Anda di halaman 1dari 6

http://evelyta-appe.blogspot.com/2013/06/iodimetri-iodometri.

html

Diakses Pada Tanggal 23-10-2014(Evelyta Kusumawardhani )

IODIMETRI / IODOMETRI

A. PEMBAHASAN
Iodin adalah sebuah agen pengoksidasi yang jauh lebih lemah dari pada kalium permanganat,
senyawa serium(IV), dan kalium dikromat. Dilain pihak ion iodida adalah agen pereduksi yang
termasuk kuat, lebih kuat, sebagai contoh, ion Fe(II). Dalam proses-proses analitis, iodine
dipergunakan sebagai sebuah agen pereduksi (iodometri). Namun demikian, banyak agen pereduksi
yang cukup kuat untuk bereaksi dengan ion iodida, dan aplikasi dari proses iodometrik cukup banyak.
Prinsip dari iodi/iodometri adalah reaksi reduksi oksidasi. Reaksi-reaksi yang terjadi meliputi
perubahan bilangan oksidasi atau perpindahan elektron-elektron dari zat-zat yang bereaksi. Iodimetri
adalah penyelidikan untuk mengetahui kadar suatu zat dengan menggunakan larutan standar iodium,
sedangkan iodometri adalah titrasi terhadap iodium yang dibebaskan dari suatu reaksi kimia.
Beberapa kimiawan lebih suka menghindari istilah iodi/iodometri,dan sebagai gantinya
mengatakan proses-proses iodometrik langsung dan tak langsung. Sebab pada iodimetri iodium yang
ada merupakan reagen yang diberikan dalam reaksi tersebut, sedangkan pada iodometri iodium yang
terbentuk merupakan hasil reaksi.
Iodimetri dan iodometri termasuk titrasi reduksi oksidasi dimana dalam reaksi redoks ini terjadi
tranfer elektron dari pasangan pereduksi ke pasangan pengoksidasi yang pada umumnya ditulis
sebagai berikut :

red oks + ne
dimana : red menunjukan bentuk tereduksi, oks adalah bentuk terosidasi, n adalah jumlah dan e adalah
elektron. Pada persamaan reaksi diatas terlihat bahwa oksidasi adalah suatu proses dimana zat
kehilangan elektron dan reduksi adalah proses dimana suatu zat memperoleh elektron.
Iodium merupakan oksidator yang relatif lemah. I2 dapat bereaksi secara kuntitaif
dengan reduktor kuat dan reduktor lemah. Dalam keadaan demikian oksidasi potensial dari reduktor
tersebut menjadi minimal sedangakan kekuatan mereduksinya menjadi maksimal. Dalam suasana
basa, iodium dapat bereaksi dengan ion hidorksil membentuk hipoiodit dan iodida. Hiopidit ini sangat
tidak stabil dan dengan segera dapat berubah menjadi iodidat.
B. IODIMETRIK LANGSUNG (IODIMETRI)
Subtansi-subtasi penting yang cukup kuat sebagai unsur-unsur reduksi untuk dititrasi langsung
dengan iodin adalah tiosulfat, arsenik(III), antimony(III), sulfida, sulfit, timah(II), dan ferosianida.
Pembuatan larutan iodin
Iodine hanya larut dalam sedikt air (0,00134 mol/liter pada 25ºC) namun larut dalam cukup
banyak larutan-larutan yang mengandung ion iodida. Suatu kelebihan kalium iodide ditambahka untuk
meningkatkan kelarutan dan untuk menurunkan keatsirian iodin.
Standarisasai
Larutan-larutan iodin standard dapat dibuat melalui penimbangan langsung iodin murni dan
pengenceran dalam sebuah labu volumetrik. Standarisasi terhadap sebuah standar primer, As 2O3
paling sering dipergunakan. Jika konsentarasi ion hidrogen diturunkan, reaksi dipaksa bergeser ke
kanan dan dapat dibuat cukup lengkap sehingga bisa digunakan untuk titrasi. Biasanya larutan
dinaggap apda pH sedikit diatas 8, menggunakan natriun bikarbonat, dantitrsai akan memberikan hasil-
hasil yang sempurna.
Indiakator Kanji
Iodin dapat bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodin juga memberikan warna ungu
atau violet yang intes untuk zat-zat pelarut seperti karbontetraklorida dan klorofrom, dan terkadang
kondisi ini dipergunakan dalam mendeteksi titik akhir dari titrasi. Warna birugelap dari kompleks iodin-
kanji bertindak sebagai tes yang amat sensitif untuk iodin. Laruta-larutan kanji dengan mudah
didekomposisinya oleh bakteri dan biasanya sebuah subtansi, seperti asam borat dutambahkan
sebagai bahan pengawet.
Beberapa penentuaan yang dapat dilakukan melalui titrasi langsung dengan sebuah larutan
iodin standar. Dalam penentuan timah dan sulfit, larutan yang sedang dititrasi harus dilindungi dari
oksidasi oleh udara. Titrasi hidrogen sulfida sering kali dipergunakan untuk menentukan belerang
didalam besi atau baja.

C. IODOMETRIK TAK LANGSUNG (IODOMETRI)


Banyak agen pengoksidasi yang membutuhkan suatu larutan asam untuk bereaksi dengan
iodin, natrium thiosulfat biasanya dipergunakan sebagai titrannya. Titrasi dengan arsenic(III)
membutuhkan sebuah larutan yang sedikit alkalin.
Natrium Thiosulfat
Natrium thiosulfat umumnya dibeli sebagai penhidrat, Na 2S2O3. 5H2O, dan larutan-larutan
tersebut tidak stabil pada jangka waktu yang lama, sehingga boraks atau natrium karbonat seringkali
ditambah sebagai bahan pengawet.

Iodin mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetrationat :


I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-
Jika pH dari larutan diatas 9, tiosulfat teroksidasi secara parsial menjadi sulfat :
4I2 + S2O32- + 5H2O 8I- + 2SO42- + 10H+
Standarisasi larutan-larutan tiosulfat
Iodin murni adalah stnadar yang paling jelas namun jarang dipergunakan karena kesulitannya
dalam penanganan dan penimbangan yang lebih sering dipergunakan adalah stanadar yang terbuat
dari suatu agen pengoksidasi kuat yang akan membaskan ion iodin dari iodida, sebuah iodometrik.
Kalium Dikromat
Senyawa ini bisa didapat dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Senyawa ini mempunyai berat
ekivalen yang cukup tinggi, tidak higroskipik, dan padat serta larutanya amat stabil. Berat ekivalen dari
kalium dikromat adalah seperenam dari berat molekulnya. Untuk memperoleh hasil terbaik, seposi kecil
natrium bikarbonat atau es kering ditambahkan kelabu titrasi.
Kalium iodidat dan Kalium Bromat
Kedua garam ini mengoksidasi iodida secara kuantitaif menjadi iodin dalam larutan asam.
Reaksi iodatnya berjalan cukup cepat, reaksi ini juga hanya membutuhkan sedikit ion hidrogen untuk
menyelesaikan reaksi. Reaksi bromat berjalan lebih lamabat, namun kecepatanya dapat ditingkatkan
dengan menaikan konsentrasi ion hidrogen. Biasanya sebuah amonium molibdat ditambah sebagai
katalis.
Kerugian utama dari kedua garam ini sebagai standar primer adalah bahwa barat ekivalen
mereka kecil. Bereat equivalen adalah seperenam dari berat molekular, dimana berat ekivalen KIO 3
adalah 35,67 dan KBrO3 adalah 27,84. Garamkalium asam iodidat, KIO3. HIO3, dapat juga
dipergunakan sebagai standar primer namun berat ekivalenya juga kecil, seperduabelas dari berat
molekulnya atau 32,49.
Tembaga
Tembaga murni dapat dipergunakan sebgai standar primer untuk natrium tiosulfat dan
disarankan untuk dipakai ketika tiosulfatnya akan dipergunakan untuk menentukan tembaga. Telah
ditemukan bahwa iodin ditahan oleh adsorpsi pada permukaan dari endapan tembaga(I) iodida dan
harus dipindahkan untuk mendapatkan hasil-hasil yang benar. Kalium tiosianat biasanya ditambahkan
sesaat sebelum titik akhir titrasi tercapai untuk menyingkirkan iodin yang diadsorbsi.
Penentuan-penentuan Ioometrik
Penentuan iodometrik tembaga banyak dipergunakan baik untuk bijih maupun paduannya.
Metoda ini memberika hasil-hasil yang sempurna dan lebih cepat daripada penentuan elektrolotik
tembaga.

D. MENENTUKAN TITIK AKHIR TITRASI


Larutan iodium dalam air yang mengandung iodida berwarna kuning sampai coklat tergantung
kadarnya. Iodium dapat berlaku sebagai indikator sendiri tapi penglihatan kurang dapat menagkap
perubahan warnanya, maka digunakan indikator amilum.
Dalam lingkungan asam kuat amilum tidak dapat digunakan sebagai indikator karena amilum
akan terhidrolisa. Kepekaan warna indikator akan menurun apabila :
1. Suhu dinaikan
2. Larutan mengandung alkaohol, pada konsentrasi alkohol >50% menjadi tidak berwarna
Keuntungan menggunakan indikator amilum :
1. Harganya murah
2. Mudah didapat
3. Perubahan warna pada titik akhirtitrasi jelas

Kerugian/keburukan menggunakan indikator amlilum :


1. Sukar larut dalam air dingin
2. Tidak stabil mudah terhidolisa menjadi dekstrin
3. Dalam suasana asam kuat akan terhidrolisa
4. Larutan amilum dengan iodium menjadi kompleks yang sukar larut maka pemberian amilum mendekati
t.a.t.
5. Jika larutanya sangat encera kan terjadi pergeseran titik akhir titrasi.
Mengatasi keburukan-keburukan tersebut, dengan jalan menggunakan tepung Natrium glikolat
(sebagai pengganti amilum) yang sifatnya lebih baik dari pada amilum :
1. Tidak higroskopis
2. Mudah larut dalam air
3. Lebih stabil
4. Dengan iodium tidak membentuk kompleks yang sukar larut, sehingga penambahanya tidak perlu
mendekat t.a.t
5. Pada larutan yang encer, tidak terjadi pergeseran t.a.t
Na-glikolat dengan larutan iodium pekat berwarna hijau dan bila kadar iodium turun berubah menjadi
biru.
Zat-zat organik seperti CCl4, CHCl3, dan CS2 (tidak dapat bercampur dengan air) pada saat
mendekati t.a.t kadar larutan + CCl4/CS2/CHCl3 yang akan turu ke dasar labu titrasi dengan warna
merah violet karena I2 terlarut didalamnya. Kemudian titrasi dilanjutkan sambil dikocok keras samapai
warna merah hilang.

E. LARUTAN STANDAR
LARUTAN STANDAR PRIMER
Iodium sukar larut dalam air, untuk mempertinggi larutannya maka iodium dilarutkan dalam
larutan KI sehingga terbentuk tri ioda. Dimana I2 diikat oleh KI sehingga menpunyai tekanan uap yang
lebih rendah dari pada air murni dan hasrat penguapannya berkurang. Makin besar kadar KI, makin
besar kelarutan I2 didalamnya. Pada penggunaan larutan Iodium sebagai titran ada kesealahan yang
perlu diperhatikan, yaitu:
a. Hilanganya Iodium karena mudah menguap pada suhu kamar
b. Penurunan kadar larutan selama penyimpanan disebabkan oleh reaksi Iodium dengan air
c. Reaksi ini dikatalisir oleh cahaya, tambah pula iodida yang ada dalam larutan dapat dioksidasi oleh
oksigen dari udara menjadi iodium
LARUTAN SEKUNDER
Larutan standar tiosulfat Na2S2O3 . 5H2O mempunyai kemurnian yang tinggi tetapi kadar airnya
tidak tetap. Karena itu dapat digunakan sebagai larutan primer . larutan standar tiosulfat disebabkan
oleh :
a. Adanya CO2 dalam air yang digunakan untuk membuat larutan satandar dan juga karbon dioksida dari
udara sehingga terjadi pengendapan dari sulfur. Kekeruhan terjadi akibat endapan dari belerang, tetapi
reaksi ini lebih lambat dari pada reaksi S2O3= denga iodium, sehingga titrasi masih dapat dilakukan
dalam suasana asam
b. Larutan tiosulfat mudah diuraikan oleh bakteri, , misalnya thibacilus, thioparus

Maka untuk menjaga kesetabilan larutan thiosulfat (supaya tahan lama), dilakukan tidakan-
tindakan sebagai berikut :
a. Larutan dibuat dengan aquadest yang venas carbón dioksida
b. Ditmbah pengawet 3 tetes CHCl3 atau 10 mg HgI2/liter larutan
c. Lindungi larutan dari cahaya.

Anda mungkin juga menyukai