Anda di halaman 1dari 102

Kimia Analitik

Dasar-Dasar Kimia Analitik

Analisis Kation Anion

Nita Abelia 22030234080


KC 2022

S1 Kimia/Kimia
I. JUDUL PERCOBAAN : Analisis Kation
II. TANGGAL PERCOBAAN : Senin, 13 Maret 2023
III. WAKTU PERCOBAAN : 07.00 WIB – 09.30 WIB
IV. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Menentukan kation yang terdapat
dalam analit
2. Menentukan anion yang terdapat
dalam analit
V. DASAR TEORI :
Kimia analitik merupakan cabang dari ilmu kimia yang mempelajari
teori dan cara-cara melaksanakan analisis kimia terhadap suatu bahan atau
zat kimia. Analisis kimia digolongan menjadi 2 yaitu analisis kualitatif dan
analisis kuantitatif. Analisis Kualitatif yaitu analisis kimia yang
berhubungan dengan identifikasi suatu zat atau bahan yang tidak diketahui.
Sedangkan Analisis Kuantitatif yaitu analisis kimia yang menyangkut
penentuan jumlah zat tertentu yang ada dalam suatu sampel (contoh).
Ada 2 aspek penting dalam analisis kimia cara kualitatif, yaitu
pemisahan dan identifikasi. Kedua aspek ini dilandasi oleh kelarutan,
keasaman, pembentukan senyawa kompleks, oksidasi reduksi, sifat
penguapan dan ekstraksi. Sifat-sifat ini merupakan sifat periodik yang
menunjukkan kecenderungan dalam kelarutan klorida, sulfida, hidroksida,
karbonat sulfat dan garam-garam lainnya dari logam. Oleh karena data
kualitatif yang dihasilkan adalah terbentuknya endapan, warna, gas, maupun
data non numerik lainnya. Umumnya dari analisis kualitatif hanya dapat
diperoleh indikasi kasar dari komponen suatu analit. Tujuan utama analisis
kuantitatif adalah untuk mengetahui kuantitas dari setiap komponen yang
menyusun analit. Analisis kuantitif menghasilkan data numerik yang
memiliki satuan tertentu. Data hasil analisis kuantitatif umumnya
dinyatakan dalam satuan volume, satuan berat maupun satuan konsentrasi
dengan menggunakan metode analisis tertentu. Metode analisis ini
melibatkan proses kimia berupa gravimetri dan volumetri sedangkan proses
fisika proses fisika menggunakan prinsip interaksi materi dan energi pada
proses pengukurannya. Metode ini umumnya menggunakan peralatan
moderen seperti polarimeter, spektrofotometer, sehingga sering dikenal
sebagai analisis instrumen. (Lukman, 2022).
Analisis kimia kuantitaif yang klasik berupa analisis gravimetri dan
titrimetri. Dalam analisis gravimetri, zat yang akan ditentukan diubah
terlebih dahulu dalam bentuk endapan yang sukar larut selanjutnya
dipisahkan dan ditimbang. Sedangkan analisis titrimetri yang sering disebut
analisis volumetri, zat yang akan ditentukkan dibiarkan bereaksi dengan
suatu pereaksi yang diketahui sebagai larutan standar (baku). Kemudian
volume larutan standar tersebut yang diperlukan untuk bereaksi sempurna
harus diukur volumenya untuk memperoleh kadar suatu analit.
Dalam pemeriksaan ini dikenal 3 cara yaitu :
1. Analisa mikro bahan yang digunakan pada analisa ini sebesar lebih kecil
dari 0,01 g.
2. Analisa semi mikro, bahan yang digunakan dalam analisa antara 0,1-1 g
dalam 1mLlarutan.
3. Analisa makro, bahan yang digunakan dalam analisa ini antara 0,5-1g
dalam2 0mLlarutan.
Ada dua jenis reaksi yang sering dilakukan dalam analisa kualitatif yaitu:
1. Reaksi basah (wet reaaction), yaitu dengan jalan menambahkan
larutanyangmengandung zat tertentu yang sering disebut pereaksi
(reagensia) ke dalamsuatularutan yang mengandung zat yang akan
dianalisa.
2. Reaksi kering (dry reaction) yaitu mereaksikan sampel tanpa
menggunakanmediumpelarut, seperti reaksi dengan proses- proses
pemanasan (Test nyala ) dan lain sebagainya. Test nyala merupakan suatu
tes yang dilakukan dalam analisis kualitatif dengancaramengamati warna
nyala suatu sampel pada suatu sistem pembakar (Lukman, 2022)
Kation dan anion adalah ion yang memiliki muatan positif san negatif.
Analisis kualitatif dalam sistem kation-kation di kelompokan dalam lima
golongan yang didasarkan sifat kation terhadap aneka macam reagensia.
Dengan menggunakan reagensia golongan secara runtut dapat ditetapkan
ada tidaknya golongan-golongan kation dan mampu memisahkan
golongan–golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut (Svehla, 1985).
Proses analisis kation dan anion dilakukan dengan dua cara yaitu
pemisahan dan identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan mengendapkan
kation dari larutannya. Endapan yang dihasilkan dipisahkan dengan
mencuci larutannya dan dibuat larutan dengan jalan mengaduk
menggunakan alat sentrifuge lalu membagi dua hasil penyaringan. Larutan
yang masih mengandung kation lain lalu diendapkan juga sehingga
terbentuk grup kation baru. Apabila di dalam grup tersebut masih terdapat
kation lain, proses pengendapan dilakukan lagi sehingga tertinggal hanya
satu kation saja. Berbagai jenis pereaksi dan pengaturan konsentrasi tertentu
serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi
beberapa grup.
Identifikasi (pemastian) kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui
dengan melakukan uji menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik,
meskipun agak sulit mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap
kation. Oleh karena itu umumnya dilakukan terlebih dahulu penggolongan
kation. Sebelum dilakukan pengendapan golongan dan reaksi identifikasi
kation dengan cara basah cuplikan padat harus dilarutkandahulu. Supaya
mendapatkan larutan cuplikan yang baik, zat yang akan dianalisis
dihomogenkan dahulu sebelum dilarutkan. Sebagai pelarut dapat dicoba
dahulusecaraberturut-turut mulai dari air, HCl encer, HCl pekat, HNO3
encer, HNO3 pekat, air raja(HCl : HNO3 = 3 : 1). Mula-mula dicoba dalam
keadaan dingin lalu dalam keadaan panas. Bila pelarutnya HCl pekat larutan
harus diuapkan sampai sebagaian besar HCl habis. Bilalarutan HNO3 atau
air raja, maka semua asam harus dihilangkan dengan cara menguapkan
larutan sampai hampir kering, kemudian ditambahkan sedikit HCl, diuapkan
lagi sampai volumenya sedikit lalu encerkan dengan air. Larutan cuplikan
dapat mengandung bermacam-macam kation. Ada beberapa cara
pemeriksaan kation secara sistematis. Misalnya cara fosfat dari reni, cara
Peterson dan cara H2S. Pada bagian ini hanya akan dibahas pemisahan
kation berdasarkan skema H2S menurut bragmen yang diperkuat oleh
Fresenius, Treadwell dan Noyes. Dalam analisis cara H2S kation-kation
diklasifikan dalam lima golongan berdasarkan sifat – sifat larutan contoh
terhadap beberapa pereaksi. Pereaksi yang paling umum adalah asam
klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan amoniumkarbonat. Jadi
klasifikasi kation dilakukan berdasarkan atas perbedaan reaksi dari klorida,
sulfida, dan karbonat kation
Kation adalah sebuah ion yang bermuatan positif yang diklasifikasikan
berdasarkan lima golongan berdasarkan sifat-sifatnya. Reagensia golongan
yang digunakan dalam kalsifikasi kation yang paling umum berupa asam
klorida, hydrogen sulfida, ammonium karbonat, dan ammonium sulfida.
Pengelompokan tersebut didasarkan terhadap apakah suatu kation bereaksi
dengan reagensia – reagensia mengahasilkan endapan atau tidak (Chang,
2005). Kation golongan I merupakan kation-kation yang akan menghasilkan
endapan jika ditambahkan dengan asam klorida (HCl) yaitu Ag+ , Pb2+ , dan
Hg2+ yang akan mengendap sebagai campuran AgCl. Pengendapan ion-ion
golongan I harus dalam temperature kamar karena ion golongan I mudah
larut terhadap air panas. Asam klorida tidak boleh ditmabahkan dalam
jumlah yang banyak. Endapan yang dihasilkan pada golongan I berwarnah
putih. Dalam larutan HCl pekat, AgCl dan melarut, karena Ag⁺ dan Pb²⁺
membentuk kompleksi dapat larut.
Kation golongan II tidak dapat bereaksi dengan asam klorida, tetapi
menghasilkan endapan dengan hydrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer. Pada golongan II terdapat ion-ion yaitu Merkurium (II),
Tembaga, Bismut, Kadnium, Arsenik (V), Stibium (III), Stibium (V), Timah
(II), Timah (III), dan Timah (IV). Pada empat ion yang pertama adalah sub
golongan 2A dan enam lainnya adalah sub golongan 2B. Sementara sulfida
dari kation golongan 2A tidak dapat larut terhadap ammonium polisulfida,
sebaliknya sulfida dari kation akan larut dalam golongan 2B.
Kation golonga III akan membentuk endapan dengan ammonium
sulfida dalam suasana netral atau amoniak. Kation yang terdapat dalam
golongan III yaitu Cobaly (II), Nikel (II), Besi (II), Besi (III), Aluminium,
Zink, dan Mangan(II). Kation golongan IV tidak bereaksi dengan reagensia
golongan I, II, III. Kation-kation tersebut akan membentuk endapan dengan
ammonium karbonat karena adanya ammonium klorida dalam suasana
netral atau mendekati asam. Pada golongan tersebut terdapat kation yaitu
Kalsium, Strontium, dan Barium.
Pada kation golongan IV juga tidak bereaksi dengan Asam klorida,
Hidrogen sulfida, maupun Amonium sulfida, tetapi Amonium karbonat
akan menghasilkan endapan berwarna putih (Chang, 2005). Kation
golongan V adalah kation yang seacra umum tidak bereaksi terhadap
reagensia golongan sebelumnya. Golongan V terdiri dari ion-ion
Magnesium, Natrium, Kalium, Amonium, Litium, dan Hidrogen (Vogel,
1985).
Anion merupakan ion yang bermuatan negatif yang kebanyakan
terdapat pada ion-ion non-logam. Secara umum, analisis kualitatif anion
sebagai metode analisis kimia yang bertujuan untuk mengetahui ada atau
tidak komponen anion dalam sampel uji tanpa memperhatikan kuantitas
komponen tersebut (Ethica, 2020). Pada anion terdapat kelas (A) yaitu gas
dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam silfat encer dan gas atau
uap dilepasakan dengan asam sulfat pekat sedangkan pada kelas (B) terbagi
sub kelas reaksi pengendapan, oksidasi dan reduksi dalam larutan.
Anion terbagi dalam 3 golongan yaitu golongan sulfat : SO42-, SO32-,
PO43-, Cr2O42-, BO2, CO32-, C2O42-, dan AsO43-. Golongan halida : Cl-, Br, I-
, S2-. Dan golongan nitrat : NO3-, NO2-, C2H3O2-. Garam BaSO4, BaSO3,
Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2, BaCO3, BaC2O4, Ba3(AsO4)2 tidak larut
dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion lainnya mudah larut.
Penggolongan dan pemisahan kation/anion didasarkan pada
pembentukan endapan memalui uji pendahuluan dan uji spesifik. Uji
pendahuluan dilakukan pemeriksaan fisik (organoleptic), bau, rasa dan uji
kelarutan. Jika sampel berbentuk padatan maka dilakukan pelarutan sempel.
Kemudian, uji spesifik pada sampel mulai dicampur dengan pereaksi baik
itu kation maupun anion untuk penentuan golongan. Pada anilisis kuanlitatif
anion digolongan berdasarkan sifat reaksinya yaitu pengoksidasi dan
pereaksi, sedangkan pada penggolongan kation berdasarkan hasil reaksi
dengan pereaksi (Ethica, 2020).
Beberapa senyawa logam tertentu dapat memberikan warna yang khas
pada nyalapembakar Bunsen. Tes nyala dilakukan dengan cara
mencelupkan kawat platinaataunikrom yang telah bersih ke dalam HCl
pekat lalu disentuhkan ke dalam zat yangakandiperiksa, kemudian
dimasukkan ke dalam nyala pada daerah oksidasi bawah. Warnanyala dapat
dilihat dengan mata langsung dan kaca kobalt seperti ditunjukkanpadatabel
berikut ini :

Tabel Beberapa warna nyala

Senyawa logam Warna nyala Warna nyala melalui kaca


kobalt
Na Kuning Tak tampak (tidak ada warna)
K Lembayung Merah tua
Ca Merah bata Hijau muda
Sr Merah tua Ungu
Ba Hijau kekuningan Hijau kebiruan

VI. ALAT DAN BAHAN


• Alat
1) Pipet tetes 5 buah
2) Kertas saring 1 buah
3) Tabung reaksi 12 buah
4) Rak tabung reaksi 1 buah
5) Kawat piala
6) Pembakar bursen 1 buah
7) Gelas ukur
8) Pemanas 1 buah
9) Korek api 1 buah
10) Tabung Sentrifuge 1 buah
11) Penjepit tabung 1 buah
12) Kaca arloji 1 buah
13) Kawat pt/ni-cr
14) Kaki tiga 1 buah
15) Alat sentrifuge 1 buah
• Bahan
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1 PbSO4
2 K2CrO4
3 CH3COOH
4 NH4OH 6M
5 FeCl3
6 AgNO3
7 MgCl2
8 HCl 6M
9 CuSO4
10 Na2SO4
11 HNO3
12 FeCl3
13 H2S
14 CaCl2
15 H2O3 3M
16 H2O
17 NaOC1 1M
18 NH3 0,5Ml
19 Mg(NO3)2
20 Rhomanine B
21 Serbuk Mg
22 Pb Asetat
23 Pereaksi dimetil
gloksin
24 Hg2Cl2
25 Aquades
26 AgCl2
27 Hidrogen Peroksida 0,3 M 3%
28 Ammonium nintrat 2mL 1gr
29 Ammonium klorida 0,25-0,5 mL 50-100gr
30 Ammonium karbonat 0,3mL
31 Asam Asetat 6M
32 AgCl2
33 KCN
34 Asam Oksalat
35 NH4Cl 20%
36 NH4NO3
37 PBO2 250gr
38 Etil Alkohol
39 Ammonium Sulfat
40 Ammonium Oksalat
41 Seng Uranis Asetat

VII. PROSEDUR PERCOBAAN


• Analisis kation golongan I

Larutan Sampel

1) Ditambahkan beberapa tetes HCl 6M


2) Ditambahkan 1-2 tetes HCl encer
3) Disentrifuge

Endapan Filtrat
Gol II, III, IV, V
4) Dicuci endapanya
5) Dipanaskan dalam penangas air
mendidih selama 1 menit
6) Disentrifuge

Filtrat Pb + Endapan
7) Ditambahkan 2 tetes larutan
CH3COOH 7) Dilarutkan dalam 0,5 mL
8) Ditambahkan 1 tetes larutan NH4OH
K2CrO2 8) Dipanaskan
9) Diaduk
10) Disentrifuge
Endapan kuning
PbCrO4

Filtrat Endapan hitam


Hg(NH2)Cl dan Hg
11) Ditambahkan HCl atau
HNO3 encer

Endapan putih
AgCl

Reaksi-Reaksi :
• Pb2+ + 2Cl- → PbCl2 ↓
• Ag+ + Cl- → AgCl ↓
• Hg22+ + 2Cl- → Hg2Cl2 ↓
• Pb2+ + CrO42- → PbCrO4 ↓ (endapan kuning)
• Hg2Cl2 + 2NH3 → Hg↓ + Hg(NH3)Cl ↓ + NH4+ +Cl- (Endapan
hitam)
• AgCl ↓ + 2NH3 → [Ag(NH3)2]+ + Cl-
• [Ag(NH3)2]+ +Cl- + HNO3 → AgCl↓ + NH4NO3
• [Ag(NH3)2]+ +Cl- AgCl + NH4+ (Svehla,1985)
• Analisis kation golongan II A

Filtrat Golongan II, III, IV, V

1. Ditambahkan 4 tetes larutan H2O2 3%


2. Ditambahkan HCl hingga [H+] 0,3 M
3. Dipanaskan dalam penangas air 2-3 menit
4. Dialiri gas H2S
5. Disentrifuge
6. Di cuci endapannya

Endapan gol. II Filtrat golongan II, IV,V


HgS, PbS, Bi2S3, CuS, CdS,
SnS, Sb2S3, AsS3.
7. Ditambahkan 4 tetes H2S yang baru dibuat

8. Disentrifuge

9. Dicuci endapan dengan air

Endapan gol. II A Filtrat gol. II B

HgS, PbS, Bi2S3, CuS, SnS2-, Sb2S33-, AsS32-.


CdS
10. Ditambahkan 1 – 1,5 mL asam nitrat encer

11. Diletakkan dalam penangas air selama 1-3 menit

12. Disentrifuge

13. Dicuci endapan dengan 0,5 mL air

14. Dibuang air cuciannya


Endapan hitam HgS Filtrat Pb2+, Bi+, Cu2+, Cd3+

15. Ditambahkan 5 tetes NaOCl 1M


16. Ditambahkan 1 tetes HCl encer
15. Ditambahkan larutan
17. Dipanaskan dalam penangas air
selama 1 menit NH3 pekat berlebih

18. Ditambahkan 1-2 tetes SnCl2 pada 16. Disentrifuge


larutan jernihnya
17. Dipanaskan
Endapan putih menjadi
abu-abu atau hitam

Hg(II)

Endapan Bi(OH)3 Pb(OH)2 Filtrat Cu(NH3)42+,


Cd(NH3)42+
19. Ditambahkan 1mL NaOH

20. Diletakkan pada penangas air 2-3


menit

21. Disentrifuge

Endapan Bi2S3 Filtrat Pb(OH)42+


22. Dicuci dengan 5 mL air 22. Diasamkan dengan asam

23. Dibuang air cuciannya asetat encer

24. Ditambahkan 1mL pereaksi Na- 23. Ditambahkan 2 tetes

stannit (1-2mL SnCl2 + NaOH tetes demi larutan kalium kromat

tetes sampai endapan Sn(OH)2 larut)

Endapan hitam Endapan kuning PbCrO4


adanya Pb(II)
Adanya Bi(II)

Filtrat Cu(NH3)42+, Cd(NH3)42+

Biru Tidak berwarna biru, Cd(NH3)42+

18. Dialirkan gas H2S dalam


10 detik dalam larutan
amoniakal

Endapan kuning CdS

Adanya Cd(II)

18. Diasamkan dengan asam 18. Ditetesi KCN sambal


diaduk sampai warna biru
19. Ditambahkan 1 tetes
menghilang
larutan kalium ferosianida
19. Dialiri gas H2S selama
30-40 detik

Endapan coklat kemerahan Endapan kuning CdS adanya


adanya Cu(II) Cd(II)
Reaksi – reaksi :

• Hg2+ + S2- → HgS 


• Pb2+ + S2- → PbS 
• Bi3+ + S2- → Bi2S3 
• Cu2+ + S2- → CuS 
• Cd2+ + S2- → CdS 
• As3+ + S2- → As2S3 
• Sb3+ + S2- → Sb2S3 
• Sn2+ +. S2- → SnS 
• 2Hg2+ + Sn2+ 2Cl- → Hg2Cl2  + Sn4+
• HgS  + 2HCl → Hg2Cl2 + H2S

• Bi3+ + NO3- + 2NH3 + 2H2O → Bi(OH)2NO3  + 2NH4+

• Analisis kation Golongan IIB

Filtrat Golongan II B

1. Ditambahkan HCl tetes demi tetes


sampai larutan bersifat asam
2. Dialiri gas H2S selama 30-60 detik

Filtrat Sb3+, Sb4+ Endapan HgS, As2S3,


As2S5
3. Dicuci Diletakkan dalam
dengan air
Filtrat A Filtrat B 4 .Ditambahkan HCl pekat
0,5-1 ml
5. penangas air sampai 2-3
menit
Cara 1 Cara 2 2. Disentrifuge
3. Dicuci endapan dengan
1. Ditambahkan 1. Ditambahkan 0,5 ml HCl encer
NH3 sampai kristal kecil
tepat basa NaNO3
2. Ditambahkan 2. Ditambahkan 2 Endapan HgS, As2S3, As2S5
asam oksalat tetes
3. Dialiri Gas Rhomanine B
H2S selama 20- ke dalam 2
30 detik tetes larutan
Warna Endapan HgS, As2S3, As2S5
Endapan
Jingga lembayung
Sb(II) ion Sb(III) 8. Dicuci dengan air
9. Dibuang cuciannya
10. Ditambahkan 0,5 ml
NH3 encer
11.Diaduk dan disentrifuge

Filtrat Endapan gelap


H2S
13. Ditambahkan HNO3
encer
Endapan
kuning As2S3

14. Dilarutkan dalam 0,5 ml NH3 encer


panas
15. Ditambah 0,5 ml H2O2 3%
16. Dipanaskan pada penangas air 3
menit
17. Ditambahkan 4 tetes Mg(NO3)2

Endapan putih
Mg(NH4)AsO4
18. Disentrifuge
19. Dibuang filtratnya
20. Ditambahkan 2 tetes AgNO3
21. Ditambahkan 1 tetes CH3COOH
encer

Endapan coklat
kemerahan As(III)

Cara 1 Cara 2
1. Ditambahkan 5-10 mg
3. Dimasukkan 2 cm kawat serbuk Mg
besi atau 20 mg 2. Ditambahkan 2 tetes
4. Dipanaskan dalam FeCl3
penangas air 3-5 menit 3. Ditambahkan 2-3tetes
5. Ditambahkan 2 tetes larutan asam tartrat 5%
larutan HgCl2 pada larutan 4. Ditambah 2 tetes dimetil
jernihnya glioksin
5. Dibasakan dengan NH3
Endapan Putih encer

Hg2Cl Warna merah


(Sn(IV))

Reaksi-reaksi:
1. Hg2+ + S2- → HgS ↓

2. As3+ + S2- → As2S3 ↓

3. Sb3+ + S2- → Sb2S3 ↓

4. Sn2+ + S2- → SnS ↓

5. 2Hg2+ + Sn3+ + 2Cl- → Sn4+ + Hg2Cl2 ↓

6. AsO43- + Hg2+ +NH4+ → Mg(NH4)AsO4 ↓

7. AsO43- + Ag+ → Ag3AsO4 ↓

8. 2Sb3+ +H2S → 6H+ + Sb2S3 ↓

9. Sb3+ +Rhomanine B → N(C2H5)2 ↓


N(C2H5)2 C (C2H5)2N

CH3COOH
10. Sn4+ + Fe → Fe3+ + Sn4+ ↓

11. Sn2+ + Hg2Cl2 → Sn4+ +2Cl- + Hg2Cl2 ↓

• Analisis kation Golongan IIIA

Filtrat golongan III, IV, V

1. Didihkan sampai gas H2S hilang


2. Ditambahkan 3 tetes HNO3 pekat
3. Didihkan
4. Ditambahkan 3 tetes NH4Cl 20%
5. Dipanaskan pada penangas air
6. Ditambahkan NH3 pekat
7. Diteteskan pada penangas air 2-3 menit
8. Disentrifuge

Endapan golongan III A Filtrat golongan III B, IV, V


Fe(OH)3, Cr(OH)3,
Al(OH)3, MbO2, xH2O

1. Dicuci dengan NH3 encer


2. Dibuang air cuciannya
3. Ditambahkan 2 mL NaOH
4. Ditambahkan 1 mL H2OH 2%
5. Didiamkan sampai O2 hilang
6. Disentrifuge

Endapan Filtrat
Fe(OH)3, MnO2, xH2O Al(OH)4-, CrO42-
Endapan
Fe(OH)3, MnO2,
xH2O
7. Dicuci
8. Dilarutkan HNO3
encer
9. Ditambahkan 2 tetes
H2O2 3% H2SO3
jenuh
Larutan A Larutan B
10. Ditambahkan 1 10. Diencerkan dengan 1
tetes K4Fe(CN)6 mL aquades
Endapan biru Fe 11. Didinginkan
12. Ditambahkan 10 Mg
NaBiO3
13. Dikocok
14. Diendapkan

Endapan putih Al

Filtrat
Al(OH)4-, CrO43-

Larutan C uji Cr Larutan D uji Al

7. Diasamkan dengan 7. Diasamkan dengan HCl encer


CH3COOH encer 8. Ditambahkan NH3 encer
8. Ditambahkan 1 tetes 9. Ditambahkan 1 tetes NH3 encer
Pb(CH3COOH)2 10. Dipanaskan di penangas air
Endapan kuning
PbCrO4 Endapan putih Al
Reaksi – reaksi:
▪ Fe + HNO3 + 3H+ → Fe3+ + NO↑ + 2H2O
▪ Fe2+ + 2OH- → Fe(OH)2↓ (putih)
▪ Fe3+ + 3NH3 + 3H2O → 3NH4+ +Fe(OH)3↓ (coklat)
▪ 2Fe3+ + H2O2 + 2H+ → 2Fe3+ + 2H2O
▪ Fe3+ + [Fe(CN)6]3- → Fe3+ + [Fe3+(CN)6]6-
▪ 2Mn2+ + 5NaBiO3 + 14H+ → 2MnO4- + 5Bi3+ + 5Na+ + 7H2O
▪ Al3+ + 3NH3 + 3H2O → 3NH4+ + Al(OH)3↓ (putih)
▪ 2Al + 6HCl → 2Al3+ 3H2↑ + 6Cl-

• Analisis kation golongan IIIB

Filtrat Gol III B,IV,V

1) Ditambahkan 1-2 tetes NH3 encer


2) Dipanaskan
3) Dialiri gas H2S
4) Disentrifuge
5) Dicuci

Endapan golongan III B Filtrat Gol IV danV


CuS, MnS, ZnS, NiS

6) Diaduk dengan 1 mL HCl 1 M


7) Disentrifuge
8) Didekantasi

Enadapan CuS, NiS Filtrat (Mn2+ dan Zn2+)

9) Ditambahkan 10-15 tetes HCl 19) Dididihkan


encer 20) Didinginkan
10) Ditambahkan 5 tetes NaOCl 21) Ditambahkan 1 mL
11) Diaduk diatas penangas air NaOH
selama 1-2 menit 22) Ditambahkan 4 tetes
12) Dididihkan agar Cl2 hilang H2O 3%
23) Disentrifuge
Larutan A Larutan B
Filtrat [Zn(OH)2]2+ Endapan
13) Ditambahkan 1-2 tetes 16) Ditambahkan 1tetes MnO2 – x
14) Ditambahkan 50 mg NH4Cl 25) Dialiri gas H2S H2O
NH4SCN padat 17) Ditambahkan NH4OH
Endapan putih
15) Dikocok hingga bersifat basa
ZnS terdapat Zn
18) Ditambahkan 2-3 tetes
dimetil glioksin
Warna biru pada Endapan merah
lapisan alkohol jambu (terdapat Ni
(terdapat Co)

Endapan
MnO2 – x
H2O
24) Dilarutkan dalam 0,5mL
HNO3 encer
25) Ditambahkan 1-2 tetes
H2O2 3%mL air
26) Dididihkan
27) Didinginkan, ditambahkan
0,5mL HNO3 pekat dan 250
mg MgPbO2
28) Dididhkan

Larutan MnO4- warna


ungu (terdapat Ni)

Reaksi -reaksi :

• CO2+ + NH3 + H2O → CO(OH)NO3↓ + NH4+


• 2H+ + [CO(SCN)4]2+ → H2[CO(SCN)4]
• Ni + 2HCl → Ni2+ + 2Cl- + H2 ↑
• Ni2+ + 2NH3 + 2H2O → Ni(OH)2 ↓ + 2NH4+
• Ni2+ + 2OH- → Ni(OH)2↓
• Ni2+ + H3C C=N OH
H3C C=N OH

H
O O
.

.

H2 C N C
N
C Ni
N i N C
H2 C
.

O O
H
• Mn2+ + S2- MnS
• 2Mn2+ + 5NaBrO3 + 14 H+ 2MnO4 + 5Bi3+ + 5Na+ + 12H2O
• 5PbO2 + 2Mn2+ + 4H+ 2MnO4- + 5Pb2+ + 12H2O
• Analisis kation golongan IV

Fitrat Golongan IV dan V

1) Ditambahkan 5 tetes NH4Cl


2) Ditambahkan NH4OH 6M tetes demi tetes
3) Ditambahkan 6 tetes (NH4)2CO3
4) Diletakan diatas penangas air
5) Disentrifuge

Endapan Filtrat gol V


BaCO3, SrCO3, CaCO3

6) Dicuci dengan beberapa tetets air dan 1 tetes


(NH4)2CO3
7) Dilarutkan endapan dalam 3-4 tetes CH3COOH
6M
8) Ditambahkan 2 tetes K2CrO4
9) Diaduk sekitar 1 menit
5) Disentrifuge

Endapan kuning Filtrat Sr2+ dan Ca2+


BaCrO3
13) Dicuci NH4OH tetes demi tetes
10) Dicuci dengan air sampai air pencuci tidak sampai basa
berwarna 14) Dipekatkan sampai 0,5 mL- 1mL
11)Ditanbah 2 tetes HCl 6M 15) Ditambahkan lHl alkohol dengan
12) Dilakukan uji nyata dengan kawat pt/Ni-Cr volume sama
16) Didinginkan dibawah air kran
Nyala warna hijau terdapat Ba 17) Didiamkan ± 5 menit
5) Disentrifuge
Endapan kuning (terdapat Si)

18) Disentrifuge
19) Dipisahkan endapan dan filtratnya
20) Endapan jangan dicuci

Endapan SrCrO4 Filtrat


21) Ditambahkan 10 tetes ammonium sulfat 28) Dilakukan sampai volume 0,5 mL
22) Dididihkan selama 1 menit dan dibuang endapannya
23) Didinginkan dan disentrifuge 29) Ditambahkan 2 tetes NH4OH
24) Dicuci endapan dengan air encer
25) Dibuang air cucianya 30) Ditambahkan 2 tetes ammonium
26) Ditambahkan 2 tetes HCl 6M oksalat
27) Dilakukan uji nyala
Endapan putih
Nyala merah (terdapat Si) 28) Disentrifuge
32) Dipisahkan
33) Ditambahkan 2 tetes HCl 6M pada
endapan
34) Dilakukan uji nyala

Nyala merah (terdapat ca)

Reaksi-reaksi :
• Ba2+ + CO32- → BaCO3 ↓
• Ba2+ + CrO32-→ BaCrO4 ↓ (kuning)
• Sr2+ + CO32- → SrCO3 ↓
• Sr2+ + CO42- → SrCO4 ↓ (kuning)
• Ca2+ + CO32- → CaCO3 ↓
• Ca2+ + CO42- → CaCO3 ↓
• Ca2+ + (-COOH)32- → Ca(COOH)2 ↓ (putih) (Shevla,1985)
• Analisis kation golongan V

Filtrat golongan V
Dibagikan ke 4 tabung

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4

1. Ditambahk 4. Diuapkan 2 tetes 10. Diuapkan


an 1 tetes larutan 2 tetes 13. Ditambahkan
5. Ditambahkan 2 larutan 8 tetes seng
NH4OH
tetes HNO3 pekat
6M uranil asetat
6. Diuapkan 11.Ditambah
2. Ditambahk 7. Diteteskan 1 kan 1 tetes 14. Didinginkan
an 1 tetes tetes CH3COOH HCl 6M dibawah air
Na2HPO4 6M dan 3-4 tetes pada residu kran
3. Dibiarkan pada residu
beberapa 8. Diaduk dan 12. Dilakukan 15. Didiamkan
menit dipindahkan ke uji nyala
Kaca arloji 16. Disentrifuge
pada kaca
Endapan putih 9. ditambahkan 1 kobalt
tetes natrium
MgNH4PO4 kobalt nitrit
Warna nyala
Endapan
ungu Endapan
kuning
kemerahan kuning
(adanya K) melalui kaca
(adanya Na)
(terdapat K)

Reaksi reaksi :
• Mg2+ + 2OH- Mg(OH)2
• Mg2+ +NH3 + HPO42- Mg(NH4) PO4CO (putih)
• 3K1 + [CO(NO2)6]2- K6[CO(NO2)6] (kuning)
• Na+ +ZN (UO2)3 (CH3COO)9 NaZn (UO2)3 (CH3COO)9 (kuning) +
9H2O
(Shevla, 1985)
• Pengujian NH4+

NH4+

Larutan NH4+ Padatan NH4+

1. Diambil 2 1. Diambil
tetes sedikit
2. Dimasukkan 2. Dimasukkan
kedalam kedalam
tabung reaksi tabung reaksi
3. Ditambahkan 3. Ditambahkan
6 tetes NaOH 6 tetes NaOH
(jangan (jangan
sampai NaOH sampai NaOH
mengenai mengenai
dinding dinding
tabung) tabung)
4. Diletakkan 4. Diletakkan
kertas lakmus kertas lakmus
diatas tabung diatas tabung
dan dan setengah
setengahnya bagiannya
masuk masuk ke
kedalam dalam tabung
tabung 5. Dipanaskan
5. Dipanaskan

Warna kertas lakmus Warna kertas lakmus


bagian bawah berubah bagian bawah berubah
warna menjadi biru warna menjadi biru
(NH4+) (NH4+)

• Alternatif lain (pengganti) bila tidak ada kertas lakmus

Larutan atau padatan NH4+ yang


telah ditambahkan 6 tetes NaOH

1. Dipanaskan
2. Dicium baunya

Bau menyengat (NH4+)


Reaksi reaksi :
Nh4+ + OH- NH3 + H2O ( Shevla, 1985)

• Analisis Anion
a) Membuat Larutan Persiapan
Sampel

1) Dipanaskan dengan Na2CO3 jenuh


2.) Disaring endapannya

Endapan (tidak digunakan) Larutan persiapan

3) Dibagi ke 11
tabung reaksi

SO42- NO3- Cl- Br- I- S2- SO32- S2O32- PO43- CO32- CH3COO-

b) Pembuktian ion sulfat (SO42-)


Larutan persiapan

1) Ditambahkan larutan HCl 6M sampai asam


2) Dididihkan
3) Ditambahkan larutan BaCl2
Endapan putih BaSO4

Reaksi : SO42- + Ba2+ → BaSO4 ↓ (Svehla, 1985)


c) Pembuktian ion Nitrat (NO3-)
Larutan persiapan

1) Ditambahkan H2SO4 pekat


2) Ditambahkan FeSO4 jenuh perlahan-lahan lewat dinding
Cincin coklat

Reaksi : - 2NO3- + 4H2SO4 + 6Fe2+ → 6Fe3+ + 2NO↑ + 4SO4+ + 4H2O


- Fe2+ + 2NO↑ → [Fe(NO)]2+ (Svehla, 1985)
d) Pembuktian ion Ionida (Cl-)
Larutan persiapan

1) Ditambahkan AgNO3
Endapan putih

2) Ditambahkan larutan amonia


Endapan larut
Reaksi : - Cl- + Ag+ → AgCl ↓
- AgCl ↓ + 2NH3 → [Ag(NH3)2]+ + Cl- (Svehla, 1985)
e) Pembuktian ion Bromida (Br-)

Larutan persiapan

1) Ditambahkan AgNO3
Endapan putih

2) Ditambahkan larutan ammonia pekat


Endapan larut

Reaksi : - Br- + Ag+ → AgBr ↓


- AgBr ↓ + 2NH3 → [Ag(NH3)2]+ + Br- (Svehla, 1985)
f) Pembuktian ion Iodida (I-)

Larutan persiapan

1) Ditambahkan CuSO4
Endapan coklat tembaga(II) iodide dan iodium

2) Ditambahkan larutan natrium tiosulfat


Warba coklat hilang (adanya ion iodida

Reaksi : - 4I- + 2Cu2+ → CuI ↓ +I2


- I2 + 2S2O32- → 2I- + S4O62- (Svehla, 1985)
g) Pembuktian ion Sulfida (S2-)

Larutan persiapan

1) Ditambahkan larutan Pb- asetat

Endapan hitam Timbal(II) Sulfida (adanya ion sulfida

Reaksi : Pb2+ + H2S → PbS ↓ + 2H+ (Svehla, 1985)


h) Pembuktian ion Sulfit (SO32-)

Larutan persiapan

1) Ditambahkan larutan perak nitrat


Endapan putih

2) Ditambahkan larutan natrium sulfat berlebih


Endapan larut (adanya ion sulfit)

3) Didihkan
Endapan abu-abu Ag

Reaksi : - SO32- + Ag+ → [AgS O3]-


- [AgSO3]- + Ag+ → AgSO3 ↓ (putih)
- AgSO3 ↓ + SO32- → 2[AgSO3]-
- 2[AgSO3]- → 2Ag + SO42- + SO3 (Svehla, 1985)
i) Pembuktian ion Tiosulfat (S2O32-)

Larutan persiapan

1) Ditambahkan larutan I2 berwarna coklat

Warna coklat hilangn pada larutan (adanya ion tiosulfat

Reaksi : Pb2+ + H2S → PbS ↓ + 2H+ (Svehla, 1985)


j) Pembuktian ion Karbonat (CO32-)

Larutan persiapan

1) Ditambahkan Kalsium Klorida

Endapan putih (adanya ion karbonat)

Reaksi : CO32- + Ca2+ → CaCO3 ↓ (putih) (Svehla, 1985)


k) Pembuktian ion Fosfat (PO42-)

Larutan persiapan

1) Ditambahkan MgCl2, NH4Cl, NH4OH

Endapan putih MgNH4PO4 (adanya ion fosfat)

Reaksi : HPO4- + Mg2+ + NH3 → MgNH4PO4 ↓ (Svehla, 1985)


l) Pembuktian ion Asetat ( CH3COO-)

Larutan persiapan

1) Ditambahkan larutan FeCl3


Larutan warna coklat
2) Diencerkan
3) Dipanaskan

Endapan coklat Fe(OH)2 CH3OO-)

Reaksi : - 6CH3COO- + 3Fe3+ + 2H2O → [Fe(OH)3 (CH3COO)6]+ + 2H+


- [Fe(OH)3 (CH3COO)6]+ + 4H2O → Fe(OH)3 CH3COO↓ +
3 CH3COOH + H+ (Svehla, 1985)
Reaksi – reaksi :

• Hg2+ + S2- → HgS 


• Pb2+ + S2- → PbS 
• Bi3+ + S2- → Bi2S3 
• Cu2+ + S2- → CuS 
• Cd2+ + S2- → CdS 
• As3+ + S2- → As2S3 
• Sb3+ + S2- → Sb2S3 
• Sn2+ +. S2- → SnS 
• 2Hg2+ + Sn2+ 2Cl- → Hg2Cl2  + Sn4+
• HgS  + 2HCl → Hg2Cl2 + H2S

• Bi3+ + NO3- + 2NH3 + 2H2O → Bi(OH)2NO3  + 2NH4+

• Cu2+ + 2CN- → Cu(CN)2 

• Cd2+ + 2CN- → Cd(CN)2 

• Cd2+ + H2S → CdS  + 2H+

(Svehla, 1985)
VIII. HASIL PENGAMATAN
1) Percobaan Kation Golongan 1
Hasil Pengamatan
Prosedur Percobaan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
A. Kation golongan I
- Larutan - Larutan - Pb2+ + 2Cl- → PbCl2 ↓ Berdasarkan
Larutan Sampel

1) Ditambahkan beberapa tetes HCl 6M


Sampel BE sampel BE + - Ag+ + Cl- → AgCl ↓ Percobaan
2) Ditambahkan 1-2 tetes HCl encer
3) Disentrifuge
= berwarna 2 tetes HCl - Hg22+ + 2Cl- → HgCl2 yang telah

Endapan Filtrat
Gol II, III, IV, V keruh 6M = larutan dilakukan
4) Dicuci endapanya
- Pb2+ + CrO42- →
5) Dipanaskan dalam penangas air
mendidih selama 1 menit - Larutan berwarna dapan
6) Disentrifuge
- PbCrO4 ↓ (endapan
Sampel Keruh disimpulkan
Filtrat Pb2 + Endapan kuning)
7) Ditambahkan 2 tetes larutan 7) Dilarutkan dalam 0,5 mL CD = tidak endapan bahwa sampel
CH3COOH
8) Ditambahkan 1 tetes larutan
NH4OH
8) Dipanaskan
- Hg2Cl2 + 2NH3 →
K2CrO2
Endapan kuning
9) Diaduk
10) Disentrifuge
berwarna putih ++ Be tidak dapat
PbCrO4
- Hg↓ + Hg(NH2)Cl ↓ +
- HCl 6M = - Ditambahkan membuktikan
NH4+ +Cl- (Endapan
Filtrat Endapan hitam
Hg(NH2)Cl dan Hg
7) Ditambahkan HCl atau
HNO3 encer tidak 2 tetes HCl kation Pb2+
Endapan putih hitam)
AgCl
berwarna encer = karena tidak
- Aquades = larutan - AgCl ↓ + 2NH3 → terbentuk
[Ag(NH3)2]+ + Cl-
tidak berwarna endapan
- [Ag(NH3)2]+ +Cl- +
berwarna putih keruh HNO3 → AgCl↓ + kuning, dan
endapan NH4NO3 tidak dapat
putih +++ membuktikan
- HCl encer - Disentrifuge - [Ag(NH3)2]+ adanya kation
= tidak = lautan + Cl- AgCl + Hg22+ kareana
berwarna tidak NH4+ tidak terjadi
- CH3COOH berwarna - PbCl2 + 2CH3COOH endapan hitam
= tidak dan endapan → Pb(CH3COO)2 + Namun,
berwarna - Dipanaskan 2HCl membuktikan
- K2CrO4 = 1 mnt (Shevla, 1985) adanya kation
berwarna endapan = Ag+ yang
kuning tidak dibuktikan
- NH4OH = berwarna dengan larutan
tidak dan endapan keruh yang
berwarna sedikit larut berwarna
- Disentrifuge putih dan jika
= endapan di didiamkan
putih dan akan
filtrat tidak mengendap.
berwarna Kemudian
- Filtrat larutan sampel
Ditambahkan CD
2 tetes membuktikan
CH3COOH = adanya kation
tidak Pb2+ yang
berwarna ditandakan
- Ditambahkan dengan
1 tetes terdapat
K2CrO4 = endapan
larutan kuning setelah
berwarna ditambahkan
kuning dan K2CrO4
tidak ada
endapan
- Endapan
dilarutkan
dalam
NH4OH =
tidak
berwarna
dan endapan
putih
- Dipanaskan
= endapan
sedikit larut
- Diaduk dan
disentrifuge
= filtrat tidak
berwarna
dan endapan
putih
- Filtrat
ditambahkan
3 tetes HCl
encer =
larutan keruh
berwarna
putih
- Larutan
sampel CD
ditambahkan
2 tetes HCl
6M = tidak
berwarna
dan endapan
putih
- Ditambahkan
2 tetes HCl
encer = tidak
berwarna
dan endapan
putih
- Disentrifuge
= endapan
putih dan
filtrat tidak
berwarna
- Dipanaskan
1 mnt =
endapan
sedikit
terlarut
- Disentrifuge
= endapan
putih dan
filtrat tidak
berwarna
- Filtrat CD
ditambahkan
2 tetes
CH3COOH =
tidak
berwarna
- Ditambahkan
1 tetes
K2CrO4 =
larutan
kuning dan
terbentuk
endapan
berwarna
kuning
2) Percobaan Anion
Hasil Pengamatan
Prosedur Percobaan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
D.
- Sampel - Larutan - MAXB + Na2CO3 → Berdasarkan
Sampel

1) Dipanaskan dengan Na2CO3 jenuh


BE = sampel BE + NaBX + M2(CO3)A + Percobaan
2.) Disaring endapannya

Endapan (tidak digunakan) Larutan persiapan


keruh 3 tetes ANabY yang telah
3) Dibagi ke 11
tabung reaksi - Sampel Na2CO3 - SO42- + HCl → H2SO4 dilakukan
SO42- NO3- Cl-
Br - I- S2- SO32- S2O3 2- PO4 3- CO32- -
CH3COO

a) Pembuktian ion sulfat (SO42-)


CD = jenuh = + 2Cl pada Larutan
2-
Larutan persiapan

1) Ditambahkan larutan HCl 6M sampai asam


tidak larutan keruh - SO + Ba2+ → BaSO4 sampel BE
2) Dididihkan
3) Ditambahkan larutan BaCl2
Endapan putih BaSO4
berwarna dan ↓ ditemukan ion
a) Pembuktian ion Nitrat (NO3-)
- Larutan menghasilkan - 2NO3- + 4H2SO4 + sulfat yang
Larutan persiapan

1) Ditambahkan H2SO4 pekat


2) Ditambahkan FeSO4 jenuh perlahan-lahan lewat dinding Na2CO3 = endapan 6Fe2+ → 6Fe3+ + 2NO↑ dibuktikan
Cincin coklat

a) Pembuktian ion Ionida (Cl-)


tidak cokelat + 4SO4+ + 4H2O terdapat
Larutan persiapan

1) Ditambahkan AgNO3 berwarna - Fe2+ + 2NO↑ → endapan putih


Endapan putih

2) Ditambahkan larutan amonia - HCl 6M = - Larutan [Fe(NO)]2+ dan ion nitrat


Endapan larut

tidak persiapan Cl- + Ag+ → AgCl ↓ yang


berwarna ditambahkan AgCl ↓ + 2NH3 → dibuktikan
3 tetes HCl [Ag(NH3)2]+ + Cl- dengan
6M = larutan terdapat cincin
- BaCl2 = keruh (Shevla, 1985) cokelat, pada
tidak berwarna larutan sampel
berwarna putih dan CD didapatkan
- H2SO4 = endapan ion sulfat yang
tidak putih dibuktikan
berwarna - Dipanaskan 1 dengan
- FeSO4 = mnt = terdapat
berwarna endapan endapan putih
kuning sedikit larut dan ion
- AgNO3 = - Ditambahkan klorida yang
tidak BaCl2 = dibuktikan
berwarna larutan keruh dengan
- Larutan putih dan endapan yang
Amonia endapan larut meskipun
(NH4OH) putih++ tidak
= tidak sempurrna
berwarna - Larutan
persiapan + 4
tetes H2SO4
pekat = tidak
berwarna dan
terdapat
gelembung

- Larutan
persiapan + 4
tetes H2SO4 +
FeSO4 =
cincin cokelat

- Larutan
persiapan
ditambahkan
AgNO3 =
larutan putih
dan endapan
putih

- Ditambahkan
Larutan
Amonia
(NH4OH) =
Larutan putih
dan terdapat
endapan
(tidak larut)

- Larutan
sampel CD
ditambahkan
Na2CO3 =
larutan keruh
dan endapan
putih

- Larutan
persiapan
ditambahkan
3 tetes HCl
6M = larutan
keruh dan
endapan
putih

- Dipanaskan 1
mnt =
endapan
sedikit larut

- Ditambahkan
3 tetes BaCl2
= tidak
berwarna dan
endapan
putih

- Larutan
persiapan
ditambahkan
H2SO4 =
tidak
berwarna dan
terdapat
gelembung
- Ditambahkan
FeSO4 =
larutan tidak
berwarna dan
endapan
berwarna
kuning
kehijauan
- Larutan
persiapan
ditambahkan
AgNO3 =
larutan putih
dan endapan
putih
- Ditambahkan
larutan
amonia =
larutan keruh
berwarna
putih
menandakan
endapan
sedikit larut
tetapi masih
memiliki
sedikit
endapan
IX. PEMBAHASAN
Percobaan yang telah dilakuakan dalam 2 sampel yaitu sampel BE dan
sampel CD untuk menganalisis kation dan anion dalam kedua sampel
tersebut.
1. Sampel BE
a) Analisis kation
Pada praktikum ini digunakan larutan sampel BE. Perlakukan
pada sampel BE untuk mengindentifikasi kation dan anion dalam
sampel tersebut. Larutan sampel BE berwarna putih keruh
dimasukan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 tetes
HCl 6M menghasilkan larutan berwarna putih keruh dan terbentuk
endapan putih ++, lalu ditambahkan 2 tetes HCl encer tidak ada
perubahan tetap terbentuk endapan dan berwarna putih keruh.
Penambahan HCl tersebut berfungsi mengendapkan kation golongan
I dan membuat larutan tersebut dalam suasana asam. Kemudian
disentrifuge selama 2 menit membentuk filtrat tidak berwarna untuk
identifikasi golongan II, III, IV, V dan endapan putih . Sentrifuge
berfungsi untuk mengendapkan seluruh kation Pb2+, Hg22+, dan Ag+.
• Pb2+ + 2Cl- → PbCl2 ↓
• Ag+ + Cl- → AgCl ↓
• Hg22+ + 2Cl- → Hg2Cl2 ↓
Kemudian dipisahkan antara filtrat dengan endapan
menggunakan kertas saring, lalu endapan tersebut dicuci dengan
aquades, pencucian dengan aquades bertujuan agar filtrat golongan
II,III,IV, V tidak tertinggal di endapan tersebut. Endapan dimasukan
kedalam tabung reaksi ditambahkan aquades ½ tetes kemudian
dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 1 menit , pada
proses pemanasan terjadi perubahan suhu sehingga energi
kinetiknya semakin besar menyebabkan entropi sistem naik dan
partikel-partikel dalam larutan tersebut bergerak acak dan saling
bertabrakan maka dari itu mempercepat pelarutan PbCl2, PbCl2 dapat
dilarutkan dalam air panas sedangkan Hg2Cl dan AgCl tidak terlarut
dalam air panas (mengendap), lalu disentrifuge selama 1 menit dan
disaring menggunakan kertas saring dan terbentuk filtrat tidak
berwarna dan endapan. Untuk filtrat diduga mengandung Pb+ dan
endapan berisi Ag+ atau Hg2+.
Perlakuan untuk filtrat ditambahkan 2 tetes larutan CH3COOH
3M larutan tidak berwarna. Penambahan CH3COOH dilakukan
dengan tujuan untuk malarutkan Pb, karena Pb adalah logam yang
mudah larut terlebih lagi dengan asam lemah. Lalu ditambahkan 1
tetes larutan K2CrO4 menghasilkan larutan berwarna kuning dan
tidak terjadi endapan. Fungsi K2CrO4 adalah untuk mengidentifikasi
adanya kation Pb+ dalam filtrat tersebut. Pada filtrat tersebut tidak
terbentuk endapan kuning sehingga tidak teridentifikasi adanya
kation Pb+. Reaksi yang terjadi :
• PbCl2 + 2CH3COOH → Pb(CH3COO)2 + 2HCl
• Pb2+ + CrO42- → PbCrO4 ↓ (endapan kuning)
Kemudian perlakuan untuk endapan dilarutkan dalam 2 mL
NH4OH tidak terjadi perubahan warna dan menghasilkan endapan.
Dilarutkan dalam NH4OH bertujuan untuk memisahkan Ag+ sebagai
filtrat dan Hg2+ sebagai endapan. Perbedaan Hg dalam golongan I
dan golongan II adalah Hg dalam golongan I berupa Hg22+ atau
Merkurium(I), sedangkan pada golongan II berupa Hg2+ atau
Merkurium(II). Lalu dipanaskan selama 1 menit agar Ag larut dan
Hg mengendap karena pada proses pemanaskan terjadi percepatan
reaksi ketika kenaikan suhu yang menyebabkan entropinya naik
partikel-partikel tersebut bergerak acak dan energi kinetiknya besar
membuat partikel tersebut bertabrakan dan terjadi reaksi eksoterm
pada proses ini tidak terjadi perubahan apapun. Adapun NH4OH
sama dengan NH3 keduanya memiliki kepolaran yang sama dan
karena NH4OH terbuat dari NH3 yang telah dilarutkan dengan
aquades. Kemudian di sentrifuge dan membentuk filtrat dan
endapan putih. Endapan putih menandakan tidak adanya Hg(NH2)Cl
dan Hg karena untuk memverifikasi hal tersebut adalah terbentuknya
endapan hitam. Selanjutnya filtrat tersebut ditambahkan HCl encer
untuk melarutkan Ag dan filtrat berwarna putih keruh jika didiamkan
akan terbentuk endapan putih yang mengidentifikasi bahwa adanya
kation Ag+. Reaksi yang terjadi :
• Hg2Cl2 + 2NH3 → Hg↓ + Hg(NH3)Cl ↓ + NH4+ +Cl- (Endapan
hitam)
• AgCl ↓ + 2NH3 → [Ag(NH3)2]+ + Cl-
• [Ag(NH3)2]+ +Cl- + HNO3 → AgCl↓ + NH4NO3
• [Ag(NH3)2]+ + Cl- AgCl + NH4+
b) Analisis Anion
Pertama dilakukan pembuatan larutan persiapan. Dimasukan 6
tetes larutan sampel BE pada tabung rekasi kemudian ditambahkan
3 tetes Na2CO3 jenuh menghasilkan larutan keruh coklat dan
endapan coklat lalu dipanaskan selama 1 menit agar dapat
melepaskan CO2 dan melarutkan garam yang belum terlarutkan .
Digunakan Na2CO3 karena senyawa garam yang dapat terlarut dan
mampu memisahkan endapan yang mengandung kation dan filtrat
yang berisi anion. Pada pembuatan larutan persiapan bisa
menggunakan garam lainya yaitu Reaksi pengendapan : (i) Sulfat,
peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat,
dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinat.
(ii) Oksidasi dan reduksi dalam larutan. Manganat, permanganat,
kromat dan dikromat. Setelah itu disaring menggunakan kertas
saring untuk memisahkan antara endapan dan larutan persiapan.
Kemudian larutan persiapan dibagi kedalam 3 tabung reaksi.
Reaksi yang terbentuk :
• MAXB + Na2CO3 → NaBX + M2(CO3)A
Pada pembuktian ion sulfat larutan persiapan ditambahkan HCl
6M hingga asam menghasilkan larutan putih keruh, kemudian
dididihkan dalam penangas air selama 1 menit tidak terjadi
perubahan. Ditambahkan larutan BaCl2 menghasilkan larutan putih
keruh dan endapan putih. Penambahakn BaCl2 untuk mengendapkan
sulfat. Terbentuknya endapan putih yang dihasilkan
mengidentifikasi adanya ion sulfat (SO42- ).
Reaksi yang terbentuk :
• SO42- + HCl → H+ +
• SO 2-
+ Ba2+ → BaSO ↓
Pada pembuktian ion nitrat (NO3-) pertama larutan persiapan
dimasukan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan
beberapa H2SO4 pekat tidak terjadi perubahan warna larutan tetap
tidak berwarna dan terdapat gelembung. H2SO4 untuk memberi
suasana asam sehingga membentuk gas nitrous yang menyebabkan
terbentuknya gelembung maka terjadilah reaksi eksoterm.
Kemudian ditambahkan larutan FeSO4 jenuh perlahan-lahan lewat
dinding mengahasilkan larutan tidak berwarna dan terbentuk
cincin coklat sempurna. Penambahan FeSO4 jenuh perlahan-lahan
lewat dinding agar pembentukan cincin terbentuk sempurna. Jika
Langkah tersebut ditukar dimana larutan persiapan ditambahkan
FeSO4 jenuh kemudian ditambahkan H2SO4 pada dinding-dinding
tabung reaksi maka akan membentuk cicin coklat sempurna. Maka
dari itu, pertukaran urutan langkah pada percobaan tidak
mempengaruhi pembentukan cicin coklat pada pengujian anion
nitrat (NO3-). Hal tersebut dibuktikan oleh percobaan Bulqis
Syalduha yang melakukan analisis anion secara lengkap . Reaksi
yang terjadi :
• 2NO3- + 4H2SO4 + 6Fe2+ → 6Fe3+ + 2NO↑ + 4SO4+ + 4H2O
• Fe2+ + NO↑ → [Fe(NO)]2+

Pada pembuktian ion Klorida (CL-) larutan persiapan


ditambahkan AgNO3 menghasilkan larutan berwarna putih dan
terbentuk endapan putih. Penambahan AgNO3 berfungsi untuk
proses pengendapan karena Ketika Ag+ direaksikan dengan Cl-
maka akan membentuk endapan putih perak. Lalu ditambahkan
larutan ammonia menghasilkan larutan putih keruh dan endapan
putih larutan ammonia tersebut berperan untuk melarutkan
endapan pada percobaan tersebut endapan tidak dapat larut
sehingga tidak teridentifikasi adanya ion klorida (Cl-).

2. Sampel CD
a) Analisis kation
Pada praktikum ini digunakan larutan sampel CD. Perlakukan
pada sampel CD untuk mengindentifikasi kation dan anion dalam
sampel tersebut. Larutan sampel CD tidak berwarna dimasukan
kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 tetes HCl 6M
menghasilkan larutan tidak berwarna dan terbentuk endapan putih,
lalu ditambahkan 2 tetes HCl encer tidak ada perubahan tetap
terbentuk endapan dan larutan tidak berwarna Penambahan HCl
tersebut berfungsi mengendapkan kation golongan I dan membuat
larutan tersebut dalam suasana asam. Kemudian disentrifuge selama
2 menit membentuk filtrat tidak berwarna untuk identifikasi
golongan II, III, IV, V dan endapan putih . Sentrifuge berfungsi
untuk mempercepat pengendapan dan mengendapkan seluruh kation
Pb2+, Hg22+, dan Ag+.
• Pb2+ + 2Cl- → PbCl2 ↓
• Ag+ + Cl- → AgCl ↓
• Hg22+ + 2Cl- → Hg2Cl2 ↓
Kemudian dipisahkan antara filtrat dengan endapan
menggunakan kertas saring, lalu endapan tersebut dicuci dengan
aquades, pencucian dengan aquades bertujuan agar filtrat golongan
II,III,IV, V tidak tertinggal di endapan tersebut. Endapan dimasukan
kedalam tabung reaksi ditambahkan aquades ½ tetes kemudian
dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 1 menit , pada
proses pemanasan terjadi perubahan suhu sehingga energi
kinetiknya semakin besar menyebabkan entropi sistem naik dan
partikel-partikel dalam larutan tersebut bergerak acak dan saling
bertabrakan maka dari itu mempercepat pelarutan PbCl2, PbCl2 dapat
dilarutkan dalam air panas sedangkan Hg2Cl dan AgCl tidak terlarut
dalam air panas (mengendap), lalu disentrifuge selama 1 menit dan
disaring menggunakan kertas saring dan terbentuk filtrat tidak
berwarna dan endapan. Untuk filtrat diduga mengandung Pb+ dan
endapan berisi Ag+ atau Hg2+.
Perlakuan untuk filtrat ditambahkan 2 tetes larutan CH3COOH
3M menghasilkan larutan tidak berwarna. Penambahan CH3COOH
dilakukan dengan tujuan untuk malarutkan Pb, karena Pb adalah
logam yang mudah larut terlebih lagi dengan asam lemah. Lalu
ditambahkan 1 tetes larutan K2CrO4 menghasilkan larutan berwarna
kuning dan terbentuk endapan kuning. Fungsi K2CrO4 adalah untuk
mengidentifikasi adanya kation Pb+ dalam filtrat tersebut. Pada
filtrat tersebut terbentuk endapan kuning sehingga sampel CD
teridentifikasi adanya kation Pb+. Reaksi yang terjadi :
• PbCl2 + 2CH3COOH → Pb(CH3COO)2 + 2HCl
• Pb2+ + CrO42- → PbCrO4 ↓ (endapan kuning)
• PbCl2 + 2CH3COOH → Pb(CH3COO)2 + 2HCl
b) Analisis Anion
Pertama dilakukan pembuatan larutan persiapan. Dimasukan 6
tetes larutan sampel CD pada tabung rekasi kemudian ditambahkan
3 tetes larutan Na2CO3 jenuh menghasilkan larutan putih keruh dan
terbentuk endapan putih. Lalu dipanaskan selama 1 menit agar dapat
melepaskan CO2 dan melarutkan garam yang belum terlarutkan .
Digunakan Na2CO3 karena senyawa garam yang dapat terlarut dan
mampu memisahkan endapan yang mengandung kation dan filtrat
yang berisi anion. Pada pembuatan larutan persiapan bisa
menggunakan garam lainya yaitu Reaksi pengendapan : (i) Sulfat,
peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat,
dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoat, dan suksinat.
(ii) Oksidasi dan reduksi dalam larutan. Manganat, permanganat,
kromat dan dikromat pada proses tersebut menghasilkan larutan
tidak berwarna dan terdapat endapan berwarna coklat. Setelah itu
disaring menggunakan kertas saring untuk memisahkan antara
endapan dan larutan persiapan. Kemudian larutan persiapan dibagi
kedalam 3 tabung reaksi.
Reaksi yang terbentuk :
• MAXB + Na2CO3 → NaBX + M2(CO3)A
Pada pembuktian ion sulfat (SO42-) larutan persiapan
ditambahkan HCl 6M hingga asam menghasilkan larutan putih
keruh, kemudian dididihkan dalam penangas air selama 1 menit
tidak terjadi perubahan. Ditambahkan larutan BaCl2 menghasilkan
larutan tidak berwarna dan endapan putih. Penambahakn BaCl2
untuk mengendapkan sulfat. Terbentuknya endapan putih yang
dihasilkan mengidentifikasi adanya ion sulfat (SO42- ).
Reaksi yang terbentuk :
• SO42- + HCl → H+ +
• SO 2-
+ Ba2+ → BaSO ↓
Pada pembuktian ion nitrat (NO3-) pertama larutan persiapan
dimasukan kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan
beberapa H2SO4 pekat menghasilkan larutan tidak berwarna dan
terdapat gelembung. H2SO4 untuk memberi suasana asam
sehingga membentuk gas nitrous yang menyebabkan terbentuknya
gelembung maka terjadilah reaksi eksoterm. Kemudian
ditambahkan larutan FeSO4 jenuh perlahan-lahan lewat dinding
mengahasilkan larutan berwarna keruh hijau. Penambahan FeSO4
jenuh perlahan-lahan lewat dinding agar pembentukan cincin
terbentuk sempurna. Jika Langkah tersebut ditukar dimana larutan
persiapan ditambahkan FeSO4 jenuh kemudian ditambahkan
H2SO4 pada dinding-dinding tabung reaksi maka akan membentuk
cicin coklat sempurna. Maka dari itu, pertukaran urutan langkah
pada percobaan tidak mempengaruhi pembentukan cicin coklat
pada pengujian anion nitrat (NO3-). Hal tersebut dibuktikan oleh
percobaan Bulqis Syalduha yang melakukan analisis anion secara
lengkap . Pada percobaan tersebut tidak terbentuk cincin coklat
yang menandakan tidak teridentifikasi adanya ion Nitrat (NO3-)
Reaksi yang terjadi :
• 2NO3- + 4H2SO4 + 6Fe2+ → 6Fe3+ + 2NO↑ + 4SO4+ + 4H2O
• Fe2+ + NO↑ → [Fe(NO)]2+

Pada pembuktian ion Klorida (Cl-) larutan persiapan


ditambahkan AgNO3 menghasilkan larutan berwarna putih dan
terbentuk endapan putih. Penambahan AgNO3 berfungsi untuk
proses pengendapan karena Ketika Ag+ direaksikan dengan Cl-
maka akan membentuk endapan putih perak. Lalu ditambahkan
larutan ammonia menghasilkan larutan putih keruh dan endapan
putih larutan ammonia tersebut berperan untuk melarutkan
endapan pada percobaan tersebut endapan putih terlarut tetapi
tidak terlarut sempurna karena terlalu banyak endapan
mengakibatkan endapan yang terbentuk berkurang dan tersisa
sedikit dari sebelumnya sehingga dapa teridentifikasi adanya ion
klorida (Cl-).

X. DISKUSI
Pada percobaan analisis anion pada sampel CD seharusnya tidak
terdapat ion sulfat tetapi percobaan kami dalam pembuktian ion sulfat
terbentuk endapan putih yang mengidentifikasi adanya ion nintrat. Hal
tersebut mungkin disebabkan asam klorida pekat atau asam nintrat pekat
yang kami tambahkan terhadap Ba mengakibatkan BaCl2 mengendap
sempurna akibatnya terjadi hukum kegiatan massa dan kurang lama dalam
proses pemanasan dalam penangas air yang membuat endapan tersebut
terbentuk. Kemudian pada sampel CD tidak teridentifikasi ion nitrat yang
seharusnya teridentifikasi adanya ion nitrat larutan yang dihasilkan
berwarna keruh hijau yang menandakan tidak teridentifikasi ion nitrat. . Hal
tersebut dikarenakan perbandingan H2SO4 dan FeSO4 yang salah karena 1 :
1 yang seharusnya bisa 1:2 untuk perbandingan antara H2SO4 dan FeSO4.
Penambahan kedua larutan tersebut juga dilakukan hanya sekali seharusnya
Ketika belum terbentuk cincin coklat dianjurkan melakukan penambahan
larutan FeSO4 Dari beberapa hal tersebut yang menyebabkan tidak
terbentuknya cincin coklat dan tidak adanya ion Nitrat (NO3-).
XI. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Larutan sampel BE pada analisis kation teridentifikasi kation golongan
I yaitu Ag+ dengan dibuktikan terbentuknya larutan keruh yang jika
didiamkan lama kelamaan akan membentuk endapan putih yang
merupakan identifikasi Ag+. Pada sampel tersebut tidak ditemukan
Hg22+ dikarenakan tidak terbentuk endapan hitam dan tidak
teridentifikasi kation Pb+ karena tidak terbentuk endapan kuning. Pada
analisis anion ditemukan ion sulfat dengan terbentuknya endapan putih
BaSO4 dan ion nitrat dengan dibuktikan terbentuknya cincin coklat.
Kemudian tidak teridentifikasi ion klorida dikarenakan endapan tidak
larut dan terdapat endapan
2. Larutan sampel CD pada analisis kation teridentifikasi kation golongan
I yaitu Pb2+ dengan dibuktikan terbentuk endapan kuning yang
mengidentifikasi adanya Pb2+ Ketika penambahan K2CrO4. Sedangkan
pada anion teridentifikasi ion klorida dengan dibuktikan endapan larut
tetapi karena terlalu banyak endapan maka tidak terlarut sempurna dan
endapan berkurang banyak dari sebelum penambahan ammonia yang
menjadi identifikasi bahwa endapan tersebut larut dan terbentuk ion
sulfat yang dibuktikan terbentuknya endapan putih. Tetapi seharusnya
ion sulfat tidak ditemukan di sampel CD. Kemudian tidak ditemukan ion
nitrat pada sampel dengan dibuktikan terbentuk larutan keruh hijau
muda. Padahal seharusnya teridentifikasi ion nitrat pada sampel
tersebut. Mengenai hal tersebut sudah dibahas pada diskusi diatas.
XII. SARAN
Dalam pelaksanaan praktikum diharapkan setiap mahasiswa
memahami dengan lebih teliti prosedur percobaan agar tidak terjadi
kesalahan dalam pelaksanaan prosedur percobaan dan mengakibatkan tidak
ditemukan hasil yang salah baik dalam penambahan reaktan atau reagen
atau ketika proses mereaksikan reaktan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. (2005). Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.


Ethica, S. (2020). Buku Ajar Teori Kimia Analitik Teknologi Laboratorium Medis.
Yogyakarta: Deepublish.
Svehla, G. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Mikro dan Semimikro.
Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
Vogel. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
XIII. LAMPIRAN
a) Jawablah pertanyan
1. Tuliskan reaksi umum untuk masing – masing Golongan !
Jawab :
• Golongan I
M+ + Cl- → MCl ↓ (putih)
M2+ + 2Cl- → MCl2 ↓
Maka:
M2+ = Pb2+ dan Hg22+
M+ = Ag+
• Golongan IIA
M2+ + S2- → MS ↓
M3+ + S2- → M2S3 ↓
Maka:
M2+ = Hg2+, Pb2+, Cu2+, Cd2+, Sn2+
M3+ = Bi3+, As3+, Sb3+
• Golongan IIB
M2+ + S2- → MS ↓
M3+ + S2- → M2S3 ↓
Maka:
M2+ = Hg2+, Sn2+
M3+ = As3+, Sb3+
• Golongan III A
M2+ + 2OH- → M(OH)2 ↓
Maka:
M2+ = Fe2+
• Golongan III B
M2+ + 2OH- → M(OH)2 ↓
Maka :
M2+ = Ni2+
• Golongan IV
M2+ + CO32+ → MCO3 ↓
M2+ + CO42+ → MCO4 ↓
M2+ + VrO32- → MCrO4 ↓
Maka:
M2+ = Ba2+, Sr2+, Ca2+
• Golongan V
M2+ + 2OH- → M(OH)2 ↓
Maka:
M2+ = Ni2+
2. Mengapa oksidator yang digunakan dalam analisis kation secara
sistem H2S adalah H2O2 atau air brom, dan bukan HNO3 ?
Jawab:
Karena dalam proses oksidasi pada sebuah senyawa NHO3 akan
menghasilkan gas amonia yang membuat kelarutan yang lebih kecil
terhadap senyawa yang terbentuk untuk itu endapan yang akan
dihasilkan tidak ada perbedaan sehingga tidak dapat dibedakan
endapan golongan I dengan golongan lainya.
3. Bagaimana cara mengetahui bahwa H2S, H2O2, atau Br2 sudah tidak
terdapat di dalam larutan ?
Jawab :
1) Pada H2S tidak terdapat dalam larutan dapat dibuktikan ketika
sebuah larutan dipanaskan tidak menghasilkan bau hidrogen
sulfat yang memiliki bau seperti telur busuk atau bisa dengan
menggunakan kertas saring atau tisu yang diteteskan timbal
asetat dan diletakan diatas mulut tabung reaksi. Jika tisu atau
kertas saring tetap berwarna putih maka H2S sudah tidak terdapat
didalam larutan sebaliknya jika tisu atau kertas saring berwarna
kuning maka masih terdapat H2S didalam larutan.
2) H2O2 tidak terdapat dalam sebuah larutan dibuktikan ketika
kertas saring ditetesi HCl kemudian kertas saring dihadapkan
pada lubang selang yang disalurkan ke H2O2 . Jika kertas saring
tidak berubah menjadi hitam maka sudah tidak terdapat H2O2
didalam larutan sebaliknya jika kertas saring terdapat noda hitam
maka masih terdapat H2O2 dalam larutan.
3) Br2 tidak terdapat dalam larutan dibuktikan dengan cara larutan
tersebut diuapkan asap yang dihasilkan diletakan pada kertas
saring yang sudah dibasahi dengan kanji. Jika kertas basah
menjadi merah jingga maka masih terdapat Br2 dalam larutan
sedangkan jika berwarna jingga maka Br2 sudah tidak ada dalam
larutan.
4. Mengapa menentukan adanya kation NH4+ harus digunakan
analitnya langsung ?
Jawab :
Karena pada pengujian sebelumnya sampel sudah ditambahkan
NH4+ yang berfungsi sebagai reagen berulang kali jika filtrat hasil
penujian golongan sebelumnya digunakan maka akan terdapat NH4+
didalamnya, sehingga diperlukan sampel atau analit langsung untuk
menguji NH4+.
5. Bagaimana reaksinya secara umum pembuatan larutan persiapan
untuk menentukan adanya anion ?
Jawab :
MA2+ + Na2CO3 ↔ MCO3 + 2NaA
6. Pengendapan garam sulfida pada analisis kation Golongan II dan
Golongan IIIB dilakukan dalam suasana larutan yang berbeda,
Jelaskan ?
Jawab :
1) Pada golongan II, H2S dialirkan kedalam larutan yang asam
karena filtrat yang digunakan untuk mendapatkan endapan
garam sulfida tersebut berasal dari filtrat golongan I yang masih
mengandung HCl encer.
2) Pada Golongan IIIB larutan bersifat basa, karena filtrate yang
digunakan untuk mengendapkan garam sulfidanya berasal dari
filtrate golongan IIIA yang masih mengandung NH3 dan NH4Cl.
7. Mengapa pada pengendapan golongan IV harus dalam suasana
basa ?
Jawab :
Pengendapan golongan IV diharuskan dalam suasana basa, hal
tersebut dilakukan karena Ketika dalam suasana asam akan
terbentuk garam-garam bikarbonat dimana kelarutannya lebih besar.
b) Dokumentasi
A. Analisis Kation
• Sampel BE
No Gambar Keterangan
1. Sampel BE dimasukan kedalam
tabung reaksi

2. Larutan sampel berarna putih


keruh

3. Dimasukan 2 tetes HCl 6M

4. Menghasilkan larutan putih


keruh +

5. Ditambahkan 2 tetes larutan HCl


encer
6. Sampel BE berwarna putih
keruh ++ dan terdapat endapan

7. Dimasukan tabung sentrifuge

8. Disentrifuge salama 2 menit

9. Disaring endapan dan filtratnya

10. Endapan Dicuci menggunakan


aquades

11. Endapan dipanaskan dalam


penangas air mendidih selama 1
menit
12. Disentrifuge selama 1 menit

13. Disaring filtrat dan endapan

14. Filtrat ditambahkan 2 tetes


CH3COOH 3M

15. Ditambahkan 1 tetes larutan


KCrO4

16. Menghasilkan larutan berwarna


kuning dan ridak terjadi endapan

17. Endapan dilarutkan dalam 2 mL


NH4OH
18. Dipanaskan dipenangas air
mendidih selama 1 menit

19. Disentrifuge selama 1 menit

20. Menghasilkan filtrat tidak


berwarna dan terbentuk endapan
putih

21. Disaring antara filtrat dan


endapan

22. Filtrat ditambahkan 3 tetes HCl


encer

23. Menghasilkan larutan berwarna


putih keruh
• Sampel CD
No Gambar Keterangan
1. Dimasukan larutan sampel CD
kedalam tabung rekasi

2. Menghasilkan larutan tidak


berwarna dan terbentuk endapan
putih

3. Ditambahkan 2 tetes HCl 6M

4. Tidak terjadi perubahan

5. Ditambahkan 2 tetes Larutan


HCl encer

6. Menghasilkan larutan berwarna


putih dan terdapat endapan

7. Dimasukan kedalam tabung


sentrifuge
8. Disentrifuge selama 2 menit

9. Menghasilkan larutan tidak


berwarna dan terdapat endapan

10. Disaring menggunakan kertas


saring untuk memisahkan filtrat
dan endapan

11. Endapan cuci menggunakan


aquades

12. Dipanaskan selama 1 menit

13. Disentrifuge selama 1 menit


14. Menghasilkan larutan tidak
berwarna dan terdapat endapan
sedikit

15. Dipisahkan antara endapan dan


filtrat menggunakan kertas
saring

16. Filtrat ditambahkan 2 tetes


larutan CH3COOH 3M

17. Ditambahkan 1 tetes larutan


KCrO4

18. Dipanaskan hingga endapan


kuning terlihat sempur

19. Menghasilkan larutan berwarna


kuning dan terdapat endapan
kuning
B. Analisis Anion
• Sampel BE
a) Pembuatan larutan persiapan
No Gambar Keterangan
1. Dimasukan 6 tetes larutan
sampel BE

2. Ditambahkan 3 tetes larutan


Na2CO3

3. Dipanaskan dalam penangas air


selama 1 menit

4. Menghasilkan larutan berwarna


keruh dan endapan coklat

5. Dibagi kedalam 3 tabung reaksi


a) Pembuktian Ion Sulfat (SO42-)

No Gambar Keterangan
1. Larutan persiapan ditambahkan 3
tetes larutan HCl 6M 3

2. Dipanaskan dalam penangas air


selama 1 menit

3. Ditambahkan 3 tetes larutan BaCl2

4. Menghasilkan larutan putih keruh


dan terbentuk endapan putih

c) Pembuktian Ion Nitrat (NO3-)

No Gambar Keterangan
1. Larutan Sampel ditambahkan 3
tetes H2SO4
2. Menghasilkan larutan tidak
berwarna dan terdapat gelembung

3. Ditambahkan 5 tetes FeSO4 jenuh

4. Menghasilkan cincin coklat

d) Pembuktian ion klorida (Cl-)

No Gambar Keterangan
1. Ditambahkan 3 tetes larutan
AgNO3

2. Menghasilkan larutan putih dan


terdapat endapan putih
3. Ditambahkan larutan ammonia

4. Menghasilkan larutan putih keruh


dan terdapat endapan putih

• Sampel CD

a) Pembuatan larutan persiapan


No Gambar Keterangan
1. Dimasukan 6 tetes larutan
sampel CD

2. larutan tidak berwarna

3. Ditambahkan 3 tetes larutan


Na2CO3

4. Dipanaskan dalam penangas air


selama 1 menit
5. Menghasilkan larutan putih
keruh

6. Disaring menggunakan kertas


saring

7. Filtrat dibagi kedalam 3 tabung


reaksi

b) Pembuktian Ion Sulfat (SO42-)

No Gambar Keterangan
1. Larutan persiapan 3 tetes
ditambahkan HCl 6M

2. Dipanaskan dalam penangas air


selama 1 menit
3. Ditambahkan 3 tetes larutan BaCl2

4. Menghasilkan larutan tidak


berwarna dan terbentuk endapan
putih

c) Pembuktian Ion Nitrat (NO3-)


No Gambar Keterangan
1. Larutan persiapan ditambahkan 3
tetes H2SO4

2. Menghasilkan larutan tidak


berwarna dan gelembung

3. Ditambahkan 5 tetes larutan FeSO4


4. Menghasilkan larutan berwarna
hijau keruh dan endapan

d) Pembuktian ion klorida (Cl-)

No Gambar Keterangan
1. Larutan persiapan ditambahkan 3
tetes larutan AgNO3

2. Menghasilkan larutan berwarna


putih dan endapan

3. Ditambahkan 3 tetes larutan


ammonia

4. Menghasilkan larutan berwarna


putih keruh dan terdapat endapan

Anda mungkin juga menyukai