Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM PLM

KOMPLEKSOMETRI

Oleh : Ainun Rizqina


Kelas : 1B
NIM : AK122008
Kelompok 1 Shift 1
Hari / Tanggal : Rabu,23 Desember 2020

YAYASAN BORNEO LESTARI


AKADEMI ANALIS KESEHATAN BORNEO LESTARI
PRODI D-III AHLI TEKNOLOGI LABOLATORIUM MEDIK
BANJARBARU
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Titrasi adalah cara analisis yang memungkinkan kita untuk mengukur jumlah yang pasti dari
suatu larutan dengan mereaksikan dengan suatu larutan yang konsentrasinya diketahui. Analisis
semacam ini menggunakan pengukuran volume larutan pereaksi disebut analisis volumemetri. Pada
titrasi salah satu larutan dimasukkan kedalam buret atau disebut dengan titran, sedangkan larutan
lainnya dimasukkan dalam labu erlenmeyer yang disebut dengan titrat. Larutan titran dicampurkan
dengan titrat sampai seluruh reaksi selesai yang dinyatakan dengan perubahan warna indikator pH, yang
merupakan suatu zat yang pada umumnya ditambahkan kedalam larutan titrat dan mengalami
semacam perubahan warna.

Perubahan warna menandakan bahwa reaksi telah selesai dan merupakan titik akhir titrasi,
kemudian volume titran yang telah digunakan dicatat. Salah satu dari reaksi-reaksi matematis yang tidak
disertai perubahan valensi adalah reaksi pembentukan kompleks. Penetapan kualitatif yang berdasarkan
reaksi komlpeks disebut kompleksometri. Kompleksometri disebut juga dengan kelatometri.
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengompleks, membentuk hasil
berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali
dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas
tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi.

Reaksi pembentukan kompleks antara ion logam dengan EDTA sangat peka terhadap pH.
Karena reaksi pembentukan kompleks selalu dilepaskan H + maka (H+ ) didalam larutan akan meningkat
walaupun sedikit. Akan tetapi yang sedikit ini akan berakibat menurunnya stabilitas kompleks pada
suasana tersebut (reaksi ini dapat berjalan pada suasana asam, netral dan alkalis). Untuk menghindari
hal tersebut, maka perlu diberikan penahan (buffer). Sebagai larutan buffer yang dapat langsung
digunakan dengan campuran NH4Cl dan NH4OH. Indikator untuk menetukan titik akhir titrasi adalah EBT
(Erichrom Black T). Satuan yang digunakan molaritas. EBT dipakai untuk titrasi dengan suasana pH = 7-
11, untuk penetapan kadar dari logam Cu, Al, Fe, Co, Ni, Pt dipakai cara titrasi tidak langsung, sebab
ikatan kompleks antara logam tersebut dengan EBT cukup stabil. EBT yang ditambahkan kedalam
larutan ZnSO4 yang telah ditambahkan buffer menghasilkan ZnEBT yang berwarna merah anggur.
Raeaksi dengan EDTA yang dititrasi menghasilkan perubahan warna dari merah anggur ke biru. Asam
etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA, merupakan salah satu jenis asam amino
polikarboksilat.

EDTA sebenaranya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam
lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang
mengandung lebih dari dua atom koordinasi permolekul, misalnya asam 1,2- diaminoetanatetraasetat
(asametilenadiaminatetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogen penyumbang dan empat
atom oksigen penyumbang dalam molekul. Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang
mantap dengan sejumlah besar ion logam sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam
larutan yang agak asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan sempurna kompleks
logam, yang menghasilkan spesies seperti CuHY– . Ternyata bila beberapa ion logam yang ada dalam
larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam
larutan tersebut.

B . Tujuan Praktikum
1. Mengetahui prinsip kerja titrasi kompleksometri
2. Menentukan kadar kalsium dan magnesium yang ada dalam air pdam
BAB II
DASAR TEORI
1. Pengertian Titrasi Kompleksometri
Kompleksometri adalah metode titrasi dalam pembentukan reaksi kompleks ( Reaksi
berwarna yang warna nya lebih kuat dan stabil ) . Mengapa digunakan tirtasi kompleksometri =
Karena titrasi kompkesometri senditif terhadap Kalsium dan magnesium
Dalam titrasi ini kita ingin mengetahui kandungan ion logam kalsium dan magnesium
dalam air pdam dikarenakan ion Magnesium dan Kalsium merupakan penanda dari kesadahan
air.
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks,
sehingga dapat membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau
yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak tidak hanya dalam
titrasi. Karena itu perlu penggantian yang cukup luas tentang kompleks. Sekalipun disini
pertama-tama akan ditetapkan pada titrasi. Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai
dasar penentuan titrimetrik melibatkan pembentukan (formosi) kompleks atau ion kompleks
yang larut namun sedikit terdisosiasi. Kompleks yang bermaksud disini adalah kompleks yang
dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah katian, dengan sebuah anion atau molekul netral.
Suatu EDTA dapat membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah besar ion
logam, sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam larutan yang sedikit asam,
dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan sempurna kompleks logam yang
menghasilkan secara spesies seperi CuHY- .
Ternyata bila beberapa ion logam yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan
EDTA akan menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut. Titrasi
kompleksometri yang berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau
garam yang sukar mengion). Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat
saling mengkompleks membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks
atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya
dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini
pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks adalah
tingkat kelarutan tinggi, selain titrasi kompleksometri yang dikenal sebagai kelartometri seperti
yang menyambut penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada ion pusat, disebut ligan
(polidentat). Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH= 10 EDTA.
Sebagian besar titrasi kompleksometri mempergunakaan indikator yang juga bertindak
sebagai pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut indikator metalokromat (Khopar,
2012). Kelebihan titrasi kompleksometri adalah EDTA stabil, mudah larut dan menunjukkan
komposisi kimiawi yang tertantu. Selektivitas kompleks dapat diatur dengan penegendalian pH
misal pada magnesium, krom, kalsium dapat di titrasi pada pH=11. Etilen diamin asetat (EDTA)
sebagai garam natrium sendii merupakan standar primer sehingga tidak perlu standarisasi lebih
lanjut. Kompleks yang mudah larut dalam air ditemukan. Kestabilan kompleks-kompleks logam
EDTA dapat diubah dengan mengubah pH dan adanya zat-zat pengompleks lain. Maka tetapan
kestabilan kompleks EDTA akan berbeda dari nilai yang dicatat pada suatu pH tertentu. Larutan
air EDTA akan memiliki nilai yang berbeda dari nilaiyang telah dicatat. Kondisi baru ini
dinamakan tetapan kestabilan nampak atau tetapan kestabilan menurut kondisi (Sodiq, 2015).
Analisa kadar kalsium dapat dilakukan dengan metode kompleksometri. Titrasi kompleksometri
adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara kation dengan zat
pembentukan ompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah garam
dinatrium etilen diamin tetraasetat ( dinatrium EDTA) (Hidayanti,2010). Titrasi ini digunakan
dalam estimasi garam logam. Etilen diamin asam tetra asetat (EDTA) adalah titran yang biasa
digunakan membentuk stabel 1:1 komplek dengan semua logam efektif. Logam alkali seperti
natrium dan kalium. Logam alkali tanah seperi kalsium dan magnesium bentuk kompleks yang
stabil pada nilai pH rendah dan dititrasi dalam ammonium klorida penyangga di pH= 10
( Watson,2000). Titrasi komleksometri berguna untuk menentukan sejumlah besar logam.
Selektivitas dapat dicapai dengan penggunaan yang tepat dari agen (penambah agar
pengompleks lainnya adalah asam lemah dan basa lemah yang kestimbangan, dan pengaruh pH
pada kstimbangan ini. Kami menjelaskan titrasi ion logam dengan zat pengompleks sangat
berguna yaitu EDTA, faktor-faktor yang mempengaruhi mereka, dan indikator untuk titrasi.
Titrasi EDTA pada kalsium ditambah magnesium umumnya digunakan untuk memerlukan
kesadahan air. Hampir semua logam lainnya dapat secara akurat ditentukan oleh titrasi
kompleksometri. Kompleksometri memainkan peran penting dalam banyak kimia dan biokimia.
Banyak kation akan membentuk kompleks dalam larutan dengan berbagai zat yang memiliki
pasangan elektron baik terbagi ( misalnya pada N,O,S atom dalam molekul ) mampu memuaskan
bilang koordinasi pada logam.
Ion logam adalah asam lewis (elektron pasangan akseptor), komplexer adalah basa lewis
(donor pasangan elektron). Jumlah molekul zat pengompleks disebut ligan, akan tergantung pada
jumlah koordinasi logam dan pada jumlah kelompok pengompleks pada molekul ligan. Asam
yang paling banyak digunakan dalam titrasi adala EDTA (Christian, 2014). Titrasi
kompleksometri adalah penetapan kadar zat yang berdasarkan atas pembentukan senyawa
kompleks yang larut, yang berawal dari reaksi antara ion logam/kation (komponen zat uji)
dengan zat pembentuk kompleks sebagai ligan (fentiker). EBT merupakan asam lemah tidak
stabil dalam air karena senyawa organik ini merupakan gugus sulfonat yang mudah terdisosiasi
sempurna dalam air dan mempunyai 2 gugus fenol yang terdisosiasil lambat dalam air

2. Titran,Indikator dan reagen yang digunakan dalam titrasi kompleksometri


3. Kegunaan Titrasi Kompleksometri
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.Prosedur Kerja
1. Pipet 50 ml air kran kemudian tambahkan 1 m buffer salmiak ( amoniak 25% +
ammonium klorida )
2. Tambahkan indikator EBT seujung sudip hingga terbentuk warna merah anggur
3. Titrasi dengan EDTA hingga terbentuk warna biru

B.Alat Dan Bahan

1.Alat
a. Piper
b. Buret
c. Erlenmeyer

2.Bahan
a. Buffer salmiak ( Amoniak 25% + ammonium klorida )
b. EBT
c. EDTA
d. Air
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Alasan Mengapa digunakan titrasi kompleksometri
Karena titrasi kompkesometri senditif terhadap Ca (Kalsium) dan Mg (magnesium)

B. Fungsi masing-masing penambahan dari reagen ( Buffer , EBT ,EDTA )


1.Buffer PH 10 / Buffer salmiak dikarenakan pada titrasi kompleksomertri indikator hanya dapat
bereaksi pada pH 10 sehingga sampel harus ditambahkan buffer/larutan penyangga atau sifatnya
basa hingga pH larutan menjadi 10
2.EBT ( eriocrom black T ) : indikator khusus untuk logam dan dapat membentuk ikatan
kompleks antara logam dengan indikator
3.EDTA : Sebagai larutan titran yang tidak cukup spesifik untuk logam Ca dan Mg

C. Reaksinya
M ( logam ) + EBT  M-EBT
Kompleks logam dengan indikator ditandai dengan perubahan warna menjadi merah anggur,
Jika terjadi perubahan warna maka dilanjutkan dengan titrasi

S (Sampel yang tidak mengandung logam Ca dan Mg) + EBT  EBT


Ditandai dengan warna biru  jika sudah warna biru maka tidak dilanjutkan dengan titrasi

M – EBT + EDTA  M-EDTA +EBT


EBT yang tidak berkaitan lagi dengan logam ditandai dengan warna biru

D. Hasil Penemuan dan Perhitungan kadar Ca dalam sampel air

Volume titrasi masing masing kellompok x 0,1 M x 40 g/mol


Kadar Ca =
V air keran yang di masukkandalam erlenmeyer
=
= M EDTA =
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Titrasi adalah cara analisis yang memungkinkan kita untuk mengukur jumlah yang pasti
dari suatu larutan dengan mereaksikan dengan suatu larutan yang konsentrasinya diketahui.
Analisis semacam ini menggunakan pengukuran volume larutan pereaksi disebut analisis
volumemetri. Sebagian besar titrasi kompleksometri mempergunakaan indikator yang juga
bertindak sebagai pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut indikator metalokromat.
Kompleksometri adalah metode titrasi dalam pembentukan reaksi kompleks ( Reaksi
berwarna yang warna nya lebih kuat dan stabil ) . Mengapa digunakan tirtasi kompleksometri =
Karena titrasi kompkesometri senditif terhadap Kalsium dan magnesium
Dalam titrasi ini kita ingin mengetahui kandungan ion logam kalsium dan magnesium
dalam air pdam dikarenakan ion Magnesium dan Kalsium merupakan penanda dari kesadahan
air.
A.Alasan Mengapa digunakan titrasi kompleksometri
Karena titrasi kompkesometri senditif terhadap Ca (Kalsium) dan Mg (magnesium)
B.Fungsi masing-masing penambahan dari reagen ( Buffer , EBT ,EDTA )
1.Buffer PH 10 / Buffer salmiak dikarenakan pada titrasi kompleksomertri indikator hanya dapat
bereaksi pada pH 10 sehingga sampel harus ditambahkan buffer/larutan penyangga atau sifatnya
basa hingga pH larutan menjadi 10
2.EBT ( eriocrom black T ) : indikator khusus untuk logam dan dapat membentuk ikatan
kompleks antara logam dengan indikator
3.EDTA : Sebagai larutan titran yang tidak cukup spesifik untuk logam Ca dan Mg

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai