digunakan larutan yang sangat encer. Setetes permanganat 0,1 N memberikan warna
merah muda yang jelas kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini
digunakan untuk menyatakan berlebihnya pereaksi yang digunakan (titik akhir telah
tercapai). Oleh karena itu, titrasi dengan metode permanganometri tidak diperlukan
larutan indikator karena kalium permanganat sendiri berfungsi sebagai
autoindikator1.
Titrasi permanganometri harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam
kuat karena reaksi tersebut tidak terjadi bolak balik, sedangkan potensial elektroda
sangat tergantung pada pH1. Selama lebih dari satu abad, kalium permanganat telah
digunakan sebagai agen pengoksidasi yang penting dalam reaksi redoks. Larutan
baku yang digunakan adalah kalium permanganat (KMnO4)2.
Titrasi Permanganometri Dalam suasana asam, reaksi paruh kalium
permanganat adalah sebagai berikut:
MnO4- +8 H+ + 5 e- ⇋ Mn2+ + 4 H2O (2)

64 Titrasi Permanganometri
Potensial standar reaksi paruh permanganat dalam larutan asam adalah sebesar
(E0 =1,51 volt). Dengan demikian, kalium permanganat merupakan oksidator yang
sangat kuat. Berat ekivalen KMNO4 ialah seperlima dari BM (berat ekivalen= 1/5
BM), karena tiap mol kalium permanganat setara dengan 5 elektron, sehingga
valensinya 52.
Asam sulfat merupakan asam yang paling cocok digunakan sebagai pelarutnya
karena jika digunakan asam klorida, kemungkinan akan terjadi reaksi seperti di
bawah ini:
2 MnO4- + 16 H+ 10 CI- ⇋ 2 Mn2+ + 5 Cl2 + 8 H20 (3)
Reaksi ini berjalan lambat dalam suasana asam, tetapi dalam suasana basa
netral berjalan sangat cepat. Karena aquades umumnya mengandung zat-zat organik
yang dapat mereduksi, sering terjadi peruraian sendiri dalam penyimpanan larutan
kalium permanganat menurut reaksi:
4 MnO4- + 2 H2O ⇋ 4 MnO4 +3 O2 + 4 OH- (4)
Sebagaimana dijelaskan di atas, reaksi ini dikatalis oleh MnO2 padat. [2]
Kalium permanganat jika digunakan sebagai oksidator dalam larutan alkalis kuat,
maka ada dua kemungkinan bagian reaksi. Kemungkinan pertama ialah reaksi yang
berjalan relative cepat, dan reaksi kedua yang berlangsung lebih lambat:
MnO4- + e- ⇋ 4 MnO4 2- (5)
MnO42- + 2 H2O + 2 e- ⇋ MnO2 + 4 OH- (6)
Potensial standar reaksi yang pertama ialah E0 = 0,56 volt, sedangkan pada
reaksi yang kedua sebesar E0 = 1,60 volt. Dengan mengatur suasana sebaik-baiknya
(misalnya menambah ion barium yang dapat membentuk endapan barium
manganat), reaksi pertama dapat berjalan dengan baik2.
Dalam Susana alkalis, permanganate secara kuantitatif direduksi menjadi mangan
dioksida menurut reaksi berikut, dengan nilai potensial standar E0 = 0,59 volt.
MnO4- + 2 H2O + 3 e- ⇋ MnO2 + 4 OH- (7)
Untuk membuat larutan baku kalium permanganat, harus dijaga faktor-faktor
yang dapat menyebakan penurunan konsentrasi larutan baku yang besar, antara lain
dengan pemanasan dan penyaringan untuk menghilangkan zat zat yang dioksidasi2.
Larutan kalium permanganat merupakan larutan yang berwarna. Ketika
larutan ini digunakan untuk titrasi larutan sampel yang tidak berwarna, tidak perlu

65 Titrasi Permanganometri
digunakan indikator karena 0,1 ml KMnO4 0,01 M dalam 100 ml larutan telah dapat
dilihat warna ungunya. Untuk memperjelas titik akhir, dapat ditambahkan indikator
redoks, seperti feroin atau asam N-fenil antranilat2.
Permanganometri mengacu pada penggunaan kalium permanganat sebagai
titran dan indikator. Larutan kalium permanganat adalah zat pengoksidasi kuat
dengan warna ungu tua. Selama titrasi, analit dioksidasi oleh kalium permanganat
dan permanganat direduksi, kehilangan warna ungunya. Pada titik akhir, tetes
terakhir kalium permanganat akan tetap berada dalam larutan dan tampak berwarna
merah muda3.
Permanganometri merupakan metode titrasi yang dilakukan berdasarkan
reaksi oleh Kalium permanganat (KMnO4). Prinsi reaksi ini difokuskan pada
reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku
tertentu. Titrasi dengan KMnO4 telah dikenal lebih dari seratus tahun,
kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung atas alat yang dapat
dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan lain
sebagainya4.
Zat organik dapat dioksidasi dengan menggunakan KMnO4 dalam
suasana asam dengan pemanasan. Sisa KMnO4 direduksi dengan asam
oksalat berlebih. Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali dengan KMnO4. Metode
permanganometri didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Reaksi
oksidasi ini dapat berlangsung dalam suasana asam, netral dan alkalis. Adapun
reaksi yang terjadi sebagai berikut:
MnO4- (aq)+ 8 H+ (aq)+ 5e- ⇋ Mn2+ (aq) + 4H2O(l) (8)
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi
berdasarkan pereaksi ini, namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan
atau penggunaan sebuah katalis untuk mempercepat reaksi. Titrasi
permanganometri dipilih karena memiliki beberapa kelebihan, diantaranya
yaitu lebih mudah digunakan dan efektif, karena reaksi ini tidak
memerlukan indikator, hal ini dikarenakan larutan KMnO4 sudah berfungsi
sebagai indikator, yaitu ion MnO4- berwarna ungu, setelah direduksi menjadi ion
Mn tidak berwarna, dan disebut juga sebagai autoindikator4.

66 Titrasi Permanganometri
2.2 Standar untuk Titrasi Permanganometri
Kalium permanganat bukan larutan baku primer, maka larutan harus distandarisasi,
antara lain dengan arsen (III) oksida (As2O3) dan Natrium oksalat (Na2C2O4).
Permanganometri dapat digunakan untuk penentuan kadar besi, kalsium dan
hidrogen peroksida. Pada penentuan besi, pada biji besi mula-mula dilarutkan dalam
asam klorida, kemudian semua besi direduksi menjadi , lalu dititrasi secara
permanganometri. Sedangkan pada penetapan kalsium, mula-mula .kalsium
diendapkan sebagai kalsium oksalat kemudian endapan dilarutkan dan oksalatnya
lalu dititrasi dengan permanganat. Permanganat bereaksi secara beraneka, karena
mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7 . Larutan
permanganat berwarna ungu, jika titrasi dilakukan untuk larutan yang tidak
berwarna, indikator tidak diperlukan. Namun jika larutan permanganat yang
digunakan dalam keadaan encer, maka penambahan indikator dapat dilakukan.
Beberapa indikator yang dapat dipergunakan seperti feroin, asam N-fenil antranilat.
Larutan kalium permanganat (KMnO4) merupakan larutan standar sekunder karena
larutan tersebut mudah terurai jika terkena cahaya, temperatur tinggi, dan asam atau
basa. Sehingga larutan kalium permanganat (KMnO4) harus distandarisasi terlebih
dahulu sebelum digunakan untuk analisis kimia5.

67 Titrasi Permanganometri
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat dan fungsinya
No Alat Fungsinya
1. Hot Plate Sebagai wadah untuk memanaskan larutan
2. Gelas piala Sebagai wadah larutan sampel
3. Gelas ukur Sebagai wadah untuk mengambil larutan
secara teliti
4. Bola hisap Sebagai alat bantu untuk menghisap larutan
5. Pipet gondok Sebagai alat untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu secara tepat
6. Termometer Sebagai alat untuk mengukur suhu larutan
7. Pipet tetes Sebagai alat untuk mengambil larutan
dengan volume kecil
8. Labu ukur Sebagai wadah untuk mengencerkan larutan
secara teliti
9. Labu semprot Sebagai wadah aquades
10. Corong Sebagai alat untuk membantu memasukkan
zat
11. Buret Sebagai wadah larutan standar sekunder
12. Erlenmeyer Sebagai wadah meletakkan sampel yang
akan di titrasi

3.1.2 Bahan dan fungsinya


No Bahan Fungsinya
1. Asam oksalat Sebagai larutan standar primer
2. Larutan H2SO4 Sebagai pemberi suasana asam pada sampel
3. Larutan Fe2+ Sebagai zat yang akan dititrasi
4. Aquades Sebagai pelarut
5. Larutan KMnO4 Sebagai larutan standar sekunder

68 Titrasi Permanganometri
3.2 Cara Kerja
3.2.1. Menentukan normalitas larutan KMnO4
Dipipet larutan baku primer asam oksalat sebanyak 10 mL dengan pipet volume
yang kering dan bersih lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Kemudian
ditambahkan sebanyak 10 mL H2SO4 (1:8) lalu dipanaskan hingga suhu 60-70OC.
Setelah itu dititrasi dalam keadaan panas dengan larutan KMnO4 sampai timbul
warna merah muda. Diulangi pekerjaan ini dua kali lagi. Dihitung normalitas rata-
rata sampai 4 angka dibelakang koma.

3.2.2. Menentukan kadar sampel


Diencerkan larutan Fe2+ dalam labu ukur lalu dipipet sebanyak 10 mL ke dalam
Erlenmeyer kemudian ditambahkan 1 mL H2SO4 (1:8). Selanjutnya dititrasi dengan
larutan KMnO4 sampai timbul warna merah muda. Diulangi pekerjaan ini dua kali.
Kemudian dihitung konsentrasi Fe+2.

69 Titrasi Permanganometri
3.3 Skema Kerja
3.3.1. Menentukan Normalitas Larutan KMnO4

Larutan Asam Oksalat


- Dipipet 10 mL Asam Oksalat
- Dimasukkan ke dakam Erlenmeyer
- Ditambahkan 10 mL H2SO4 (1:8)

Larutan As. Oksalat + H2SO4

- Dipanaskan 60-70°C
- Dititrasi dalam keadaan panas dengan larutan KMnO4 sampai timbul
warna merah muda
- Diulangi pekerjaan ini dua kali lagi

Hitung konsentrasi KMnO4

3.3.2. Menentukan Kadar Sampel

Larutan sampel (Fe2+)

- Diencerkan larutan Fe2+ dalam labu ukur


- Dipipet 10 mL ke dalam Erlenmeyer
- Ditambahkan 1 mL H2SO4 (1:8)

Larutan Fe2++H2SO4

- Dititrasi dengan larutan KMnO4 sampai timbul warna merah muda


- Diulangi pekerjaan ini dua kali

Hitung konsentrasi Fe2+

70 Titrasi Permanganometri
3.4 Skema Alat

2
.
5
.

Keterangan:
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Standar
4. Klem
5. Kertas/Alas putih

71 Titrasi Permanganometri
3.5 Gambar Alat

No Nama Alat Gambar

1 Erlemeyer

2 Klem

3 Corong

4 Buret

5 Standar

6 Labu Ukur

72 Titrasi Permanganometri
7 Gelas Ukur

8 Gelas Piala

9 Pipet Tetes

10 Labu Semprot

11 Pipet gondok

73 Titrasi Permanganometri
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data
4.1.1 Menentukan Kosentrasi Larutan KMnO4
V KMnO4 I = 20,2 mL
V KMnO4 II = 20,5 ml
Vrata-rataKMnO4 = 20,35 mL
N H2C2O4 = 0.1 N
4.1.2 Menentukan Kosentrasi Fe2+ dalam sampel
V Fe2+percobaan = 3,8 ml
V Fe2+ teori = 6 ml

4.2 Perhitungan

4.2.1 Menghitung Normalitas KMnO4 dengan H2C2O4


5C2O42- + 2MnO4- + →16H+10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O
(V.N) Na2C2O4 = (V. N) KMnO4
10 mL . 0,1 N = 20,35 mL . N
N KMnO4 = 0,049 N
4.2.2 Menentukan Konsentrasi Fe2+ dalam sampel
MnO4- + 8H+ + 5Fe2+ → Mn2+ + 5Fe3+ + 4H2O
A. Kosentrasi Fe2+ percobaan
(V.N)Fe2+ = (V. N) KMnO4
10 mL . N Fe2+ = 3,8 mL . 0,049 N
N Fe+2 = 0.01862 N
B. Kosentrasi Fe2+ teori
(V.N) Fe2+ encer = (V. N) Fe2+ pekat
10ml . N Fe2+ = 6 mL . 0,5 N
N Fe2+ = 0.3 N

74 Titrasi Permanganometri
% Kesalahan =

% Kesalahan =

= 41,67

75 Titrasi Permanganometri
4.3 Pengamatan Setiap Langkah Kerja
No Cara Kerja dan Reaksi Foto Pengamatan Analisa
A. Menentukan Kenormalan
Larutan KMnO4
1 Dipipet 10 mL larutan Asam Larutan berwarna bening Pipet gondok digunakan dalam
Oksalat dan dimasukkan ke pengambilan larutan agar volume
dalam erlenmeyer dengan yang diambil lebih teliti.
menggunakan pipet gondok

2 Larutan asam sulfat dipipet Larutan berwarna bening Asam sulfat ditambahkan untuk
sebanyak 10 mL ke dalam memberi susana asam, karena redoks
erlenmeyer. dominan berlangsung pada suasana
asam sehingga reaksi dapat
berlangsung lebih cepat
3 Campuran larutan tersebut Suhu larutan meningkat dan Dilakukan proses pemanasan
kemudian dipanaskan sampai larutan tetap berwarna tujuannya untuk mempercepat
suhu 60-700C. bening berlangsungnya reaksi, karena
dengan meningkatnya suhu akan
menyebabkan tumbukkan antar
molekul semakin banyak

76 Titrasi Permanganometri
4 Larutan kalium permanganat Pada titik akhir titrasi warna Perubahan warna menjadi pink
dititrasi dengan larutan oksalat larutan berubah menjadi lembayung menandakan bahwa titik
dalam keadaan panas sampai pink lembayung. akhir titrasi telah tercapai, yang
warna larutan berubah menjadi ditandai dengan titran dan titrat tepat
pink lembayung. habis bereaksi secara stoikiometri.
Reaksi :
5 H2C2O4 + 2 KMnO4 + 5 H2SO4
→ K2SO4 + 2 MnSO4 + 8 H2O +
10 CO2
B. Menentukan Kenormalan
Larutan Fe++
1 Diencerkan larutan Fe2+ di Larutan saling bercampur Pengenceran dilakukan dalam labu
dalam labu ukur 100 mL sampai yang bewarna bening ukur 100 mL
tanda batas dan dihomogenkan

2 Dipipet 10 mL ke dalam Larutan berwarna bening Pipet gondok digunakan dalam


erlenmeyer menggunakan pipet pengambilan larutan agar volume
gondok. yang diambil lebih teliti.

77 Titrasi Permanganometri
3 Ditambahkan 1 ml asam sulfat Larutan berwarna bening Penambahan asam sulfat kedalam
Reaksi : erlenmeyer bertujuan untuk memberi
Fe2+ + H2SO4 →Fe(H2SO4)2 suasana asam pada titrasi dan
mencegah terbentuknya endapan.
4 Larutan Fe2+ dititrasi dengan Warna larutan menjadi pink Larutan Fe2+ mengalami oksidasi
larutan KMnO4 yang teah lembayung pada titik akhir sementara KMnO4 mengalami
ditentukan konsentrasinya titrasi reduksi
sampai terjadi perubahan warna
menjadi pink lembayung.
Reaksi :
MnO4- + 8H+ + 5Fe2+ → Mn2+ +
5Fe3+ + 4H2O

78 Titrasi Permanganometri
4.4 Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan titrasi permanganometri. Percobaan titrasi
permanganometri bertujuan untuk mempelajari prinsip titrasi permanganometri,
menetukan konsentrasi KMnO4, dan menentukan konsentrasi Fe2+. Prinsip kerja dari
titrasi permanganometri ini adalah prinsip reduksi dan oksidasi. Pada percobaan ini
pertama yang dilakukan yaitu menstandarisasi larutan KMnO4. Larutan KMnO4
merupakan larutan standar sekunder karena larutan KMnO4 sulit ditentukan dalam
keadaan murni sehingga untuk menentukan konsentrasi larutan KMnO4 perlu
dititrasi dahulu dengan larutan standar primer asam oksalat. Pada percobaan
menstandarisasi larutan KMnO4 dilakukan dalam suasana asam agar larutan MnO2
tetap dalam bentuk larutan tidak berubah menjadi endapan MnO2.
Pada percobaan standarisasi larutan KMnO4, larutan standar primer asam
oksalat dicampur dengan H2SO4 untuk memberi suasana asam, kemudian didihkan
agar reaksi berjalan sempurna dan reaksi berangsung lebih cepat. Kemudian dititrasi
dengan KMnO4 sampai terjadi perubahan warna menjadi merah lembayung. Larutan
standar KMnO4 perlu diketahui konsentrasinya untuk menitrasi larutan Fe2+.
5 C2O42- + 2 MnO4- + 16 H+ → 10 CO2↑ + 2 Mn2+ + 8 H2O (9)
Dari reaksi di atas, dapat disimpulkan bahwa keadaan berlangsung dalam
suasana asam, dimana ion permanganate (MnO4-) tereduksi menjadi ion mangan
(Mn2+). Sehingga pada percobaan ini kalium permanganate bertindak sebagai
oksidator kuat.
Percobaan kedua yaitu menentukan konsentrasi dari Fe2+. Pertama larutan Fe2+
diencerkan dalam labu ukur 100 mL, pengencerkan dilakukan untuk mendapatkan
konsentrasi yang lebih kecil. Selanjutnya larutan Fe2+ dipipet dengan pipet gondok
10 mL dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer. Lalu ditambahkan asam sulfat untuk
memberikan suasana asam pada proses reaksi. Suasana asam pada proses reaksi
bertujuan agar proses titrasi berjalan dengan sempurna, larutan standar KMnO4
mengalami proses reduksi dan larutan Fe2+ mengalami proses oksidasi. Larutan
standar KMnO4 akan membentuk endapan MnO2 jika proses reaksi berlangsung
dalam suasana basa atau netral sehingga menggangu pengamatan titik akhir titrasi.
Titrasi dihentikan setelah terjadi perubahan warna menjadi merah lembayung.
Larutan HCl dan larutan HF tidak dapat dipakai dalam proses titrasi ini untuk

79 Titrasi Permanganometri
memberikan suasana asam. Hal ini dikarenakan jika digunakan larutan HCl
pemakaian KMnO4 akan lebih banyak dari yang semestinya. Hal ini disebabkan
larutan KMnO4 tidak hanya mengoksidasi ion Fe2+ menjadi Fe3+ tetapi juga
mengoksidasi ion Cl- menjadi Cl2 sehingga untuk mencapai titik akhir titrasi
membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan tidak digunakan larutan HF untuk
memberikan suasana asam karena larutan HF sangat mudah melarutkan kaca,
karena tidak mungkin HF digunakan untuk proses titrasi volumetri karena akan
merusak wadah titran berupa erlenmeyer yang terbuat dari kaca.
Dalam proses ini terdapat persen kesalahan titrasi 41,67%. Percobaan yang
dilakukan masih ada beberapa kesalahan, karena kesalahan dalam proses
pengenceran yang kurang tepat, larutan sampel telah terkontaminasi, larutan
standar lama dibiarkan terbuka sehingga menguap dan juga dalam pengamatan titik
akhir titrasi yang kurang tepat.

80 Titrasi Permanganometri
KESIMPULAN DAN SARAN
4.3 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan :
1. Larutan KMnO4 bersifat autoindikator.
2. Permanganometri memiliki prinsip redoks.
3. Titrasi permanganometri akan lebih cepat bereaksi apabila dalam suasana
asam.
4. Permanganometri bersifat oksidator kuat.
5. Persentase kesalahan titrasi 41,67%.

4.4 Saran
Beberapa saran untuk percobaan selanjutnya ialah :
1. Memahami materi dan cara kerja terlebih dahulu.
2. Melakukan titrasi dengan teliti terutama dalam mengamati perubahan warna
saat mencapai titik akhir titrasi.
3. Lebih teliti dalam mengencerkan larutan.
4. Menggunakan APD dan hati-hati dalam menggunakan alat.

81 Titrasi Permanganometri
DAFTAR PUSTAKA

[1] C. Harpolia, Badan ajar: Kimia Farmasi II, Jakarta: Kementrian kesehatan
Republik Indonesia, 2017.

[2] S. Martono, Mursyidi, A. Rohman and Sudjadi, Analisis Obat Secara Volumetri,
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2021.

[3] Z. Nan and S. Zhang, Theory And Problems For Chemistry Olympiad
Challenging Concepts In Chemistry, Singapore: tallion Press, 2020.

[4] Apriyanti and E. M. Apriyani, "Analisis Kadar Zat Organik pada Air Sumur
Warga Sekitar TPA dengan Metode Titrasi Permanganometri," Alkimia, vol. 2, no.
2, pp. 10-14, 2018.

[5] J. Rahmah and S. C. Rini, Buku Ajar: Kimia Analisi, Jawa Timur: UMSIDA PRESS,
2020.

82 Titrasi Permanganometri
Lampiran 1. Struktur Bahan yang digunakan
No Bahan Struktur
1 Asam Oksalat

2 Larutan H2SO4

3 Larutan Fe2+

4 Akuades

5 Larutan KMnO4

83 Titrasi Permanganometri

Anda mungkin juga menyukai