Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

MATA KULIAH : PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR I

UJI PENDAHULUAN TERDAHAP SAMPEL

Oleh:

NAMA : SITI KHODIJAH DALIMUNTHE

NIM : 4161131036

JURUSAN : KIMIA

PROGRAM : PENDIDIKAN KIMIA (S1)

KELOMPOK : III (TIGA)

TGL PELAKSANAAN : 9 MARET 2018

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
I. JUDUL PERCOBAAN : UJI PENDAHULUAN TERHADAP SAMPEL

II. TUJUAN PERBOBAAN


1. Mengetahui warna nyala sampel padat
2. Mengetahui beberapa sifat fisik dari larutan sampel
3. Mengetahui sifat asam dan basa dari larutan
4. Mengetahui suatu sampel mengandung ion ammonium
5. Mengetahui suatu larutan mengandung ion nitrat (nitrit)

III. TINJAUAN TEORITIS


Kimia Analitik adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari mengenai cara - cara
penganalisaan zat kimia yang terdapat didalam suatu sampel yang akan dianalisa baik jenis
maupun kadarnya. Dalam bidang kimia analitik, suatu analisis harus melalui beberapa tahapan
seperti pemilihan dan penyiapan sampel (sampling), perlakuan awal (pretreatment), pemisahan,
pengukuran, dan analisis data.
Kimia Analitik dibagi menjadi dua golongan yakni kimia analitik kualitatif dan kimia
analitik kuantitatif. Analisa kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia
dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling
efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Definisi dari
analisis kualitatif adalah pemeriksaaan kimiawi tentang jenis unsur atau ion yang terdapat dalam
suatu zat tunggal atau campuran beberapa zat (Ir. C.Poliling.1982).
Analisis kualitaif umumnya menggunakan dua jenis reaksi pengujian (test) yaitu reaksi
analisi kering dan reaksi basah. Reaksi analisis kering sering di pergunakan untuk pengujian
semyawa pada sampel padat, sedangkan reaksi analisi basah di pergunakan untuk pengujian
senyawa yang berada dalam keadaan larutan. Beberapa teknik analisi kering yang sering
digunakan dalam analisi kualitatif diantaranya test melalui pemansan, test pembakaran melalui
pipa tiup, tets nyala, test boraks dan tekt fosfat. Test nayla didasarkan ada pembentukan warna
senyawa saat dibakar pada nyala bunsen. Sebagaimana diketahui bahwa nyala bunsen yang tidak
berwarna terdiri atas tiga bagian yaitu (1) bagian nyala dengan yang berwarna biru yang
mengnandung banyak gas yang tidak dibakar, (2) bagian ujung atas nyala bunsen, dan (3) bagian
luar nyala bunsen dimana telah terjadinya pembakaran sempurna gas. Test nyala dilakukan
dengan menggunakan kawat platina atau kawat kobalt, yang terlebih dahulu dibersihkan dengan
cara mecelupkannya Na dalam HCl dan membakarnya secara berulang-ulang sampai bersih.
Kemudian mencelupkannya ke dalam sampel dan membakarnya pada zona yang sesuai. Reaksi
analisi basah dilakukan terhadap senyawa didalam larutan untuk mengetahui apakah reaksi
analisi basah telah berlangsung ditandai oleh adanya perubahan dalam reaksi kimia. Perubahan-
perubahan tersebut diketahui dari bentuk endapan, mengeluarkan gas, atau perubahan warna
kebanyakan analisis kualitatif dilakukan secara analisi basah, kecuali untuk identifikasi yang
dilakukan di dalam berbagai jenis wadah reansi lainnya. Reaksi seperti spot plate, tabung reaksi,
beker glas, erlenmeyer atau wadah reaksi lainnya. Reaksi dalam skala mikro biasanya dilakukan
dalam wadah spot plate dan ukuran kuantitas yang lebih besar dilakukan didalam wadah reaksi
yang lebih besar dilakukan di dalam wadah reaksi yang lain (situmorang, 2012)
Barium adalah logam putih perak, yang stabil dalam udara yang lembab, kering. Barium
perak ditambah dengan air dalam udara yang lembab, membentuk oksida atau hidroksida. Pada
uji kering, garam-garam barium bila dipanasakan pada nyala bunsen yang tidak cemerlang yakni
( kebiru-biruan).
Kalsium adalah logam putih perak yang agak lunak. Ia melebur oleh oksigen atmosfer
dan udara lembab. Pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida atau kalsium hidroksida hidrogen.
Pada uji kering atau pewarnaan nyala senyawa-senyawa kalsium yang mudah menguap, member
warna merah-kekuningan pada nyala bunsen yang akan diujikan.
Natrium adalah logam perak putih lunak. Natrium teroksidasi dengan cepat dalam udara
lembab, maka harus disimpan terendam seluruhnya dalam pelarut nafta atau silena. Logam ini
bereaksi keras dengan air. Untuk uji kering (pewarnaan nyala) nyala bunsen yang tak cemerlang
akan diwarnai kuning kuat oleh garam natrium.
Kalium adalah logam putih perak yang lunak. Logam ini tak berubah dalam udara kering,
tetapi dengan cepat teroksidasi dalam udara lembab, menjadi tertutup dengan suatu lapisan biru.
Logam itu menguraikan air dengan dahsyat, sambil melepaskan hidrogen dan terbakar dengan
nyala lembayung (Marjadi, 1986).
Logam timbal atau timah hitam (Pb) merupakan logam berat yang terdapat secara alami
didalam kerak bumi dan sekitar di alam dalam jumlah kecil melalui proses alami maupun buatan
. apabila timbal terhirup oleh manusia , akan beredar mengikuti aliran darah, diserap kembali di
dalam ginjal dan otak, dan disimpan didalam tulang dan gigi (winarna, 2015).
Prinsip pokok teknik analisa kualitatif ialah mengerah dan menganalisa data-data yang
terkumpul menjadi data yang terkumpul menjafi data yang sistematis, teratur, terstruktur dan
mempunyai warna. Prosedur analisa kualitatif dibagi dalam lima langkah, yaiut : membuat
reageni. Cara ini dilakukan dengan membaca berulang kali dtaa yang ada sehingga penelitian
dapat menemukan data yang sesuai dengan penelitiannya dan membuang data yang tidak sesuai.
Membuat kategori, menentukan kategori yang merupakan proses yang cukup rumit karena
penelitian harus mampu menggomponenkan data yang ada kedalam suatu kategori (Day, 1993)
Metode uji nyala pada boraks :
1. Sampel ditimbang sebanyak 10 gram dan dipotong-potong kecil lalu di oven pada suhu
120C selama 6 jam
2. Kemudian sampel digunakan kedalam cawan porselin
3. Dimasukkan kedalam tanur dan dipijarkan
4. Sisa pemijaran ditambambahkan 1-2 tetes HCL pekat 5-6 etanol kemudian dibakar
5. Bila timbul warna hijau menandakan adanya boraks (Tubagus, 2013).
Pengamatan profil api dimaksudkan untuk mengetahui kontur nyala api stabil yang
terbentuk pada penggunaan variasi grade bietanol, profil nyala api kompor mampu menampilkan
api yang stabil dan berwarna biru tetapi juga berwarna kuning pada ujung apinya. Warna kuning
api ini oleh radiasi jelage (Pratama, 2013).
V. PEMBAHASAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengamatan Terhadap Tabel Sampel Padat


BAHAN HASIL PENGAMATAN
Warna
Orange muda Kuning Keorangean
SAMPEL Orange tua Orange keunguan/ lembayung
PADAT Kuning Keunguan
Hitam serbuk Lembayung
Hitam kristal Merah keunguan

B. Pengamatan Terhadap Tabel Sampel Cair


BAHAN HASIL PENGAMATAN
ASAM/BASA WARNA
CuCl2 Asam Merah
SAMPEL CuSO4 Asam Biru pekat
CAIR
K2CrO4 Basa Kuning pekat

C. PEMBAHSAN
a. Sampel Padat
 Secara teori :
Test nayla didasarkan ada pembentukan warna senyawa saat dibakar pada nyala bunsen.
Sebagaimana diketahui bahwa nyala bunsen yang tidak berwarna terdiri atas tiga bagian yaitu (1)
bagian nyala dengan yang berwarna biru yang mengnandung banyak gas yang tidak dibakar, (2)
bagian ujung atas nyala bunsen, dan (3) bagian luar nyala bunsen dimana telah terjadinya
pembakaran sempurna gas. Test nyala dilakukan dengan menggunakan kawat platina atau kawat
kobalt, yang terlebih dahulu dibersihkan dengan cara mecelupkan Na dalam HCl dan
membakarnya secara berulang-ulang sampai bersih. Kemudian mencelupkannya ke dalam
sampel dan membakarnya pada zona yang sesuai. Reaksi analisi basah dilakukan terhadap
senyawa didalam larutan untuk mengetahui apakah reaksi analisi basah telah berlangsung
ditandai oleh adanya perubahan dalam reaksi kimia (situmorang, 2012).

 Secara Praktek
Secara praktek, pada uji tes nyala digunakan dengan menggunalan kawat platina yang
benamkan pada larutan HCl pekat. Dimana tujuan pencelupan tersebut adalah untuk
membersihkan sisa atau zat yang menenpel pada kawat tersebut, bisa kita uji dengan
menggunakan bunsen yaitu dengan cara dibakar untuk membuktikan bahwa tidak ada lagi zat
yang menempel pada kawat tersebut. selajutanya yaitu dengan mencelupkan berbagai warna
samppel yang diberikan lalu kita melihat warna nyala yang terjadi. Adapun hasil yang kami
dapatakan sudah tertera pada tabel hasil pengamatan pada uji nyala diatas. Adapun kesesuaian
teori dengan praktik sudah sesuai, yaitu kesesuaiannya dengan memakai kawat platina dan
membenamkannya kedalam HCl (pekat).
b. Sampel Cair
 Secara Teori

 Secara Praktek

Anda mungkin juga menyukai