Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“SIKLUS BORN – HABER DAN ENERGI KISI”

Disusun oleh

NAMA MAHASISWA : NANCY DAVICI TAMBA

NIM :4183331040

KELAS :KIMIA DIK A 2018

DOSEN PENGAMPU : Dr.Iis Siti Jahro,M.Si

Siti Rahmah, S.Pd.,M.Sc

MATA KULIAH :IKATAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERFSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Journal Review
mengenai “Siklus Born Haber dan Energi Kisi” tepat pada waktunya. Harapan penulis
semoga Critical Jounal Review ini dapat berguna bagi penulis sendiri dan juga dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Ikatan Kimia yaitu Ibu Dr.Iis Siti Jahro,M.Si dan Ibu Siti Rahmah, S.Pd.,M.Sc yang telah
membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Critical Jurnal Report ini sesuai
dengan yang diharapkan.

Masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan Critical Journal Review ini
oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca
terutama dari Ibu Dosen Pengampu Mata Kuliah Ikatan Kimia sebagai koreksi dan perbaikan
untuk kedepannya. Atas saran dan masukannya penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, 09 September 2019

Penulis

Nancy Davici Tamba


BAB 1

PENGANTAR MEMUAT IDENTITAS MASING MASING JOURNAL

JOURNAL 1 JOURNAL 2
Judul Penentuan Energi Kisi Oksida- Penentuan Energi Kisi dan
Oksida Piroklor Simulasi Molekuler Oksida
Perovskit
Penulis Dede Suhendar dan Ismunandar Hellna Tehubijuluw dan
Ismunandar
Intitusi Kelompok Keahlian Kimia Department of Chemistry,
Anorganik dan Fisik, Fakultas Institute Technology of Bandung,
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Institut Teknologi Bandung,
Bandung
Volume 11 03
Nomor 01 08
Jenis Jurnal JURNAL MATEMATIKA DAN Indo. J. Chem
SAINS
Email ismu@chem.itb.ac.id e-mail: ismu@chem.itb.ac.id
Halaman 18 - 24 385 - 391
Tahun 2006 2008
Reviewer Nancy Davici Tamba Nancy Davici Tamba

BAB II

URAIAN MASING MASING JOURNAL TERKAIT MATERI SIKLUS BORN –


HABER DAN ENERGI KISI.
A.JOURNAL 1

Prediksi energi kisi oksida piroklor sangat penting untuk memperkirakan kestabilan oksida
yang akan disintesis.Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk mencari rumusan yang
dapat digunakan untuk meramalkan energi kisi oksida piroklor. Sebagai standar awalnya
ditentukan energi kisi, yang data kalor pembentukannya telah diketahui, dengan
menggunakan siklus Born Haber, sehingga didapat U(BHC). Energi kisi, U, oksida-oksida
piroklor telah ditentukan dengan persamaan energi kisi Glasser, (G), Glasser-Jenkins, (GJ),
dan Yoder-Flora, (YF).Plotting U(BHC), terhadap U(G), U(GJ) dan U(YF) berturut-turut
memperoleh R2 = 0,9564, 0,8671, dan 0,9993.Berdasarkan hasil plotting yang cocok pada
U(BHC) vs. U(YF), persamaan Yoder-Flora kemudian dicoba dikombinasikan dengan
persamaan Kapustinskii untuk melihat korelasinya terhadap U(BHC) oksida piroklor, dan
menghasilkan persamaan kombinasi Yoder-Flora-Kapustinskii pada oksida piroklor,
U(YFK)piroklor = Σ U(K) oksida A + Σ U (K) oksida B dengan U(K) merupakan energi kisi
hasil perhitungan dengan persamaan Kapustinskii dari oksida dengan jari-jari ion A pada
bilangan koordinasi delapan dan ion B pada koordinasi enam, kecuali untuk ion B yang
berasal dari oksida berstruktur fluorit memakai jari-jari ion pada koordinasi delapan. Hasil
perhitungan U(YFK) mendapatkan selisih < 3 % terhadap U(BHC). Terdapat tiga rumusan
penting mengenai energi kisi senyawa ionik kompleks (terdiri lebih dari dua jenis ion), yakni
persamaan Glasser, Glasser- Jenkins dan Yoder-Flora. Ketiga persamaan memiliki dasar
perumusan yang berbeda. Persamaan Glasser dan Glasser-Jenkins merupakan
penyederhanaan dari persamaan Kapustinskii yang diterapkan pada senyawa ionik kompleks,
sedangkan persamaan Yoder-Flora diturunkan berdasarkan siklus Born-Haber. (K), (G), (GJ),
dan (YF) secara berturut-turut merupakan simbol yang digunakan untuk membedakan
persamaan energi kisi dari Kapustinskii, Glasser, Glasser-Jenkins, dan Yoder-Flora pada
paper ini. Persamaan Kapustinskii berlaku untuk senyawa ionik biner dan merupakan dasar
penurunan persamaan Glasser dan Glasser-Jenkins. Persamaan Yoder-Flora diturunkan
sebagai hasil observasi dari siklus Born-Haber yang hasilnya dapat disimpulkan bahwa energi
kisi garam rangkap memiliki selisih yang sangat kecil terhadap jumlah energi kisi garam-
garam sederhananya, sehingga harga perubahan entalpinya dapat diabaikan. Kemudian,
dihitung harga energi kisi oksida-oksida piroklor dengan persamaan Glasser, U(G), Glasser-
Jenkins, U(GJ) dan Yoder-Flora U(YF), hasilnya dibandingkan (dalam % selisih) dan
diplotkan terhadap U(BHC). Energi kisi dari siklus Born-Haber, U(BHC), tiap oksida
piroklor akan ditentukan dengan menggunakan data entalpi atomisasi (ΔHatom), ionisasi
(ΔHion), dan afinitas (ΔHaf), dari tiap unsur dan molekul yang terlibat dalam pembentukan
oksidapiroklor, serta entalpi pembentukan oksida piroklor dari oksida-oksida binernya,
(ΔHfox). Dengan melihat skema pada gambar 2, data-data ini dapat digunakan untuk
menentukan energi kisi oksida piroklor melalui persamaan: U(BHC) = ΣΔHatom + ΣΔIon +
ΣΔ af – ΣΔf(oksida A) - (oksida B) – ΣΔfox

Siklus Born-Haber dan proses-proses yang menghasilkan entalpi pembentukan standar, ΔHf
pada pembentukan oksida piroklor (A3+)2(B4+)2O7. Tahap-tahap I, II, III, dan IV
merupakan Siklus Born-Haber. Tahaptahap V dan VI merupakan tahap pembentukan dari
unsur-unsurnya menjadi oksida-oksida biner dan akhirnya menjadi oksida piroklor. Untuk
mengubah unsur A, B dan molekul O2 menjadi atom-atomnya diperlukan energi atomisasi,
dan perubahan entalpinya disebut entalpi atomisasi, ΔHatom (I); atom-atom A, B dan O
kemudian diubah menjadi A3+ dan B4+ memerlukan entalpi ionisasi (jumlah entalpi ionisasi
pertama, kedua, dan ketiga untuk ion A; jumlah entalpi ionisasi pertama, kedua, ketiga dan
keempat untuk atom B), ΔHion, dan O2- menghasilkan entalpi afinitas, ΔHaf (II);
selanjutnya ion-ion ini bergabung membentuk kisi struktur oksida piroklor yang
menghasilkan entalpi kisi, ΔHL (III); Jumlah dari perubahan-perubahan entalpi tahap I, II
dan III adalah entalpi pembentukan standar, ΔH°f (IV). Bila tidak ada data ΔH°f, data entalpi
pembentukan oksida A, ΔH°f(A2O3(s)) dan oksida B,ΔH°f(2BO2(s)) (V), serta entalpi
pembentukan oksida piroklor A2B2O7(s) dari oksida A dan B, ΔH°fox (VI) dapat digunakan.

B.JOURNAL 2

Perovskit mempunyai rumus umum ABO3 dan memiliki struktur ideal kubus, grup ruang
Pm3m .Dalam notasi ABO3, terdapat 3 atom yang berbeda, atom A dan B memiliki
kombinasi kation yang jumlah bilangan oksidasinya enam: +1 dan +5; +2 dan +4; +3 dan +3
serta atom O bermuatan –2. Kation A biasanya merupakan kation dengan ukuran yang lebih
besar dibandingkan dengan kation B. Perovskit merupakan kelompok oksida ionik yang saat
ini banyak disintesis. Beragamnya aplikasi dan masih aktifnya usaha eksplorasi sintesis
perovskit baru menyebabkan penentuan energi kisi senyawa berstruktur perovskit penting
dilakukan. Oleh karena itu diperlukan suatu rumusan yang sederhana dan dapat dengan cepat
digunakan untuk memprediksi secara khusus energi kisi oksida perovskit. Glasser berhasil
menentukan energi kisi pada berbagai senyawa ionik biner yang diilhami oleh suksesnya
Kapustinskii dalam menyederhanakan persamaan Born-Mayer. Penentuan energi kisi pada
senyawa ionik kompleks, Glasser memasukkan konsep kekuatan ionik dan jarak rata-rata
kation-anion dalam struktur dengan memakai jari-jari ion. Glasser dan Jenkins mengenalkan
istilah energi potensial, UPOT yang menggambarkan seluruh energi sebagai hasil interaksi
antar muatan dalam kisi. Harga UPOT ini merupakan hasil koreksi energi kisi terhadap
sumbangan derajat kebebasan (vibrasi, rotasi, dan translasi) ion-ion . Menurut mereka,
terdapat korelasi yang dekat antara harga rata-rata jarak kation-anion dengan distribusi
muatan dalam struktur senyawa ionik kompleks. Yoder dan Flora telah merumuskan energi
kisi berdasarkan siklus Born-Haber U(BHC) pembentukan senyawa-senyawa ionik
kompleks.Dari penelitian tersebut telah didapatkan kesimpulan bahwa pada pembentukan
garam rangkap dari garam-garam sederhananya hanya menghasilkan perubahan entalpi yang
sangat kecil. Perubahan entalpi yang sangat kecil ini membawa kepada istilah yang sangat
kecil pula antara energi kisi garam rangkap dengan jumlah energi kisi garam-garam
sederhana pembentuknya (atau yang diasumsikan) Persamaannya sebagai berikut:
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan sebagai berikut. Pertama, menentukan energi kisi
oksida-oksida perovskit dalam hal ini golongan lantanoid ferat dan aluminat dengan siklus
Born-Haber, U(BHC); Kedua, menghitung nilai energi kisi oksidaoksida perovskit golongan
lantanoid ferat dan aluminat dengan persamaan Glasser, U(G), Glasser- Jenkins,U(GJ), dan
Yoder-Flora,U(YF), hasilnya dibandingkan (dalam % selisih) dan diplotkan terhadap
U(BHC); Ketiga, mempertimbangkan keberlakuan penggunaan ketiga persamaan tersebut.
Keempat, mencari korelasi paling dekat dan aplikatif di antara ketiga persamaan tersebut
terhadap hasil perhitungan dengan siklus Born-Haber; Kelima, simulasi molekuler dengan
perangkat lunak GULP dengan sistem operasi linux. Hasil simulasi ini kemudian
dibandingkan dengan hasil energi kisi persamaan sederhana. Dari siklus Born-Haber seperti
pada Gambar 2, energi kisi Born-Haber dari oksida perovskit, U(BHC)OP, dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut:

BAB III

KEUNGGULAN MASING MASING JOURNAL DITINJAU DARI

1.KEDALAMAN ATAU KELENGKAPAN URAIAN MATERINYA


N JOURNAL 1 JOURNAL 2
O
1. Journal ini Berisi tentang Penentuan Journal ini berisi tentang Penentuan Energi
Energi Kisi Oksida-Oksida Piroklor. Kisi dan Simulasi Molekuler Oksida
Penjelasan materi pada juornal ini sangat Perovskit.Penjelasan materi pada journal ini
baik dan mudah dipahami oleh sangat lengkap, baik dan mudah dipahami
pembaca.Penelitian yang telah dilakukan oleh pembaca. Persamaan sederhana yang
bertujuan untuk mencari rumusan yang dapat digunakan untuk menentukan energi
dapat digunakan untuk meramalkan kisi perovskit dapat diturunkan dari
energi kisi oksida piroklor. Sebagai persamaan U(YF), dimana kecocokkannya
standar awalnya ditentukan energi kisi, dengan U(BHC) sangat baik dibandingkan
yang data kalor pembentukannya telah dengan persamaan U(G) dan U(GJ).
diketahui, dengan menggunakan siklus
Born Haber, sehingga didapat U(BHC).
Energi kisi, U, oksida-oksida piroklor
telah ditentukan dengan persamaan
energi kisi Glasser, (G), Glasser-Jenkins,
(GJ), dan Yoder-Flora, (YF).Plotting
U(BHC), terhadap U(G), U(GJ) dan
U(YF) berturut-turut memperoleh R2 =
0,9564, 0,8671, dan 0,9993.

2.KETERKAITAN ANTAR KONSEPNYA

N JOURNAL 1 JOURNAL 2
O

1. Keterkaitan antar konsepnya sangat padu Keterkaitan antar konsepnya sangat padu
(sistematis) serta materi yang satu (sistematis) serta materi yang satu dengan
dengan yang lainnya saling berhubungan yang lainnya saling berhubungan dan
dan penjelasan materi yang berurutan penjelasan materi yang berurutan membuat
membuat pembaca lebih mudah pembaca lebih mudah memahami materi
memahami materi dimulai dari dimulai dari penjelasan Mengenai Perovskit
penjelasan Mengenai Oksida piroklor yang mempunyai rumus umum ABO3 dan
yang memiliki rumus umum A2B2O7, penjelasan mengenai Penetapan energi kisi
dan penjelasan mengenai rumusan standar U(BHC) oksida perovskit pada
penting mengenai energi kisi senyawa oksida golongan lantanoid ferat dan
ionik kompleks (terdiri lebih dari dua aluminat melalui siklus Born-Haber,
jenis ion), yakni persamaan Glasser, diawali dengan tabulasi data perubahan
Glasser-Jenkins dan Yoder-Flora Ketiga entalpi pembentukan, Hfox, LnFeO3 dan
persamaan memiliki dasar perumusan LnAlO3 (Ln = unsur-unsur lantanida) dari
yang berbeda. Persamaan Glasser dan oksida-oksida binernya yaitu Ln2O3,
Glasser-Jenkins merupakan Fe2O3, dan Al2O3 yang merupakan hasil
penyederhanaan dari persamaan penelitian yang dilakukan oleh Navrotsky
Kapustinskii yang diterapkan pada dan Kanke
senyawa ionik kompleks, sedangkan
persamaan Yoder-Flora diturunkan
berdasarkan siklus Born-Haber.

3. KEMUTAKHIRAN URAIAN MATERI DAN REFERENSINYA

N JOURNAL 1 JOURNAL 2
O

1. Kemutakhtahiran uraian pada materi Kemutakhtahiran uraian pada materi sangat


sangat jelas bisa dipahami oleh pembaca jelas bisa dipahami oleh pembaca dan
dan kebenarannya bisa dipastikan karena kebenarannya bisa dipastikan karena materi
materi yang ada dalam jurnal sudah yang ada dalam jurnal sudah diteliti terlebih
diteliti terlebih dahulu dan sudah ada dahulu dan sudah ada dalam beberapa
dalam beberapa buku.Hal ini terbukti buku.Hal ini terbukti dari kutipan yang ada
dari kutipan yang ada pada jurnal diambil pada jurnal diambil dari beberapa jurnal
dari beberapa jurnal dan buku contohnya dan buku contohnya Islam. M. S., 2002,
Lattice Energies, (ed.), 2003, CRC Solid state ionic., 154, 75 – 85 dan masih
Handbook of Chemistry and Physics, banyak lagi.
CRC Press, BocaRaton. 12-22 - 12-35
dan masih banyak lagi.
BAB IV

KELEMAHAN MASING MASING JORNAL DITINJAU DARI

1.KEDALAMAN ATAU KELENGKAPAN URAIAN MATERINYA


N JOURNAL 1 JOURNAL 2
O

1. Journal ini Berisi tentang Penentuan Journal ini berisi tentang Penentuan Energi
Energi Kisi Oksida-Oksida Piroklor. Kisi dan Simulasi Molekuler Oksida
Penjelasan materi pada juornal ini sangat Perovskit.Penjelasan materi pada journal ini
baik dan mudah dipahami oleh pembaca sangat lengkap, baik dan mudah dipahami
hanya saja tidak memiliki ISSN oleh pembaca.Kelemahan jurnal 2 ini sama
dengan jurnal 1 yaitu sama sama tidak
memiliki ISSN

2.KETERKAITAN ANTAR KONSEPNYA

N JOURNAL 1 JOURNAL 2
O

1. Keterkaitan antar konsepnya sangat padu Keterkaitan antar konsepnya sangat padu
serta materi yang satu dengan yang serta materi yang satu dengan yang lainnya
lainnya saling berhubungan dan saling berhubungan dan penjelasan materi
penjelasan materi yang berurutan yang berurutan membuat pembaca lebih
membuat pembaca lebih mudah mudah memahami materi yang telah
memahami materi. Akan tetapi dijelaskan pada jurnal.Akan tetapi
penjelasan pada Gambar 7 yaitu Ilustrasi penjelasan pada Gambar 6 yaitu Ilustrasi
tolakan O-O antar oktahedra BO6 yang gaya tolakan antara O-O pada oktahedral
menyumbang pada faktor tolakan R yang BO6 yang menambah faktor tolakan,R
menjelaskan bertambahnya gaya tolakan kurang Jelas sehingga beberapa pembaca
antar atom diberi tanda ↔pada gambar mungkin akan kewalahan untuk
kurang Jelas sehingga beberapa pembaca mengartikan penjelasan dari ilustrasi
mungkin akan kewalahan untuk Gambar 6 tersebut serta penyusunan dan
mengartikan penjelasan dari ilustrasi tata letak yang menurut saya kurang rapi
Gambar 7 tersebut. setelah tabel perhitungan energi kisi ada
grafik hasil korelasi antara beberapa
persamaan.
3. KEMUTAKHIRAN URAIAN MATERI DAN REFERENSINYA

N JOURNAL 1 JOURNAL 2
O

1. Kemutakhtahiran uraian pada materi Sama seperti jurnal 1,kelemahan pada


sangat jelas bisa dipahami oleh pembaca jurnal 2 juga tidak terllu banyak karena
dan kebenarannya bisa dipastikan karena Kemutakhtahiran uraian pada materi sangat
materi yang ada dalam jurnal sudah jelas bisa dipahami oleh pembaca dan
diteliti terlebih dahulu dan sudah ada kebenarannya bisa dipastikan karena materi
dalam beberapa buku dan jurnal.Tapi yang ada dalam jurnal sudah diteliti terlebih
referensi yang digunakan masih bisa dahulu dan sudah ada dalam beberapa buku
dikatakan sedkit dan kurang banyak.Hal dan jurnal. Tapi referensi yang digunakan
ini dilihat dari kutipan Daftar pustaka masih bisa dikatakan sedkit dan kurang
yang hanya terdiri dari beberapa buku banyak.Hal ini dilihat dari kutipan Daftar
dan jurnal saja. pustaka yang hanya terdiri dari beberapa
buku dan jurnal saja.

BAB V

KESIMPULAN
Berdasarkan isi dari kedua jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa Persamaan sederhana
yang dapat digunakan untuk menentukan energi kisi perovskit dapat diturunkan dari
persamaan U(YF), dimana kecocokkannya dengan U(BHC) sangat baik dibandingkan dengan
persamaan U(G) dan U(GJ). Energi kisi hasil simulasi molekuler dan hasil persamaan yang
dihasilkan mempunyai kecocokan yang sangat baik.Selisih hasil studi difraksi dan
perhitungan simulasi molekuler sangat kecil menunjukkan adanya kesesuaian antara
parameter sel hasil studi difraksi dan simulasi molekuler. Hasil perhitungan energi kisi
dengan menggunakan persamaan Glasser dan Yoder-Flora lebih baik dibandingkan dengan
persamaan Glasser-Jenkins, bahkan persamaan Yoder-Flora menghasilkan selisih < 0,75 %
terhadap energi kisi standar. Kendala dalam penentuan energi kisi siklus Born Haber dari
oksida-oksida piroklor adalah jarangnya data mengenai entalpi pembentukan standarnya,
ΔHf°.

Anda mungkin juga menyukai