DISUSUN OLEH :
1. RISNA MARIATI LUBIS ( 4161131030 )
2. SOFIA ANDINI MANURUNG ( 41611310 )
3. WILDYA RICKY ANANDA ( 416131041 )
4. VEREN REANOVTA ( 4163131032)
KELAS : PENDIDIKAN KIMIA C 2016
JURUSAN : KIMIA
KELOMPOK : SATU
MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmad dan karunianya
sehingga saya masih bisa menyusun Makalah Dasar Pendidikan Pancasila.
Sholawat dan salam tidak lupa saya hunjukkan keruh Baginda Besar Nabi
Muhammad SAW, Yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang
berilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.
Pada kesempatan kali ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pengampuh Mata Kuliah Pendidikan Pancasila yang telah membimbing kami dalam
pembuatan Makalah ini. Dan tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dalam membuat Makalah ini.
Semoga tugas kami ini bermanfaat bagi saya, para pembaca, dan masyarakat.
Kami menyadari bahwa pembuatan Makalah ini masih terdapat banyak kesalahan
sehingga saya masih mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman semua untuk
melengkapi kesempurnaan tugas kami ini.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ........................................................ Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ............................................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah .......................................................... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan............................................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN ......................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1 Dasar Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi .......... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Dasar Filosofis ......................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Dasar Sosiologis ...................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Dasar Yuridis ........................................................... Error! Bookmark not defined.
2.2 Tujuan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi ........ Error! Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP ................................................................. Error! Bookmark not defined.
3.1 Kesimpulan..................................................................... Error! Bookmark not defined.
3.2 Saran ............................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia,
yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta membimbingnya dalam
mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam masyarakat Indonesia yang
adil dan makmur.
Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan
pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya,
sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari
kehidupan bangsa Indonesia.
Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila itu, perlu
diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamamalan nilai-nilai
luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap
penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan,
baik di pusat maupun di daerah.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Tidak terkecuali lembaga negara yaitu MPR mencanangkan empat pilar berbangsa
yang salah satunya adalah Pancasila. Memang ada perdebatan tentang istilah pilar
tersebut, karena selama ini dipahami bahwa Pancasila adalah dasar negara, namun
semangat untuk menumbuh kembangkan lagi Pancasila perlu disambut dengan baik.
Bangsa Indonesia yang penuh kebhinekaan terdiri atas lebih dari 300 suku
bangsa yang tersebar di lebih dari 17.000 pulau, secara sosiologis telah
mempraktikan Pancasila karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
merupakan kenyataan-kenyataan (materil, formal, dan fungsional) yang ada dalam
mas yarakat Ind onesia. Kenyataan objektif ini menjadikan Pancasila sebagai dasar
yang mengikat setiap warga bangsa untuk taat pada nilai-nilai instrumental yang
berupa norma atau hukum tertulis (peraturan perundang-undangan, yurisprudensi,
dan traktat) maupun yang tidak tertulis seperti adat istiadat, kesepakatan atau
kesepahaman, dan konvensi.
Kebhinekaan atau pluralitas masyarakat bangsa Indonesia yang tinggi,
dimana agama, ras, etnik, bahasa, tradisi-budaya penuh perbedaan, menyebabkan
ideologi Pancasila bisa diterima sebagai ideologi pemersatu. Data sejarah
menunjukan bahwa setiap kali ada upaya perpecahan atau pemberontakan oleh
beberapa kelompok masyarakat, maka nilai-nilai Pancasilalah yang dikedepankan
sebagai solusi untuk menyatukan kembali. Begitu kuat dan ‘ajaibnya’ kedudukan
Pancasila sebagai kekuatan pemersatu, maka kegagalan upaya pemberontakan yang
terakhir (G30S/PKI) pada 1 Oktober 1965 untuk seterusnya hari tersebut dijadikan
sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Bangsa Indonesia yang plural secara sosiologis
m embutuhkan ideologi pemersatu Pancasila. Oleh karena itu nilai-nilai Pancasila
perlu dilestarikan dari generasi ke generasi untuk menjaga keutuhan masyarakat
bangsa. Pelestarian nilai-nilai Pancasila dilakukan khususnya lewat proses
pendidikan formal, karena lewat pendidikan berbagai butir nilai Pancasila tersebut
dapat disemaikan dan dikembangkan secara terencana dan terpadu.
Pancasila telah menjadi norma dasar negara dan dasar negara Republik
Indonesia yang berlaku adalah Pancasila yang tertuang dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945) junctis Keputusan Presiden RI Nomor 150 Tahun 1959 mengenai
Dekrit Presiden RI/Panglima Tertinggi Angkatan Perang Tentang Kembali Kepada
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Naskah
Pembukaan UUD NRI 1945 yang berlaku adalah Pembukaan UUD NRI Tahun
1945 yang disahkan/di tetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) tanggal 18 Agustus 1945. Sila -sila Pancasila yang tertuang dalam
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 secara filosofis-sosiologis berkedudukan
sebagai Norma Dasar Indonesia dan dalam konteks politis-yuridis sebagai Dasar
Negara Indonesia. Konsekuensi dari Pancasila tercantum dalam Pembukaan UUD
NRI Tahun 1945, secara yuridis konstitusional mempunyai kekuatan hukum yang
sah, kekuatan hukum berlaku, dan kekuatan hukum mengikat.
1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui
revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar Pancasila
kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta membimbing
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
3. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi terhadap
berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui
sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI Tahun
1945.
4. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan kesatuan bangsa, serta
penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat
berlandaskan Pancasila, untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal dan
eksternal masyarakat bangsa Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui
revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Untuk lebih lanjutnya kita sebagai generasi muda diharapkan mampu menjadi
manusia Indonesia yang berpancasila, sebelum menguasai IPTEK yang dimilikinya.
Kita juga diharapkan unggul dalam penguasaan IPTEK dan seni namun tidak
kehilangan jati dirinya dan apalagi tercabut dari akar budaya bangsa dan
keimanannya.
DAFTAR PUSTAKA