Disusun oleh :
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu dari reaksi-reaksi matematis yang tidak disertai
perubahan valensi adalah reaksi pembentukan kompleks. Penetapan
kualitatif yang berdasarkan reaksi komlpeks disebut kompleksometri.
Kompleksometri disebut juga dengan kelatometri. Kompleksometri
merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengompleks,
membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks
atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga
banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup
luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan
pada titrasi.
Kelebihan titrasi kompleksometri adalah EDTA stabil, mudah larut
dan menunjukkan komposisi kimiawi yang tertantu. Selektivitas kompleks
dapat diatur dengan penegendalian pH misal pada magnesium, krom,
kalsium dapat di titrasi pada pH=11. Etilen diamin asetat (EDTA) sebagai
garam natrium sendii merupakan standar primer sehingga tidak perlu
standarisasi lebih lanjut. Kompleks yang mudah larut dalam air ditemukan.
Kestabilan kompleks-kompleks logam EDTA dapat diubah dengan
mengubah pH dan adanya zat-zat pengompleks lain. Maka tetapan
kestabilan kompleks EDTA akan berbeda dari nilai yang dicatat pada
suatu pH tertentu. Larutan air EDTA akan memiliki nilai yang berbeda
dari nilaiyang telah dicatat. Kondisi baru ini dinamakan tetapan kestabilan
nampak atau tetapan kestabilan menurut kondisi (Sodiq, 2015).
Analisa kadar kalsium dapat dilakukan dengan metode
kompleksometri. Titrasi kompleksometri adalah titrasi berdasarkan
pembentukan senyawa kompleks antara kation dengan zat pembentukan
ompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri adalah
garam dinatrium etilen diamin tetraasetat (dinatrium EDTA)
(Hidayanti,2010).
Titrasi ini digunakan dalam estimasi garam logam. Etilen diamin
asam tetra asetat (EDTA) adalah titran yang biasa digunakan membentuk
stabel 1:1 komplek dengan semua logam efektif. Logam alkali seperti
natrium dan kalium. Logam alkali tanah seperi kalsium dan magnesium
bentuk kompleks yang stabil pada nilai pH rendah dan dititrasi dalam
ammonium klorida penyangga di pH= 10 ( Watson,2000).
Titrasi komleksometri berguna untuk menentukan sejumlah besar
logam. Selektivitas dapat dicapai dengan penggunaan yang tepat dari agen
(penambah agar pengompleks lainnya adalah asam lemah dan basa lemah
yang kestimbangan, dan pengaruh pH pada kstimbangan ini. Kami
menjelaskan titrasi ion logam dengan zat pengompleks sangat berguna
yaitu EDTA, faktor-faktor yang mempengaruhi mereka, dan indikator
untuk titrasi. Titrasi EDTA pada kalsium ditambah magnesium umumnya
digunakan untuk memerlukan kesadahan air.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan fungsi dari kompleksometri ?
2. Bagaimana reaksi pembentukan kompleks ?
3. Stabilitas kompleks !
4. Apa pengertian dari masking dan demasking ?
5. Bagaimana proses titrasi EDTA dan pemilihan indikatornya ?
6. Bagaimana cara mengaplikasikan kompleksometri ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mempelajari materi tentang kompleksometri
2. Memahami reaksi pembentukan kompleks
3. Mendeskripsikan stabilitas kompleks
4. Mendeskripsikan masking dan demasking
5. Memahami dan mempelajari proses titrasi EDTA dan pemilihan
indicator
6. Memahami dan mempelajari cara mengaplikasikan kompleksometri
BAB II
PEMBAHASAN
Ag+ → [Ag(CN)2]¯
Cu2+ → [Cu(NH₃)₄]²⁺
2. Murexide
Merupakan indikator yang sering digunakan untuk titrasi Ca2+,
pada pH=12.
3. Jingga Xylenol
Kompleks dengan logam memberikan warna merah.
4. Calmagite
Dapat digunakan sebagai pengganti EBT, karena calmagite
lebih stabil, daerah terjadinya pada pH 8,1-12,4 dan warna indikator
bebasnya biru. Mengalami blocking dengan Cu, Ni, Fe³⁺, dan Al.
5. Arzenazo
Digunakan untuk Ca maupun Mg, juga baik untuk titrasi
Pb(IV) dengan EDTA. Keuntungan menggunakan indikator ini
adalah : Tidak mengalami blocking oleh Cu(II) dan Fe(III) dalam
jumlah kecil. Bereaksi cepat sehingga terjadinya perubahan warna juga
lebih cepat.
6. NAS
Digunakan pada daerah pH 3-9. Dalam larutan yang sangat
asam NAS berwarna merah violet pada pH 3,5 keatas berwarna merah
jingga. Penggunaan NAS cukup luas dan dianjurkan untuk titrasi Cu,
Co(II), Cd, Ni, Zn, Al dengan EDTA.
7. Calcon
Calcon merupakan garam natrium dari Eriochrome Blue Black
R, yang disebut juga Pontachrome Blue Black R. Molekul indikator
berwarna hijau dan hanya terdapat dalam larutan asam kuat. Pada pH 7
sampai 10 berwarna merah, kemudian biru sampai pH 13,5 dan
diatasnya jingga. Kelat Calcon dengan logam berwarna merah dan
ternyata sangat cocok untuk titrasi Ca pada pH 12,5 – 13 tanpa
terganggu oleh Mg. Perubahan warna dari merah menjadi biru. Dengan
indikator ini maka dapat ditentukan kesadahan air yang disebabkan
oleh Ca saja tidak termasuk kesadahan oleh Mg.
Beberapa indikator logam sering menglami penguraian apabila
dilarutkan dalam air. Sehingga stabilitas di dalam larutan rendah
sekali. Oleh karena itu, dalam prakteknya sering dibuat pengenceran
dengan NaCl atau KNO3 dengan perbandingan 1:500.
Macam-macam titrasi yang sering digunakan dalam
kompleksometri, antara lain:
1. Titrasi langsung yaitu titrasi yang biasa digunakan untuk ion-ion
yang tidak mengendappada pH titrasi, reaksi pembentukan
kompleksnya berjalan cepat.
Contoh : penentuannya ialahuntuk ion-ion Mg, Ca, dan Fe.
2. Titrasi kembali yaitu titrasi yang digunakan untuk ion-ion logam
yang mengendap pada pH titrasi,reaksi pembentukan kompleksnya
berjalan lambat.
Contoh : penentuannya ialah untukpenentuan ion Ni.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi
pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan
penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu
pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama
akan diterapkan pada titrasi. Ligan (dari kata latin ligare = mengikat). Jumlah
ikatan dengan ligan itu disebut bilangan koordinasi yang biasanya merupakan
bilangan genap terutama bernilai 4 atau 6. Kestabilan termodinamik dari suatu
spesi merupakan ukuran sejauh mana spesi ini akan terbentuk dari spesi-spesi
lain pada kondisi-kondisi tertentu, jika sistem itu dibiarkan mencapai
keseimbangan. Pengaruh pH jika terlalu asam maka kesetimbangan akan
bergeser ke kanan dan menyebabkan terbentuknya senyawa kompleks, jika
suasana terlalu basa maka kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri dan
membentuk endapan. Jenis titrasi kompleksometri antara lain titrasi langsung,
titrasi tidak langsung, titrasi kembali dan titrasi penggantian.Kesadahan di
bedakan menjadi dua yaitu kesadahan tetap dan kesadahan sementara.
B. SARAN
Disarankan agar pembaca tidak hanya mengambil informasi melalui makalah
ini saja, karna masih banyak informasi tentang Komplexometri di tempat yang
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Basset, J, et al. 2014. Buku Ajar Vogel; Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik. Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta