Anda di halaman 1dari 16

ILMU LOGAM FISIK

MAKALAH STRUKTUR KRISTAL

DISUSUN OLEH :

Ronny Alexander Marbun

1921302050

Muhammad Alhady

1921302039

Aziz Yudhistira Alaudin

1921302006

DOSEN PENGAMPU :

Dianita Wardani, S.Si.,M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

POLITEKNIK CALTEX RIAU

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat
daninayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Sturktur Kristal”. Makalah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Ilmu logam fisik. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih
banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik & saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita maupun
masyarakat.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I………………………………………………………………...............................................1
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………...1

BAB II........................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 2
BAB III ....................................................................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................................................. 12
BAB IV ....................................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Bumi merupakan planet yang memiliki beraneka ragam sumber daya alam. Hal ini
sangatmenguntungkan manusia karena dengan banyaknya sumber daya alam yang ada, maka
akan banyak pula material yang dapat digunakan oleh manusia. Dengan banyaknya pilihan
materialyang ada, maka manusia dapat memilih material terbaik untuk digunakan dalam
memproduksisesuatu. Salah satu material tersebut adalah kristal.Dalam kehidupan sehari-hari,
“kristal” biasanya merujuk pada benda padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu serta
indah dipandang mata. Namun pada kenyataanya istilah “kristal’ memiliki makna yang sudah
ditetapkan dalam ilmu material dan fisika zat padat.Memahami struktur kristal sangat penting
untuk mengkarakterisasi suatu material yangmemiliki sifat teratur (ordered material).
Banyaknya material baru yang dikembangkanmemakai istilah dan definisi yang sering dipakai
dalam kristalografi ketika mendeskripsikansifat-sifatnya. Salah satu alat yang memakai konsep
dasar kristalografi dalam mengkarakterisasi suatu bahan adalah XRD (X-Ray Diffraction).
Sehingga untuk menginterpretasi hasil analisa dari alat tersebut memerlukan pengetahuan dasar
mengenaikristalografi.

1.2.RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:

1. Apakah pengertian kristal?


2. Apa sajakah struktur kristal logam murni?
3. Apakah yang disebut dengan indeks miller?

1.3. TUJUAN

Adapaun tujuan dari makalah ini agar pembaca dan penulis sendiri dapat
memahami pengertian kristal yang sudah ditetapkan dalam ilmu material dan fisika zat padat
serta dapat mengerti struktur-struktur dari kristal logam murni. Tidak hanya itu, tujuan lainnya
dalam penulisan makalah ini agar pembaca serta penulis juga dapat mengetahui apa yangdisebut
dengan indeks miller.

1
BAB II

PEMBAHASAN

Memahami struktur dari kristal sangat penting dalam mengkarakterisasi suatu material yang
memiliki sifat teratur (ordered material). Banyak material baru yang dikembangkan memakai
istilah dan definisi yang sering dipakai dalam kristalografi ketika mendiskripsikan sifat –
sifatnya. Salah satu alat yang memakai konsep dasar kristalografi dalam mengkarakterisasi suatu
bahan adalah XRD (X-ray diffraction). Sehingga untuk menginterpretasi hasil analisa dari alat
tersebut memerlukan pengetahuan dasar mengenai kristalografi.
Definisi dari kristal adalah bahan yang terdiri dari unit terstruktur yang identik, tersusun dari satu
atau lebih atom yang teratur dan berulang secara periodik dalam tiga dimensi. Keteraturan ini
berlanjut sampai ratusan molekul. Bangunan terkecil dari kristal disebut basis kemudian susunan
yang periodik dideskripsikan dengan latis.

Untuk mendeskripsikan sebuah kristal akan lebih mudah jika kita fokus pada latis bukan pada
basisnya. Latis adalah susunan tiga dimensi dari titik (titik latis) yang identik dengan
sekelilingnya. Sebuah unit sel adalah bagian terkecil dari latis. Seluruh bangunan latis dapat
disusun dengan mengulang sebuah unit sel tanpa ada ruang kosong diantaranya. Sebuah unit sel
dideskripsikan dengan tiga independen unit vektor yaitu a, b dan c.

2
Variable pada unit sel ada enam buah yaitu panjang dari unit sel yang direpresentasikan oleh tiga
vektor (a, b, dan c) dan tiga independen sudut antara dua vektor (α, β, and γ), dimana:
α adalah sudut antara b dan c
β adalah sudut antara c dan a
γ adalah sudut antara a dan b
Ada tujuh buah unit sel yang mungkin untuk semua jenis kristal. Ketujuh unit sel disebut tujuh
kristal sistem yang terdiri dari:
1. Triclinic system
2. Monoclinic system
3. Orthorhombic system
4. Tetragonal system
5. Cubic system
6. Hexagonal system
7. Rhombohedral system

3
Dalam beberapa sistem kristal diatas terdapat beberapa kemungkinan jenis latis yang dapat
menghasilkan simetri yang tertinggi. Tipe latis tersebut adalah:
P = primitive
I = body-centred
F = face-centred
C = base/side centred

Maka sistem kristal beserta latisnya menyusun empat belas cara yang berbeda untuk menyusun
titik latis untuk membuat 3D latis. Keempat belas cara tersebut dikenal dengan Bravais lattices.

4
Ketika logam membeku dari bentuk cair ke padat, atom mengatur dirinya dalam baris – baris
yang rapi, sebuah susunan yang disebut space lattice. Space lattice dari kristal telah dapat
ditentukan untuk logam-logam yang berbeda.

Logam membeku membentuk 6 struktur lattice yang utama:

1. Body Centered Cubic (BCC)


2. Face Centered Cubic (FCC)
3. Hexagonal Close Packed (HCP)
4. Cubic
5. Body Centered Tetragonal (BCT)
6. Rhombohedral

 Body Centered Cubic (BCC)


Unit struktur BCC sesuai namanya berbentuk bentuk kubus dimana terdapat atom-atom disetiap
pojoknya dan satu berada ditengah. Pada temperatur dibawah 1333OF (723OC) struktur kristal
besi berupa BCC dan dinamakan besi alpha atau ferrite. Logam lain yang mempunyai struktur
seperti ini, yaitu : chromium, colombium, barium, vanadium, molybdenum dan tungsten.
Struktur kristal ini mempunyai atom di setiap sudut kubus ditambah sebuah atomdidalam kubus.
Contoh logam yang mempunyai struktur kristal BCC antara lain Fe , Cr, Li,Mo, W, V. Atom
pusat dikelilingi oleh 8 atom terdekat dan dikatakan mempunyai bilangankoordinasi 8. Ada satu
atom utuh terletak di tengah sel satuan dan 1/8 atom terdapat pada tiap-tiap sudut sel satuan,
sehingga dalam satu sel satuan BCC terdapat 2 atom.

5
 Face Centered Cubic (FCC)
Atom-atom kalsium, aluminium, tembaga, timbal, nickel, emas dan platina membentuk suatu
struktur kristal dengan sebuah atom ditiap-tiap pojok kubus dan satu ditengah disetiap sisi kubus.
Jika besi berada diatas temperatur kritis, maka susunan atomnya berbentuk FCC dan namakan
besi gamma atau austenite

Struktur kristal ini termasuk kristal kubus dimana terdapat atom disetiap sudut kubusditambah
masing-masing satu buah atom di setiap permukaan/sisi kubus. Sifat ini banyakdijumpai pada
logam seperti tembaga, aluminium, perak dan emas. Dan contoh logam yangmempunyai struktur
kristal FCC antara lain Fe , Al, Cu, Ni, Pb.

Sel satuan FCC terdiri darisatu titik lattice pada setiap sudut dan satu titik lattice pada setiap sisi
kubus. Setiap atom padastruktur kristal FCC dikelilingi oleh 12 atom, jadi bilangan
koordinasinya adalah 12. Atom-atom dalam struktur kristal FCC tersusun dalam kondisi yang
cukup padat. Ini terbuktidengan tingginya harga APF dari sel satuan FCC yaitu 74%
dibandingkan denag APF selsatuan BCC. Sel satuan FCC mempunyai 8 x 1/8 (pada sudut kubus)
+ 6 x ½ ( pada pusat sisikubut) = 4 atom per sel satuan.

6
 Hexagonal Closed Packed (HCP)

Sel satuan jenis ini adalah jenis sel satuan heksagonal. Permukaan atas dan bawah sel
satuanterdiri dari enam atom yang membentuk heksagonal yang teratur dan mengelilingi
sebuahatom ditengah-tengahnya. Bidang lain yang mempunyai tiga atom tambahan pada sel
satuanterletak antara bidang atas dengan bidang bawah. Enam atom ekivalen dipunyai oleh
setiapsel satuan ini. Faktor penumpukan atom untuk sel satuan HCP adalah sama dengan sel
satuanFCC. Logam yang mempunyai struktur kristal ini antara lain: cadmium, magnesium,
titaniumdan seng. Dan contoh logam yang mempunyai struktur kristal HCP antara lain Cd, Co,
Mg,Ti, Zn, Zr. Setiap atom pada struktur kristal HCP dikelilingi oleh 12 atom, sama dengan
FCCmempunyai bilanga koordinasinya adalah 12. Atom-atom dalam struktur kristal HCP
tersusundalam kondisi yang cukup padat. Ini terbukti dengan tingginya harga APF dari sel satuan
HCPyaitu 74% . Sel satuan HCP mempunyai 6 atom per sel satuan, yaitu 2 x 6 x 1/6 ( pada
sudutlapisan bawah dan atas + 2 x ½ ( pada pusat lapisan bawah dan atas) + 3 (lapisan
tengah).Struktur HCP banyak ditemukan pada kebanyakan logam seperti berilium, seng, kobalt,
titanium, magnesium, dan cadmium. Karena jarak dari struktur lattice, baris-baris atom tidak
dapat bergerak dengan mudah, sehingga logam ini memiliki plastisitas dan keuletan yang lebih
rendah dari struktur kubik.

7
 Kisi Ruang Bravais Dan Susunan Atom Pada Kristal
Kisi ruang (space lattice) adalah susunan titik-titik dalam ruang tiga dimensi di manasetiap titik
memiliki lingkungan yang serupa. Titik dengan lingkungan yang serupa itu disebut simpul kisi
(lattice points). Simpul kisi dapat disusun hanya dalam 14 susunan yang berbeda,yang disebut
kisi-kisi Bravais.

Jika atom-atom dalam kristal membentuk susunan teratur yang berulang maka atom-atom dalam
kristal haruslah tersusun dalam salah satu dari 14 bentuk kisi-kisi tersebut. Perludicatat bahwa
setiap simpul kisi bisa ditempati oleh lebih dari satu atom, dan atom ataukelompok atom yang
menempati tiap-tiap simpul kisi haruslah identik dan memiliki orientasisama sesuai dengan
pengertian simpul kisi.

Karena kristal yang sempurna merupakan susunan atom secara teratur dalam kisiruang, maka
susunan atom tersebut dapat dinyatakan secara lengkap dengan menyatakan posisi atom
dalam suatu kesatuan yang berulang. Kesatuan yang berulang di dalam kisi ruangitu disebut sel
unit (unit cell ). Jika posisi atom dalam padatan dapat dinyatakan dalam sel unitini, maka sel unit
itu merupakan sel unit struktur kristal. Rusuk dari suatu sel unit dalamstruktur kristal haruslah
merupakan translasi kisi, yaitu vektor yang menghubungkan duasimpul kisi. Jika sel unit disusun
bersentuhan antar bidang sisi, mereka akan mengisi ruangantanpa meninggalkan ruang kosong
dan membentuk kisi ruang. Satu kisi ruang yang samamungkin bisa dibangun dari sel unit yang
berbeda; akan tetapi yang disebut sel unit dipilihyang memiliki geometri sederhana dan
mengandung hanya sejumlah kecil simpul kisi. Selunit dari 14 kisi Bravais diperlihatkan pada
Gambar

8
 Kristal Unsur

Dua keadaan telah pasti dipenuhi oleh unsur-unsur yang membentuk kristal yaitukenetralan
listrik dan gaya tolak antar ion yang minimal. Dua keadaan lagi yang diperlukanadalah
pemenuhan persyratan ikatan kovalen dan terjadinya susunan yang rapat. Kita akanmelihat
terlebih dahulu unsur metal dan gas mulia.

U n s u r g r u p V I I I d a n M e t a l Gas mulia, Ne dengan kofigurasi [He] 2s2 2p6, dan


Ar [Ne] 3 s2 3p6, serta Kr [Ar] 3d 10 4s2 4p6, memiliki delapan elektron di kulit
terluarnya.Konfigurasi ini sangat mantap. Oleh karena itu mereka tidak membentuk ikatan
dengansesama atom atau dengan kata lain atom-atom ini merupakan atom bebas. Dalam
membentuk padatan (membeku) atomatom gas mulia tersusun dalam susunan yang rapat. Konfig
urasi yang mantap dari gas mulia menjadi konfigurasi yang cenderung untuk dicapai oleh unsur-
unsur lain dalam membentuk ikatan atom.Selain gas mulia, atom metal juga membentuk susunan
rapat dalam padatan. Hal disebabkan karena ikatan metal merupakan ikatan tak berarah. Syarat
utama yang harusdipenuhi dalam membentuk padatan adalah terjadinya susunan yang rapat. Tiga
sel satuanyang paling banyak dijumpai pada metal (dan gas mulia dalam keadaan beku) adalah
FCC,HCP, dan BCC yang diperlihatkan pada Gambar

Unsur grup VII . Atom Cl [Ne] 3s2 3p5, Br [Ar] 4s2 4p5 , J [Kr] 4d10 5s2 5p5, memuat
7elektron di kulit terluarnya (tingkat energi terluar). Oleh karena itu pada umumnya
mereka berikatan dengan hanya 1 atom dari elemen yang sama membentuk molekul diatomik (Cl
2, Br 2, J2); dengan ikatan ini masing-masing atom akan memiliki konfigurasi gas mulia,
delapanelektron di kulit terluar. Molekul-molekul diatomik tersebut berikatan satu dengan yang
lainmelalui ikatan sekunder yang lemah, membentuk kristal.

9
 Ketidak-Sempurnaan Kristal
Dalam kenyataan, kristal tidaklah selalu merupakan susunan atom-atom identik yangtersusun
secara berulang di seluruh volumenya. Kristal biasanya mengandung ketidak-sempurnaan, yang
kebanyakan terjadi pada kisi-kisi kristalnya. Karena kisi-kisi kristalmerupakan suatu konsep
geometris, maka ketidak-sempurnaan kristal juga diklasifikasikansecara geometris. Kita
mengenal ketidak-sempurnaan berdimensi nol (ketidak-sempurnaantitik), ketidak-sempurnaan
berdimensi satu (ketidak-sempurnaan garis), ketidak-sempurnaan berdimensi dua (ketidak-
sempurnaan bidang). Selain itu terjadi pula ketidak-sempurnaanvolume dan juga ketidak-
sempurnaan pada struktur elektronik.

 Struktur Non Kristal


Pada temperature rendah, energy pada susunan non Kristal tidaklah serendah energy
pada susunan kristal untuk komposisi material yang sama. Namun demikian struktur non-kristal
dapat dengan mudah terbentuk, dan ia juga stabil. Struktur non-kristal tidaklah
seratus persen tidak teratur. Atom-atom dari padatan ini masih menunjukkan keteraturan susunan
dalam skala sub-unit. Akan tetapi susunan antar sub-unit terjadi secara tak beraturan. Melihat
strukturnya, material non-kristal dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok utama,
yaitu:struktur yang terbangun dari molekul berbentuk rantai panjang; dan struktur yang
terbangundari jaringan tiga dimensi.

Molekul berbentuk rantai panjang akan mudah saling berbelit dan membentuk material non-
kristal walaupun bagian-bagian tertentu dari rantai panjang ini dapat tersusunsejajar membentuk
susunan teratur. Pada fasa cair mobilitas sangat rendah sehingga sekali materiaal ini menjadi
dingin, strukturnya akan tetap non-kristal, sebab untuk membentuk struktur kristal diperlukan
mobilitas atom yang cukup agar penyusunan atau pengaturan kembali dapat terjadi.

Jaringan tiga dimensi terbentuk bila sub-unit berupa polihedra koordinasi yang
saling berikatan sudut.Ikatan antar polihedron merupakan ikatan diskrit dengan karakter kovalen
yang dominan dan rantaian ini cukup fleksible sehingga mudah saling berbelit satu sama
lain.Hanya sedikit polihedra dari rantaian ini yang dapat tersusun secara teratur
membentukkristal; kebanyakan mereka tersusun secara tidak teratur sehingga material yang
terbentukmerupakan material non-kristal

10
 DASAR-DASAR KRISTALOGRAFI

Sering sekali perlu mengacu ke bidang dan arah tertentu dalam suatu kisi kristal,misalnya untuk
menyatakan bahwa pengedepan (presipitasi) terjadi pada bidang-bidangsejajar dengan sisi kubus,
atau bahwa suatu logam memiliki bagian paling lunak pada arahsejajar dengan diagonal kubus.
Agar sedehana, pernyataan-prenyataan seperti di atas diungkapkan dalm notasi yang disebut
system indeks Miller. Dalam sistem itu dipilih tiga sumbu: X , Y , dan Z , yang masing-masing
sejajar dengan ketiga rusuk sel kristal. Untuk menetapkan suatu bidang kristal kita perlu
menentukan perpotongannya dengan ketiga sumbu X ,Y , dan Z , kemudian mengambil
kebalikannya (reciprocal/invers) dan menyamakan penyebutya. Bentuk kebalikan perpotongan
itu aka menjadi h/n, k/n, l/n, sehigga bila bilangan bulat hkl ditulis dalam kurung aka
menyatakan indeks Miller untuk bidang bersangkutan(h,k ,l ).

Dalam system kristal lain misalnya tetragonal atau orthorombus, notasi indeks
Miller juga digunakan,namun dalam kristal heksagonal notasi itu perlu dimodifikasi. Dalam nota
siMiller-Bravais kita mengunakan empat sumbu, tiga di antaranya (X ,Y , danU ) saling
membentuk sudut 120 derajat sepanjang arah-arah susunan rapat pada bidang basal, sementara
sumbu keempat (Z ) adalah sumbuh tegak lurus. Perpotongan sebuah bidang dengan sumbu-
sumbu itu ditentukan seperti cara terdahulu, dan notasi untuk indeks Miller-Bravais adalah
(hkil ). Titik-titik potong dengansumbu-sumbu X ,Y ,U , dan Z di situ berturut-turut adalah 1, 1, 12
dan 1, sehingga kebalikan masing-masing adalah 1, 1, -2, dan 1, jadi indeks Miller-Bravais untuk
menyatakan bidang iniadalah (11 2 1). Dari contoh ini kita dapat melihat bahwa (h+k +i) sama
dengan nol. Dan ini merupakan cirri umum sistem kristal heksagonal Untuk arah-arah
kristalografik dalam sistemheksagonal boleh digunakan tiga atau empat sumbu. Arah d 3 yang
dijabarkan dengan sistemtiga sumbu atau sistem Miller mempunyai indeks U ,V,W .

11
BAB III

PENUTUP

 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan dalam makalah ini diantaranya adalah
sebagai berikut :

1. Kristal terbentuk dari komposisi atom-atom, ion-ion atau molekul molekul


zat padat yang memiliki susunan berulang dan jarak yang teratur dalam tiga dimensi.
2. Logam memiliki struktur kristal seperti halnya bahan adalah BCC (body centeredcubic),
FCC (face centered cubic) dan HCP ( hexagonal closed packed).
3. Indeks Miller merupakan sebuah titik titik kisi yang dapat dibentuk suatu bidang
dataryang memiliki orientasi berbeda kecuali pada bidang yang sejajar orientasinya
adalahidentic

12
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA
.

1. William D. Callister, Jr. 2007. _Materials Science and Engineering An Introduction(1).


Hal 49
2. Mangonon. P.L, 1999 .’ The Principles of materials Selection for Engineering Design’,
Printice Hall International,Inc. Hal- 29 -81..
3. Smallman R.E. dan R.J. Bishop,1999. “ Metalurgi Fisik Moderen dan RekayasaMaterial’
Erlangga. Jakarta.
4. Vlack, Lawrence H. Van. 2001. Elemen-Elemen Ilmu dan Rekayasa Material, Edisike-6.
Jakarta. Erlangga

13

Anda mungkin juga menyukai