BAB I
PENDAHULUAN
1.2.1. Titrasi
[1]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
4. diinginkan agar reaksi itu berjalan dengan cepat, sehingga titrasi itu
dapat terlengkap dalam beberapa menit.
Dan reaksi itu tak terukur cepatnya, reaksi itu dapat dikatakan berlangsung
lengkap, dengan tetesan kesetimbangan sebesar 1 x 1014 pada 25oC. Pada titik
ekuivalensi pH larutan berubah sebanyak beberapa satuan untuk beberapa tetes
titran, dan tersedia sejumlah indikator yang menanggapi perubahan pH ini dengan
perubahan warna.
Reaksi antara etil alkohol dan asam asetat juga tidak cocok untuk titrasi
terlalu lambat sehingga tidak nyaman tidak berakhir dengan lengkap. Reaksi
antara timah(II) dan kalium permanganat tidak memuaskan kecuali bila udara
dikecilkan. Dapat terjadi suatu reaksi samping karena timah mudah dioksidasi
[2]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
oleh oksigen udara. Pengendapan ion-ion logam tertentu oleh ion sulfide
memenuhi semua persyaratan kecuali nomor 3, yakni tidak tersedia indikator yang
cocok.
Sesuai dengan jenis (type) reaksi yang terjadi pada pelaksanaan suatu
titrasi, pada umumnya dipakai cara-cara/metode penitaran sebagai berikut :
(Anonim,2012)
Titrasi asam-basa
H+ + OH- → H2O
Titrasi oksidimetri
[3]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
Titrasi reduktometri/iodometri-iodimetri
2 Na2S2O3 : 2 I + 2H+
1
1 grek I2 : 2 grammol
2-
1 grek S 2 O3 : 1 grammol
[4]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
Agar cara Mohr ini data berlangsung dengan baik, maka larutan
yang dianalisa harus dalam situasi netral sebab jika larutan bereaksi
basa AgOH akan mengendap, sedangkan jika asam Ag 2Cr2O4 akan larut
dalam asam.
[5]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
Oleh karena itu sering endapan AgCl, sebelum dititrasi dengan larutan
NH4SCN atau tambahkan 1 mL larutan nitrobenzene untuk menghindari
reaksi tersebut.
Titrasi Kompleksometri
[6]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
Supaya larutan KMnO4 yang baru dibuat tidak berubah titarnya harus
dibiarkan dulu selama satu minggu, selama itu zat-zat organic yang masih
terkandung dalam larutan itu akan teroksidasi, sehingga terbentuk MnO2
(pengoksid langsung dalam lingkungan netral).
MNO2 yang terbentuk ini berfungsi sebagai katalis pada pemecahan lebih
lanjut. Setelah dibiarkan selama satu minggu, larutan disaring dengan penyaring
abses untuk kemudian langsung disimpan dalam botol reagent yang berwarna
coklat. Supaya reaksi dalam KMnO4 berlangsung dengan cepat biasanya titrasi
dilakukan pada suhu kurang lebih 60oC, sedangkan untuk membuat situasi asam
digunakan larutan H2SO4.
2KMnO4 . 5 atom O = 10 H+
Sehingga 1 grek KMnO4 = 1/5 grammol = 158,03/5 = 31,61
Perhatikan bahwa untuk titrasi dalam lingkungan netral atau basa 1 grek
adalah 1/3 gram mol, sehingga kenormalan dalam keadaan tersebut adalah 3/5
kenormalan asam.
[7]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
Reaksi inilah yang terjadi dalam larutan yang sangat asam (0,1 M atau lebih)
Reaksi ini terjadi dalam larutan yang keasamannya lebih rendah. Reaksi ini
menang dalam jangkauan PH antara sekitar 2 hingga 12.
Keadaan oksidasi +3 dari mangan ini tidak stabil namun anion pengomplekss
seperti pirofosfat atau fluoride, akan menstabilkan ion itu.
Reaksi ini hanya bergantung dalam larutan yang sangat basa. Ion OH- sekitar 1
M. dalam larutan dengan PH lebih rendah, reaksi (2) akan terjadi. Biasanya
barium klorida ditambahkan untuk mengendapkan BaMnO4 dengan demikian
warna hijau dari MnO42- dapat dihilangkan, dan juga mencegah terjadinya
reduksi lebih lanjut
Sedikit Kelebihan permanganate yang ada pada titk akhir suatu titrasi telah
cukup untuk menimbulkan pengendapan MnO2. Untung bahwa reaksi ini
lambat, sehingga biasanya MnO2 tidak diendapkan pada titk akhir titrasi
permanganate.
[8]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
Reaksi ini lambat dalam larutan encer pada temperature kamar. Namun
orang tidak pernah boleh menambahkan permanganate berlebih kepada suatu
zat pereduksi dan kemudian menaikan temperature untuk mempercepat
oksidasi, karena reaksi tersebut akan berlangsung pada laju yang cukup nyata.
1.2.5.2 Besi
Endapan besi dalam biji besi merupakan salah satu endapan yang
penting dari titrasi permanganat. Bijih besi yang utama adalah oksida atau
oksida terhidrasi : homofit Fe2O3 ; magnetik, Fe3O4 ; goefit, Fe2O3 ∙ H2O ; dan
limonit; 2Fe2O3 ∙ 7H2O, karbonat FeCO3 dan sulfida FeS2. asam terbaik untuk
melarutkan bijih-bijih ini adalah asam klorida. Oksida terhidrasi mudah
melarut, sedangkan magnetik dan homofit melarut dengan agak lambat.
Penambahan timah (II) klorida membantu dalam melarutkan oksida tak
terhidrasi ini. Residu silika yang tetap tinggal setelah sampel dipanaskan
dengan asam, dapat menahan sejumlah besi. Silika itu dapat dilelehkan dengan
natrium karbonat dan kemudian diolah dengan asam klorida untuk memulihkan
besinya.
[9]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
Asam yang digunakan adalah asam sulfat encer, karena tidak bersifat
oksidator, sehingga tidak bereaksi dengan zat yang ditentukan dan juga tidak
beroksidasi oleh kalium permanganat. Bila menggunakan asam klorida sebagai
pengasam, sebagian klorida akan ikut teroksidasi klor dan pemakaian kalium
akan lebih dari seharusnya.
. Asam yang digunakan adalah asam sulfat encer, karena tidak bersifat
oksidator, sehingga tidak bereaksi dengan zat yang ditentukan dan juga tidak
teroksidaasi oleh kalium permanganatnya. Bila menggunakan asam klorida
sebagai pengasam, sebagaian klorida akan iktu teroksidasi menjadi klor dan
pemakaian kalium akan lebih dari seharusnya. Reaksi kalium permanganat
dengan ion klorida :
[10]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
[11]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
BAB II
METODOLOGI
2.1.2 Bahan
Sampel (FeSO4.7H2O)
Larutan KMnO4 0.1 N
Larutan H2SO4 4 N
Hablur Asam Oksalat
Aquadest
[12]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
[13]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
BAB III
DATA PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN
Massa Volume
Titrasi Volume KMnO4 Volume KMnO4
FeSO4.7H2O H2SO4 4N
Ke- (ml) Rata Rata (mL)
(mg) (mL)
1 150,2 25 7,5
6,75
2 150,1 25 6
[14]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
BAB IV
[15]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
PEMBAHASAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengtahui kadar Fe(II) dalam sampel besi
sulfat dengan menggunakan metode titrasi oksidimetri, yaitu permanganometri.
Pertama kali dilakukan adalah menstandarisasi KMnO4 0,1 N dengan
menggunakan larutan asam oksalat yang ditambah dengan asam sulfat encer 4N.
Larutan asam sulfat digunakan karea tidak bereaksi dengan kalium permanganat,
titrasi ini dilakukan dengan pemanasan larutan tersebut, agar KMnO 4 dan asam
oksalat dapat beraksi denagn cepat. Titrasi rata-rata yang diperlukan untuk titrasi
sebesar 25,15 mL dan normalitas KmnO4 yang didapat adalah 0,0997 N
Selanjutnya penentuan kada Fe(II) dalam sampel besi sulfat. Dalam
melarutkan besis sulfat digunakan akuades yang telah dididihkan kemudian
didinginkan. Hal ini dibutuhkan untuk menghilangkan ion – ion pengotor atas
bahan organic lainnya yang dapat bereaksi dengan Fe saat melarutkan FeSO 4 .
7H2O. Larutan juga ditambahkan H2SO4 emcer agar larutan bersifat asam, titrasi
dilakukan hingga berubah warna dari kuning pucat menjadi merah muda. Volume
titari didapat sebesar 6,75 mL. Kadar Fe(II) yang didapat sebesar 25,1 %, berbeda
jika dibandingkan dengan kadar Fe(II) secara teoritis, yaitu sebesar 20,14 %.
Berbeda 4,96% kadar Fe yang didapat pada percobaan.
BAB V
[16]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Molaritas KmnO4 yang didapat adalah sebesar 0,0997 N.
2. Kadar Fe(II) dalam FeSO4 .7H2O yang didapat adalah sebesar 25,1%
DAFTAR PUSTAKA
[17]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
LAMPIRAN
[18]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
PERHITUNGAN
Jawaban :
gram H 2 C 2 O 4 1000
N H 2 C 2 O 4= ×
BE 100 mL
0,631 gram 1000
N H 2 C 2 O 4= ×
63 g/mol 100 mL
N H 2 C 2 O 4=0,1003 N
Ditanya :
N KMnO4 = . . . . . N
[19]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
Jawaban :
Jawaban :
NKMnO4 × VKMnO4 = NFeSO4.7H2O × VFeSO4.7H2O
Massa Fe
25,15 mL ×0,0997 N =
56
Massa Fe = 37,6866 mg
56
Fe ( II )= ×150,15 mg
278
Fe ( II )=30,2461 mg
[20]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
Ditanya :
% Fe(II) ?
Jawaban :
V × N ×56
% Fe ( II )= ×100 %
mg Sampel
6,75 ×0 , 0997 ×56
% Fe ( II )= ×100 %
150,15
% Fe ( II )=25,1%
[21]
Penentuan Kadar Fe (II) Dalam Sampel
LAMPIRAN
GAMBAR ALAT
Labu ukur
[22]