Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL BOOK REPORT

PENDAHULUAN FISIKA ZAT PADAT

Dosen Pengampu : Prof. Drs. Motlan, M.Sc.,Ph.D

NAMA : JENNER HAWCKINS AT-TSAQIB

NIM : 4182121016

KELAS : PENDIDIKAN FISIKA A 2018

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................................................


A. Rasionalisasi CBR ..........................................................................................................
B. Identitas Buku .................................................................................................................
BAB II. RINGKASAN ISI BUKU ............................................................................................
BAB III. PEMBAHASAN .........................................................................................................
BAB IV. PENUTUP ...................................................................................................................
A. Kesimpulan ......................................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa Saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas 
segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga Saya dapat menyelesaikan makalah
Critical Book Report ini untuk memenuhi tugas Pendahuluan Fisika Zat Padat. Ucapan terima
kasih Saya ucapkan kepada bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc.,Ph.D selaku Dosen Pengampu
mata kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat yang telah membantu dan membimbing Saya
dalam penyelesaian Critical Book Report ini. Segala upaya telah dilakukan untuk
menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, Saya mengharapkan kritik dan
saran yang dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan Makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah pengetahuan kita bersama.

Medan, 23 April 2021

Dea Azzahra Salsabila Ks


BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisai Pentingnya CBR


Disaat kita membutuhkan sebuah referensi, yaitu buku sebagai sumber bacaan kita
selain jurnal dalam mempelajari mata kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat, sebaiknya
kita terlebih dahulu mengkritisi buku tersebut agar kita mengetahui buku mana yang lebih
relevan untuk dijadikan sumber bacaan.

B. Identitas Buku
 Identitas Buku I
1. Judul : Fisika Zat Padat
2. Edisi : Pertama
3. Pengarang : Nyoman Wendri
4. Penerbit : Universitas Udayana
5. Kota Terbit : Bukit Jimbaran
6. Tahun Terbit : 2016

 Identitas Buku II
1. Judul : Kimia Anorganik : Karakteristik Logam blok-s dan -p
2. Edisi : Pertama
3. Pengarang : Ida Farida
4. Penerbit : UIN Sunan Gunung Djati
5. Kota Terbit : Bandung
6. Tahun Terbit : 2018
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
 Buku I
Struktur Kristal
1. Kisi Kristal
Kisi kristal terdiri dari kisi Bravais dan non Bravais, kisi Bravais seluruh titik kisi
adalah ekuivalen, oleh karenanya seluruh atom dalam kristal sama jenisnya.
Sedangkan dalam kisi non Bravais terdapat titik-titik kisi yang tidak ekuivalen.
Struktur kristal real terbentuk bila atom-atom basis ditempatkan secara identik
pada setiap titik kisi. Relasi logikanya adalah :
Kisi + Basis = Struktur Kristal
Setiap titik dalam kisi tiga dimensional dapat ditulis sebagai ujung dari vektor
kisi.
Rn = n1a, + n2b + n3c

2. Sistem Indeks Bidang Kristal

Jarak antara bidang dengan indeks Miller yang sama, (h k l) dapat dinyatakan
dalam bentuk persamaan yang tergantung pada struktur kristalnya. Secara umum,
jarak antara bidang dh k l :
3. Struktur Kristal Sederhana
Struktur sodium klorida, NaCl adalah sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
1.4. Struktur kristal NaCl dikonstruksi oleh ion Na+ dan Cl- yang terletak
berselang seling pada titik kisi dari kisi kubus. Dalam kristal setiap ion dikelilingi
oleh enam ion lain terdekat dengan muatan berlawanan. Ruang kisinya adalah
FCC dan basisnya terdiri dari ion Cl- pada 000 dan ion Na+ pada ½, ½, ½. Pada
setiap unit kubus terdapat empat unit NaCl dengan atom-atom pada posisi :
Cl : 0 0 0; ½ ½ 0; ½ 0 ½; 0 ½ ½
Na : ½ ½ ½; 0 0 ½; 0 ½ 0; ½ 0 0

4. Ikatan Kristal
Energi kohesif pada kristal adalah energi yang harus ditambahkan pada kristal
untuk memisahkan komponen-komponennya menjadi atom bebas pada jarak pisah
tak terhingga. Energi kisi digunakan dalam pembicaraan kristal-kristal ionik dan
didefinisikan sebagai energi yang diberikan pada kristal untuk memisahkan
komponenkomponennya menjadi ion-ion bebas.
 Buku II
Struktur Kristal
1. Zat Padat Kristalin dan Amorf
Zat padat kristalin mempunyai susunan tiga dimensi partikel-partikelnya yang sangat
teratur seperti halnya NaCl, gula pasir, unsur belerang dan logam-logam. Zat padat
amorf tidak mempunyai susunan yang teratur bagi partikel-partikelnya. Karet, gelas,
dan plastik adalah contoh zat padat amorf.
Zat padat amorf umumnya terdiri dari molekul-molekul besar yang rumit. Zat padat
amorf disebut isotropik. Yang dimaksud dengan isotropik adalah zat padat amorf
mempunyai sifat-sifat fisis seperti kekuatan mekanis,indeks bias, konduktifitas listrik,
yang sama ke segala arah. Sifat isotropik ini juga dimiliki oleh zat cair dan gas.
Mengapa demikian ? Hal ini akibat ketidak-teraturan susunan partikel-partikelnya,
sehingga sifat fisisnya ekivalen ke segala arah.

2. Penentuan Struktur Kristal Melalui Difraksi Sinar-X


Struktur kristal zat padat dapat dipelajari secara empirik menggunakan sinar X. Hal
tersebut karena adanya keteraturan susunan partikel-partikel penyusun kristal zat
padat dapat dimanfaatkan sebagai kisi pendifraksi untuk radiasi dengan panjang
gelombang yang sesuai. Telahdiketahui bahwa jarak antar partikel dalam kristal
berorde 10-10 meter, ini sesuai dengan panjang gelombang sinar X . Oleh karena itu,
pada tahun 1912 ahli fisika Jerman, Max Von Laue mengemukakan kemungkinan
penggunaan sinar X untuk mengetahui struktur internal kristal dengan cara
menafsirkan pola difraksi sinar X oleh kristal itu.

Selanjutnya, William Bragg dan Lawrence Bragg (1913), mengembangkan


spektrometer yang dapat mengukur intensitas sinar X yang terdifraksi, dan melakukan
analisis terhadap pola difraksi sinar X oleh kristal NaCl, KCI, dan ZnS. Bragg
menyatakan bahwa antaraksi sinar X dan atom-atom dalam kristal harus dianggap
analog dengan pemantulan sinar biasa. Jadi, jika seberkas sinar X dijatuhkan pada
suatu struktur kristal, sebagian radiasi akan melewati zat, tetapi sebagian lagi akan
dipantulkan oleh partikel-partikel. Panjang gelombang sinar X yang dipantulkan
identik dengan sinar yang datang, dan sudut datang sama dengan sudut pantul. Berkas
sinar X yang menembus kristal dapat dipantulkan oleh partikel-partikel yang berada
pada lapisan-lapisan berikutnya. Semua gelombang yang dipantulkan oleh atom-atom
atau ion-ion yang berada pada bidang yang sama dengan bidang sinar harus sefasa.

3. Kisi Ruang dan Unit Sel


Partikel-partikel dalam zat padat kristalin membentuk struktur teratur dalam susunan
tiga dimensi yang disebut kisi kristal atau kisi ruang. Untuk menggambarkan kisi
ruang atau pola yang diturunkan dari kisi kristal itu tidaklah perlu digambarkan
keseluruhan kisi itu, cukup digambarkan sebagian saja dari kisi kristal itu yang
disebut unit sel (unit cell).

Gambar tersebut merepresentasikan susunan dua dimensi setiaptitik kisi. Setiap titik
kisi memiliki jarak yang sama. Posisi setiap titik kisi dinyatakan dengan vektor kisi a
dan b. Dimulai dari setiap titik kisi yang paling mungkin kemudian bergerak ke titik
kisi yang lain sehingga membentuk dua vektor kisi yang disebut paralelogram.
Paralelogram ini disebut unit sel dua dimensi yang dapat membentuk suatu
pengulangan secara parallel. Pengulangan unit sel harus menghasilkan struktur tanpa
ada gap satu sama lain. Dalam susunan dua dimensi, hanya dikenal empat unit sel,
yaitu oblique, square, rectangular dan hexagonal.
Keempat unit sel itu dibedakan atas dasar letak partikel-partikelyang menyusun unit
sel, yaitu sebagai berikut :
1) Unit sel sederhana (simple) diberi kode P ; yaitu jika partikel-partikel berlokasi
hanya pada setiap sudut unit sel.
2) Unit sel berpusat badan (body centered) diberi kode I, yaitu jika partikelpartikel
berlokasi pada setiap sudut dan pusat unit sel.
3) Unit sel berpusat muka (face centered) diberi kode F, yaitu jika partikelpartikel
berlokasi pada sudut-sudut dan pusat muka unit sel.
4) Unit sel berpusat alas (base centered) diberi kode C, yaitu jika partikelpartikel
berlokasi pada sudut-sudut dan pusat muka unit sel.
Untuk kristal dasar kubus ada tiga jenis unit sel yaitu :
- kubus sederhana (simple cubic/primitive)
- kubus pusat badan (body-centered cubic)
- kubus pusat muka (face-centered cubic)

4. Penentuan Koordinat dalam Kisi

Pada gambar 1.14 di atas setiap sisi a, b, dan c memiliki nilai 1. Posisi partikel P
berada ditengah-tengah kubus, sehingga posisinya ditentukan dengan koordinat (q r
s).
- q dinyatakan dengan panjang qa pada sumbu x.
- r dinyatakan dengan panjang rb pada sumbu y
- s dinyatakan dengan panjang sc pada sumbu z
Oleh karena setiap titik koordinat merupakan bilangan hasil pembagian , maka P
terletak pada koordinat (½ ½ ½).
Berdasarkan penentuan posisi partikel dengan cara di atas, kita dapat menentukan
koordinat partikel-partikel yang menempati lokasi titik kisi pada setiap jenis unit sel.
Untuk kubus berpusat badan (bcc), semua titik kisi berada pada sudut-sudut dan pada
pusat seperti diperlihatkan pada gambar berikut ini :
Berdasarkan gambar 1.15, dapat dilihat ada delapan titik sudut dengan koordinat
masing-masing adalah (0, 0, 0), (1, 0, 0), (1, 1, 0), (0, 1, 0), (0, 0, 1), (1, 0, 1), (1, 1,
1), (0, 1, 1). Sedangkan untuk koordinat pada pusat adalah (½, ½, ½).
BAB III
PEMBAHASAN

A. Kelebihan Buku
 Buku I
 Kohensi dan Koherensi
Pada buku ini keterkaitan antar bab itu ada, setiap sub bab saling berkaitan, misalnya
sub materi pertama dengan sub materi kedua itu saling berkait dimana materi pertama
membahas tentang struktur kristal.
 Kemuktahiran Isi Buku
Penggunaan bahasa dalam buku ini sesuai dengan intelektual peserta didik. Dimana
bahasa yang digunakan dapat menjelaskan konsep dan pembahasan sampai contoh
yang sesuai dengan peserta didik.
 Keterkaitan Antara Isi Buku Dengan Bidang Ilmu
Pada buku ini keterkaitan antara isi buku dengan bidang ilmu itu saling terkait, karna
pada isi buku ada yang menjelaskan tentang struktur kristal.

 Buku II :
 Kohensi dan Koherensi
Pada buku ini keterkaitan antar bab itu ada dalam sub judulnya yg saling berkaitan.
Dan sebelum memasuki judul besarnya, terdapat uraian materi dahulu.
 Kemuktahiran Isi Buku
Penggunaan bahasa dalam buku ini sesuai dengan intelektual peserta didik. Dimana
bahasa yang digunakan dapat menjelaskan konsep dan pembahasan sampai contoh
yang sesuai dengan peserta didik.
 Keterkaitan Antara Isi Buku Dengan Bidang Ilmu
Pada buku ini keterkaitan antara isi buku dengan bidang ilmu itu saling terkait, karna
pada isi buku ada materi menjelaskan tentang struktur kristal.
B. Kelemahan Buku
 Buku I :
Pada buku ini kemuktahiran isi buku, pada bagian isi bab tidak ada disajikan
rangkumannya, seharusnya rangkumannya harus disajikan agar peserta didik dapat
memahami lebih dalam. Dan pada buku ini tidak ada memuat refleksi.

 Buku II :
Keterkaitan antara isi buku dengan bidang ilmu pada buku ini tidak semua bab saling
berkait dengan bidang ilmu.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan Kristal merupakan suatu bahan yang terdiri dari atom-atom yang tersusun secara
berulang dalam pola tiga dimensi dengan rangkaian yang panjang Callister William,
2003. Suatu padatan dikatan menjadi kristal jika atom-atom penyusun padatan tersusun
sedemikian posisi masing-masing atom adalah sangat periodik, seperti ditunjukkan
gambar 1.1. Jarak antara dua atom tetangga terdekat sepanjang sumbu  x adalah ‘a’ dan
sepanjang sumbu y adalah ‘b’ ( pada mana x dan  y tidak harussaling orthogonal).
Sebuah kristal sempurna dipandang memiliki sifat periodik pada kedua sumbu dari -∞
sampai ∞. Berdasarkan sifat periodisitasnya maka atom A,B, C dan seterusnya adalah
ekuivalen. Dengan kata lain pengamatan atom-atom pada setiap titik kisi kristal adalah
sama. Ide yang sama menunjukkan bahwa sebuah kristal memlilki simetri translasi

B. Saran
Sebagai mahasiswa kita harus memiliki wawasan yang baik dan komperhensif
mengenai materi fisika SMA sebagai mata kuliah yang dapat mengantarkan diri untuk
pembekalan konsep yang kelak akan diajarkan kepada peserta didik kearah kemajuan
yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Farida, Ida. 2018. Kimia Anorganik : Karakteristik Logam blok-s dan –p. Bandung :
UIN Sunan Gunung Djati.
Wendri, Nyoman. 2016. Fisika Zat Padat. Bukit Jimbaran : Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai