BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1. Titrasi
b. Titrasi Iodometri-Iodimetri
yang cukup kuat sebagai unsur reduksi untuk dititrasi langsung dengan
iodin. Namun,banyak agen pengoksidasi yang cukup kuat untuk bereaksi
dengan ion iodida. Karena banyak agen pengoksidasi memerlukan suatu
larutan asam untuk bereaksi, maka Natrium Thiosulfat biasanya
dipergunakan sebagai titrannya. Indikator yang biasa digunakan adalah
indikator kanji.
c. Titrasi Bikromat
1.2.5. Standarisasi
CH2OH-CHOH-CH-COH=COH-C=O + I2
CH 2OH-CHOH-CH=C-C-C=O + 2H+ + 2I-
LAPORAN AKHIR PENETAPAN VITAMIN C
2
=2
Dari reaksi di atas, diketahui valensi dari asam askorbat yaitu 1 ,
sehingga asam askorbat yang bobot molekulnya 176 ini, mempunyai Bst 88.
Rumus strukturnya sebagai berikut:
O
HO C HO
O
H
3-okso-L-gulofuranolakton
Warna larutan 0,1 N iodium cukup kuat sehingga iodium dapat bekerja
sebagai indikator sendiri. Iodium juga memberi warna ungu atau merah
lembayung yang kuat kepada pelarut-pelarut seperti karbon tetrakolrida atau
kloroform dan kadang-kadang hal ini digunakan untuk mengetahui titik akhir
titrasi. Akan tetapi lebih umum digunakan suatu larutan kanji, karena warna
biru tua dari kompleks kanji-iodium dipakai untuk suatu uji yang sangat
peka terhadap iodium. Kepekaan lebih besar dalam larutan sedikit asam
daripada dalam larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida.
(Underwood : 1986)
Mekanisme yang tepat dari pembentukan kompleks berwarna tidak
diketahui. Akan tetapi molekul iodium ditahan pada permukaan β-amilosa
(sebuah unsur dari kanji). Unsur kanji yang lain, α-amilosa, atau
amilopektin, membentuk kompleks kemerah-merahan dengan iodium, yang
tidak mudah dihilangkan warnanya. Karena itu kanji yang mengandung
banyak amilopektin tidak boleh dipakai. Selain itu, kondisi yang
menimbulkan hidrolisis atau koagulasi kanji hendaknya dihindari. Kepekaan
LAPORAN AKHIR PENETAPAN VITAMIN C
2
=1 .
Dengan reaksi 2S2O32- S4O62- + 2ē, maka valensinya adalah 2
1.2.9. Kalium Dikromat
sebesar ± 1,33V tetapi reagensia ini tidak sekuat kalium permanganat atau
ion serium (IV). Keuntungannya adalah tidak mahal, sangat stabil dalam
larutan dan dapat diperoleh dalam bentuk yang cukup murni untuk
LAPORAN AKHIR PENETAPAN VITAMIN C
6e
=6
reaksi di atas, dapat diketahui valensinya, yaitu = 1
LAPORAN AKHIR PENETAPAN VITAMIN C
BAB II
METODOLOGI
Melarutkan
10 ml KI 20%
25 ml larutan
25 ml HCl 4 N
Menitrasi
Tio 0,5 N
Larutan berwarna kuning muda
Membubuhi
Menitrasi kembali Larutan berwarna hijau indikator kanji
LAPORAN AKHIR PENETAPAN VITAMIN C
LAPORAN AKHIR PENETAPAN VITAMIN C
25 ml larutan tio
menambahkan aquades
larutan menitrasi
Iod
Larutan berwarna
biru
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.3 Pembahasan
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
R.A Day.J.R dan A.L Underwood. 1986. “Analisis Kimia Kuantitatif”. Jakarta: Erlangga
Tim Penyusun Laboratorium Kimia Dasar. 2011. “penuntun Praktikum Dasar Proses
Kimia “. Samarinda: Polnes
Yazid, Eistein. 2006. “Penuntun Praktikum Bio Kimia untuk Mahasiswa Analis”. Andi:
Yogyakarta
LAPORAN AKHIR PENETAPAN VITAMIN C
PERHITUNGAN
25 x 0,06
=
25,1
= 0,06 N
3. Penetapan Vitamin C
4 x 26,175 x 0,06
Kadar Vitamin C = x 100%
1200,4
= 46, 05 %
Secara teoritis
500
= x 100%
617,6
= 80,96 %
LAPORAN AKHIR PENETAPAN VITAMIN C
GAMBAR ALAT