Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“ Siklus Born-Haber dan Energi Kisi”

Disusun Oleh :

AYU SUPIANGGI . R. LUBIS ( 4172131001)

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Iis Siti Jahro, M.Si.

JURUSAN KIMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kimia Lingkungan judul
Critical Journal Review tentang “Siklus Born-Haber dan Energ Kisi’’. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada ibu dosen Pengampu yang telah membimbing dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat
dan bisa menambah pengetahuan bagi setiap pembaca.

Medan, 01 Maret 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Rasionalisasi Pentingnya CJR


Critical Journal Review merupakan suatu hal yang penting bagi mahasiswa karena
mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang ada dan dapat menguji
kemampuan dalam meringkas dan menganalisis sebuah jurnal serta membandingkan
jurnal yang dianalisis dengan jurnal yang lain, menambah minat baca bagi periview
jurnal.

1.2. Tujuan Penulisan Critical Jurnal Review


1. Memenuhi tugas Critical Jurnal Review
2. Mempermudah dalam membahas inti hasil penelitian yang telah ada.
3. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan pembaca pada ringkasan jurnal yang
dikritik.

1.3. Manfaat Critical Jurnal Review


Melatih kemampuan penulis dalam mengkritisi suatu jurnal dan memberikan
informasi atau pemahaman dari hasil penelitian dan menjadi bahan evaluasi dalam
pembuatan jurnal di penerbitan berikutnya.

1.4 Identitas Jurnal


Jurnal 1:

Judul Jurnal : Penentuan Energi Kisi dan Simulasi Molekuler Oksida Perovskit
Nama Penerbit : Hellna Tehubijuluw dan Ismunandar
Tahun Terbit : 2008
Kota Terbit : Bandung
Jenis Jurnal : Jurnal Indo. J. Chem
Volume (Edisi) : Vol. 8, No. 3
ISSN :-
Halaman : 385-391
Jurnal 2:

Judul Jurnal : Studi Kestabilan Zirkonia Terdoping Ration Trivalen melalui


Pemodelan Atomistik
Nama Penerbit : Akram La Kilo, Triwahyuni S. Umamah, Lukman A. R. Laliyo
Tahun Terbit : 2019
Kota Terbit : Gorontalo
Jenis Jurnal : Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi
Volume (Edisi) : Vol. 22, No.4
ISSN : 1410-8917
Halaman : 129-135
BAB II
ISI
2.1 Jurnal 1

Perovskit mempunyai rumus umum ABO3 dan memiliki struktur ideal kubus, grup
ruang Pm3m. Dalam notasi ABO3, terdapat 3 atom yang berbeda, atom A dan B memiliki
kombinasi kation yang jumlah bilangan oksidasinya enam: +1 dan +5; +2 dan +4; +3 dan
+3 serta atom O bermuatan –2. Kation A biasanya merupakan kation dengan ukuran yang lebih
besar dibandingkan dengan kation B.

Perovskit merupakan kelompok oksida ionik yang saat ini banyak disintesis.
Beragamnya aplikasi dan masih aktifnya usaha eksplorasi sintesis perovskit baru
menyebabkan penentuan energi kisi senyawa berstruktur perovskit penting dilakukan. Oleh
karena itu diperlukan suatu rumusan yang sederhana dan dapat dengan cepat digunakan
untuk memprediksi secara khusus energi kisi oksida perovskit.
Glasser berhasil menentukan energi kisi pada berbagai senyawa ionik biner yang
diilhami oleh suksesnya Kapustinskii dalam menyederhanakan persamaan Born-Mayer.
Penentuan energi kisi pada senyawa ionik kompleks, Glasser memasukkan konsep
kekuatan ionik dan jarak rata-rata kation-anion dalam struktur dengan memakai jari-jari ion
(Goldschmidt) koordinasi enam
Glasser dan Jenkins mengenalkan istilah energi potensial, UPOT yang menggambarkan
seluruh energi sebagai hasil interaksi antar muatan dalam kisi. Harga UPOT ini merupakan
hasil koreksi energi kisi terhadap sumbangan derajat kebebasan (vibrasi, rotasi, dan
translasi) ion-ion. Menurut mereka, terdapat korelasi yang dekat antara harga rata-rata jarak
kation-anion dengan distribusi muatan dalam struktur senyawa ionik kompleks.
Yoder dan Flora telah merumuskan energi kisi berdasarkan siklus Born-Haber
U(BHC) pembentukan senyawa-senyawa ionik kompleks. Dari penelitian tersebut telah
didapatkan kesimpulan bahwa pada pembentukan garam rangkap dari garam-garam
sederhananya hanya menghasilkan perubahan entalpi yang sangat kecil. Perubahan entalpi
yang sangat kecil ini membawa kepada istilah yang sangat kecil pula antara energi
kisi garam rangkap dengan jumlah energi kisi garam-garam sederhana pembentuknya (atau
yang diasumsikan). Persamaannya sebagai berikut:

U BHC garam rangkap   U  BHC garam yang diasumsikan

Sampai saat ini belum ada kajian secara khusus perihal prediksi energi kisi oksida-
oksida yang berstruktur perovskit. Ketiga persamaan energi kisi yang berlaku untuk senyawa
ionik kompleks tersebut masih perlu diuji keberlakuannya terhadap senyawa oksida
perovskit. Sebagai kelanjutan usaha pencarian persamaan empiris energi kisi oksida,
dilakukan pencarian rumusan energi kisi yang berlaku pada senyawa oksida perovskit. Dalam
pekerjaan ini juga dilakukan perbandingan energi kisi dari persamaan sederhana dengan hasil
simulasi molekuler

2.2 Jurnal 2
ZrO adalah oksida polimorf dengan tiga fasa, yaitu monoklin, tetragonal, dan
kubus. Fasa yang disebutkan terakhir tidak stabil pada suhu rendah dan mengalami
keretakan pada saat pendinginan. Fasa kubus zirkonia tersebut perlu distabilkan dengan
cara penambahan secara parsial kation yang lebih besar atau didoping menggunakan
kation bervalensi lebih rendah yakni kation trivalen atau divalen untuk membuat
kekosongan anion oksigen ‹oxygen vticéincy), seperti V* atau kombinasi dari dua efek
tersebut. Heuer melaporkan bahwa dopan divalen menyebabkan ketidakstabilan struktur
dan terjadinya pemisahan fasa pada suhu tinggi, seperti pada CaZr,O.

Metode pemodelan atomistik didasarkan pada model Born dari suatu krisal ionik.
Interaksi pada padatan kristal dideskripsikan dengan interaksi potensial interatomik yang
terdiri dari interaksi long-range (interaksi Coulomb) dan interaksi short range. Interaksi
short-range dihasilan dari gaya tolakan dan gaya tarik van der Waals.

untuk membuktikan adanya parameter sel dari kisi kristal, maka dilakukan
perhitungan terhadap jarak antar ion-ion dalam kristal. Dua kation dopan yang
mensubstitusi struktur ZrO2 mengambil tempat terdekat dengan oksigen seperti yang
ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 2. Jarak antara M-O (A) dan M-M (B) dalam struktur ZrO 2 yang
terdoping dengan oksida trivalen.
Simbol A pada gambar merupakan jarak antaraMdan O terdekat, sedangkan simbol B
merupakan jarak antara M dan M terdekat. Hasil pemodelan ZrO2 yang terdoping dengan
dopan oksida trivalen menunjukkan bahwa jarak antara M dan 0 terdekat berada pada
panjang berkisar 2,198A sampai 2,228A dan jarak antara M dan M terdekat berada pada
panjang 3,59 A sampai 3,639 A.
Semakin bertambahnya konsentrasi dan ukuran dopan yang mensubstitusi ZrO2, maka
jarak antar dopan dan antara dopan tersebut dengan 0 semakin besar karena semakin besarnya
gaya tolak antar dopan dan antar oksigen dalam struktur. Hal inilah yang mengakibatkan
parameter sel kisi semakin membesar dan kestabilan struktur ZrO 2 yang terdoping semakin
menurun.
Pembentukan kation dan anion yang memenuhi aturan oktet dari atom-atomnya bukan
merupakan sumber kestabilan suatu senyawa ionic. Kestabilan senyawa-senyawa ionik
bersumber pada energi kisi kristal yang dilepaskan pada pembentukan kristal. Berdasarkan
hal ini, maka penentuan kestabilan struktur ZrO2 terdoping dilakukan dengan cara
menghitung energi kisi kristal. Hasil optimasi senyawa induk ZrO2 didapatkan bahwa energi
kisi senyawa induk ZrO2 adalah -109,767 eV. Energi kisi ZrO2 semakin besar dengan adanya
dopan yang mensubstitusi secara parsial Zr.
Hasil perhitungan energi kisi melalui pemodelan atomistik menunjukkan bahwa
perubahan energi kisi berbanding lurus dengan konsentrasi dopan. Semakin besar nilai
konsentrasi dopan maka nilai energi kisi kristal semakin positif sebagaimana ditunjukkan
pada gambar 6. Pembentukan senyawa ionik dengan energi kisi menghasilkan perubahan
entalpi negatif (ekstoterm) dikarenakan senyawa ionik tersebut dalam keadaan lebih stabil
(energi ikatnya kuat). Dengan menghubungkan analisis parameter sel dan energi kisi dapat
dikatakan semakin besar jari-jari dopan yang mensubsitusi Zr4+, maka energi kisi Zr02 yang
terdoping semakin naik (positif). Dengan masuknya dopan trivalen yang memiliki jari-jari
lebih besar dari Zr4+ mengakibatkan struktur ZrO menjadi kurang stabil karena adanya defek
kekosongan yang terbentuk dan jarak antar ion dalam kristal semakin melebar sehingga
menyebabkan energi ikat antar ion di dalamnya menjadi semakin lemah dan energi kisinya
semakin positif.
BAB III
KEUNGGULAN JURNAL
3.1 Kedalaman atau Kelengkapan Uraian Materinya
Jurnal 1: jurnal ini memiliki kedalaman atau kelengkapan uraian materi yang cukup
lengkap,dimana pada jurnal ini menjelaskan materi secara terstruktur dan terkonsep,
materi yang dijelaskan mulai dari penjelasan energi kisi ddan siklus Born-Haber.
Jurnal 2: jurnal ini memiliki kedalaman atau kelengkapan uraian materi yang kurang
lengkap, dimana pada jurnal ini lebih banyak menjelaskan tentang energi kisi dari
pada siklus Born-Haber.
3.2 Keterkaitan Antar Komponennya
Jurnal 1:Setiap penjelasan yang diuraikan oleh penulis pada jurnal ini memiliki
keterkaitan antara koomponennya, seperti penjelasan antara siklus Born Haber dengan
Energi kisi dijelaskan saling berkaitan.
Jurnal 2: pada jurnal ini kurang lengkap menjelaskan tentang siklus Born-Haber
sehingga keterkaitan antar komponenya sangatlah sedikit.
3.3 Kemutakhiran Uraian Materi dan Referensinya
Jurnal 1: kemutakhiran uraian materi dan referensinya pada jurnal ini dikatakan
mutakhir atau berhubungan, karena materi yang diuraikan pada jurnal ini saling
berhubungan atau sesuai dengan referensi yang ada pada jurnal dan pada jurnal ini
memiliki cukup banyak referensi.
Jurnal 2 : kemutakhiran uraian materi dan referensinya pada jurnal ini dikatakan
mutakhir atau berhubungan, karena materi yang diuraikan pada jurnal ini saling
berhubungan atau sesuai dengan referensi yang ada pada jurnal dan pada jurnal ini
memiliki cukup banyak referensi.
BAB IV
KELEMAHAN JURNAL
4.1 Kedalaman atau Kelengkapan Uraian Materinya
Jurnal 1: pada jurnal ini sudah memiliki kedalaman atau kelengkapan materi yang
cukup baik.
Jurnal 2 : pada jurnal ini kurang menjelaskan materi tentang Siklus Born-Haber.
4.2 Keterkaitan Antar Komponennya
Jurnal 1: keterkaitan antar komponen pada jurnal ini sudah cukup bagus dan lengkap.
Jurnal 2 : keterkaitan antar komponen pada jurnal ini kurang lengkap atau tidak
saling berkaitan karena lebih banyak menjelaskan tentang energi kisi saja.
4.3 Kemutakhiran Uraian Materi dan Referensinya
Jurnal 1 : kemutakhiran uraian materi dan referensinya pada jurnal ini sudah cukup
mutakhir atau saling berhubungan.
Jurnal 2 : kemutakhiran uraian materi dan referensinya pada jurnal ini sudah cukup
mutakhir atau saling berhubungan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Persamaan sederhana yang dapat digunakan untuk menentukan energi kisi perovskit
dapat diturunkan dari persamaan U(YF), dimana kecocokkannya dengan U(BHC) sangat
baik dibandingkan dengan persamaan U(G) dan U(GJ).
ZrO2 berstruktur kubus yang didoping dengan kation trivalen untuk mensubstitusi
secara parsial Zr4+ mengakibatkan struktur ZrO2, terdoping mengalami kekosongan oksigen
dan kestabilan ZrO2 terdoping menurun. Penurunan tersebut semakin besar dengan
bertambahnya konsentrasi dan ukuran dopan yang mensubstitusi Zr4+ secara parsial dari
ZrO2,. Penurunan tersebut ditunjukan dengan energi kisi yang semakin positif. Penurunan
kestabilan ZrO, yang didoping V3+, Er3+, Yb3+ dan Lu 3+ lebih kecil dibandingkan
penurunan kestabilan ZrO2 yang didoping dengan La3+, Nd3+, Sm3+, Eu 3+ dan Gd3+. Hasil
pemodelan juga diperkuat dengan hasil perhitungan Bond Valence Sum.
DAFTAR PUSTAKA

Kilo, La Akram., dkk., 2019, Studi Kestabilan Zirkonia Terdoping Kation Trivalen Melalui
Pemodelan Atomistik, Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi. 22(4), 129-135.
Tehubijuluw, Hellna dan Ismunandar., 2008, Penentuan Energi Kisi dan Simulasi Molekuler
Oksida Perovskit, Indo. J. Chem, 8(3), 385-391

Anda mungkin juga menyukai