Anda di halaman 1dari 19

Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik

Tahun Akademik 2021/2022

KOMPLEKSOMETRI

I. TUJUAN
1. Menstandarisasi larutan EDTA dengan ZnSO4
2. Menentukan konsentrasi Mg2+ dan Ca2+
3. Memahami prinsip dan kegunaan titrasi kompleksometri

II. LANDASAN TEORI


Titrasi kompleksometri melibatkan reaksi pembentukan senyawa/ion kompleks
antara titran dan analit. Titrasi kompleksometri semakin berkembang dengan
penggunaan ligan-ligan multidentat, salah satunya adalah asam
etilendiamintetraasetat yang biasa disingkat EDTA (Ethylendiamintetraacetic acid).
EDTA adalah suatu asam amino karboksilat yang merupakan asam lewis. EDTA
dapat menyediakan enam pasangan elektron untuk berikatan, yaitu empat pasang
dari gugus karboksilat dan dua pasang dari gugus amino. Indikator yang digunakan
dalam titrasi kompleksometri adalah zat warna organik yang dapat membentuk
kompleks yang cukup stabil dengan ion logam. Indikator jenis ini disebut indikator
metalokromik. Kompleks logam-indikator harus memberikan warna yang berbeda
dengan indikator sebelum terkomplekskan guna memudahkan untuk mendeteksi
titik akhir titrasi. Selain itu, konstanta pembentukan kompleks logam-indikator juga
harus lebih rendah daripada konstanta pembentukan logam dan ligan utamanya. 1
Menurut Khopkar titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan
pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar
mengion). Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran (larutan pentitrasi)
dan titrat (larutan yang dititrasi) saling mengkompleks, membentuk hasil berupa
senyawa kompleks. Kompleks yang dimaksud disini adalah kompleks yang
dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau
molekul netral.2
EDTA (ethylene diamine tetraacetic) merupakan suatu kompleks kelat yang larut
ketika ditambahkan kedalam suatu larutan yang mengandung kation logam tertntu
seprti Ca2+ dan Mg2+, dimana akan membentuk kompleks dengan logam-logam
tersebut. Ketika ditambahkan suatu indikator EBT (Eriochrome Black T) kedalam

102 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022

larutan yang mengandung kompleks tersebut maka akan menghasilkan perubahan


warna pada pH tertentu, sehingga dengan prinsip ini nilai kesadahan dapat
dianalisa. EBT merupakan asam lemah tidak stabil dalam air karena senyawa
organik ini merupakan gugus sulfonat yang mudah terdisosiasi sempurna dalam air
dan mempunyai dua gugus fenol yang terdisosiasi lambat dalam air.2
Senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk dari ion logam yang
berikatan dengan ligan secara kovalen koordinasi. Ikatan kovalen koordinasi adalah
ikatan kovalen dimana ligan memberikan sepasang elektronnya kepada ion logam
untuk berikatan. Kestabilan senyawa kompleks dipengaruhi oleh faktor ligan dan
atom pusat. Faktor yang mempengaruhi kestabilan kompleks berdasarkan pengaruh
atom pusat antara lain besar dan muatan dari ion, nilai CFSE dan faktor distribusi
muatan. Ligan adalah spesies yang memiliki atom (atom-atom yang dapat
menyumbangkan sepasang elektron pada ion logam pusat pada tempat tertentu
dalam lengkung koordinasi. Sehingga, ligan merupakan basa lewis dan ion logam
adalah asam lewis. Jika ligan hanya dapat menyumbangkan sepasang elektron
disebut ligan monoidentat atau anion monoatomik.3

Reaksi antara EDTA dengan ion logam berlangsung dalam satu tahapan
dengan pembentukan ion kompleks yang memiliki perbandingan 1:1. Adapun
prosedur yang dapat digunakan dalam titrasi dengan EDTA yaitu titrasi langsung.
Dalam titrasi langsung ini, larutan EDTA dapat digunakan untuk titrasi langsung
dengan ion logam serta larutan EDTA ini dapat digunakan untuk beberapa jenis
kation. Untuk mencegah pengendapan dari hidroksida logam perlu adanya
penambahan bahan pengompleks seperti halnya sitrat dan tartrat. Selain itu juga
dapat ditambahkan dengan larutan penyangga NH₃-NH₄Cl yang memiliki pH
berkisar 9-10 untuk logam yang dapat membentuk senyawa kompleks dengan
amonia. Indikator yang dapat dipergunakan yaitu indikator EBT (Eriochrome Black T)
untuk titrasi dengan ion Mg, Zn, Ca, dan Cd dan indikator murexide untuk titrasi
dengan ion logam Co, Cu, dan Ni. Titrasi yang menggunakan larutan EDTA
biasanya yaitu titrasi untuk menentukan kesadahan air. Air sadah mengandung ion
kalsium dan magnesium. Ion dari magnesium ini dapat membentuk senyawa yang
kompleks yang lebih kuat dengan indikator EBT dibandingkan dengan ion kalsium.

103 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022

Oleh sebab itu, warna dari kompleks magnesium lebih mudah untuk diamati. Titrasi
ini sebaiknya dilakukan dalam kisaran pH 10 dengan menggunakan larutan buffer.4
Suatu ligan monodentat merupakan ligan dengan sebuah pasangan elektron
yang disalurkan pada golongan ligan lainnya. Dengan cara membedakan jumlah
pasangan elektron bebas yang dimilikinya dan akan disalurkan ke golongan
penerima yang dapat dibedakan adanya ligan bidentat, tridentat, dan seterusnya
yang termasuk dalam golongan ligan polidentat. Senyawa kompleks dengan
bilangan koordinasi enam seperti senyawa kompleks dari kation Co (III) dibentuk
dari koordinasi dengan molekul EDTA (bidentat). Tiap molekul dari senyawa EDTA
berikatan dengan ion logam melalui pasangan elektron bebas dari dua atom nitrogen
molekul tersebut. Dalam proses ini menghasilkan tiga cincin dengan masing-masing
memiliki lima ion logam pusat. Proses pembentukan cincin ini disebut dengan
chelation dan ligan yang bertindak sebagai pembentukan disebut dengan pengkelat.4
Kemampuan logam membentuk senyawa kompleks ini telah digambarkan
dengan klasifikasi Schwarzenbach. Pengkatagorian ini didasarkan pada
penggolongan logam ke dalam larutan asam Lewis kelas A dan kelas B. Kelompok
ion logam dari kelas A dapat dibedakan berdasarkan urutan afinitas di dalam air
(logam) terhadap ion halogen F- >> Cl- > Br- > I- serta pembentukan senyawa
kompleks yang stabil dengan anggota pertama yaitu tiap golongan atom donor
dalam tabel periodik (N, O, dan F). Sedangkan kelompok pada ion kelas B bereaksi
dengan l- dari F- dalam larutan yang berair dan membentuk senyawa kompleks yang
paling stabil dengan atom donor dua dari tiap golongan (P, S, dan Cl). Klasifikasi
dari Schwarzenbach membuat kategori ion logam akseptor :
a. Kation yang memiliki konfigurasi gas mulia. Logam alkali, alkali tanah dan
aluminium termasuk golongan ini dan masuk kategori sifat akseptor kelas A.
b. Kelompok kelas B yaitu kation-kation yang memiliki subkulit d yang terisi
penuh. Kation-kation dalam golongan ini yaitu Cu(l), Ag(l) dan Au(l). Kation
tersebut memiliki karakter polarisasi yang kuat yang dapat mebentuk senyawa
kompleks dengan karakter kovalen yang cukup kuat. Kompleks yang terbentuk
dari kation tersebut semakin stabil bila konfigurasi elektron semakin mirip gas
mulia dan semakin kurang elektronegatif atom donor ligan.
c. Ion logam transisi dengan subkulit d yang kurang lengkap terisi elektron.4

104 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022

Konsep dari larutan asam basa keras dan lunak juga berguna dalam
mengkarakterisasi perilaku dari kelompok kelas A dan kelas B. Basa lunak
menggambarannya sebagai basa dengan atom donor yang sangat mudah
terpolarisasi dan eletronegativitas yang rendah, mudah teroksidasi, terasosiasi
dengan orbit kosong energi yang rendah. Dalam hal ini, elektron atom donor mudah
terdistorsi. Sedangkan basa keras memiliki karakteristik yang berlawanan dengan
basa lunak, yaitu atom donor kurang mampu dalam terpolarisasi dan memiliki
elektronegativitas yang sangat tinggi dibandingkan dengan basa lunak, basa keras
sulit untuk direduksi dan terasosiasi demngan orbit kosong energi yang tinggi. Atas
dasar tinjauan dari konsep di atas, akseptor dari kelompok kelas A cenderung
berikatan dengan basa keras dan kelompok kelas B sebaliknya.4

105 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022

III. PROSEDUR PERCOBAAN


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat dan fungsinya
No Alat Fungsinya
1 Labu semprot Sebagai wadah akuades
2 Kaca arloji Sebagai wadah untuk menimbang zat padat
3 Labu ukur Sebagai wadah mengencerkan larutan
4 Pipet gondok Sebagai alat pengambil larutan
5 Erlenmeyer Sebagai wadah larutan yang dititrasi
6 Buret Sebagai wadah pentiter
7 Standar Sebagai alat untuk menegakkan buret
8 Klem Sebagai alat penjepit yang menempel pada
standar
9 Corong Sebagai alat bantu pemindahan larutan

3.1.2 Bahan dan fungsinya


No Bahan Fungsinya
1 ZnSO4 Sebagai larutan standar primer
2 Na2EDTA Sebagai larutan standar sekunder
3 Larutan buffer amoniak Sebagai larutan buffer atau penyangga
4 EBT Sebagai indikator
5 NH4OH Sebagai pemberi suasana basa
6 Akuades Sebagai pelarut
7 H2SO4 Sebagai pelarut
8 HCl Sebagai pemberi suasana asam

106 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Larutan Standar ZnSO4.7H2O 0,05 M
Larutan ZnSO4.7H2O ditimbang dengan teliti, kemudian dimasukkan kedalam labu
ukur 100 mL, ditambahkan 1-2 mL H2SO4 4 N. Kemudian diencerkan hingga tanda
batas.

3.2.2 Larutan Standar Na2EDTA 0,05 M


Larutan Na2EDTA ditimbang dan dilarutkan dengan air distilasi dalam labu 100 mL.

3.2.2.1 Larutan buffer amoniak pH 10


Larutan amoniak pekat sebanyak 142 mL dicampurkan dengan 17,5 g NH4Cl.
Kemudian diencerkan dengan air distilasi sampai volume 250 mL. Lalu diperiksa pH
nya, bila perlu ditambahkan HCl atau NH4OH sampai pH 10 ± 0,1.

3.2.2.2 Pembuatan indikator


1) Eriochrom Black T (EBT)
Sebanyak 0,1 g EBT ditimbang, kemudian dilarutkan dalam 10 mL alkohol.

2) Murexide
Sebanyak 0,1 g murexide ditimbang, kemudian dilarutkan di dalam 10 mL alkohol.

3.2.3 Standarisasi Larutan Na2EDTA dengan ZnSO4.7H2O


Larutan ZnSO4.7H2O dipipet 10 mL ke dalam Erlenmeyer. Lalu ditambahkan 1 mL
buffer amoniak pH 10 dan ditambahkan beberapa tetes indikator EBT. Kemudian
dititrasi dengan larutan Na2EDTA sampai terjadi perubahan warna dari anggur
merah menjadi biru. Dicatat volume Na2EDTA, dilakukan titrasi minimal duplo.

3.2.4 Penetapan Sampel


3.2.4.1 Penetapan kadar magnesium
Larutan magnesium dipipet 10 mL ke dalam Erlenmeyer. Lalu ditambahkan 1 mL
larutan buffer amoniak pH 10 dan indikator EBT. Kemudian dititrasi dengan
Na2EDTA pada suhu 40°C sampai terjadi perubahan dari merah anggur menjadi
biru.

107 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022

3.2.4.2 Penetapan kadar kalsium


Larutan kalsium dipipet 10 mL ke dalam Erlenmeyer. Lalu ditambahkan larutan
buffer pH 12 dan indikator murexide kemudian dititrasi dengan larutan Na2EDTA
sampai titik akhir titrasi (TAT). Penambahan larutan peniter pelan-pelan sampai
terjadi perubahan warna dari merah menjadi ungu.

108 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022

3.3 Skema Kerja


3.3.1 Larutan Standar ZnSO4.7H2O 0,05 M

ZnSO4.7H2O
- ditimbang dengan teliti
- dimasukkan dalam labu ukur 100 mL
- ditambahkan 2 mL H2SO4 4 N
- diencerkan hingga tanda batas

Hasil

3.3.2 Larutan Standar Na2EDTA 0,05 M

Na2EDTA 0,05 M
- ditimbang 1,86 g
- dilarutkan dengan air distilasi dalam labu 100 mL

Hasil

3.3.2.1 Pembuatan larutan buffer amoniak

142 ml amoniak pekat


+ 17,5 g NH4Cl
- diencerkan dengan air distilasi sampai volume 250 mL
- diperiksa pH-nya
- ditambahkan HCl atau NH4OH sampai pH 10 ± 0,1

Hasil

3.3.2.2 Pembuatan indikator Eriochrome Black T (EBT)

EBT
- ditimbang 0,1 g EBT
- dilarutkan dalam 10 mL alkohol
Hasil

109 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022

3.3.2.3 Pembuatan indikator Murexide

Murexide
- ditimbang 0,1 g murexide
- dilarutkan dalam 10 mL alkohol

Hasil

3.3.3 Standarisasi Larutan Na2EDTA dengan ZnSO4.7H2O

ZnSO4 . 7H2O
- dipipet 10 mL dimasukkan ke erlenmeyer
- ditambahkan 1 ml buffer amoniak pH 10
- ditambahkan beberapa tetes indikator EBT
- dititrasi dengan larutan Na2EDTA sampai terjadi perubahan
warna merah ke biru
- dicatat volume Na2EDTA
- dititrasi minimal duplo
- dihitung konsentrasi

Hasil

3.3.4 Penetapan Sampel


3.3.4.1 Penetapan kadar magnesium
Magnesium

- dipipet 10 mL dimasukkan ke erlenmeyer


- ditambahkan 1 mL amoniak pH 10 dan indikator EBT
- dititrasi dengan Na2EDTA pada suhu 400C sampai terjadi
perubahan merah ke biru
- dihitung konsentrasi Mg2+

Hasil

110 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022

3.3.4.2 Penetapan kadar kalsium

Kalsium
- dipipet 10 mL dimasukkan ke erlenmeyer
- ditambahkan larutan buffer pH 12
- ditambahkan indikator murexide
- dititrasi dengan larutan Na2EDTA sampai terjadi perubahan
warna dari merah menjadi ungu
- dihitung konsentrasi Ca2+

Hasil

111 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022

3.4 Skema Alat

4
1

Keterangan :
1. Buret
2. Erlenmeyer
3. Standar
4. Klem
5. Kertas putih

112 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022

3.5 Gambar Alat

No Nama Alat Gambar Alat

1 Standar

2 Klem

3 Buret

4 Erlenmeyer

5 Labu ukur

6 Corong

7 Gelas Piala

8 Botol Semprot

9 Gelas Ukur

10 Pipet Tetes

113 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
4.1.1 Data
4.1.1.1 Standarisasi Larutan Na2EDTA dengan ZnSO4.7H2O
V ZnSO4 = 10 mL
N ZnSO4 = 0,01 N
V1 EDTA = 10,2 mL
V2 EDTA = 10,3 mL
V rata-rata EDTA = 10,25 mL

4.1.1.2 Penetapan Kadar Mg2+


V sampel = 10 mL
V1 Mg2+ = 9,8 mL
V2 Mg2+ = 10,1 mL
V rata-rata Mg2+ = 9,95 mL
N Mg2+ pekat = 0,1 N
V Mg2+ encer = 100 mL
V teori Mg2+ = 10 mL

4.1.1.3 Penetapan Kadar Ca2+


V sampel = 10 mL
V1 Ca2+ = 9,2 mL
V2 Ca2+ = 8,9 mL
V rata-rata Ca2+ = 9,05 mL
N Ca2+ pekat = 0,1 N
V Ca2+ encer = 100 mL
V teori Ca2+ = 9 mL

114 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022

4.1.2 Perhitungan
4.1.2.1 Standarisasi EDTA dengan ZnSO4
(V.N) EDTA = (V.N) ZnSO4
10,25 mL . N EDTA = 10 mL . 0,01 N
N EDTA = 0,0975 N

4.1.2.2 Penetapan Kosentrasi Mg2+


(V.N) Mg2+ = (V.N) EDTA
9,95 mL . N Mg2+ = 10,25 mL . 0,0975 N

N Mg2+ =

N Mg2+ = 0,1004 N

% Kesalahan Mg2+ = | | x 100%

=| | x 100%
= 0,5%

4.1.2.3 Penetapan Konsentrasi Ca2+


(V.N) Ca2+ = (V.N) EDTA
9,05 mL . N Ca2+ = 10,25 mL . 0,0975 N

N Ca2+ =

N Ca2+ = 0,1104 N

% Kesalahan Ca2+ =| | x 100%

=| | x 100%
= 0,5%

115 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022

4.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang titrasi kompleksometri yang prinsip
kerjanya adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks. Titrasi
kompleksometri merupakan analisa volumetri yang didasarkan pada reaksi
pembentukan senyawa kompleks berbagai ion logam dengan larutan
pengompleksnya. Ion logam ini berperan sebagai penerima donor pasangan elektron
atau dalam teori lewis disebut sebagai asam. Atom pusat ini biasanya merupakan
logam transisi. Sedangkan ligan disebut dengan basa lewis yang berperan sebagai
pendonor pasangan elektron.
Percobaan pertama yaitu pembuatan larutan standar ZnSO4 dengan cara
mengencerkannya dalam labu ukur 100 mL. Kemudian larutan ini digunakan untuk
menstandarisasi larutan EDTA. Pada percobaan ini dilakukan penambahan larutan
NH4Cl sebagai bahan utama dalam pembuatan larutan buffer yang berfungsi untuk
mempertahankan pH agar tetap stabil, karena dikhawatirkan apabila pH berubah
maka bukan logam yang diinginkan yang akan terkompleks. Pada percobaan kali ini
indikator yang digunakan yaitu EBT dan murexide karena indikator ini dapat
bereaksi pada pH 8-10. Setelah ditambahkan indikator EBT, larutan ZnSO4 akan
berubah warna menjadi merah anggur dan kemudian setelah dititrasi dengan
larutan EDTA, larutan akan berubah warna menjadi biru ketika telah mencapai titik
akhir titrasi. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan konsentrasi dari larutan
EDTA sebesar 0,0975N.
Percobaan selanjutnya yaitu menentukan kadar Mg2+ dengan cara memipet
larutan Mg2+ yang telah diencerkan kemudian ditambahkan larutan buffer
ammoniak untuk mempertahankan pH nya dan ditambahkan juga indikator EBT
dan dititrasi dengan larutan Na2EDTA yang sebelumnya sudah di standarisasi,
titrasi dilakukan pada suhu 40ºC agar mempercepat proses titrasi, dilakukan sampai
terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi biru.
Percobaan terakhir yaitu menentukan kadar Ca2+ yang prinsipnya sama dengan
sebelumnya yaitu dengan penambahan larutan buffer ammoniak pH 12 untuk
mempertahankan pH agar tetap stabil dan ditambahkan indikator murexide dan
dititrasi larutan Na2EDTA sampai terjadi perubahan warna dari merah menjadi
ungu. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh kadar Ca2+ yaitu 0,1104 N dengan

116 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022

persen kesalahan 0,5%, kesalahan ini dapat disebabkan karena kesalahan dalam
melakukan pengenceran, kurang teliti dalam membaca skala buret atau kurang teliti
dalam perhitungannya.

117 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Larutan EDTA berperan sebagai larutan standar sekunder dan larutan ZnSO4
berperan sebagai larutan standar primer.
2. Titrasi kompleksometri dengan EDTA dilakukan pada pH 10 karena reaksi
yang terbentuk akan stabil.
3. Prinsip kerja dari titrasi kompleksometri ialah berdasarkan pembentukan
kompleks.
4. Indikator yang digunakan pada titrasi kompleksometri ini spesifik untuk ion
logam tertentu.
5. Konsentrasi Mg2+ didapatkan 0,1004 N dengan persen kesalahan yaitu 0,5%
dan konsentrasi Cu2+ didapatkan 0,1104 N dengan persen kesalahan yaitu
0,5%

5.2 Saran
Beberapa saran untuk percobaan selanjutnya ialah :
1. Sebaiknya gunakan indikator yang sesuai untuk logam yang diujikan.
2. Gunakan metode lain untuk menentukan kemurnian dan kadar logam.
3. Teliti dalam mengamati perubahan warna yang terjadi.

118 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022

DAFTAR PUSTAKA

[1] Alauhdin, M. Buku Ajar Kimia Analitik; UNNES PRESS: Yogyakarta, 2020.
[2] Khopkar, S.M. Basic Concept Of Analytical Chemistry Second Adition; Indian
Institute Of Technology: Bombay, 1998.
[3] Petrucci R.; Suminar. Kimia Dasar. Jilid I; Erlangga: Jakarta, 1985.
[4] Rohmah, Jamilatur.; Chylen Setiyo Rini. Buku Ajar Kimia Analisis; UMSIDA
Press: Sidoarjo, 2020.

119 Kompleksometri
Praktikum Dasar – Dasar Kimia Analitik
Tahun Akademik 2021/2022

Lampiran 1. Struktur Bahan yang digunakan


No Nama Bahan Struktur Bahan

1 ZnSO4

2 Na2EDTA

3 Larutan buffer amoniak

4 EBT

5 NH4OH

6 Akuades

7 H2SO4

8 HCl

120 Kompleksometri

Anda mungkin juga menyukai