Anda di halaman 1dari 17

1

kalorimeter sederhana. Pengukuran kalor reaksi, selain kalor reaksi


pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter sederhana
yang dibuat dari gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai untuk
mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan
(misalnya reaksi netralisasi asam-basa/netralisasi, pelarutan dan
pengendapan). Pada kalorimeter ini, kalor reaksi = jumlah kalor yang
diserap/dilepaskan larutan sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan
lingkungan diabaikan. Qreaksi= -( Qlarutan+ Qkalorimeter). Qkalorimeter.Ckalorimeter.ΔT.
dengan: Ckalorimeter= kapasitas kalor kalorimeter (J/oC) atau (J/K). jika harga
kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil, maka dapat diabaikan sehingga
perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat pada kenaikan suhu
larutan dalam kalorimeter. Pada kalorimeter ini, reaksi berlangsung pada
tekana tetap (Δp=nol) sehingga perubahan kalor yang terjadi dalam
sistem=perubahan entalpinya. Fungsi dari kalorimeter sederhana adalah
dalam pengukuran kalor reaksi.
2

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kalori didefinisikan sebagai kuantitas panas yang diperlukan untuk
menentukan suhu 1 gram air dalam 1 skala derajat 0C atau K (kelvin). Untuk dapat
mengukur kalor maka dipergunakan sebuah alat yang disebut dengan Kalorimeter,
Kalorimeter banyak berbagai jenisnya, bergantung dengan keadaan bahan dan
kebutuhan pengguna Kalorimeternya. Sehingga, pengukuran jumlah kalor reaksi
baik yang diserap maupun yang dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan
eksperimen yang disebut Kalorimeter.
Kalor merupakan jumlah energi yang dipindahkan dari satu benda atau
tubuh kepada benda lain akibat suatu perbedaan suhu diantara mereka.
Kalorimeter yaitu cara penentuan kalor reaksi dengan menggunakan Kalorimeter.
Perubahan entalpi adalah perubahan kalor yang diukur pada tekanan konstan,
untuk menentukan perubahan kalor yang dilakukan dengan cara yang sama
dengan penentuan perubahan kalor pada suatu reaksi dapat diukur melalui
pengukuran perubahan suhu yang terjadi pada reaksi tersebut. Sehingga dapat
diketahui Kalorimeter yaitu suatu sistem terisolasi (tidak ada perpindahan materi
ataupun energi dengan lingkungan diluar Kalorimeter).
Latar belakang dilakukan percobaan tetapan Kalorimeter ini adalah untuk
memahami proses perubahan energi dalam bentuk kalor serta hubungan
Kalorimeter dengan menggunakan prinsip Asas Black dan juga untuk memahami
metode penggunaan Kalorimeter dalam penentuan kalor suatu zat serta
pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan agar dapat mengetahui prinsip
kerja alat Kalorimeter serta dapat menentukan berapa banyak energy panas yang
diserap oleh Kalorimeter, dan juga agar dapat menentukan nilai tetapan
Kalorimeter.
1
3

1.2 Tujuan Percobaan


 Menentukan tetapan Kalorimeter
 Menentukan besar kalor serap Kalorimeter
 Mengetahui hubungan Asas Black dengan Kalorimeter.

1.3 Prinsip Percobaan


Prinsip kerja Kalorimeter ini adalah mengukur perubahan panas yang
terjadi pada Kalorimeter dengan menggunakan air dingin dan air panas sebagai
pembanding suhu serta menambahkanya dengan membandingkan hasilnya.
Digunakan prinsip Asas Black yaitu Q serap = Q lepas. Benda yang bersuhu
tinggi m elepas kalor dari yang bersuhu rendah menyerap kalor. Dan didasarkan
atas perbedaan titik suhu akibat penambahan suatu larutan tertentu yang diaduk
mengakibatkan terjadinya tumbukan antara partikel larutan sehingga mempercepat
suatu reaksi.
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Kalor didefinisikan sebagai kuantitas panas yang diperlukan untuk


menaikan suhu satu gram air dalam 1 skala drajat 0C atau K (kelvin). Untuk dapat
mengukur kalor maka dipergunakan sebuah alat yang disebut dengan Kalorimeter.
Kalorimeter terdiri atas bejana yang dilengkapi dengan batang pengaduk dan
thermometer. Pada bejana diselimuti penyekat panas untuk mengurangi reaksi
panas, seperti pada termos. Penggunaan Kalorimeter yaitu untuk mengetahui
kapasitas panas suatu zat, kalor yang dilepas maupun yang diterima, maka untuk
mengetahui suatu panas baiknya menggunakan Kalorimeter ini. Kalorimeter
banyak berbagai jenisnya, bergantung dengan keadaan bahan dan kebutuhan
pengguna Kalorimeternya. Sehingga, pengukuran jumlah kalor reaksi baik yang
diserap maupun yang dilepaskan pada suatu reaksi kimia dengan eksperimen yang
disebut Kalorimeter. Dengan menggunakan hokum Hess, kalor reaksi suatu reaksi
kimia dapat ditentukan berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar,
energi ikatan dan secara eksperimen. Proses dalam Kalorimeter berlangsung
secara adiabatik, yaitu tidak ada energy yang lepas atau masuk dari luar kedalam
Kalorimeter (Petrucci, 1987).
Kalor merupakan jumlah energi yang dipindahkan dari satu benda atau
tubuh kepada benda lain akibat suatu perbedaan suhu diantara mereka. kalor (Q)
dinyatakan dalam suatu energi yaitu dalam Joule (J) berdasarkan satuan
internasinal (SI). Panas juga merupakan salah satu bentuk energi, dan perubahan
bentuk akibat panas akan sama dengan yang diakibatkan oleh kerja. Sebagaimana,
tarikan grafitasi, potensial listrik, panas yang mengalir dari tempatt temperature
yang lebih rendah, kecuali dilakukan oleh sistem. Sehingga energi mekanik akibat
dari gerakan partikel materi dan dapat dari satu tempat ke tempat lain, hal ini
disebut dengan kalor (Syukri S, 1999).

3
5

Tanda yang digunakan disini yaitu Q (panas) adalah positif jika panas
diadsorpsikan oleh sistem dari sekelilingnya, dan negatif jika panas dilepaskan
dari sistem ke sekelilingnya. Kesamaan lainnya dengan kerja panas yang diserap
atau dilepaskan juga tergantung pada jalannya sistem. Kapasitas panas molar
adalah kapasitas panas dari 1 mol zat, dan panas spesifik adalah kapasitas panas
per gram zat.
C = n , C = w.c’
dimana n merupakan jumlah mol, w merupakan berat zat adalah kapasitas
panas molar dan c adalah kapasitas panas spesifik. Q adalah panas yang
dibutuhkan untuk menaikan temperature zat sebesar ∆t drajat. Panas yang dapat
diserap dengan volum konstan maupun pada tekanan konstan. Kedua kapasitas
panas dapat didefinisikan sebagai kapasitas panas pada tekanan konstan dan
volume konstan (Dogra S, 1990).
Alat yang paling penting untuk mengukur ∆v adalah Kalorimeter dan
adiabatic. Perubahan temperature ∆T dari Kalorimeter yang dihasilkan dari reaksi
sebanding dengan energy yang dibebaskan atau diserap sebagai kalor. Oleh karena
itu, dengan mengukur ∆T dapat ditentukan dengan Qv sehingga dapat diketahui
∆v. konversi dari ∆T menjadi qv tidak bisa lepas dari kapasitas kalor C dari
Kalorimeter. Dimana C merupakan koevisien perbandingan antara energi yang
diberikan sebagai kalor dari kenaikan temperature yang disebabkannya.
Q = C x ∆T
Untuk mengukur besar C dialiri arus listrik melalui pemanas dalam
Kalorimeter dan ditentukan kerja listrik yang dilakukan padanya (Atkins, 1999).
Kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu Kalorimeter sebesar 1 0C pada
air dengan massa 1 gram disebut tetapan Kalorimeter. Dalam proses ini berlakulah
Asas Black, yaitu :
Q lepas = Q serap
Qair panas = Qair dingin + QKalorimeter
m1. c (Tp - Tc) = m2 . c (Tc – Td) + c (Tc – Td)
(Petrucci, 1987).
6

Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dari bentuk lain energi disebut
termodinamika. Termodinamika kimia dapat didefinisikan sebagai cabang kimia
yang menangani hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi dengan
kesetimbangan dalam reaksi kimia dan perubahan keadaan (Keenan, 1980).
Kalorimeter yaitu cara penentuan kalor reaksi dengan menggunakan
Kalorimeter. Perubahan entalpi adalah perubahan kalor yang diukur pada tekanan
konstan. Untuk menentukan perubahan entalpi dilakukan dengan cara yang sama
dengan penentuan perubahan kalor yang dilakukan pada tekanan konstan.
Perubahan kalor pada suatu reaksi dapat diukur melalui pengukuran perubahan
suhu yang terjadi pada reaksi tersebut. Pengukuran perubahan kalor dapat
dilakukan dengan cara (alat) yang disebut Kalorimeter. Sehingga, Kalorimeter
adalah suatu sistem terisolasi (tidak ada perpindahan meteri ataupun energi
dengan lingkungan diluar Kalorimeter). Kalorimeter terbagi menjadi dua, yaitu
Kalorimeter bom dan Kalorimeter sederhana. Jika dua buah zat atau lebih
dicampur menjadi satu maka zat yang suhunya tinggi akan melepaskan kalor,
sedangkan zat yang suhunya rendah akan menerima kalor, sampai tercapai
kesetimbangan netral.
Kalorimeter Bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
(nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna khusus digunakan
untuk menentukan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran. Kalorimeter ini terdiri
dari sebuah Bom (tempat berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari bahan
stanless steel dan diisi dengan gas oksigen pada tekanan tinggi) dan sejumlah iar
yang dibatasi dengan wadah yang kedap panas. Sejumlah sampel di tempatkan
pada lubang tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap kalor
(Kalorimeter) dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam yang
terpasang dalam tabung. Reaksi pembakaran yang terjadi didalam Bom, akan
menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom. Oleh karena itu, tidak ada kalor
yang terbuang ke lingkungan, maka :
Qreaksi = - (qair + qbom)
 Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan rumus :
qair = m . c . ∆T
7

 Jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan rumus : qbom =
Cbom x ∆T
Reaksi yang berlangsung pada Kalorimeter Bom berlangsung pada volume
tetap (∆v = nol). Oleh karena itu, perubahan kalor yang terjadi didalam sistem =
perubahan energi dalamnya.
∆E = q + w, dimana w = -p . ∆v
(jika ∆v = nol, dan w = nol) maka, ∆E = qv
Kalorimeter makanan adalah alat untuk menentukan nilai kalor zat makanan
karbohidrat, protein dan lemak. Alat ini terdiri dari sebuah tabung kaca yang
tingginya kurang lebih 19 cm, dan garis tengahnya kurang dari 7,5 cm. bagian
dasarnya melengkung keatas dan membentuk sebuah penyangkup. Penyangkop ini
disumbat dengan sebuah sumbat karet yang berlubang dibagian tengah. Bagian
atas tabung kaca ini ditutup dengan lempeng ebout yang bundar.
Pengukuran kalor reaksi, selain kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan
dengan menggunakan Kalorimeter pada tekanan tetap yaitu dengan Kalorimeter
sederhana yang dibuat dari gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai
untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya
8

BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-alat
 Kalorimeter
 Termometer
 Batang pengaduk
 Gelas beker
 Gelas ukur
 Pipet tetes
 Hot plate
 Corong kaca
 Stopwatch
 Sumbat gabus

3.1.2 Bahan-bahan
 Aquades
 Aquades panas
 Aquades dingin
 Kertas label
 Tissue

3.2 Prosedur Percobaan


 Dibersihkan alat Kalorimeter yang akan digunakan
 Diukur 50 mL aquades dengan gelas ukur
 Dimasukkan kedalam Kalorimeter
 Diaduk Kalorimeter dengan batang pengaduk
 Dicatat suhu aquades setiap 30 detik hingga menit ke- 4
7
9

 Dimasukan aquades yang panas (dibawah suhu 60 0C dan diatas 45 0C)


sebanyak 50 mL dalam Kalorimeter
 Diaduk Kalorimeter
 Dicatat suhu aquades campuran setiap 30 detik hingga menit ke- 8
 Diamati yang terjadi.
10

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


No Waktu (menit) Suhu (0C) Wktu (menit) Suhu (0C)
1. 0 27 4.5 35
2. 0,5 27 5,0 34
3. 1,0 27 5,5 33
4. 1,5 27 6,0 32
5. 2,0 27 6,5 31
6. 2,5 27 7,0 31
7. 3,0 27 7,5 31
8. 3,5 27 8,0 30
9. 4,0 Penambahan
air panas

4.2 Perhitungan
ρair p = 1 gr/mL
Cair p = 4,18 J/g°C
ρair = 1 gr/mL
mair = 50 mL = 50 gram
T1 + T2 + T3 + T4 + T5 + T6 + T7 + T8 257
∆T = = = 32,13 °C
8 8

4.2.1 Q lepas Air panas


Qap = m. c. ∆T
= 50 x 4,18 x (52 – 32,13)0C
= 209 x 19,87
= 4152,83 Joule
9
11

4.2.2 Q yang diserap Air dingin


Qad = m. c. ∆T
= 50 x 4,18 x (32,13 - 27)0C
= 209 x 5,13
= 1072,17 Joule

4.2.3 Q serap Kalorimeter


QKal = Qap - Qad
= 4,15 KJ – 1,07 KJ
= 3,08 KJ

4.2.4 C Kalorimeter
𝑄𝑘𝑎𝑙
Ckal = ∆𝑇
3,08 𝐾𝐽
= (32,13−28)

= 3,08/4,13
= 746 J/0C

4.3 Grafik

Grafik Setelah Penambahan Air Panas


36
35
34
33
32
Suhu

31 Series1
30
29
28
27
270 300 330 390 420 450 480 510
Sekon
12

4.4 Pembahasan
Perubahan energi dalam reaksi kimia selalu dapat dibuat sebagai panas,
sebab itu lebih tepat bila istilahnya disebut panas reaksi. Alat yang dipakai untuk
mengukur panas reaksi yaitu Kalorimeter. Setiap Kalorimeter mempunyai sifat
khas dalam mengukur panas. Ini dapat terjadi karena Kalorimeter sendiri (baik
gelas atau politena atau logam) menghisap panas, sehingga tak semua panas
terukur.
Kegunaan dari Kalorimeter ini dapat digunakan untuk mengukur perubahan
panas reaksi yang terjadi didalam alat kalor. Aplikasi Kalorimeter ini diperoleh/
dibuat untuk alat rumah tangga yaitu termos air yang bertujuan untuk menjaga
panas agar bertahan lama.
Kalorimeter terdiri dari beberapa bagian, yaitu antara lain :
 Pengaduk : untuk mengaduk larutan agar terjadi tumbukan antar partikel
sehingga mempercepat reaksi.
 Termometer : berfungsi untuk mengukur perubahan suhu yang terjadi pada
larutan dalam Kalorimeter.
 Tutup : berfungsi sebagai penjaga suhu agar tidak keluar dari sistem (menuju
lingkungan).
Prinsip percobaan Kalorimeter ini adalah mengukur perubahan panas yang
terjadi pada Kalorimeter dengan menggunakan air dingi dan air panas sebagaib
pembanding suhu serta menambahkannya dan membandingkan hasilnya.
Digunakannya prinsip Asas Black yaitu Q serap = Q lepas. Benda yang bersuhu
tinggi melepas kalor dari yang bersuhu rendah menyerap kalor. Prinsip dari
percobaan ini juga didasarkan atas perbedaan titik suhu akibat penambahan suatu
larutan tertentu yang diaduk mengakibatkan terjadinya tumbukan antar partikel
larutan sehingga mengakibatkan mempercepat suatu reaksi (menjaga suhu).
Isotermik, yaitu suatu sistem dapat mengalami proses termidinamika dimana
terjadi perubahan-perubahan didalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi
berlangsung dalam suatu karatan, proses ini dinamakan isotermik (isoterm).
Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam
13

(∆U = 0) dan berdasarkan hukum 1 Termodinamika kalor yang diberikan sama


dengan usaha yang dilakukan sistem (Q=W).
𝑉
Q = W = nRT = n 𝑉2
1

Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas
dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan
(∆V = 0), gas tidak melakukan usaha (W=0), dan kalor yang diberikan sama
dengan perubahan energi dalamnya. Kalor disini dapat dinyatakan sebagai kalor
gas pada volume konstan Qv.
Qv= ∆U
Jika gas melakukian proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap
konstan, gas melakukan usaha (W=P. ∆U). kalor disini dapat dinyatakan sebagai
kalor gas pada tekanan konstan Qp disebut dengan isobarik.
Qp = W + ∆U
Proses adiabatik yaitu tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar
(dilepaskan) oleh sistem (Q=0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama
dengan perubahan energi dalamnya. (W=∆U) jika, suatu sistem berisi gas yang
mula-mula mempunyai tekanan dan volume masing-masing P1 dan V1 mengalami
proses adiabatik sehingga tekanan dan volume gas berubah menjadi P2 dan V2.
Usaha yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai :
1
𝑊 = 𝑌−1 (𝑃1 . 𝑉1 − 𝑃2 . 𝑉2 )

Dan proses diatermik merupakan kebalikan dari proses adiabatik yaitu


ditemukan kalor yang ditambahkan pada sistem meninggalkan sistem. Proses
diatermik bisa terjadi dalam sistem terbuka.
Asas Black merupakan suatu prinsip dalam termodinamika ditentukan oleh
Joseph Black yaitu “Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat
yang suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang
suhunya lebih rendah”.
Q serap = Q lepas
Sehingga hubungan Asas Black dengan Kalorimeter adalah sebagai berikut :
14

 Jika dua buah larutan yang berbeda suhunya, dan dicampurkan, maka suhu
yang tinggi akan memberikan suhu yang rendah hingga suhunya sama.
 Jumlah kalor diserap benda (larutan) dingin sama dengan jumlah kalor yang
dilepas benda (larutan) panas.
 Benda (larutan) yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan
kalor yang diserap bila dipanaskan.
Kapasitas panas merupakan sifat-sifat air yang memberikan definisi asal
dari kalori adalah banyaknya perubahan temperature yang dialami air waktu
mengambil atau melepaskan sejumlah panas. Selain itu kapasitas panas adalah
jumlah energi panas yang diperlukan untuk mengubah temperature suhu benda
(larutan) sebesar 1 0C. Kapasitas panas bersifat ekstensif yang berarti bahwa
jumlahnya tergantung dari besar sampel. Contoh pada air menaikkan suhu 1 gram
air sebesar 1 0C diperlukan 4,18 Joule.
Fungsi reagen pada percobaan ini yaitu antara lain :
 Aquadest panas, agar memperoleh Asas Black dengan menyamakan energi
panas dengan energi dingin.
 Aquades berfungsi sebagai sampel yang digunakan dimana salah satunya
akan dipanaskan, dan aquades dingin bertujuan untuk menerima suhu (kalor)
yang dilepas dari aquades panas (hal Asas Black).
Fungsi perlakuan dalam percobaan ini antara lain :
 Pengaduka, bertujuan untuk mempercepat terjadinya reaksi selain itu
bertujuan agar larutan dapat bertubrukan antar partikel sehingga dapat
mencampurkan kalor yang ada didalamnya.
 Penutupan alat Kalorimeter yang bertujuan untuk menjaga suhu yang ada
dalam Kalorimeter agar tidak terkontaminasi dengan suhu yang ada
diruangan, (agar tidak terjadi perubahan kalor dari system ke lingkungannya,
atau sebaliknya).
 Pemanasan aquades bertujuan untuk mendistribusikan kalor dari suhu yang
tinggi ke suhu yang rendah ketika mengalami pengadukan dalam
Kalorimeter.
Faktor kesalahan yang mungkin terjadi, yaitu antara lain :
15

 Kurangnya pemahaman praktikan mengenai apa yang hendak diujikan.


 Tidak pasnya letak thermometer didalam Kalorimeter, sehingga dapat
menyebabkan kegagalan (suhu tak terbaca).
 Berkurangnya larutan akibat suhu dapat tak maksimal, dan pada saat aquadest
52 0C lambat masuk dalam Kalorimeter mengakibatkan suhunya lebih dahulu
turun sehingga tak terjadi proses Asas Black.
Pada grafik setelah penambahan air panas dengan suhu 52 0C dalam air
bersuhu 27 0C mengakibatkan pada waktu 4,5 menit suhu menjadi 35 0C, 1 menit
menjadi 34 0C, 1,5 menit suhu 33 0C, 2 menit suhu 32 0C, 2,5 menit hingga 3,5
menit suhu 31 0C dan 8 menit suhu 30 0C, hal ini disebabkan atas Asas Black
dimana kalor yang memilih energi panas akan melepas energi kalornya dan kalor
yang dingin akan menyerap energi kalor panas sehingga terjadi keseimbangan
kalor.
Q serap = Q lepas
Pada percobaan tetapan calorimeter ini, mula-mula diukur 50 mL aquades
dan diukur suhu awal didapatkan 27 0C dimasukkan dalam Kalorimeter dan
diaduk serta diukur suhunya setiap 30 detik dari 0 menit hingga menit ke- 4.
Suhunya tetap 27 0C hal ini tidak ada energi yang masuk dari lingkungan ke
sistem atau dari sistem ke lingkungan sehingga suhunya tetap stabil (27 0C).
kemudian ditambahkan aquades yang telah dipanaskan yang suhunya 52 0C, dan
dimasukkan dalam Kalorimeter dan diaduk hingga menit ke-8 dan jangan lupa
dicatat suhunya setiap kenaikan 30 detik dari penambahan aquades panas.
Didapatkan 35 0C pada menit 4,5, pada menit ke 5 suhunya 34 0C, pada menit 5,5
suhu 33 0C, pada menit 6,0 suhu 32 0C, pada menit 6,5 suhu 31 0C, serta pada
menit 7 dan 7,5 suhu 31 0C, dan pada menit 8 suhu 30 0C. hal ini disebabkan
karena suhu yang lebih tinggi akan melepas kalor dan akan diserap oleh larutan
yang bersuhu lebih rendah, yang sesuai dengan Asas Black.
16

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
 Dalam percobaan Kalorimeter ini, maka dapat ditentukan besar tetapan
(kapasitas Kalorimeter) adalah sebesar 746 Joule/0C.
 Dalam percobaan Kalorimeter ini, dapat dihitung besar kalor (Q)
calorimeter adalah 3,08 KJ (3080 Joule).
 Hubungan Asas Black dengan Kalorimeter adalah kita dapat menghitung
kalor jenis suatu zat. Alat yang digunakan untuk menentukan kalor jenis
zat disebut Kalorimeter.

5.2 Saran
Diharapkan dalam percobaan selanjutnya dapat menggunakan sampel yang
lain berupa kloroform, agar dapat mengetahui besar kalor yang dihasilkan.

15
17

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 1999. Kimia Fisika Edisi Keempat Jilid Satu. Jakarta: Erlangga.

Cromes, Alan H. 1994. Fisika Untuk Ilmu-Ilmu Hayati. Yogyakarta : UGM Press.

Dogra, S. 1990. Kimia Fisika dan Soal-soal. Jakarta : UI Press.

Keenan. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.

Petrucci, Ralph A. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta :
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai