Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL JURNAL REVIEW

Siklus Born-Haber dan Energi Kisi

Diajukan guna memenuhi tugas CJR Ikatan Kimia

Dosen : Dr.Iis Siti Jahro,M.Si.

Oleh :

DELVIA STEVANIA L. TOBING

Nim : 4183331017

KIMIA DIK A 2018

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena penulis masih
dapat membuat makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas Critical Journal Review ( CJR ) mata kuliah Ikatan Kimia. Adapun tugas ini tidak
lepas dari pengaruh dosen pengampu yakni Dr.Iis Siti Jahro,M.Si.

Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan supaya makalah ini
menjadi lebih baik. Atas perhatian pembaca, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, September 2019

Penyusun
BAB I

IDENTITAS JURNAL

 JURNAL UTAMA

Judul : Penentuan Energi Kisi Oksida-Oksida Piroklor

Jurnal : Jurnal Matematika dan Sains

Volume / Halaman : Vol.11 No.1 / 1-7

Tahun : 2006

Penulis : Dede Suhendar, Ismunandar

Publikasi : Januari 2006

Diterima : 2005

 JURNAL PEMBANDING

Judul : Lattice Energy Determination And Molecular Simulation Of


Perovskite Oxides

Jurnal : Indo. J. Chem.

Volume & Halaman : Vol.8 No.3 / 385 - 391

Tahun : 2008

Penulis : Indo. J. Chem

Publikasi : 23 Juni 2008

Diterima : 05 Mei 2008

Penerjema : Hellna Tehubijuluw dan Ismunandar


BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL

JURNAL UTAMA

Abstrak

Prediksi energi kisi oksida piroklor sangat penting untuk memperkirakan kestabilan oksida
yang akan disintesis.

Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk mencari rumusan yang dapat digunakan
untuk meramalkan energi kisi oksida piroklor. Sebagai standar awalnya ditentukan energi
kisi, yang data kalor pembentukannya telah diketahui, dengan menggunakan siklus Born
Haber, sehingga didapat U(BHC). Energi kisi, U, oksida-oksida piroklor telah ditentukan
dengan persamaan energi kisi Glasser, (G), Glasser-Jenkins, (GJ), dan Yoder-Flora, (YF).
Plotting U(BHC), terhadap U(G), U(GJ) dan U(YF) berturut-turut memperoleh R2 =
0,9564, 0,8671, dan 0,9993.

Berdasarkan hasil plotting yang cocok pada U(BHC) vs. U(YF), persamaan Yoder-Flora
kemudian dicoba dikombinasikan dengan persamaan Kapustinskii untuk melihat
korelasinya terhadap U(BHC) oksida piroklor, dan menghasilkan persamaan kombinasi
Yoder-Flora-Kapustinskii pada oksida piroklor,

U(YFK)piroklor = Σ U(K) oksida A + Σ U (K) oksida B

Dengan U(K) merupakan energi kisi hasil perhitungan dengan persamaan Kapustinskii dari
oksida dengan jari-jari ion A pada bilangan koordinasi delapan dan ion B pada koordinasi
enam, kecuali untuk ion B yang berasal dari oksida berstruktur fluorit memakai jari-jari ion
pada koordinasi delapan. Hasil perhitungan U(YFK) mendapatkan selisih < 3 % terhadap
U(BHC).
Pendahuluan

Terdapat tiga rumusan penting mengenai energi kisi senyawa ionik kompleks (terdiri lebih
dari dua jenis ion), yakni persamaan Glasser, Glasser-Jenkins dan Yoder-Flora Ketiga
persamaan memiliki dasar perumusan yang berbeda. Persamaan Glasser dan Glasser-
Jenkins merupakan penyederhanaan dari persamaan Kapustinskii yang diterapkan pada
senyawa ionik kompleks, sedangkan persamaan Yoder-Flora diturunkan berdasarkan siklus
Born-Haber.

Persamaan Kapustinskii berlaku untuk senyawa ionik biner dan merupakan dasar
penurunan persamaan Glasser dan Glasser-Jenkins. Persamaan Yoder-Flora diturunkan
sebagai hasil observasi dari siklus Born-Haber yang hasilnya dapat disimpulkan bahwa
energi kisi garam rangkap memiliki selisih yang sangat kecil terhadap jumlah energi kisi
garam-garam sederhananya, sehingga harga perubahan entalpinya dapat diabaikan.

Sampai saat ini belum ada kajian secara khusus perihal prediksi energi kisi oksida-oksida
yang berstruktur piroklor. Penelitian ini bertujuan mencari rumusan energi kisi yang paling
tepat dan berlaku untuk senyawa oksida berstruktur piroklor.

Metode

Untuk mencapai tujuan penelitian ini, langkah pertama adalah menentukan harga energi
kisi standar dari oksida-oksida piroklor. Penentuan harga energi kisi standar (sebagai
pembanding) ini memakai siklus Born-Haber, dan hasil perhitungannya sebagai U(BHC).
Kemudian, dihitung harga energi kisi oksida-oksida piroklor dengan persamaan Glasser,
U(G), Glasser-Jenkins, U(GJ) dan Yoder-Flora U(YF), hasilnya dibandingkan (dalam %
selisih) dan diplotkan terhadap U(BHC). Energi kisi dari siklus Born-Haber, U(BHC), tiap
oksida piroklor akan ditentukan dengan menggunakan data entalpi atomisasi (∆Hatom),
ionisasi (∆Hion), dan afinitas (∆Haf), dari tiap unsur dan molekul yang terlibat dalam
pembentukan oksida piroklor, serta entalpi pembentukan oksida piroklor dari oksida-oksida
binernya, (∆Hfox). Dengan melihat skema pada gambar 2, data-data ini dapat digunakan
untuk menentukan energi kisi oksida piroklor.

Siklus Born-Haber dan proses-proses yang menghasilkan entalpi pembentukan standar,


∆Hf° pada pembentukan oksida piroklor (A3+)2(B4+)2O7. Tahap-tahap I, II, III, dan IV
merupakan Siklus Born-Haber. Tahap-tahap V dan VI merupakan tahap pembentukan dari
unsur-unsurnya menjadi oksida-oksida biner dan akhirnya menjadi oksida piroklor. Untuk
mengubah unsur A, B dan molekul O2 menjadi atom-atomnya diperlukan energi atomisasi,
dan perubahan entalpinya disebut entalpi atomisasi, ∆Hatom (I); atom-atom A, B dan O
kemudian diubah menjadi A3+ dan B4+ memerlukan entalpi ionisasi (jumlah entalpi
ionisasi pertama, kedua, dan ketiga untuk ion A; jumlah entalpi ionisasi pertama, kedua,
ketiga dan keempat untuk atom B), ∆Hion, dan O2- menghasilkan entalpi afinitas, ∆Haf
(II); selanjutnya ion-ion ini bergabung membentuk kisi struktur oksida piroklor yang
menghasilkan entalpi kisi, ∆HL (III); Jumlah dari perubahan-perubahan entalpi tahap I, II
dan III adalah entalpi pembentukan standar, ∆H°f (IV). Bila tidak ada data ∆H°f, data
entalpi pembentukan oksida A, ∆H°f(A2O3(s)) dan oksida B, ∆H°f(2BO2(s)) (V), serta
entalpi pembentukan oksida piroklor A2B2O7(s) dari oksida A dan B, ∆H°fox (VI) dapat
digunakan.

Hasil dan Diskusi

Persentase selisih yang sangat besar dalam penentuan energi kisi oksida piroklor hanya
terjadi pada pemakaian persamaan Glasser-Jenkins. Penyebabnya dapat ditelusuri dari dasar
pengambilan rumusan yang dilakukan oleh Glasser dan Jenkins.

Seperti diketahui bahwa Glasser dan Jenkins memasukkan faktor tolakan, R, dalam dasar
penurunan rumusannya karena melihat adanya kekonstanan pada (Vm/2I)1/3 vs. <r>
(Glasser and Jenkins, 2000).

Hasil perhitungan energi kisi dengan menggunakan persamaan Glasser dan Yoder-Flora
lebih baik dibandingkan dengan persamaan Glasser-Jenkins, bahkan persamaan Yoder-
Flora menghasilkan selisih < 0,75 % terhadap energi kisi standar.

Pada oksida piroklor yang mengandung ion Hf4+, didapatkan bahwa hasil yang baik
dengan menggunakan persamaan kombinasi Yoder-Flora-Kapustinskii (YFK) diperoleh
bila data jari-jari ion yang dipakai adalah jari-jari ion pada bilangan koordinasi 8.
Fenomena ini makin menguatkan asumsi bahwa energi kisi oksida ionik terner hampir sama
dengan jumlah energi kisi oksida-oksida ionik binernya.

Dengan berhasil dirumuskannya persamaan kombinasi ini, maka energi kisi senyawa
oksida piroklor lainnya maupun oksida terner hipotetis dapat diperkirakan melalui
persamaan ini, karena rumusan tidak bergantung pada struktur senyawa yang terbentuk.
JURNAL PEMBANDING

Abstrak

Determination of lattice energy, U, is an important work for ionic compounds, due to it is


the driving force in the compounds formation. The objective this work are twofold, firstly
to determine lattice energy of perovskite oxide using an approximate equation and compare
lattice energy from the resulted simple equation and molecular simulation results. The
perovskite oxides used on this study were rare-earth orthoferite (LnFeO3) and aluminate
(LnAlO3). These ionic terner compounds adopt space group Pbnm or R-3c. Lattice energy
of perovskite oxides were calculated using Glasser, (G), Glasser-Jenkins, (GJ), and Yoder-
Flora, (YF) equations. Plots of Born-Haber lattice energies (U(BHC)) vs. U(G), U(GJ) and
U(YF) resulted in R2 = 0.8872, 0.5919, and 0.9982. Thus the obtained best fit was U(BHC)
vs. U(YF). The simple equation describing the best plot wasUperovskite oxide
= 1,0579U(YF) – 835,06 kJ/mol. Molecular simulation method has also been carried out
to determine lattice energy and the obtained results were compared with those obtained
from simple lattice energy equation, good agreement were obtained in these two oxides
series. The obtained structural parameters also agreed well with those obtained from X-ray
diffraction studies.

Pendahuluan

Perovskit merupakan kelompok oksida ionik yang saat ini banyak disintesis. Beragamnya
aplikasi dan masih aktifnya usaha eksplorasi sintesis perovskit baru menyebabkan
penentuan energi kisi senyawa berstruktur perovskit penting dilakukan. Oleh karena itu
diperlukan suatu rumusan yang sederhana dan dapat dengan cepat digunakan untuk
memprediksi secara khusus energi kisi oksida perovskit. Glasser berhasil menentukan
energi kisi pada berbagai senyawa ionik biner yang diilhami oleh suksesnya Kapustinskii
dalam menyederhanakan persamaan Born-Mayer 3 . Penentuan energi kisi pada
senyawa ionik kompleks, Glasser memasukkan konsep kekuatan ionik dan jarak rata-rata
kation-anion dalam struktur dengan memakai jari-jari ion (Goldschmidt) koordinasi enam
sebagai berikut:

di mana 1213,9 (kJ/mol Å) = faktor konversi elektrostatik, <r> = jarak rata-rata kation-
anion dalam struktur, yakni rata-rata dari penjumlahan jari-jari ion Goldscmidt koordinasi
enam; 0,345 adalah konstanta ; kekuatan ion ini menggambarkan kekuatan interaksi antara
kation-kation dengan anion-anion (sama dengan kekuatan ionik pada teori kimia larutan
dari Debye dan Huckel; istilah ini belum umum untuk kimia padatan) Glasser dan Jenkins
mengenalkan istilah energi potensial, UPOT yang menggambarkan seluruh energi sebagai
hasil interaksi antar muatan dalam kisi. Harga UPOT ini merupakan hasil koreksi energi
kisi terhadap sumbangan derajat kebebasan (vibrasi, rotasi, dan translasi) ion-ion. Menurut
mereka, terdapat korelasi yang dekat antara harga rata-rata jarak kation-anion dengan
distribusi muatan dalam struktur senyawa ionik kompleks.

Yoder dan Flora telah merumuskan energi kisi berdasarkan siklus Born-Haber U(BHC)
pembentukan senyawa-senyawa ionik kompleks. Dari penelitian tersebut telah didapatkan
kesimpulan bahwa pada pembentukan garam rangkap dari garam-garam sederhananya
hanya menghasilkan perubahan entalpi yang sangat kecil. Perubahan entalpi yang sangat
kecil ini membawa kepada istilah yang sangat kecil pula antara energi kisi garam rangkap
dengan jumlah energi kisi garam-garam sederhana pembentuknya (atau yang diasumsikan).

Sampai saat ini belum ada kajian secara khusus perihal prediksi energi kisi oksida-oksida
yang berstruktur perovskit. Ketiga persamaan energi kisi yang berlaku untuk senyawa ionik
kompleks tersebut masih perlu diuji keberlakuannya terhadap senyawa oksida perovskit.
Sebagai kelanjutan usaha pencarian persamaan empiris energi kisi oksida. dilakukan
pencarian rumusan energi kisi yang berlaku pada senyawa oksida perovskit. Dalam
pekerjaan ini juga dilakukan perbandingan energi kisi dari persamaan sederhana dengan
hasil simulasi molekuler.
Metode

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan sebagai berikut.

Pertama, menentukan energi kisi oksida-oksida perovskit dalam hal ini golongan lantanoid
ferat dan aluminat dengan siklus Born-Haber, U(BHC); Kedua, menghitung nilai energi
kisi oksida-oksida perovskit golongan lantanoid ferat dan aluminat dengan persamaan
Glasser, U(G), Glasser - Jenkins,U(GJ), dan Yoder-Flora,U(YF), hasilnya dibandingkan
(dalam % selisih) dan diplotkan terhadap U(BHC); Ketiga, mempertimbangkan
keberlakuan penggunaan ketiga persamaan tersebut;

Keempat, mencari korelasi paling dekat dan aplikatif di antara ketiga persamaan tersebut
terhadap hasil perhitungan dengan siklus Born-Haber; Kelima, simulasi molekuler dengan
perangkat lunak GULP dengan sistem operasi linux. Hasil simulasi ini kemudian
dibandingkan dengan hasil energi kisi persamaan sederhana.

Hasil

Penetapan energi kisi standar U(BHC) oksida perovskit pada oksida golongan lantanoid
ferat dan aluminat melalui siklus Born-Haber, diawali dengan tabulasi data perubahan
entalpi pembentukan, Hfox, LnFeO3 dan LnAlO3 (Ln = unsur-unsur lantanida) dari
oksida-oksida binernya yaitu Ln2O3, Fe2O3, dan Al2O3yang merupakan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Navrotsky dan Kanke. Data hasil penelitian ini menjadi acuan untuk
mencari energi kisi standar U(BHC) oksida perovskit golongan lantanoid ferat dan
aluminat. Mengingat hanya diperoleh data perubahan entalpi pembentukan, Hfox, dari
oksida-oksidanya maka untuk menentukan energi kisi standar perlu dibuat siklus Born-
Haber oksida perovskit.

Pada penentuan energi kisi oksida perovskit lantanoid ferat dan aluminat dengan pemakaian
persamaan Glasser-Jenkins hasil korelasi U(BHC) dengan U(GJ) menunjukkan selisih yang
lebih besar daripada U(BHC) vs U(G).
Yoder dan Flora mengusulkan bahwa energi kisi mineral-mineral ionik kompleks dapat
dihitung dengan memperlakukannya sebagai gabungan energi kisi masing-masing jumlah
mol garam-garam tunggal penyusunnya . Perhitungan energi kisi oksida perovskit lantanoid
ferat dan aluminat.

Persentase selisih U(BHC) dengan U(YF) yang diperoleh antara 0,1367 % – 0,4637 %.
Hasil yang diperoleh tersebut membuktikan bahwa persamaan Yoder-Flora pada oksida
perovskit paling akurat, menghasilkan rata-rata selisih kurang dari 1 %. Hasil yang serupa
telah diperoleh juga dalam penelitian Yoder - Flora pada sejumlah mineral oksida dan
Suhendar-Ismunandar pada oksida piroklor.
KEUNGGULAN MASING-MASING JURNAL

Kedalaman atau Kelengkapan Uraian materinya

Kedalam atau kelengkapan uraian materi pada kedua jurnal ini lengkap. Kedua
jurnal menjelaskan tentang energi kisi melalui siklus Born-Haber juga dengan persamaan
Glasser-Jenkins dan Yoder-Flora.

Keterkaitan antar konsepnya

Keterkaitan antar konsep pada jurnal 1 dan jrnal 2 yaitu memiliki konsep dan
keterkaitan yang sama yaitu sma sama membahas tentang siklus born-haber dan energy
kisi, tetapi pada konsepnya sedikit berbeda sebab pada penelitian jurnal utama bertujuan
untuk mencari rumusan yang dapat digunakan untuk meramalkan energi kisi oksida
piroklor. Sedangkan pada penelitian jurnal pembanding bertujuan untuk menentukan energi
kisi oksida perovskit menggunakan persamaan perkiraan dan membandingkan energi kisi
dari persamaan sederhana yang dihasilkan dan hasil simulasi molekuler.

Kemutakhiran antar konsep

Kemutakhiran antara konsep pada kedua jurnal tersebut sangat penting bagi siklus born-
haber dan energy kisi, kedua jurnal sama sama menggunakan persamaan Glasser-Jenkins
dan Yoder-Flora untuk menentukan energi kisi.

KELEMAHAN MASING-MASING JURNAL

Kedalaman atau Kelengkapan Uraian materinya

Kedalaman atau kelengkapan jurnal pada uraian materi kedua jurnal memiliki kelemahan.
Pada jurnal utama tertera tabel yg berisi rumus persamaan-persamaan yg digunakan dalam
menentukan energi kisi, sedangkan pada jurnal pembanding tidak.

Kemudian pada jurnal pembanding disertai tabel yg berisi tabulasi perhitungan energi kisi
pada siklus Born-Haber dan tabel presentasi selisih energi kisi pada siklus Born-Haber.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari hasil kritikan diatas dapat kita simpulkan bahwa jurnal ini sudah masuk dalam
kategori jurnal yang bai. Jurnal ini layak untuk dipelajari dan memang penyampaian nya
baik, namun setiap ada kelebihan pasti ada kekurangan sama seperti halnya jurnal ini,
dalam setiap pekerjaan pasti ada satu atau dua kesalahan yang perlu ditelaah lebih dalam
lagi sehingga dapat menjadi lebih baik lagi.

SARAN

Besar harapan saya akan menjadi lengkapnya jurnal ini dikemudian hari maka dari itu
penulis diharapkan mampu menerima kritik dan saran dari para pembaca. Saran saya adalah
penulis diharapkan dapat mengembangkan jurnal inimenjadi lebih baik sehingga lebih
menarik minta pembaca. Kekurangan yang telah disampaikan kiranya dapat diminimalisir
sehingga jurnal ini menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai