Anda di halaman 1dari 53

PERDAGANGAN

INTERNASIONAL I
Pertemuan IX : Perpindahan Faktor Produksi
Perpindahan Faktor Produksi

Migrasi
Tenaga
Kerja

Transfer
Aset
Keuangan
Perpindahan Modal Internasional

• Perpindahan termasuk epemilikan dan kontrolownership and


control.
Penanaman • Secara umum melibatkan Multi-National corporation (MNC)
modal asing • Aliran modal riil berpengaruh pada pendapatan & produksi
(FDI)

• Perpindahan tidak termasuk epemilikan dan


kontrolownership and control.
Investasi • Aliran dana keuangan berpengaruh pada BOP atau Kurs
Portfolio LN
FDI Positions By Industry,
Dec 31, 1995
U.S. Direct
Foreign Direct
Investment
Invest. in U.S.
Abroad
Value $
By Industry Value $ bill Share
bill
Share

Manufacturing $257.6 36.2% $210.3 37.5%


Finance except
212.1 29.8 47.9 8.6
banking
Wholesale trade 71.4 10.0 71.7 12.8
Petroleum 69.7 9.8 35.6 6.4
Banking 30.4 4.3 41.8 7.5
Services 27.8 3.9 37.9 6.8
Other 42.7 6.0 114.9 20.5
Total $711.6 100% 560.1 100%
Source: U.S. Dept. of Commerce, Survey of Current Business, 1996
FDI Positions By Region,
Dec 31, 1995
U.S. Direct
Foreign Direct
Investment
Invest. in U.S.
Abroad
By Country or Value Value
Share Share
Region $ bill $ bill
Europe $363.5 51.1% $360.8 64.4%
Asia and Pacific 126.0 17.7 124.6 22.2
Latin & South
122.8 17.3 22.7 4.1
America
Canada 81.4 11.4 46.0 8.2
Middle East 8.0 1.1 5.1 0.9
Africa 6.5 0.9 0.9 0.2
Int’l Organizations 3.5 0.5
Total $711.6 100% 560.1 100%
Source: U.S. Dept. of Commerce, Survey of Current Business, 1996
Alasan2 bagi aliran modal internasional

Ekspektasi terhadap tingkat pengembalian yang lebih


tinggi dinegara lain.
Meningkatnya permintaan terhadap produk
Investasi pada negara dengan tarif yang rendah
Memproteksi pangsa pasar
Tenaga kerja murah
Diversifikasi resiko kurs atau usaha
Perpidahan modal internasional
Home MPK Foreign MPK*

MPK*
MPK

Capital Flows from


Home to Foreign
r*0

req req
r0
Final Home Capital Final Foreign Capital

O Initial Home Capital Initial Foreign Capital O*

Total World Capital Stock

Sumber: Veitch (2005)


Keuntungan FDI bagi negara domestik

Meningkatkan upah
Meningkatkan produksi
Meningkatkan lapangan kerja
Meningkatkan ekspor
Meningkatkan pendapatan pemerintah melalui
pajak
Transper pengetahuan dan keahliaan
Melemahkan monopoli domestik
Skala ekonomi
Kerugian FDI bagi negara domestik

Melemahkan ToT
Menurunkan tabungan dan investasi domestik
Menurunkan lapangan kerja jika capital intensive
Kurang memperhatikan perkembangan skill domestik
Perpindahan tenaga kerja internasional

Home MPL Foreign MPL*

MPL*
MPL

Migration from
Home to Foreign
w*
0
we we
qw q
0

Final Home Labor Final Foreign Labor

O Initial Home Labor Initial Foreign Labor O*

Total World Labor Force

Sumber: Veitch (2005)


Pengguran dan Migrasi tenaga kerja

Home MPL Foreign MPL*

MPL*
MPL

Migration from
Home to Foreign
w*
0
we we
qw
0 q

Final Home Labor Final Foreign Labor

O Initial Home Employed U0 Initial Foreign Labor O*


H
Total Home Labor Force

Sumber: Veitch (2005)


PERDAGANGAN
INTERNASIONAL I
Pertemuan X : Instrument kebijakan perdagangan:
Tarif
Kebijakan Tarif
Tarif : Pajak yang
dibebankan pada barang
impor terdiri: Tarif
Spesifik dan Ad Valorem

Specific tarif is harga tetap


yang dibebankan bagi tiap
• Contoh: 12$ per Kg Jeruk
unit barang yang diimpor Mandarin
Ad valorem tarif :
pembebanan baiaya dalam • Contoh: tarif 30% dari
bentuk fraksi/persentase dari
nilai barang yang di impor barang pertanian impor
Efek dari tarif

Tarif dilihat sebagai tambahan biaya transportasi


Terjadi kelebihan permintaan dan penawaran ketika
penjual tidak mau menjual barangnnya akibat tarif.
Sehingga menyebabkan harga tinggi di domestik dan turun
di LN
P T – P*T = t
PT = P * T + t

Sumber: Krugman and Obsfeld (2008)


Analisa Partial Equilibrium
Melihat efek kebijakan perdagangan dengan fokus pada single
market
Asusmsi
– Dua negara: domestik dan LN
– Satu barang: domestik dan LNmasing-2 memproduksi dan
mengkonsumsi
– Biaya transportasi murah antar negara
– Kurs bersifat konstan
– Domestik diasumsikan mengimpor barang dari LN
– Harga equilibrium price ditentukan oleh kurva permintaan
domestik dan kurva penawaran LN

Sumber: Veitch (2005)


Kurva Permintaan Domestik
Price, P Home Market Price, P Imports
S

P2

P1
D1 – S1
P0

D0 – S0 D MD

Quantity, Q D1 – S1 D0 – S0 Quantity, Q

Sumber: Veitch (2005)


Kurva Penawaran LN

Price, P Foreign Market Price, P Exports

S*2 – D*2 S* XS

P2
S*1 – D*1

P1

MC
P0

D*

Quantity, Q S*1 – D*1 S*2 – D*2 Quantity, Q

Sumber: Veitch (2005)


World Partial Equilibrium

Price, P World Market

XS

PW

MD

QT Quantity, Q

Sumber: Veitch (2005)


Tarif di Negara Besar

Domestic Foreign
Home Country Price World Market Foreign Country
Price Price
XS’
DH SH DF SF
XS
PT t
PW t
P*T

MD

Sumber: Veitch (2005)


PERDAGANGAN
INTERNASIONAL I
Pertemuan XI : Instrument kebijakan perdagangan:
Subsidi Ekspor
Subsidi Ekspor
Dilakukan pemerintah untuk mendorong ekspor

Subsidi ekspor: spesifik dan advalorem

Ekspor subsidi menyebabkan kenaikan harga, menurunkan


keuntungan konsumen tetapi meningkatkan keuntungan konsumen

Keuntungan Pemerintah akan turun karena biaya untuk mensubsidi


(ambigu)

Menurunkan ToT
Efek Subsidi Ekspor

Sumber: Krugman and Obsfeld (2008)


Subsidi Ekspor pada Negara Besar

Domestic Foreign
Home Country Price World Market Foreign Country
Price Price
DH XS DF SF
SH
XS’
PS
S
PW S
P*S

Home Exports
MD
Foreign Imports

Sumber: Veitch (2005)


Efek Ekspor Subsidi
1. Specifik subsidi ekspor, s,
Price, P Home Market menyebabkan harga naik: PS ke PW.
2. Keuntungan konsumen turun di area:
SH a+b
3. Keuntungan produsen naik di area:
PS a+b+c
a c
b d
S PW 4. Biaya subsidi pemerintah di area :
e f g b+c+d+e+f+g
P*
S 5. Net Welfare Loss di area:
b+d+e+f+g

DH

Quantity, Q
Exports

Sumber: Veitch (2005)


Contoh Subsidi Pertanian, 1979-1986
U.S. E.U. Japan
'79- '84- '79- '84- '79- '84-
'81 '86 '81 '86 '81 '86
Eggs 5% 7% 20% 18% 20% 19%
Milk 55 66 67 56 79 82
Poultry 5 10 24 27 19 16
Beef & Veal 9 9 42 53 53 55
Wheat 14 44 28 36 97 98
Sugar 15 76 34 75 46 72
Rice 7 61 15 68 71 86
Soybeans 6 10 43 59 82 84
Simple 15 35 31 49 58 64
Average
Source: Rosenblatt et al, The Common Agricultural Policy of the EC, IMF 1988
PERDAGANGAN
INTERNASIONAL I
Pertemuan XII : Instrument kebijakan perdagangan:
Non Tariff Barriers
Kebijakan perdagangan NTB’s

Non-Tariff Barriers
(NTB’s)

Hambatan Ekspor: Hambatan lain:


Kuota Impor:
Pembatasan kuantitas aturan konten spesifik,
pembatasan kuantitas
barang yang akan pajak perbatasan,
barang yang dimpor.
diekspor klasifikasi administrasi
Efek Kuota impor

World Market
Price, P
Quota

XS’

XS
Pq t
H q
PW

PqW
MD

Qq Q0 Quantity, Q

Sumber: Veitch (2005)


Pertumbuhan Permintaan & Kuota
Impor

World Market
Price, P
Quota

XS’
Pq3 E3
E2
Pq2 XS
Pq1 E
1 E
tq PW
0

PqW MD’

MD

Qq Qq Q0 Quantity, Q
1 2
Sumber: Veitch (2005)
NTB’s on Industrial Country Imports
(as % of imports)
Quantitative Of which
Total NTB’s Restrictions VER’s

1981 1986 1981 1986 1981 1986


Agricultural Raw
Materials 2.8 8.4 1.8 1.8 0.0 0.0

Agricultural Food 40.8 42.6 27.3 27.4 0.8 1.8

Minerals & Metals 12.7 24.7 4.5 16.8 2.1 14.4

Iron & Steel 29.0 64.2 7.8 47.3 6.6 45.2

Chemicals 13.2 12.7 8.1 7.6 0.0 0.0

Other Manufactures 18.6 20.5 11.7 12.2 9.3 9.7


All Products
(except fuel) 19.6 23.1 12.2 14.4 5.6 7.7
Source: Grilli & Sassoon, The New Protectionist Wave, 1990.

Sumber: Veitch (2005)


Welfare Effects of U.S. Trade Restrictions
Rest of
QR = Quantitative Industry - Economy -
Restriction Welfare Gain Employment Employment
($billions) (000 work-yrs) (000 work-yrs)
Textile & Apparel
Remove QR’s 11.92 -157.2 157.2
Capture Rents from
Foreigners 6.05 -3.1 28.4

Automobiles
Remove QR’s 7.50 -1.2 1.3
Capture Rents from
Foreigners
7.15 +1.3 37.2
Steel
Remove QR’s 0.86 -20.7 22.3
Capture Rents from
Foreigners
0.74 -0.1 3.5

Source: De Melo & Tarr, Welfare Costs of Quotas on Textile, Steel, & Apparel
Sumber: Veitch (2005)
PERDAGANGAN
INTERNASIONAL I
Pertemuan XIII : Cost and Benefit Analysis of
Tariff : Asumsi kecil
Pengukuran biaya dan manfaat (cost
and benefit) perdagangan

Pengukuran C/B dengan


ukuran moneter (uang)

Konsumen • Keuntungan
Costs/Benefits: konsumen
Produsen • Keuntungan
Costs/Benefits: Produsen
Pemerintah • Penerimaan
Costs/Benefits: pemerintah.
Keuntungan Konsumen dan Produsen

Price, P Home Market

SH

P0

DH

Quantity, Q

Sumber: Veitch (2005)


Costs/Benefits dari Tarif
1. Specifik tarif impor, t, menyebabkan
Price, P Home Market harga domestik naik PW ke PT.
2. Keuntungan konsumen :
SH -(a + b + c + d)
3. Keuntungan Produsen:
a
4. Penerimaan Pemerintah
c+e

5. Deadweight loss (biaya proteksi):


b + d (= pro’dn loss + consump loss)
PT
a c
b d
t PW
e
6. Terms of Trade Gain:
e
P*T
(penurunan harga barang ekspor terhadap P*T)
DH

S1 S2 D2 D1 Quantity, Q

QT

Sumber: Veitch (2005)


Efek tarif di negara kecil

Asumsi Small country: tidak dapat mempengaruhi


harga barang dan kuantitas di pasar dunia.
– Harga dunia tetap di Pw
– Harga di domestik akan naik menjadi PT = Pw + t
Efek Tarif di negara kecil
1. Tarif impor, t, harga domestik naik
Price, P P T = PW + t

SH 2. Keuntungan konsumen:
-(a + b + c + d)
3. Keuntungan produsen naik sebesar:
a
4. Penerimaan pemerintah naik:
c

5. Deadweight loss (cost of protection):


b+d

PT

t a b c d
PW DH

S0 ST DT D0 Quantity, Q
Contoh C/B tarif
Hitung CS, PS, G,dan Deadweight loss)
Price, P

SH

$5

$4

$3

$2
a=$15 b c=$30
=$5 d=$10
$1 DH

10 20 30 40 50 60 70 Quantity, Q
PERDAGANGAN
INTERNASIONAL I
Pertemuan XIV : Kebijakan Perdagangan
Internasional dan Negara Berkembang I
Kebijakan Perdagangan di
Negara Berkembang

Import Trade
Export oriented
substituting liberalization
industrialization
industrialization 1985
Kriteria Negara Berkembang
Kenapa di sebut negara berkembang?
Tidak ada defini yang pasti namun beberapa
pendapat mengelompokan negara berkembang
berdasarkan pendapatannya (rendah dan
menengah)
Gross Domestic Product Per Capita, 2005
(dollars)

Sumber: Krugman and Obsfeld (2008)


Kebijakan Import Substituting Industrialization
(ISI)
ISI diadopsi beberapa negara berkembang
sebelum tahun 1980an.
Tujuan ISI untuk mendorong pertumbuhan
industri domestik dengan membatasi kompetisi
dari pihak luar
Hal ini terjadi karena ada anggapan negara kaya
akan mengeksploitasi negara miskin melalui
keuangan dan perdagangan internasional.

Sumber: Krugman and Obsfeld (2008)


Kebijakan Import Substituting Industrialization
(ISI)
Prinsip utama dari ISI adalah argument infant
industry :
– Negara mungkin mempunyai keunggulan komparatif
dalam beberapa industri, namun industri tersebut belum
siap untuk berkompetisi.
– Agar bisa berkompetisi, pemerintah harus mendorong
industri tersebut untuk berkembang dan dapat
berkompetisi secara internasional

Sumber: Krugman and Obsfeld (2008)


Masalah dengn Argumen
Infant Industry
1. Akan menjadi sia-sia untuk mendukung industri
saat ini yang akan memperoleh keunggulan
komparatif dimasa depan.
2. Dengan proteksi, industri bayi tidak akan pernah
tumbuh dan dapat bersaing.
3. Peran pemerintah dan market failure argument

Sumber: Krugman and Obsfeld (2008)


Effective Protection of Manufacturing in Some
Developing Countries (percent)

Sumber: Krugman and Obsfeld (2008)


PERDAGANGAN
INTERNASIONAL I
Pertemuan XIV : Kebijakan Perdagangan
Internasional dan Negara Berkembang II
(Liberalisasi Perdagangan)
Liberalisasi perdagangan
Fakta menunjukan bahwa di negara pendapatan
rendah dan menengah dengan menerapkan
perdagangan bebas memiliki tingkat pertumbuhan
ekonomi yang lebih tinggi dibanding negara yang
menerapkan ISI.
Pertengahan1980s negara2 penganut ISI mulai
meninggalkan konsep tersebut dan beralih ke Free
trade.

Sumber: Krugman and Obsfeld (2008)


Tingkat Efektivitas Proteksi di sektor
manufaktur di India dan Brazil

Sumber: Krugman and Obsfeld (2008)


Pertumbuhan perdagangan negara
berkembang

Source: World Bank

Sumber: Krugman and Obsfeld (2008)


Industrialisasi dengan orientasi
ekspor
Basis industri didorong untuk memproduksi
barang dan jasa untuk diekspor.
Contoh negara yang melakukan strategi orientasi
ekspor:
– Singapura, Jepang, Hong Kong, Taiwan, Korea Selatan,
Malaysia, Thailand, Indonesia, dan China. Negara
tersebut mempunyai pertumbuhan perdagangan ekspor
yang relatif tinggi dan pertumbuhan ekonominya juga
meningkat.
– Mempunyai volume ekspor dan impor relative lebih
besar dibanding total produksinya
Tingkat rata-rata proteksi 1985 (%)

Sumber: Krugman and Obsfeld (2008)


Orientasi Ekspor dan
Pertumbuhan Ekonomi

Pertanyaan besar: Apakah ada hubungan


antara volume ekspor yang tinggi dengan
tingginya pertumbuhan ekonomi???

Anda mungkin juga menyukai