Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TERMODINAMIKA MATERIAL

STRUKTUR KRISTAL PADA FISIKA ZAT PADAT

Dosen Pengampu :
Mata Kuliah :
Kelompok :
Nama Anggota :
Jurusan : S1 – Fisika

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada Kita semua, sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah
Termodinamika Material yang berjudul " Struktur Kristal dalam Fisika Zat Padat". Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Termodinamika Material yang
diampu oleh....... Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah.
Oleh karena itu, Kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk melengkapi
kekurangan dalam makalah ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak - pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Semarang, 19 Desember 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................................... 2
BAB II . PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
2.1 Struktur Kristal........................................................................................................................ 3
2.2 Kisi Kristal .............................................................................................................................. 5
2.3 Sistem Indeks Pada Bidang Kristal ......................................................................................... 9
2.4 Sistem Kristal Sederhana ...................................................................................................... 11
BAB III . PENUTUP ........................................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 17
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 18

ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan padat dapat dibagi berdasarkan sejauh mana atom-atom atau ion-ion
penyusunnya teratur. Jika bahan tersebut tersusun oleh atom-atom yang ditempatkan
secara teratur dan berulang, hal itu disebut sebagai bahan kristal. Bahan kristal memiliki
atom yang teratur dan terorganisir dalam jarak yang panjang. Sebaliknya, jika zat padat
tidak menunjukkan keteraturan, hal itu disebut sebagai bahan amorf atau bukan kristal.
Pemahaman fisika zat padat pada umumnya terkait dengan kristal dan perilaku elektron
di dalam kristal. Penelitian tentang zat padat dimulai pada awal abad ini setelah berhasil
mengkaji difraksi sinar-X oleh kristal. Dari penelitian ini, dapat ditemukan bukti bahwa
kristal terdiri dari atom-atom yang teratur. Dengan berhasilnya memodelkan susunan
atom dalam kristal, para fisikawan dapat mendalami lebih banyak tentang sifat zat padat.
Kristal adalah formasi atom yang teratur dan berulang dengan bentuk yang berupa
kubik, tetragonal, ortorombik, heksagonal, monoklin, triklin, dan trigonal. Struktur kristal
ini bergantung pada proses pemurnian yang dilakukan dan spesifikasi produk yang
diinginkan oleh pasar. Kristal membentuk susunan atom yang teratur dan pola berulang.
Menurut Bravais, terdapat 14 macam struktur kristal yang dapat dikelompokkan,
beberapa di antaranya memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Dalam konteks bahan
logam, dikenal tiga jenis kristal utama, yaitu kubus pusat badan (body-centre
cubic/BCC), kubus pusat muka (face-centre cubic/FCC), dan heksagonal rapat
(hexagonal close-packed/HCP).
Kristal memiliki susunan teratur karena ikatan atom yang memiliki arah tertentu
dan susunan yang padat. Atom-atom bersatu membentuk benda padat, dan mereka
mengatur diri mereka sendiri dalam pola tertentu yang disebut kristal (Dunlap, 2018).
Struktur khas atom dalam kristal dikenal sebagai struktur kristal, yang terbentuk dari sel
satuan gabungan. Sel satuan merupakan kumpulan atom yang tersusun dengan pola
tertentu dan berulang secara periodik dalam tiga dimensi pada suatu kisi kristal.
Dari segi struktur, zat padat dapat dibagi menjadi tiga tipe: monokristal (kristal
tunggal), polikristal, dan amorf. Pada kristal tunggal, atom-atom penyusunnya memiliki
struktur yang tetap karena tersusun secara teratur dalam pola tiga dimensi yang berulang
secara periodik dalam rentang yang panjang tak terhingga. Polikristal adalah ansambel
dari kristal tunggal yang memiliki ukuran sangat kecil dan saling tumpang tindih
membentuk benda padat.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
makalah ini antara lain sebagai berikut.

1. Bagaimana struktur kristal dalam fisika padat?


2. Apa saja jenis jenis kisi dalam struktur kristal?
3. Bagaimana sistem indeks dalam bidang kristal?
4. Bagaimana struktur kristal sederhana pada zat yang umum ditemui?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian dari makalah ini
antara lain sebagai berikut.

1. Mengetahui struktur kristal dalam fisika padat.


2. Mengetahui jenis jenis kisi dalam struktur kristal.
3. Memahami sistem indeks dalam bidang kristal.
4. Mengetahui struktur kristal sederhana pada zat yang umum ditemui.

2
BAB II . PEMBAHASAN

2.1 Struktur Kristal


Struktur kristal merujuk pada tata letak karakteristik atom-atom dalam sebuah
kristal. Dalam struktur kristal yang ideal, ada suatu pembentukan yang disusun oleh sel
unit, yaitu sekelompok atom yang disusun secara khusus dan berulang secara teratur
dalam tiga dimensi pada suatu kisi. Jarak antara sel unit dalam setiap arah dikenal sebagai
parameter kisi. Sifat-sifat dari bahan kristal, seperti pertumbuhan kristal, struktur pita,
dan sifat optiknya, dapat dipengaruhi oleh struktur kristal ini. Kristal ideal terbentuk
melalui pengulangan tak terhingga dari sekelompok atom yang serupa. Kelompok atom
tersebut disebut basis. Tempat-tempat matematika di mana basis melekat disebut kisi.
Kisi dalam tiga dimensi dapat dijelaskan dengan menggunakan tiga vektor translasi, 𝑎1 ,
𝑎2 , dan 𝑎3 . Vektor-vektor ini dipilih sedemikian rupa sehingga susunan atom dalam
kristal tampak sama ketika dilihat dari suatu titik r, sebagaimana tampak dari setiap titik
r’ yang dipindahkan dengan kelipatan bilangan bulat dari vektor translasi a.

Bilangan bulat sembarang 𝑢1 , 𝑢2 , dan 𝑢3 digunakan di sini. Titik-titik r yang


dihasilkan oleh persamaan diatas untuk semua kombinasi bilangan bulat 𝑢1 , 𝑢2 , dan 𝑢3 ,
membentuk kisi. Struktur kristal terbentuk dengan penambahan basis pada setiap titik kisi
kisi ruang. Dengan melihat struktur kristal, kita dapat mengenali basisnya dan kemudian
kita dapat mengabstraksi kisi ruangnya. Tidak menjadi masalah di mana basis diletakkan
dalam kaitannya dengan titik kisi (Kittel, 2005).

3
Gambar 1. Kisi, Basa, dan Struktur Kristal
Dasar struktur kristal dapat diidentifikasi setelah sumbu kristal dipilih. Pada
gambar diatas menunjukkan bagaimana kristal dibuat dengan menambahkan basis ke
setiap titik kisi tentu saja titik kisi hanyalah konstruksi matematis. Setiap basis dalam
kristal tertentu identik satu sama lain dalam komposisi, susunan, dan orientasi. Kisi dapat
dijelaskan sebagai susunan teratur dari sel-sel yang seragam. Sel-sel ini mengisi seluruh
ruang tanpa ada bagian yang kosong, dan mereka dikenal sebagai unit sel. Tidak semua
unit sel dalam kisi harus memiliki ukuran volume atau luas yang identik. Unit sel dengan
volume terkecil disebut sel primitif, sementara yang memiliki volume terbesar disebut sel
konvensional. Dalam menentukan sel primitive terdapat dua cara menurut (Wiendartun,
2012) yakni sebagai berikut.
1. Menggunakan sumbu sumbu primitif
Sumbu primitif apabila dihubungkan dapat membentuk sebuah unit sel
primitive, seperti pada gambar berikut.

Gambar 2. Sel Primitif melalui sumbu primitive

4
2. Menggunakan Metode Wigner Seitz
Sel primitif juga dapat ditentukan dengan metode Wigner Seitz. Untuk
membuat Sel Primitif Wigner-Seitz, pertama-tama, hubungkan titik kisi dengan titik
kisi di sekitarnya. Selanjutnya, gambar garis atau bidang di tengah-tengah dan tegak
lurus terhadap garis penghubung ini. Luas terkecil atau volume terkecil yang dibatasi
oleh garis atau bidang ini disebut sebagai Sel Primitif Wigner-Seitz.

Gambar 3. Sel Primitif Wigner-Seitz


2.2 Kisi Kristal
Kristal ideal merujuk pada kristal dengan struktur yang memungkinkan unit
atomnya menyebar secara tak terbatas dalam seluruh volumenya dan bebas dari cacat
geometrik. Unit atom ini bisa berupa atom tunggal atau kumpulan atom yang disebut
basis, yang melekat pada posisi-posisi khusus dalam kisi kristal. Kisi kristal dapat
diterjemahkan atau direplikasi dalam dirinya sendiri melalui operasi simetri, seperti
translasi kisi T dan operasi simetri lainnya. Salah satu operasi simetri yang umum adalah
rotasi sekitar sumbu yang melalui titik pada kisi. Kisi dapat diatur sehingga sumbu rotasi
satu, dua, tiga, empat, dan enam menghasilkan struktur kisi yang serupa, dengan rotasi
sebesar 2, 2/2, 2/3, 2/4, dan 2/6 radian dan kelipatan bilangan bulat dari rotasi ini. Sumbu
rotasi ini disimbolkan dengan angka 1, 2, 3, 4, dan 6.
Susunan kisi dalam kristal dapat dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan
dimensinya, yaitu
1. Kisi satu dimensi merujuk pada pola kisi yang berulang sepanjang satu garis lurus di
dalam dimensi tunggal, baik itu sepanjang sumbu x, y, atau z.
2. Kisi dua dimensi mencakup pola pengulangan kisi dalam dua dimensi. Secara
umum, terdapat lima jenis pola pengulangan pada kisi dua dimensi ini, yakni :

5
a. Kisi Persegi

Gambar 4. Kisi Persegi


b. Kisi Heksagonal

Gambar 5. Kisi Heksagonal


c. Kisi Persegi Panjang

Gambar 6. Kisi Persegi Panjang

6
d. Kisi Miring

Gambar 7. Kisi Miring


e. Kisi Segi Panjang Berpusat

Gambar 8. Kisi Segi Panjang Berpusat


3. Kisi tiga dimensi
Kelompok simetri titik dalam tiga dimensi memerlukan 14 jenis kisi berbeda
yang tercantum pada Tabel 1. Kisi umum adalah triklinik, dan terdapat 13 kisi khusus.
Untuk kemudahannya, sel-sel ini dikelompokkan ke dalam sistem yang
diklasifikasikan menurut tujuh jenis sel, yaitu triklinik, monoklinik, ortorombik,
tetragonal, kubik, trigonal, dan heksagonal. Pembagian ke dalam sistem dinyatakan
dalam tabel dalam bentuk hubungan aksial yang menggambarkan sel. Sel pada
Gambar 9 adalah sel konvensional: hanya sc yang merupakan sel primitif. Seringkali
sel nonprimitif memiliki hubungan yang lebih jelas dengan operasi simetri titik
dibandingkan sel primitif. Ada tiga kisi dalam sistem kubik: kisi kubik sederhana (sc),
kisi kubik berpusat badan (bcc), dan kisi kubik berpusat muka (fcc).
Dalam ruang tiga dimensi, terdapat lima jenis dasar pengulangan kisi yang
meliputi kisi primitive (P), kisi body-centered (I), kisi base-centered (C), kisi face-
centered (F), dan kisi rhombohedral primitive (R). Berikut adalah penjelasan untuk
masing-masing dari kelima jenis dasar kisi tersebut:
a. Kisi Primitive (P): Kisi Primitive (P) adalah jenis kisi di mana titik-titik kisi
hanya terdapat pada sudut-sudut kristal. Jenis kisi ini umumnya ditemui dalam

7
hampir semua sistem kristal, termasuk sistem kristal triklinik, monoklinik,
orthorhombik, tetragonal, kubik, dan heksagonal.
b. Kisi Body-centered (I): Kisi Body-centered (I) adalah jenis kisi di mana titik-
titik kisi terletak pada setiap sudut kristal dan ditambah satu titik di pusat sel.
Jenis kisi ini dapat ditemui pada sistem kristal monoklinik, orthorombik,
tetragonal, dan kubik.
c. Kisi Base-centered (C): Kisi Base-centered (C) adalah jenis kisi di mana titik-
titik kisi terletak pada setiap sudut kristal dan ditambah dua titik pada permukaan
atas dan bawah setiap sel. Jenis kisi ini hanya ditemui pada sistem kristal
orthorombik.
d. Kisi Face-centered (F): Kisi Face-centered (F) adalah jenis kisi di mana titik-titik
kisi terletak pada setiap sudut kristal dan ditambah dengan titik-titik pada semua
pusat bidang permukaan kristal. Jenis kisi ini dapat ditemui pada sistem kristal
orthorombik dan kubik.
e. Kisi Rhombohedral Primitive (R): Kisi Rhombohedral Primitive (R) adalah jenis
kisi di mana titik-titik kisi terletak pada setiap sudut kristal yang memiliki bentuk
khusus berupa rhombohedral. Jenis kisi ini hanya ditemui pada sistem kristal
trigonal.
Tabel 1. Jenis Kisi Dalam Tiga Dimensi

Pembatasan
Dimensi dan Sudut Kisi Bravais dalam
Sistem Jumlah Kisi
Sel Satuan Sistem
Konvensional
𝑎≠𝑏≠𝑐 P (primitive)
Triclinic 1
𝛼≠𝛽≠𝛾

𝑎≠𝑏≠𝑐 P (primitive)
Monoclinic 2
𝛼 = 𝛾 = 90° ≠ 𝛽 I (body-centered)
𝑎≠𝑏≠𝑐 P(primite)
𝛼 = 𝛽 = 𝛾 = 90° C (base-centered)
Orthorhombic 4
I (body-centered)
F(face-centered)

8
𝑎=𝑏≠𝑐 P (primitive)
Tetragonal 2
𝛼 = 𝛽 = 𝛾 = 90° I (body-centered)

𝑎=𝑏=𝑐 P(primite)
Cubic 3 𝛼 = 𝛽 = 𝛾 = 90 I (body-centered)
F(face-centered)
𝑎=𝑏=𝑐 R (rhombohedral
Triagonal 1 120° > 𝛼 = 𝛽 = 𝛾 primitive)
≠ 90
𝑎=𝑏≠𝑐 P (primitive
Hexagonal 1 𝛼 = 𝛽 = 90°, 𝛾 rhombohedral)
= 120°

Gambar 9. Kisi-kisi ruang kubik. Sel yang ditampilkan adalah sel konvensional
2.3 Sistem Indeks Pada Bidang Kristal
Orientasi bidang kristal ditentukan oleh tiga titik pada bidang tersebut, asalkan
titik-titik tersebut tidak segaris. Jika setiap titik terletak pada sumbu kristal yang berbeda,
bidang dapat ditentukan dengan memberikan koordinat titik-titik tersebut dalam
konstanta kisi 𝑎1 , 𝑎2 , dan 𝑎3 . Dengan menggunakan titik-titik kisi, kita dapat membentuk
bidang datar dalam sebuah kristal. Setiap bidang memiliki orientasi yang berbeda, kecuali
untuk bidang yang sejajar, di mana orientasinya identik. Untuk menentukan orientasi
bidang ini, digunakan sistem indeks yang dikenal sebagai indeks Miller. Oleh karena hal
tersebut berikut langkah langkah menentukan indek Miller.
1. Identifikasi titik potong antara bidang yang bersangkutan dan sumbu-sumbu 𝑎1 , 𝑎2 ,
dan 𝑎3 dengan menggunakan satuan konstanta kisi 𝑎1 , 𝑎2 , dan 𝑎3 . Sumbu-sumbu ini
dapat dinyatakan dalam sumbu konvensional (x, y, z) atau sumbu-sumbu primitif 𝑎1 ,
𝑎2 , dan 𝑎3 .

9
Gambar 10. Identifikasi titik potong pada sumbu
2. Selanjutnya, tentukan bilangan resiprok yang merupakan nilai yang berbanding terbalik
dengan titik potong bidang terhadap sumbu a, b, dan c. Sebagai contoh, jika titik potong
1 2 1 3
adalah 4, 3, 2, maka bilangan resiproknya adalah 4, 2, 2.

3. Selanjutnya, ubah bilangan resiprok tersebut menjadi bilangan bulat terkecil. Sebagai
3
contoh, dari bilangan resiprok 4, 2, 2, kita dapat membuat bilangan bulat terkecil

menjadi 8, 3, 4.

Gambar 11. Indeks bidang penting dalam kristal kubik


Untuk menyatakan intersepsi yang tak terhingga, indeks yang terkait diatur
menjadi nol. Gambar 11 memberikan ilustrasi indeks beberapa bidang penting dalam

10
kristal kubik. Indeks (hkl) dapat mewakili satu bidang atau sekelompok bidang yang
sejajar. Jika sebuah bidang memotong sumbu pada sisi negatif titik asal, indeks yang
sesuai akan negatif, ditunjukkan dengan menempatkan tanda minus di atas indeks:
Contohnya, permukaan kubus dalam kristal kubik diwakili oleh (100), (010), (001), dan
himpunan bidang yang setara simetrisnya dapat diidentifikasi dengan kurung kurawal,
seperti {100}. Misalnya, bidang (200) adalah sejajar dengan (100) tetapi memotong
sumbu a1 pada titik a. Indeks untuk suatu arah dalam kristal adalah sekumpulan bilangan
bulat terkecil yang menunjukkan perbandingan komponen vektor pada arah yang
diinginkan, yang disebut sebagai sumbu. Sebagai contoh, sumbu a1 mengacu pada arah
[100]; sementara sumbu a2 menunjukkan arahnya. Dalam kristal kubik, arah [hkl] tegak
lurus terhadap bidang (hkl) yang memiliki indeks yang sama, walaupun ini tidak selalu
berlaku untuk sistem kristal lainnya.
2.4 Sistem Kristal Sederhana
Pada subbab ini mengulas mengenai struktur kristal yang umumnya menarik
perhatian, termasuk natrium klorida, sesium klorida, kemasan tertutup heksagonal, intan
(berlian), dan kubik seng sulfida.
a. Struktur Natrium Klorida
Kita dapat membangun struktur kristal natrium klorida dengan menyusun ion
𝑁𝑎+ dan 𝐶𝑙 − secara bergantian pada titik kisi kisi kubik sederhana. Dalam kristal,
setiap ion dikelilingi oleh enam tetangga terdekat yang muatannya berlawanan. Kisi
ruangnya adalah fcc, dan basanya mempunyai satu ion 𝐶𝑙 − pada 000 dan satu ion
1 1 1
𝑁𝑎+ pada 2 , 2 , 2. Gambar menunjukkan satu sel kubik konvensional. Diameter ionik

di sini dikurangi sehubungan dengan sel untuk memperjelas penataan ruang.

Gambar 12. Struktur Kristal Natrium Klorida

11
Gambar 13. Model natrium klorida
Struktur natrium klorida, NaCl, ditunjukkan pada Gambar. 12 dan 13. Kisinya
berbentuk kubik berpusat muka; basa terdiri dari satu ion 𝑁𝑎 + dan satu ion 𝐶𝑙 − yang
dipisahkan oleh setengah diagonal benda kubus satuan. Ada empat satuan NaCl
dalam setiap kubus satuan, dengan atom pada posisinya.

b. Struktur Sesium Klorida


Struktur kristal sesium klorida. Kisi ruangnya berbentuk kubik sederhana, dan
1 1 1
basanya mempunyai satu ion Cs pada 000 dan satu ion Cl pada 2 , 2 , 2.

Gambar 14. Struktur Sesium Klorida

12
Struktur sesium klorida ditunjukkan pada Gambar 14. Ada satu molekul per sel
1 1 1
primitif, dengan atom di sudut 000 dan posisi berpusat pada tubuh 2 , 2 , 2 dari kisi

ruang kubik sederhana. Setiap atom dapat dipandang sebagai pusat kubus yang
terdiri dari atom-atom yang jenisnya berlawanan, sehingga jumlah tetangga terdekat
atau bilangan koordinasinya adalah delapan.

c. Struktur Tertutup Heksagonal


Ditampilkan lapisan bola yang sangat rapat, dengan pusat di titik-titik bertanda
A. Lapisan bola kedua yang identik dapat ditempatkan di atasnya, di atas dan sejajar
dengan bidang gambar, dengan pusat di atas titik-titik bertanda B. Ada dua pilihan
untuk lapisan ketiga. Bisa di atas A atau di atas C. Jika di atas A, barisannya adalah
ABABAB . . . dan strukturnya berbentuk heksagonal. Jika lapisan ketiga berada di
atas C, maka urutannya adalah ABCABCABC. . . dan strukturnya berbentuk kubik
berpusat muka.

Gambar 15. Struktur Bola Kemasan Tertutup Heksagonal


Posisi atom dalam struktur ini bukan merupakan kisi ruang. Kisi ruang
berbentuk heksagonal sederhana dengan basis dua atom identik yang terikat pada
setiap titik kisi.

13
Gambar 16. Struktur Padat Tertutup Heksagonal
Terdapat berbagai metode untuk mengatur bola identik dalam pola teratur yang
mengoptimalkan fraksi pengepakan (lihat Gambar 15). Salah satunya adalah
menggunakan struktur kubik berpusat muka, sementara yang lainnya melibatkan
struktur padat heksagonal (lihat Gambar 16). Fraksi volume total yang ditempati oleh
bola-bola adalah 0,74 untuk kedua struktur tersebut. Tidak ada struktur, apakah
teratur atau tidak, yang memiliki tingkat pengepakan yang lebih tinggi.
Bola-bola disusun dalam lapisan A yang sangat padat dengan menyusun setiap
bola sehingga bersentuhan dengan enam bola lainnya dalam satu bidang. Lapisan ini
dapat berfungsi baik sebagai bidang dasar struktur hcp atau sebagai bidang (111)
dalam struktur fcc. Kemudian, lapisan B yang serupa dapat ditambahkan dengan
menempatkan setiap bola B sehingga bersentuhan dengan tiga bola di lapisan bawah.
Selanjutnya, lapisan C ketiga dapat ditambahkan dengan dua metode. Struktur fcc
terbentuk jika bola-bola pada lapisan ketiga dijumlahkan di atas lubang-lubang pada
lapisan pertama yang tidak ditempati oleh bola B. Di sisi lain, struktur hcp terbentuk
jika bola-bola pada lapisan ketiga ditempatkan tepat di atas pusat-pusat bola pada
lapisan pertama.
Jumlah atom terdekat sekitarnya adalah 12 pada struktur hcp dan fcc. Jika energi
ikatan (atau energi bebas) hanya bergantung pada jumlah ikatan tetangga terdekat
per atom, tidak akan terdapat perbedaan energi antara struktur fcc dan hcp.

14
d. Struktur Intan
Struktur intan merupakan struktur semikonduktor yang terkait dengan silikon
dan germanium, serta terkait dengan struktur beberapa senyawa biner semikonduktor
penting. Kisi ruang berlian ini berbentuk kubik dan berpusat pada muka. Struktur
berlian memiliki basis primitif dengan dua atom identik pada koordinat 000, dan
1 1 1
masing-masing terkait dengan setiap titik kisi fcc pada 4 , 4 , 4, seperti yang dapat

dilihat pada Gambar 17. Karena satuan kubus konvensional dari kisi fcc berisi 4 titik
kisi, maka kubus satuan konvensional struktur berlian mengandung 2 x 4 = 8 atom.
Namun, tidak ada cara untuk memilih sel primitif sehingga basis berlian hanya berisi
satu atom. Posisi atom dalam sel kubik struktur berlian diproyeksikan pada
permukaan kubus; pecahan menunjukkan ketinggian di atas alas dalam satuan rusuk
1 1
kubus. Titik pada 0 dan berada pada kisi fcc; sedangkan yang berada pada dan
2 4
3
terletak pada kisi serupa yang bergeser sepanjang diagonal benda sejauh
4

seperempat panjangnya. Dalam kisi ruang fcc, basisnya terdiri dari dua atom identik
1 1 1
pada 000 dan 4 , 4 , 4.

Gambar 17.Posisi atom dalam sel kubik struktur berlian

Gambar 18. Struktur Kristal Intan

15
e. Struktur Kubik Seng Sulfida
Struktur intan dapat dianggap sebagai dua struktur fcc yang terpisah satu sama
lain oleh seperempat diagonal benda. Struktur kubik seng sulfida (zinc blende)
terbentuk ketika atom Zn ditempatkan pada satu kisi fcc dan atom S ditempatkan
pada kisi fcc yang berbeda, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 24. Sel
1 1
konvensionalnya berbentuk kubus, dengan koordinat atom Zn pada 000; 0, 2 , 2;
1 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 1 3 3 3 1
, 0, 2; dan 2 , 2 0, sementara koordinat atom S adalah 4 , 4 , 4; 4 , 4 , 4; 4 , 4 , 4; dan 4 , 4 , 4.
2

Kisi kristalnya bersifat fcc, dan terdapat empat molekul ZnS dalam setiap sel
konvensional. Di sekitar setiap atom, terdapat empat atom lainnya dari jenis yang
berlawanan, yang tersusun pada sudut-sudut tetrahedron yang teratur.

Gambar 19. Struktur Kubik Seng Sulfida


Struktur berlian memungkinkan terjadinya operasi simetri pusat inversi pada
titik tengah setiap garis antara atom tetangga terdekat. Melalui operasi inversi, atom
pada posisi r dapat dipetakan menjadi atom pada posisi -r. Sebaliknya, struktur kubik
ZnS tidak menunjukkan adanya simetri inversi.

Kesetaraan konstanta kisi dari beberapa pasangan, terutama (Al, Ga)P dan (Al,
Ga)As, memungkinkan pembentukan heterojungsi semikonduktor.

16
BAB III . PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan, struktur kristal adalah suatu susunan yang teratur dari atom-
atom dalam suatu kristal, di mana pembentukan tersebut disusun oleh sel unit yang berupa
kelompok atom yang terorganisir secara khusus. Struktur ini dapat dibagi menjadi jenis-
jenis kisi berdasarkan dimensinya, yaitu satu dimensi, dua dimensi, dan tiga dimensi.
Dengan menggunakan titik-titik kisi, kita dapat membentuk berbagai bidang datar dalam
kristal, dan untuk menentukan orientasi bidang tersebut, digunakan sistem indeks yang
dikenal sebagai indeks Miller. Dalam pembahasan struktur kristal yang menarik,
beberapa contoh termasuk natrium klorida, sesium klorida, kemasan tertutup heksagonal,
intan (berlian), dan kubik seng sulfida. Keseluruhan poin-poin ini menyoroti
kompleksitas dan keindahan struktur kristal serta peran pentingnya dalam sifat dan
karakteristik material kristalin.
3.2 Saran
Saran untuk penulisan makalah mengenai struktur kristal pada fisika zat padat
yakni untuk lebih mendalami kembali mengenai struktur kristal lebih mendalam dengan
lebih banyakk literature sehingga dapat mengembangkan pemahaman mengenai struktur
kristal.

17
DAFTAR PUSTAKA

Dunlap, R. A. (2018). Novel Microstructures for Solids. In Novel Microstructures for Solids.
Morgan & Claypool Publishers.
Kittel, C. (2005). Introduction to solid state physics. In Eight Edition. John Wiley & Sons, Inc.
Wiendartun. (2012). Handout Struktur Kristal. Universitas Pendidikan Indonesia.

18

Anda mungkin juga menyukai