Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Mata Kuliah : PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KUANTITATIF

TITRASI PENGENDAPAN

OLEH :

NAMA : CHRISTIN VERA NATALIA GINTING


NIM : 4162210006
Jurusan : KIMIA
Program : S-1 NON-KEPENDIDIKAN
Kelompok : I (SATU)
Tgl.Pelaksanaan : 26 APRIL 2018

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
I. JUDUL PERCOBAAN : Titrasi Pengendapan
II. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Mengetahui normalitas AgNO3 dengan cara Mohr.
2. Mengetagui fungsi penambahan dari beberapa reagen pada percobaan.
3. Mengetahui normalitas tiosianat berdasarkan titrasi pengendapan.

III. TINJAUAN TEORITIS


TITRASI PENGENDAPAN
Titrasi pengendapan didasarkan pada reaksi yang dihasilkan oleh senyawa-
senyawa ion pada batas kelarutannya. Pembentukan sebagian besar endapan berjalan dengan
lambat. Akan tetapi, dalam batasan tertentu beberapa reagen pengendapan dapat digunakan pada
titrasi pengendapan. Sampai sejauh ini reagen pengendapan yang sering digunakan adalah perak
nitrat yang biasa digunakan untuk menentukan halogen seperti anion-anion (SCN- , CN- , CNO- )
, merkaptan , asam lemak dan anion anorganik bervalensi dua. Titrasi pengendapan juga dikenal
dengan nama argentometri.
Ada tiga jenis penentuan titik akhir pada titrasi pengendapan dengan perak nitrat
dengan menggunakan : 1) indikator kimia, 2) potensiometri , 3) amperometri. Penentuan titik
akhir secara potensiometri didasarkan pada pengukuran potensial elektroda perak, sedangkan
penentuan kuat arus diantara muatan perak pada mikroelektroda di dalam larutan analit (Juniar,
2013).

Ada beberapa jenis reaksi kimia yang menjadi prinsip dasar metode titrasi
diantaranya adalah titrasi pengendapan, reaksi asam basa, reaksi pembentukan senyawa
kompleks dan reaksi reduksi-oksidasi. Reaksi pengendapan yaitu titrasi yang didasarkan pada
pembentukan endapan pada titik akhir titrasi yang didasarkan pada pembentukan endapan pada
titik akhir titrasi setelah titik akhir titrasi tercapai. Sebagai contoh titrasi berdasarkan
pengendapan adalah titrasi penentuan klorida dengan menggunakan larutan standar perak nitrat
sebagai peniter sehingga terbentuk endapan perak klorida berwarna putih berdasarkan persamaan
reaksi :
Ag+ + Cl- AgCl (Situmorang, 2012).
Metode Mohr merupakan salah satu bentuk metode Titrasi Argentometri, yaitu metode
titrasi untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan dengan pembentukan
endapan bersama ion Ag+. Prinsip kerja penentuan konsentrasi NaCl dengan menggunakan
metode Mohr adalah mentitrasi ion klorida yang terdapat pada NaCl dengan menggunakan
larutan AgNO3 dengan menggunakan K2CrO4 sebagai indikator. Larutan AgNO3 dan larutan
NaCl pada awalnya masing-masing merupakan larutan yang jernih dan tidak berwarna. Ketika
NaCl ditambahkan dengan aquades larutan tetap jernih dan tidak berwarna dan aquades tersebut
larut dalam larutan. Penambahan aquades ini dimaksudkan agar pH larutan tidak terlalu asam
ataupun terlalu basa. Setelah ditambahkan indikator K2CrO4, larutan kemudian berubah warna
menjadi kuning mengikuti warna K2CrO4 yang ditambahkan (Yusmita, 2017).

Titrasi argentometri dipakai untuk menentukan besarnya kadar garam pada sampel ikan
tenggiri asal Kabupaten Sarmi. Penggunaan argentometri dalam penentuan kadar suatu zat dalam
larutan dengan mengacu kepada titrasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion Ag+.
Khusus dalam penelitian ini, setelah larutan garam ditambahkan indikator kemudian dititrasi
dengan larutan AgNO3. Indikator yang dipakai adalah K2CrO4 5% (3 ml) yang ditunjukan
dengan adanya perubahan warna dari kuning jernih ke merah keruh pada akhir titrasi. Hasil
penelitian setelah dititrasi dengan AgNO3 , pada awalnya terbentuk endapan putih AgCl. NaCl
bereaksi dengan AgNO3 , setelah NaCl habis, maka AgNO3 bereaksi dengan indikator K2CrO4.
Bentuk endapan yang dihasilkan dalam penelitian ini berwarna merah bata (Salosa, 2013).

Analisis Kadar Klorida:


Ukur dengan teliti 100 ml contoh yang mempunyai nilai pH 7-10, apabila contoh tidak berada
dalam kisaran pH tersebut, tambahkan H2SO4 N atau NaOH 1 N menjadi pH 7-10; Tambahkan
1 ml indikator K2CrO4 ; Titrasi dengan larutan standar perak nitrat (AgNO3) sampai timbul
warna kuning kemerah-merahan; Lakukan titrasi blanko dengan mengukur dengan teliti 100 ml
air suling dan selanjutnya kerjakan sama dengan perlakuan contoh; Lakukan pengerjaan duplo;
Hitung kadar klorida (Cl-) dalam contoh (Wulandari, 2017).
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat

No Nama Alat Ukuran Jumlah Gambar


1 Erlenmeyer 250 mL 2 Buah

2. Gelas ukur 50 mL 1 Buah

3. Botol aquades - 1 Buah

4.. Corong kaca - 1 Buah

5. Kertas saring - 1 Buah

6. Klem dan Statif - 1 Buah


7. Buret 50 mL 1 Buah

8. Beaker Gelas 250mL 2 Buah

9. Pipet Volume 5 mL 1 Buah

10. Pipet Tetes - 1 buah

B. Bahan

No Nama Bahan Rumus Konsen Wujud Warna Jumlah Gambar


Kimia trasi
1 Indikator - - Cair Bening
ferialuin
2 Indikator - - Cair Bening 8 tetes
fluorescein

3 Asam Nitrat HNO3 6N Cair Bening 5 mL

4 Kalium K2CrO4 5% Cair Kuning 1 Ml


Kromat

5. Perak Nitrat AgNO3 0,03 N Cair Bening 70,4 mL

6. Natrium NaCl 0,03 N Cair Bening 75 Ml


Klorida

7. Aquades H2 O - Cair Bening Secukupnya

8. Ammonium NH4CNS - Bening 22,1 mL


tiosianat
V. PROSEDUR KERJA
A. Pembekuan Perak Nitrat Menurut Cara Mohr

25 mL Larutan standar NaCl

Dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 Ml


Ditambahkan 1 Ml indikator K2CrO4
Dititrasi dengan larutan AgNO3

Hasil: larutan NaCl ditambahkan K2CrO4 menghasilkan warna bening. Dititrasi dengan
larutan AgNO3 menghasilkan endapan merah bata dengan AgNO3 yang terpakai sebanyak
35 mL.

B. Penetapan klorida secara volhard

25 mL Larutan standar NaCl

Dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 Ml


Ditambahkan 5 Ml HNO3 6 N.
Ditambahkan larutan AgNO3
Dicatat volume AgNO3, dan disaring
Dicuci dengan HNO3
Ditambahkan 1 ml larutan indikator ferialuin
Dititrasi dengan larutan baku tiosianat

Hasil: larutan NaCl ditambahkan dengan HNO3 menghasilkan warna bening, dititrasi
dengan AgNO3 menghasilkan endapan. Endapan disaring dan kemudian dicuci dengan
HNO3. Filtrat nya dititrasi dengan larutan baku tiosianat menghasilkan larutan berwarna
coklat dengan tiosianat yang terpakai sebanyak 1,4 mL.
C. Penetapan klorida secara fajans

25 mL Larutan standar NaCl

Dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 Ml


Ditambahkan 5-10 tetes indikator adsorpsi
Dititrasi dengan larutan AgNO3

Hasil: larutan NaCl ditambahkan indikator adsorpsi kemudian dititrasi dengan larutan
AgNO3 menghasilkan endapan berwarna kemerah-merahan. Dengan volume larutan AgNO3
yang terpakai sebanyak 7,5 mL.

D. Pembakuan larutan tiosianat

25 mL Larutan standar NaCl

Dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 Ml


Ditambahkan 5 ml asam nitrat 6 N
Ditambahkan 1 ml indikator ferialuin
Dititrasi dengan larutan tiosianat

Hasil: larutan NaCl ditambahkan asam nitrat dan 1 ml indicator ferialuin. Dititrasi dengan
larutan tiosianat menghasilkan larutan berwarna merah coklat dengan tiosianat yang terpakai
sebanyak 22,1 mL.
VI. HASIL PERCOBAAN/REAKSI-REAKSI/PEMBAHASAN :

A. Tabel Hasil Pengamatan

No Perlakuan Hasil Pengamatan


1. Pembakuan Perak Nitrat menurut Mohr
- 25 mL NaCl + 1 mL K2CrO4 Larutan berwarna kuning
- Dititrasi dengan AgNO3 sampai V AgNO3 = 35 mL
terbentuk endapan merah bata
2. Penetapan Klorida Secara Volhard
- 25 mL NaCl + 5 mL HNO3 6N Larutan berwarna putih
- Dititrasi dengan larutan peniter V peniter = 4 mL
3. Penetapan Klorida secara Fajans
- 25 mL NaCl + 8 tetes indikator Larutan berwarna putih
Fluorescein
- Dititrasi dengan AgNO3 V AgNO3 = 7.5 mL
4. Pembakuan Larutan Tiosianat
- 25 mL AgNO3 + 5 mL HNO3 Larutan berwarna putih
6N + 1 mL indikator Ferialuin
- Dititrasi dengan larutan tiosianat V tiosianat = 22.1 mL

B. Reaksi- reaksi
- NaCl(aq) + K2CrO4(aq) Na2CrO4(aq) + 2KCl(aq)
Bening Kuning Kuning Bening

- Na2CrO4(aq) + AgNO3(aq) Ag2CrO4(s) + 2NaNO3(aq)


Kuning Bening Merah Bata

- NaCl(s) + NH4SCN(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)


Bening Bening Putih
- AgCl(s) + NH4SCN(aq) AgSCN(s) + NH4Cl(aq)
Putih Bening Coklat

- XCl(aq) + AgNO3(aq) AgCl(s) + XNO3(aq)


AgNO3(aq) + NH4SCN(aq) AgSCN(s) + NH4NO3(aq)

C. Perhitungan
1) Cara Mohr
Dik : V AgNO3 = 35 mL
N NaCl = 0.03 N
V NaCl = 25 mL
Dit : …?
Jawab :
N AgNO3 . V AgNO3 = N NaCl . V NaCl
𝑁 𝑁𝑎𝐶𝑙 . 𝑉 𝑁𝑎𝐶𝑙
N AgNO3 = 𝑉 𝐴𝑔𝑁𝑂3
0.03 𝑁 . 25 𝑚𝐿
= 35 𝑚𝐿

= 0.02142 N

𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘
% Kesalahan = X 100%
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
0.03− 0.02142
= X 100%
0.03

= 2.86 %

2) Penetapan Klorida Secara Volhard


Dik : V AgNO3 = 35 mL
N NaCl = 0.03 N
V NaCl = 25 mL
Dit : …?
Jawab :
𝑁
Mol AgNO3 = V . 𝑉𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖
0.02142𝑁
= 4 mL . 1

= 0.0856 mmol = 0.856 x 10-4 mol


Perbandingan Stoikiometri
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑁𝐻4𝑆𝐶𝑁
Mol NH4SCN = x mol AgNO3
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐴𝑔𝑁𝑂3
1
= 1 x 0.856 x 10-4 mol

= 0.856 x 10-4 mol

𝑀𝑜𝑙
N NH4SCN = x Valensi
𝑉
0.856 𝑥 10−4 𝑚𝑜𝑙
= x 1
0.004 𝐿

= 0.0214 N

𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝐴𝑔𝐶𝑙
Mol AgCl = x mol NH4SCN
𝐾𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑁𝐻4𝑆𝐶𝑁
1
= 1 x 0.856 x 10-4 mol

= 0.856 x 10-4 mol


m AgCl = mol x BM AgCl
= 0.856 x 10-4 mol x 143.3
= 0.0122 gram

AgCl Ag+ + Cl-


1
Mol Cl- = x 0.856 x 10-4 mol
1

= 0.856 x 10-4 mol


m Cl- = 0.856 x 10-4 mol x 35.5
= 0.003 gram
0.003 𝑔𝑟𝑎𝑚
% Cl- = x 100 %
0.0122 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 24.59 %
3) Penetapan Klorida secara Fajans
Dik : V AgNO3 = 7.5 mL
N AgNO3 = 0.02142 N
V Sampel = 25 mL
Dit : …?
Jawab :
N Sampel . V Sampel = N AgNO3 . V AgNO3
𝑁 𝐴𝑔𝑁𝑂3 . 𝑉 𝐴𝑔𝑁𝑂3
N Sampel = 𝑉 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
0.02142 𝑁 . 25 𝑚𝐿
= 7.5 𝑚𝐿

= 0.0714 M

Mol AgCl = M . V
= 0.0714 M . 0.025 L
= 0.00178 mol
Massa AgCl = Mol x Mr Massa Cl = Mol x Ar Cl
= 0.00178 mol x 143.3 g/mol = 0.00178 mol x 35.5 g/mol
= 0.255074 gram = 0.06319 gram
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝑙
Kadar Cl = 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐴𝑔𝐶𝑙 x 100%
0.06319 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 0.255074 𝑔𝑟𝑎𝑚 x 100%

= 24.77 %

4) Perlakuan Larutan Tiosianat


Dik : V AgNO3 = 25 mL
N AgNO3 = 0.02142 N
V NH4SCN = 22.1 mL
Dit : …?
Jawab :
N AgNO3 . V AgNO3 = N NH4SCN . V NH4SCN
𝑁 𝐴𝑔𝑁𝑂3 . 𝑉 𝐴𝑔𝑁𝑂3
N NH4SCN = 𝑉 𝑁𝐻4𝑆𝐶𝑁
0.02142 𝑁 . 25 𝑚𝐿
= 22.1 𝑚𝐿

= 0.0242 N

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan kami dapat menyimpulkan bahwa :
1. Normalitas AgNO3 menurut cara Mohr dalam percobaan adalah :
N AgNO3 . V AgNO3 = N NaCl . V NaCl
𝑁 𝑁𝑎𝐶𝑙 . 𝑉 𝑁𝑎𝐶𝑙
N AgNO3 = 𝑉 𝐴𝑔𝑁𝑂3
0.03 𝑁 . 25 𝑚𝐿
= 35 𝑚𝐿

= 0.02142 N

2. Fungsi penambahan reagen dalam percobaan ini adalah yaitu NaCl yang berfungsi untuk
melarutkan K2CrO4.

3. Normalitas Tiosianat yang diperoleh dari percobaan ini adalah :


N AgNO3 . V AgNO3 = N NH4SCN . V NH4SCN
𝑁 𝐴𝑔𝑁𝑂3 . 𝑉 𝐴𝑔𝑁𝑂3
N NH4SCN = 𝑉 𝑁𝐻4𝑆𝐶𝑁
0.02142 𝑁 . 25 𝑚𝐿
= 22.1 𝑚𝐿

= 0.0242 N
VII. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS
1. Prinsip dasar titrasi argentrometri yaitu didasarkan pada reaksi pengendapan zat yang
akan dianalisis dengan AgNO3 sebagai peniter dengan reaksi : AgX . Ag+ + Cl-

2. Beberapa metode titrasi pengendapan :

- Metode Gay Lussac digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi karena sifat dari
endapan AgX yang membentuk koloid.
- Metode Mohr digunakan untuk penetapan klorida dan bromin sebagai indikator
digunakan kalium kromat.
- Metode Volhard digunakan pada metode ini larutan perak nitrat dititrasi dengan larutan
garam tiosianat dalam suasana asam.
- Metode Fajans suspense perak halogenida yang mengandung halide akan bermuatan
negative karena mengadsorpsi ion halide tersebut.

3. Perbedaan Volhard adalah jenis senyawa yang digunakan sebagai peniter, dimana peniter
yang digunakan pada metode Mohr adalah AgNO3 sementara pada metode Volhard
peniternya adalah tiosianat. Persamaan dari keduanya adalah akan menghasilkan endapan
berwarna pada titik akhir titrasi yaitu membentuk endapan berwarna merah.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Juniar, A. 2013. Kimia Analitik Kuantitatif. Medan : Unimed Press.
Salosa, Y.Y. 2013. Uji Kadar Formalin, Kadar garam dan total bakteri Ikan Asin Tenggiri
Asal Kabupaten Sarmi Provinsi Papua. Jurnal Depik. 2(1) : 10-15.
Situmorang, M. 2012. Kimia Analitik I. Medan : FMIPA UNIMED.
Wulandari, D.D. 2017. Analisa Kesadahan Total dan Kadar Klorida Air di Kecamatan
Tanggulangin Sidoarjo. Jurnal MTPH. 1(1) : 93-98.
Yusmita, L. 2013. Uji Kadar Formalin, Kadar garam dan total bakteri Ikan Asin Tenggiri
Asal Kabupaten Sarmi Provinsi Papua. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas.
21(2). ISSN 1410-1920.

Medan, 26 April 2018


Asisten Laboratorium Praktikan

Wike Setiawasty Simamora Christin Vera Natalia Ginting


4141210020 4162210006

Anda mungkin juga menyukai