Anda di halaman 1dari 7

RESUME KIMIA ANALISIS DASAR

ANALISIS KATION GOLONGAN I DAN II

OLEH :

Dosen pengampu : Hasmalina Nasution M.Si


Nama : Dhea Fitri Jenery (170204015)
Friti Aulia (170204003)
Plasidus Vipar Zones Laia (170204026)

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2018
ANALISA KATION GOLONGAN I DAN II

Identifikasi kation dan anion bertujuan untuk mengidentifikasikan ion-ion penyusun


senyawa anorganik. Urusannya adalah unsur atau senyawaan apa yang terdapat dalam suatu
sampel atau contoh. Pada pokoknya tujuan analisa kualitatif yaitu untuk memisahkan dan
mengidentifikasi sejumlah unsur analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyak suatu zat
tertentu yang ada dalam sampel atau contoh (Underwood,1986).
Untuk tujuan analisis kualitatif, kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan
berdasarkan sifat-sifat kation terhadap beberapa reagensia. Reagensia yang dipakai untuk
klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida (HCL), hydrogen sulfida (H2S),
ammonium sulfide (NH4)2S dan ammonium karbonat (NH4)2CO3. Klasifikasi didasarkan pada
apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dapat membentuk endapan atau tidak.
Kesimpulannya klasifikasi yang paling umum adalah berdasarkan kelarutan dari klorida, sulfida
dan karbonat dari kation tersebut.
Kation Golongan I (Ag+, pb2+, Hg22+)
Kation golongan I terdiri atas 3 kation logam, yaitu : Ag+, Pb2+,Hg22+. Kation golongan I
akan membentuk endapan dengan senyawa klorida yang tidak larut di dalam suasana asam.
Sebagai senyawa pengendap digunakan larutan HCL, sehingga golongan ini sering juga disebut
sebagai golongan asam klorida, atau golongan klorida, atau golongan perak. Senyawa klorida dari
kation lain semuanya larut didalam suasana asam, hanya kation golongan I yang tidak larut di
dalam suasana asam. Penggunaan HCL sebagai senyawa pengendap dalam analisis pemisahan
golongan I mempunyai tujuan untuk membentuk endpan klorida dari kation golongan I, dan
sekaligus untuk menghindari terbentuknya endapan klorida dari senyawa bismut (BI3+) dan
antimon (Sb3+), dua senyawa ini dikenal sebagai senyawa penganggu pada analisis pemisahan
golongan I.
Bi3+ + Cl- + H2O BiOCl(S) + 2H+
Sb3+ + Cl- + H2O SbOCl(S) + 2H+
Kation golongan I disebut juga sebagai kation golongan HCl. Hal ini disebabkan karena
semua ion-ion anggotanya dapat mengendap sempurna dengan penambahan HCl.Adapun HCl
yang digunakan haruslah berlebih agar dihasilkan endapan yang mengendap sempurna.Karena
ketiga kation dalam golongan I semuanya mengendap sempurna, maka dibutuhkan perlakuan yang
lebih spesifik untuk mengidentifikasi keberadaannya.

1. Reaksi Yang Terjadi


a. Reaksi Kation Pb2+

Pb2+ + 2HNO3 --> Pb(NO3)2 + 2H+

Pb2+ + 2Cl- --> PbCl2 (putih)

Pb2+ + 2SO42- --> PbSO4 (putih)


Pb2+ + CrO42- --> PbCrO4 (kuning)

b. Reaksi Kation Hg+

Hg22+ + 2OH- --> Hg + HgO + H2O

Hg22+ + 2Cl- --> Hg2Cl2 (putih)

Hg2Cl2 + NH3 --> Hg(NH2)Cl (putih) + Hg (hitam) + NH4+ + Cl-

c. Reaksi Kation Ag+

Ag+ + Cl- --> AgCl (putih)

AgCl + 2NH3 --> [Ag(NH3)2] + Cl-

[Ag(NH3)2]+ + Cl- + 2H+ --> AgCl (putih) + 2NH4+

2. Prosedur Kerja

Preparasi Larutan Kation Golongan I

Pertama, siapkan sampel yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan. Yaitu


menggunakan larutan asam dalam suasana dingin.
Kedua, tambahkan HCl berlebih hingga terbentuk endapan yang sempurna.
Pada tahap ini, semua kation mengendap secara bersamaan, dimana:

 Ag+ mengendap sebagai AgCl yang berwarna putih,

 Hg+ mengendap sebagai Hg2Cl2 yang berwarna putih, dan

 Pb2+ mengendap sebagai PbCl2 yang berwarna putih

Ketiga, tambahkan air panas ke dalam endapan dan homogenkan. Pada tahap ini, endapan
PbCl2 akan larut kembali menjadi kation Pb2+ sedangkan AgCl dan Hg2Cl2 tetap dalam bentuk
endapan.
Keempat, pisahkan filtrat yang mengandung Pb2+ dari endapan AgCl dan Hg2Cl2. Filtrat siap
untuk diidentifikasi Pb2+. Dimana larutan terlebih dahulu dibagi menjadi dua bagian untuk dapat
dipergunakan pada reaksi identifikasi dan konfirmasi, yaitu satu bagian direaksikan dengan 3M
H2SO4 yang menghasilkan endapan PbSO4 bewarna putih dan yang satunya lagi direaksikan
dengan 0,1 M KcrO4 yang menghasilkan endapan bewarna kuning.
Kelima, memisahkan senyawa AgCl dari Hg2Cl2 dengan ditambahkan larutan 6 M NH3
berlebih sehingga terbentuk endapan Hg bewarna hitam pada permukaan gelas dan endapan
HgNH2Cl bewarna Putih.
Keenam, senyawa AgCl dengan NH3 akan membentuk senyawa kompleks Ag(NH3)2Cl.
Dimana dalam amonia dapat memicu atau menimbulkan ledakan karena kemungkinan terbentuk
senyawa residu berupa azida yang mengandung N3- yang dapat meledak pada saat larutan
dituangkan. Untuk mengidentifikasi senyawa kompleks tersebut dilakukan dengan cara
menambahkan 6M HNO3, yang nantinya akan terbentuk endapan AgCl bewarna putih.

KATION GOLONGAN II (Hg2+,Cu2+,SbO+,Sn2+,Sn4+)


Kation golongan II dikenal juga sebagai kation golongan Hidrogen Sulfida (H2S) atau
golongan tembaga karena mampu mengendap dengan hidrogen sulfida (H2S). Golongan II
termasuk golongan yang memiliki anggota kation yang paling banyak diantara semua golongan.
Kation-kation yang termasuk ke dalam golongan II antara lain Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, Cd2+, As3+,
As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, dan Sn4+. Saking banyaknya, kation golongan II juga dibagi lagi menjadi 2
sub-golongan, yaitu:

 Sub-golongan II A yaitu golongan Tembaga yang terdiri dari Hg2+, Pb2+, Bi3+, Cu2+, dan
Cd2+.

 Sub-golongan II B yaitu golongan Arsen yang terdiri dari As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, dan
Sn4+.

Ada beberapa senyawa kation golongan II yang masih termasuk golongan ini seperti
kadmium, arsen, dan bismut. Akan tetapi karena bersifat sangat beracun sehingga tidak
diikutkan dalam analisis pemisahan kation golongan II.

1. Reaksi Yang Terjadi


1. Reaksi Kation Merkuri (II)

 Hg2+ + 2HCl --> HgCl2 + 2H+

 Hg2+ + H2S --> HgS (hitam)

 3HgS + 8H+ + 12Cl- + 2NO3- --> 3 [HgCl4]2− + 3S + 2NO + 4H2O

 2[HgCl4]2− + Sn2+ --> Hg2Cl2 (putih) + [SnCl6]2-

 [HgCl4]2− + Sn2+ (Berlebih) + 2Cl- --> Hg (hitam) + [SnCl6]2-

 [HgCl4]2− + Cu ---> Hg (hitam) + Cu2+ + 4Cl-


2. Reaksi Kation Tembaga (II)

 Cu2+ + H2S --> CuS

 CuCl2 + H2S --> CuS (hitam) + 2HCl

 3CuS + 8H+ + 2NO3- encer --> 3Cu2+ + 3S + 2NO + 4H2O

 Cu2+ + NH3 --- > [Cu(NH3)4]2+ (Biru gelap – ungu)

 [Cu(NH3)4]2+ + 4H+ ---- >Cu2+ + NH4+

 Cu2+ + [Fe(CN)6]4- ----- > Cu2[Fe(CN)6] (Kemerahan)

 Cu2+ + 2CNS- + C5H5N --- [Cu(NC5H5)2(NCS)2] (hijau)

3. Reaksi Kation Antimon (III)

 Sb3+ + H2O --> SbO+ + 2H+

 Sb3+ + Cl- + H2O ---> SbOCl (Putih) + 2H+

 Sb3+ + H2S ---> Sb2S3 ( oren )

 2[SbS2]- + H+ ---> Sb2S3 + H2S

 Sb2S3 + 6H+ + 8Cl- --> [SbCl4]- + 3H2S

 2[SbCl4]- + 2S2- + H2O --> Sb2OS2 (Oren) + 2H+ + 8Cl-

4. Reaksi Kation Timah (IV)

 Sn4+ + H2S --> SnS2 (Kuning) + 4H+

 Sn4+ + H2O2 + 2H+ --> Sn4+ + H2O

 SnS2 + S2- --> [SnS3]2- (Kuning)

 [SnS2]2- + 2H+ --> SnS2 + H2S

 SnS2 + 4H+ + 6Cl- --- > [SnCl6]2- + 2H2S

 3[SnCl6]2- + 4AI --> 3Sn + 4AI3+ + 18Cl-


 Sn + 2H+ --- > Sn2+ + H2

 Sn2+ + 2Hg2+ + 2Cl- --- > Hg2Cl2 (Putih) + Sn4+

2. Prosedur Identifikasi dan Pemisahan Kation Golongan II

Pertama, larutan hasil pemisahan golongan I yang mengandung H2O2 terlebih dahulu
dipanaskan sampai mendidih yang akan dapat mengoksidasi timah (II) menjadi senyawa yang
lebih sukar larut, yaitu timah (IV)
Kedua, pemisahan Sb2S3 dan SnS2 dilakukan berdasarkan sifat amfoterik dari senyawa ini,
sedangkan yang bersifat sedikit amfoter adalah dalam suasana yang sedikit asam senyawa
HgS,PbS, dan CuS.
Ketiga, HgS,Pb2+, dan CuS ditambah dengan 6M HNO3 hangat (bukan mendidih) pada
kondisi senyawa PbS dan CuS tetap larut.
Keempat, penambahan konsentrasi asam (HCl) pada HgS,S.
Kelima, mengkonfirmasi atau mengidentifikasi kehadiran senyawa raksa (II) sebagai
senyawa [HgCl4]2- yang dilakukan reaksi khusus , yaitu melalui reaksi reduksi tembaga akan
menghasilkan Hg yang terlihat bewarna perak meliput tembaga.
Keenam, kation Pb2+ dan Cu2+ bewarna biru muda direaksikan dengan 3 M H2SO4,
diuapkan dan didinginkan untuk menghilangkan asam nitrat, sehingga PbSO4 dapat larut.
Ketujuh ( bila masih ada Pb2+ di dalam larutan ), masih tetap menggunakan prosedur 6
. tetapi dengan menambahkan 6M NaOH, Maka dua kation sudah dapat dipisahkan, yaitu
membentuk endapan PbSO4, sedangkan kation Cu2+ dalam suasana asam masih tetap berada di
dalam larutan.
Kedeapan, larutan yang mengandung Cu2+ pada prosedur 6, dipergunakan untuk reaksi
identifikasi, sedangkan endapan dapat dibuang (dipisahkan).
Kesembilan, ke dalam larutan [Cu(NH3)4]2+ (yang terbentuk dari prosedur 8) selanjutnya
ditambahkan 6M CH3COOH, Kemudian larutan dibagi menjadi dua bagian yang akan
dipergunakan untuk reaksi konfirmasi lannjutan.
Kesepuluh, untuk melarutkan endapan Sb2S3, SnS2 dan S maka digunakan 12M HCL,
sehingga belerang tetap dalam keadaan endapan dan Sb2S3 dan SnS2 melarut membentuk senyawa
kompleks [SbCl4]- dan [SnCl6]2-. Lalu larutan ini selanjutnya dibagi menjadi dua bagian yang
dpergunakan untuk reaksi konfirmasi terhadap kehadiran kation Sb pada prosedur (11) dan untuk
reaksi konfirmasi terhadap kehadiran kation Sn pada prosedur (12).
Kesebelas, apabila senyawa Na2S2O3 padat ditambahkan kedalam larutan di dalam tabung
reaksi maka akan terbentuk dua lapisan yang terbentuk diantara senyawa endapan Sb2OS2 bewarna
oren.
Kedua belas, logam alumunium dapat dipergunakan untuk mereduksi timah (IV) menjadi
logam timah, dan selanjutnya akan dioksidasi oleh asam menjadi ion timah (II). Dengan
penambahan senyawa HgCl2 akan membentuk endapan Hg2Cl2 bewarna putih sebagai pertanda
kehadiran kation timah (II).

Anda mungkin juga menyukai