KOMPLEKSOMETRI
I. TUJUAN
1. Menstandarisasi larutan EDTA dengan ZnSO4
2. Menentukan konsentrasi Mg2+ dan Ca2+
3. Memahami prinsip dan kegunaan titrasi kompleksometri
102 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022
Reaksi antara EDTA dengan ion logam berlangsung dalam satu tahapan
dengan pembentukan ion kompleks yang memiliki perbandingan 1:1. Adapun
prosedur yang dapat digunakan dalam titrasi dengan EDTA yaitu titrasi langsung.
Dalam titrasi langsung ini, larutan EDTA dapat digunakan untuk titrasi langsung
dengan ion logam serta larutan EDTA ini dapat digunakan untuk beberapa jenis
kation. Untuk mencegah pengendapan dari hidroksida logam perlu adanya
penambahan bahan pengompleks seperti halnya sitrat dan tartrat. Selain itu juga
dapat ditambahkan dengan larutan penyangga NH₃-NH₄Cl yang memiliki pH
berkisar 9-10 untuk logam yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan
amonia. Indikator yang dapat dipergunakan yaitu indikator EBT (Eriochrome Black T)
untuk titrasi dengan ion Mg, Zn, Ca, dan Cd dan indikator murexide untuk titrasi
dengan ion logam Co, Cu, dan Ni. Titrasi yang menggunakan larutan EDTA
biasanya yaitu titrasi untuk menentukan kesadahan air. Air sadah mengandung ion
kalsium dan magnesium. Ion dari magnesium ini dapat membentuk senyawa yang
kompleks yang lebih kuat dengan indikator EBT dibandingkan dengan ion kalsium.
103 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022
Oleh sebab itu, warna dari kompleks magnesium lebih mudah untuk diamati. Titrasi
ini sebaiknya dilakukan dalam kisaran pH 10 dengan menggunakan larutan buffer.4
Suatu ligan monodentat merupakan ligan dengan sebuah pasangan elektron
yang disalurkan pada golongan ligan lainnya. Dengan cara membedakan jumlah
pasangan elektron bebas yang dimilikinya dan akan disalurkan ke golongan
penerima yang dapat dibedakan adanya ligan bidentat, tridentat, dan seterusnya
yang termasuk dalam golongan ligan polidentat. Senyawa kompleks dengan
bilangan koordinasi enam seperti senyawa kompleks dari kation Co (III) dibentuk
dari koordinasi dengan molekul EDTA (bidentat). Tiap molekul dari senyawa EDTA
berikatan dengan ion logam melalui pasangan elektron bebas dari dua atom nitrogen
molekul tersebut. Dalam proses ini menghasilkan tiga cincin dengan masing-masing
memiliki lima ion logam pusat. Proses pembentukan cincin ini disebut dengan
chelation dan ligan yang bertindak sebagai pembentukan disebut dengan pengkelat.4
Kemampuan logam membentuk senyawa kompleks ini telah digambarkan
dengan klasifikasi Schwarzenbach. Pengkatagorian ini didasarkan pada
penggolongan logam ke dalam larutan asam Lewis kelas A dan kelas B. Kelompok
ion logam dari kelas A dapat dibedakan berdasarkan urutan afinitas di dalam air
(logam) terhadap ion halogen F- >> Cl- > Br- > I- serta pembentukan senyawa
kompleks yang stabil dengan anggota pertama yaitu tiap golongan atom donor
dalam tabel periodik (N, O, dan F). Sedangkan kelompok pada ion kelas B bereaksi
dengan l- dari F- dalam larutan yang berair dan membentuk senyawa kompleks yang
paling stabil dengan atom donor dua dari tiap golongan (P, S, dan Cl). Klasifikasi
dari Schwarzenbach membuat kategori ion logam akseptor :
a. Kation yang memiliki konfigurasi gas mulia. Logam alkali, alkali tanah dan
aluminium termasuk golongan ini dan masuk kategori sifat akseptor kelas A.
b. Kelompok kelas B yaitu kation-kation yang memiliki subkulit d yang terisi
penuh. Kation-kation dalam golongan ini yaitu Cu(l), Ag(l) dan Au(l). Kation
tersebut memiliki karakter polarisasi yang kuat yang dapat mebentuk senyawa
kompleks dengan karakter kovalen yang cukup kuat. Kompleks yang terbentuk
dari kation tersebut semakin stabil bila konfigurasi elektron semakin mirip gas
mulia dan semakin kurang elektronegatif atom donor ligan.
c. Ion logam transisi dengan subkulit d yang kurang lengkap terisi elektron.4
104 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022
Konsep dari larutan asam basa keras dan lunak juga berguna dalam
mengkarakterisasi perilaku dari kelompok kelas A dan kelas B. Basa lunak
menggambarannya sebagai basa dengan atom donor yang sangat mudah
terpolarisasi dan eletronegativitas yang rendah, mudah teroksidasi, terasosiasi
dengan orbit kosong energi yang rendah. Dalam hal ini, elektron atom donor mudah
terdistorsi. Sedangkan basa keras memiliki karakteristik yang berlawanan dengan
basa lunak, yaitu atom donor kurang mampu dalam terpolarisasi dan memiliki
elektronegativitas yang sangat tinggi dibandingkan dengan basa lunak, basa keras
sulit untuk direduksi dan terasosiasi demngan orbit kosong energi yang tinggi. Atas
dasar tinjauan dari konsep di atas, akseptor dari kelompok kelas A cenderung
berikatan dengan basa keras dan kelompok kelas B sebaliknya.4
105 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022
106 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022
2) Murexide
Sebanyak 0,1 g murexide ditimbang, kemudian dilarutkan di dalam 10 mL alkohol.
107 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022
108 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022
ZnSO4.7H2O
- ditimbang dengan teliti
- dimasukkan dalam labu ukur 100 mL
- ditambahkan 2 mL H2SO4 4 N
- diencerkan hingga tanda batas
Hasil
Na2EDTA 0,05 M
- ditimbang 1,86 g
- dilarutkan dengan air distilasi dalam labu 100 mL
Hasil
Hasil
EBT
- ditimbang 0,1 g EBT
- dilarutkan dalam 10 mL alkohol
Hasil
109 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022
Murexide
- ditimbang 0,1 g murexide
- dilarutkan dalam 10 mL alkohol
Hasil
ZnSO4 . 7H2O
- dipipet 10 mL dimasukkan ke erlenmeyer
- ditambahkan 1 ml buffer amoniak pH 10
- ditambahkan beberapa tetes indikator EBT
- dititrasi dengan larutan Na2EDTA sampai terjadi perubahan
warna merah ke biru
- dicatat volume Na2EDTA
- dititrasi minimal duplo
- dihitung konsentrasi
Hasil
Hasil
110 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022
Kalsium
- dipipet 10 mL dimasukkan ke erlenmeyer
- ditambahkan larutan buffer pH 12
- ditambahkan indikator murexide
- dititrasi dengan larutan Na2EDTA sampai terjadi perubahan
warna dari merah menjadi ungu
- dihitung konsentrasi Ca2+
Hasil
111 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022
4
1
Keterangan :
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Standar
4. Klem
5. Kertas putih
112 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022
1 Standar
2 Klem
3 Buret
4 Erlenmeyer
5 Labu ukur
6 Corong
7 Gelas Piala
8 Botol Semprot
9 Gelas Ukur
10 Pipet Tetes
113 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022
114 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022
4.1.2 Perhitungan
4.1.2.1 Standarisasi EDTA dengan ZnSO4
(V.N) EDTA = (V.N) ZnSO4
10,25 mL . N EDTA = 10 mL . 0,01 N
N EDTA = 0,0975 N
N Mg2+ =
N Mg2+ = 0,1004 N
=| | x 100%
= 0,5%
N Ca2+ =
N Ca2+ = 0,1104 N
=| | x 100%
= 0,5%
115 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022
4.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang titrasi kompleksometri yang prinsip
kerjanya adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks. Titrasi
kompleksometri merupakan analisa volumetri yang didasarkan pada reaksi
pembentukan senyawa kompleks berbagai ion logam dengan larutan
pengompleksnya. Ion logam ini berperan sebagai penerima donor pasangan elektron
atau dalam teori lewis disebut sebagai asam. Atom pusat ini biasanya merupakan
logam transisi. Sedangkan ligan disebut dengan basa lewis yang berperan sebagai
pendonor pasangan elektron.
Percobaan pertama yaitu pembuatan larutan standar ZnSO4 dengan cara
mengencerkannya dalam labu ukur 100 mL. Kemudian larutan ini digunakan untuk
menstandarisasi larutan EDTA. Pada percobaan ini dilakukan penambahan larutan
NH4Cl sebagai bahan utama dalam pembuatan larutan buffer yang berfungsi untuk
mempertahankan pH agar tetap stabil, karena dikhawatirkan apabila pH berubah
maka bukan logam yang diinginkan yang akan terkompleks. Pada percobaan kali ini
indikator yang digunakan yaitu EBT dan murexide karena indikator ini dapat
bereaksi pada pH 8-10. Setelah ditambahkan indikator EBT, larutan ZnSO4 akan
berubah warna menjadi merah anggur dan kemudian setelah dititrasi dengan
larutan EDTA, larutan akan berubah warna menjadi biru ketika telah mencapai titik
akhir titrasi. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan konsentrasi dari larutan
EDTA sebesar 0,0975N.
Percobaan selanjutnya yaitu menentukan kadar Mg2+ dengan cara memipet
larutan Mg2+ yang telah diencerkan kemudian ditambahkan larutan buffer
ammoniak untuk mempertahankan pH nya dan ditambahkan juga indikator EBT
dan dititrasi dengan larutan Na2EDTA yang sebelumnya sudah di standarisasi,
titrasi dilakukan pada suhu 40ºC agar mempercepat proses titrasi, dilakukan sampai
terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi biru.
Percobaan terakhir yaitu menentukan kadar Ca2+ yang prinsipnya sama dengan
sebelumnya yaitu dengan penambahan larutan buffer ammoniak pH 12 untuk
mempertahankan pH agar tetap stabil dan ditambahkan indikator murexide dan
dititrasi larutan Na2EDTA sampai terjadi perubahan warna dari merah menjadi
ungu. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh kadar Ca2+ yaitu 0,1104 N dengan
116 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022
persen kesalahan 0,5%, kesalahan ini dapat disebabkan karena kesalahan dalam
melakukan pengenceran, kurang teliti dalam membaca skala buret atau kurang teliti
dalam perhitungannya.
117 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022
5.2 Saran
Beberapa saran untuk percobaan selanjutnya ialah :
1. Sebaiknya gunakan indikator yang sesuai untuk logam yang diujikan.
2. Gunakan metode lain untuk menentukan kemurnian dan kadar logam.
3. Teliti dalam mengamati perubahan warna yang terjadi.
118 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022
DAFTAR PUSTAKA
[1] Alauhdin, M. Buku Ajar Kimia Analitik; UNNES PRESS: Yogyakarta, 2020.
[2] Khopkar, S.M. Basic Concept Of Analytical Chemistry Second Adition; Indian
Institute Of Technology: Bombay, 1998.
[3] Petrucci R.; Suminar. Kimia Dasar. Jilid I; Erlangga: Jakarta, 1985.
[4] Rohmah, Jamilatur.; Chylen Setiyo Rini. Buku Ajar Kimia Analisis; UMSIDA
Press: Sidoarjo, 2020.
119 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022
1 ZnSO4
2 Na2EDTA
4 EBT
5 NH4OH
6 Akuades
7 H2SO4
8 HCl
120 Kompleksometri