OLEH :
NAMA : IRDAWATI
STAMBUK : A1L1 19 033
KELOMPOK : III ( TIGA )
ASISTEN PEMBIMBING : LAODE MUH. ALIBONTO, S.Pd
Titrasi asam basa merupakan salah satu metode analisis kuantitatif untuk
menentukan konsentrasi dari suatu zat yang ada dalam larutan. Jenis titrasi asam
basa dibagi menjadi lima yaitu : titrasi asam kuat dengan basa kuat, titrasi asam
kuat dengan basa lemah, titrasi asam lemah dengan basa kuat, titrasi asam kuat
dengan garam dari asam lemah, dan titrasi basa kuat dengan garam dari basa
indikator yang mampu menunjukkan titik akhir dari titrasi. Indikator merupakan
suatu zat yang ditambahkan ke dalam larutan sampel sebagai penanda yang
menunjukkan telah terjadinya titik akhir titrasi pada analisis volumetrik. Suatu zat
dapat dikatakan sebagai indikator titrasi asam basa jika dapat memberikan
Perubahan warna pada suatu larutan akan terjadi pada saat pengujian
atau basa. Larutan asam lebih sering diuji menggunakan indicator sintesis, seperti
kerta indikator universal, kertas lakmus, fenoptalein dan metil jingga ( Ernawati,
2017 ). Fenoptalein adalah salah satu indikator asam basa sintetik yang memiliki
rentang pH antara 8.00-10.0. pada larutan asam dan netral, fenopthalin tidak
dengan judul titrasi asam basa. Jenis titrasi yang diguanakan adalah titrasi asam
kuat dengan basa kuat. Adapun larutan yang digunakan adalah Natrium
konsentrasinya dan larutan HCl yang yang tidak diketahu konsentrasinya dengan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui volume NaOH
Manfaat dari praktikum ini peserta didik dapat mengetahui bagaimana cara
TINJAUAN PUSTAKA
Titrasi asam basa adalah suatu cara untuk menentukan konsentrasi asam
atau basa dengan menggunakan larutan standar. Larutan standar dapat berupa
asam atau basa yang telah diketahui konsentrasinya dengan teliti. Larutan standar
asam diperlukan untuk menetapkan, konsentrasi basa dan larutan standar basa
diperlukan untuk menetapkan konsentrasi asam( Pratama, 2015). Dalam hal ini
sampai reaksi kimia antara kedua larutan tersebut berlangsung sempurna. Titik
ekivalen dalam titrasi adalah titik keadaan (kuantitas) asam-basa dapat ditentukan
secara stokiometri (Chandra, dan Cordova. 2012). Keberhasilan dalam titrasi asam
basa sangat ditentukan oleh kinerja indikator yang mampu menunjukkan titik
sebagai penanda yang menunjukkan telah terjadi titik akhir titrasi pada analisis
volumetri. Suatu zat dapat dikatakan sebagai indikator titrasi asam basa jika dapat
yang khas pada tingkat keasamaan atau kebasaan tertentu dari larutan. Pemilihan
indikator yang tepat dari suatu titrasi tergantung pada kurva titrasi. Untuk titrasi
asam basa, indikator digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi dimana asam
dan basa memiliki porsi yang sama untuk membentuk garam dan air (Dayanti,
dkk. 2020). Indikator yang digunakan pada titrasi basa kuat-asam kuat biasanya
Fenoptalein adalah salah satu indikator asam basa sintetik yang memiliki
rentang pH antara 8.00-10.0. pada larutan asam dan netral, fenopthalin tidak
menjadi merah (Suratman, 2014 ). Indikator ini merupakan indikator sintetis yang
dijual di pasaran dengan harga yang relatif mahal, dapat menyebabkan polusi
kimia, ketersediaan yang terbatas dan biaya produksi yang tinggi (Apriani,2016)
Asam yang sering digunakan dalam analisis ini adalah suatu asam monoprotik
berbau menyengat dan sangat iritatif dan beracun, larutan HCl termasuk bahan
kimia berbahaya atau B3. Asam klorida merupakan larutan gas hidrogen klorida
(HCl) dalam air. Warnanya bervariasi dari tidak berwarna hingga kuning muda.
Perbedaan warna ini tergantung pada kemurniannya. Uap larutan asam yang
sangat pekat dapat menyebabkan iritasi pada mata, sedangkan kontak secara
langsung dapat menyebabkan luka pada mata dan bisa mengakibatkan kebutaan.
Jika kontak dengan kulit akan menyebabkan terbakar ( Yurida ddk., 2913 )
BAB III
METODE PRAKTIKUM
“Titrasi Asam Basa” dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Mei 2021 pukul 07.30
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah pipet volum, filler,
Erlenmeyer, labu ukur 25 mL, corong pisah, buret 50 mL, spatula, batang
pengaduk, gelas kimia, pipet ukur 10 mL, filler, neraca analitik, statif dan klem.
3.2.2 Bahan
100 mL dan ditambahkan aquades sebanyak 50 mL. Aduk hingga larut sempurna.
telah ditambahkan dengan indikator pp, melalui buret dititrasi dengan larutan
NaOH yang akan dibakukan sampai larutan tepat berwarna merah muda.
telah ditambahkan dengan indikator pp, melalui buret dititrasi dengan larutan
NaOH yang akan dibakukan sampai larutan tepat berwarna merah muda.
telah ditambahkan dengan indikator pp, melalui buret dititrasi dengan larutan
NaOH yang akan dibakukan sampai larutan tepat berwarna merah muda.
4. 1 Data Pengamatan
Dalam Percobaan diperoleh dari titrasi antara larutan Asam Klorida (HCl)
4.3 Pembahasan
Titrasi asam basa merupakan salah satu metode analisis kuantitatif untuk
menentukan konsetrasi dari suatu zat yang ada dalam larutan lain. Pada percobaan
ini dilakukan titrasi asam kuat dengan basa kuat. Asam kuat yang digunakan
adalah larutan HCl yang ingin diketahui konsentrasinya dan larutan NaOHyang
HCl yang akan dititrasi berasal dari 2 M yang telah di encerkan diambil 2
yang akan dilakukan adalah titrasi asam kuat dengan basa kuat. Menurut Apriani
(2016) indikator yang paling tepat pada titrasi asam kuat dan basa kuat adalah
konsentrasinya secara pasti yaitu 1 M. Larutan NaOH pada praktikum ini disebut
konsentrasi asam ( Pratama, 2015). Dalam hal ini NaOH ditambahkan secara
teori konsentrasi HCl yang digunakan adalah 0,04 M untuk percobaan pertama
dan kedua serta 0,8 M untuk percobaan ketiga. Hal ini dilakukan sampai reaksi
kimia antara kedua larutan tersebut berlangsung sempurna. Secara teknis titrasi
dilakukan dengan mereaksikan sedikit demi sedikit bahkan tetes demi tetes
larutan basa sampai keduanya bereaksi dan menghasilkan perubahan warna. Hal
ini menadakan titi ekuivalen telah tercapai. Titik ekivalen dalam titrasi adalah titik
Cordova. 2012)..
indikator Fenoptalein tidak terjadi perubahan warna. Hal ini sesuai dengan
Namun pada saa dilakukan titrasi dengan NaOH terjadi perubahan wana menjadi
fuchsia hal ini karena telah terjadi titik akhir titrasi. Dari hasil pengamatan
diperoleh hasil bahwa titik akhir titrasi pertama hingga terakhir berturut-turut
yaitu pada volume NaOH V1= 0, 2 mL Konsentrasi HCl yang dihasilkan 0,1 M
konsentrasi HCl yang dihasilkan 0,8 M. Untuk percobaan pertama dan kedua hasil
yang didapatkan hasil tidak sesuai dengan teori. Sedagkan percobaan tiga hasil
yang didapatkan sesuai teori. Hal terjadi karena kesalahan dalam melakukan
5.1 Kesimpulan
diguanakan dari percobaan pertama hingga terakhir berturut-turut yaitu pada HCl
didapatkan konsentrasi HCl menjadi 0,1 M. Pada percobaan kedua HCl 0,04 M
didapatkan konsentrasi HCl menjadi 0,12 M. Pada percobaan ketiga HCl 0,8 M
didapatkan konsentrasi HCl menjadi 0,8 M. Pada percobaan ini hanya percobaan
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan setelah mengikuti percobaan ini
jika terjadi perubahan agar praktikan tidak kebingunan selama praktikum karena
apa yang telah praktikan pelajari tidak sesuai dengan yang dipraktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA
Apriani, F., Nora I., Lia D. 2016. Ekstrak Metanol buah Lakum (Cayratia trifolia
(L.) Domin. Juranl JJK.5(4)
Ratnasari, S., Suhendra, D., dan Amalia, V. 2010. Studi Potensi Ekstrak Daun
Adam Hawa (Rhoeo discolor) Sebagai Indikator Tutrasi Asam-Basa .
Jurnal Chimica et Natura Acta. Vol 4(1).Hal 39-46