PENDAHULUAN
Pada kondisi serupa, molekul hidrogen dan oksigen bereaksi begitu lambat
sehingga tak nampak suatu perubahan kimia.
T1
banyaknya
molekul
T2
bertambahnya kecepatan
Grafik 2 Banyaknya molekul yang kecepatannya sama atau lebih besar dari suatu harga V’ jauh
lebih tinggi untuk temperatur tinggi T 2 dari pada untuk temperatur rendah T 1. Perhatikan bahwa
mayoritas molekul pada temperatur manapun mempunyai kecepatan kurang dari V’. Suatu reaksi yang
bergantung pada tabrakan dua molekul yang kecepatannya sama atau lebih besar. Berlangsung berlipat
kali lebih cepat pada T2 dari pada T1.
4. Konsentrasi
Laju suatu reaksi dapat dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi suatu
pereaksi atau sebagai laju bertambahnya konsentrasi suatu produk. Karena persamaan laju
reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrasi rektan maka dengan naiknya konsentrasi
maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi konsentrasinya maka semakin
banyak molekul reaktan yang tersedia dengan demikian kemungkinan bertambah akan
semakin banyak juga, sehingga kecepatan reaksi meningkat.
5. Tekanan
Reaksi yang melibatkan gas, kecepatan reaksinya berbanding lurus dengan
kenaikan tekanan dimana faktor tekanan ini ekuivalen dengan konsentrasi gas.
6. Orde Reaksi
Orde reaksi menentukan seberapa besar konsentrasi reaktan berpengaruh pada
kecepatan reaksi.
7. Pelarut
Banyak reaksi yang terjadi dalam larutan dan melibatkan pelarut.Sifat pelarut baik
terhadap reaktan, hasil intermediet, dan produknya mempengaruhi laju reaksi, seperti
sifatsolusi pelarut terhadap ion dalam pelarut dan kekuatan interaksi ion dan pelarut dalam
pembentukan counter ion.
ENERGI PENGAKTIFAN
Selama perubahan kimia, perlulah bagi molekul-molekul yang bereaksi untuk
bertabrakan ketika mereka bergerak kian kemari secara acak.Tetapi untuk reaksi eksoterm
dan serta merta pada temperatur kamar kebanyakan molekul sekedar terpental setelah
bertabrakan tanpa bereaksi.Dalam hal molekul hidrogen dan oksigen pada temperatur
kamar, rata-rata molekul itu tidak mempunyai cukup energi untuk membentuk keadaan
transisi. Energi ysng ditambahakan harus dipunyai oleh zat-zat yang bereaksi untuk
membentuk kompleks teraktifan atau keadaan transisi disebut energi pengaktifan (Ea).
Energi pengaktifan untuk reaksi khas bergantung terutama pada sifat dasar pereaksi.
Untuk memeriksa suatu sistem dalam mana produk-produk dapat bereaksi
membentuk pereaksi aslinya dapat digunakan alur seperti gambar :
Ea’ reaksi
maju
energi
Ea’ reaksi balik
- untuk reaksi maju
maju
balik
Grafik 2.1.1 Jalan reaksi Reversible
Untuk suatu reaksi reversible (dapat balik), energi yang dibebaskan dalam reaksi
eksoterm sama besar dengan energi yang diserap dalam reaksi endoterm. Energi reaksi, ∆E
sama dengan selisih antara energi-energi pengaktifan dari reaksi-reaksi yang berlawanan,
artinya ∆E = Ea – Ea’.
METODOLOGI
1. Menyiapkan suatu sistem seperti pada tabel berikut pada tabung terpisah.
Volume Tabung I Volume Tabung II
ml ml ml ml ml ml
S2O82- H2 O I- H2 O S2O3- kanji
5 5 10 - 1 1
Diagram Alir
Menyiapkan suatu sistem seperti pada table berikut pada tabung terpisah
Waktu dihentikan saat larutan tersebut mulai berubah warna dari bening
menjadi biru
29 15 302 muda
32 13 305
35 12 308
38 11 311
41 10 314
4.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan,maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Temperatur berbanding lurus terhadap laju reaksi
2. A = 1990,82
3. Ea = 29,5515 kJ/mol
4.2 Saran
Keenan, Kleinfelter, Wood, 1993, IlmuKimia untuk Universitas Jilid 1, Jakarta, Penerbit
Erlangga
Novula, 2010,Persamaan Arrhenius, http: www.wikipedia.com/Persamaan_Arrhenius, 1
Mei 2010, 13.00
Tim laboratorium kimia dasar, 2010, Penuntun Praktikum Kimia Fisika, Samarinda,
Politeknik Negeri Samarinda
6.1T°C ----->Tk
1. 5°C = …. K
Tk = 273 + 5
= 278 K
2. 8°C = …. K
Tk = 273 + 8
= 281
3. 11°C =.... K
Tk = 273 + 11
= 284
4. 14°C = ….K
Tk = 273 + 14
= 287
5. 17°C = … K
Tk = 273 + 17
= 290
6. 20°C = … K
Tk = 273 + 20
= 293
7. 23°C = … K
Tk = 273 + 23
= 296
9. 29°C = … K
Tk = 273 + 29
= 302
10. 32°C = … K
Tk = 273 + 32
= 308
11. 38°C = … K
Tk = 273 + 38
= 311
12. 41°C = … K
Tk = 273 + 41
= 311
13. 41°C = … K
Tk = 273 +41
= 314
𝐈
6.2 𝑻
1
1. = 3,59x 10-3
278
1
2. = 3,55 x 10-3
293
1
3. = 3,52 x 10-3
298
1
4. = 3,48 x 10-3
303
Ea
Persamaan yang didapat adalah :
y = -3554,3 x 7,5963
−Ea
m=
𝑅
−Ea
-3554,3 =
0,0083143
kj
Ea = 29,5515mol
A = faktor tumbukan
B = In A
7,5963 = In A
A = In A
A = e7,5963
= 1990,82
1/T In 1/Waktu
0,00347 -4,7095
0,00341 -4,5643
0,00336 -4,3307
0,0033 -4,1588
0,00325 -3,9318
-1
-1.5 In 1/Waktu
ln 1/Waktu
-2
y = -3554.3x + 7.5963
-2.5 R² = 0.99
-3
-3.5
-4
-4.5
-5
1/T