Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

DASAR BUDIDAYA TANAMAN


“Bahan Tanam Vegetatif (Singkong)”

Disusun oleh:

Mochammad Raihan Hibatullah NIM. 205040100111127

Kelas : Y

Progaram Studi : Agribisnis

Asisten Kelas : Laili Mufarrahah

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

DASAR BUDIDAYA TANAMAN

Kelas : Y

Disetujui Oleh :

Asisten Kelas
10/05/2021
ACC

Laili Mufarrahah

NIM. 185040201111071

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
KATA PEGANTAR
Puji syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatnya yang berlimpah sehingga saya dapat menyelesaikan laporan akhir
praktikum ini yang merupakan sayarat wajib dalam menyelesaikan tugas mata
kuliah praktikum dasar budidaya tanaman. Saya ucapkan terimakasih banyak
kepada Laili Mufarrahah selaku asisten kelas dasar budidaya tanaman kelas Y
yang membimbing saya mulai dari pelaksanaan kegiatan praktikum bahan tanam
hingga penyusunan laporan akhir praktikum ini.Namun tak lupa juga masukan
seperti kritik maupun saran dari pembaca yang saya harap dapat membantu saya
dalam menulis kedepannya. Saya berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan sehingga dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini.

Malang, 16 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PEGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... v
1. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2
2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 3
2.1 Tanaman Singkong ................................................................................... 3
2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Singkong ......................................................... 4
2.3 Bahan Tanam Vegetatif ............................................................................ 4
3. BAHAN DAN METODE ................................................................................ 6
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................... 6
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................... 6
3.3 Cara Kerja................................................................................................. 6
3.3.1 Persiapan Bahan dan Media Tanam .................................................. 6
3.3.2 Penanaman ........................................................................................ 6
3.3.3 Perawatan .......................................................................................... 7
3.3.4 Pengamatan ....................................................................................... 7
3.4 Parameter Kegiatan .................................................................................. 7
3.4.1 Umur Muncul Tunas ......................................................................... 7
3.4.2 Jumlah Tunas atau Anakan ............................................................... 7
3.4.3 Panjang atau Tinggi Tanaman ........................................................... 7
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 9
4.1 Hasil.......................................................................................................... 9
4.1.1 Umur Muncul Tunas ......................................................................... 9
4.1.2 Jumlah Tunas atau Anakan ............................................................... 9
4.1.3 Tinggi Tanaman ................................................................................ 9
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 10
4.2.1 Perbandingan Kemunculan Tunas................................................... 10
4.2.2 Perbandingan Jumlah Tunas ........................................................... 11
4.2.3 Perbandingan Tinggi Tanaman ....................................................... 13
5. PENUTUP ..................................................................................................... 15
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 15
5.2 Saran ....................................................................................................... 15
6. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 16
7. LAMPIRAN................................................................................................... 18

ii
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman

1. Umur Munculnya Tunas .................................................................................. 9


2. Jumlah Tunas ................................................................................................... 9
3. Tinggi Tanaman ............................................................................................. 10

iii
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman

1. Grafik Perbandingan Umur Munculnya Tunas .............................................. 11


2. Perbandingan Jumlah Tunas .......................................................................... 12
3. Perbandingan Tinggi Tanaman ...................................................................... 13

iv
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman
1. Lampiran Data Pengamatan ........................................................................... 18
2. Logbook Kegiatan Praktikum ........................................................................ 18

v
1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Singkong atau tanaman yang memiliki nama latin Manihot
esculenta ini merupakan tanaman pokok yang digemari masyarakat
Indonesia. Singkong memiliki kandungan didalamnya yang dapat
memenuhi gizi, kandungan itu sendiri antara lain 60%, pati 35%, serat
kasar 2,5%, kadar protein 1%, kadar lemak, 0,5% dan kadar abu 1%
(Pertanian, 2011). Dengan banyak kandungan nutrisi tersebut singkong
memiliki beberapa keuntungan antara lain kadar gizi makro dan mikro
yang tinggi, kadar glikemik yang dihasilkan rendah, dan serat yang tinggi.
Tanaman singkong merupakan salah tanaman pangan terbesar di
Indonesia berdasarkan (Indonesia, 2020) Data Produksi Sektor Tanaman
Pangan 2014 – 2018, sehingga singkong memiliki potensi sebagai
pemenuh kebutuhan pokok dalam bidang pertanian. Namun produktivitas
tanaman singkong di Indonesia mengalami penurunan dan kenaikan tiap
tahunnya. Produktivitas tanaman singkong pada tahun 2014 ialah sebesar
23.436.384 ton. Pada tahun 2015 produksi singkong mengalami
penurunan sebesar 1.634.969 ton sehingga produksi nya ialah sebesar
23,436,384 ton. Pada tahun 2016 pun juga mengalalmi penurunan sebesar
1.540.740 ton sehingga produksinya sebesar 20.260.675 ton. Pada tahun
2017 mengalami penurunan juga sebesar 1.206.927 ton sehingga produksi
19,053,748 ton. Pada tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 287.485
ton sehingga produksinya sebesar 19,341,233 ton. Sejalan dengan
peningkatan permintaan singkong akibat kenaikan jumlah penduduk,
kenaikan taraf hidup masyarakat banyak dan untuk kepentingan
kesejahteraan masyarakat menjadi alasan masyarakat mengkonsumsi ubi
kayu mengakibatkan peningkatan permintaan terhadap komoditi ini sangat
besar (Iskandarin et al. 2013).
Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam perlu
dilakukannya teknik budidaya antara lain pemilihan media dan bahan
tanam yang cocok dengan tanaman singkong, serta tak lupa melakukan
2

perawatan tanaman. Dengan melakukan hal tersebut diharapkan dapat


menigkatkan produksi singkong di Indonesia

1.2 Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya praktikum pada bahan tanam
vegetatif tanaman singkong ini ialah untuk mengetahui umur muncul
tunas, jumlah tunas atau anakan, dan panjang atau tinggi tanaman yang
diamati
3

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Singkong


Tanaman singkong merupakan salah satu tanaman yang termasuk dalam
kategori tanaman pangan dimana singkong memiliki kandungan penting seperti
karbohidrat yang tinggi, protein, mineral, vitamin, bahkan serat yang dapat
memenuhi kebutuhan pangan kita setiap hari. Menurut (MONIKASARI, 2019)
Singkong merupakan tanaman yang memiliki umur panjang yang sering kita
ketahui tumbuh di daerah tropis dengan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap
lingkungan tempat ia tumbuh, tetapi sensitif terhadap suhu rendah.
Tanaman singkong mempunyai kemapuan adaptasi yang luas. Hal ini
menyebabkan tanaman singkong dapat ditanam dimanapun setiap waktu
disepanjang tahun dengan resiko kegagalan kecil. Selain itu singkong memiliki
beberapa manfaat seperti sebagai kebutuhan pokok, bahan pakan ternak, bahan
campuran saos tomat, hingga dapat dimanfaatkan sebagai obat obatan.
Berdasarkan hasil identifikasi oleh (Susilawati et al., 2012) klasifikasi tanaman
singkong adalah sebagai berikut. Kingdom : Plantae atau tumbuh-tumbuhan,
Divisi : Spermatophyta atau tumbuhan berbiji, Sub divisi : Angiospermae atau
berbiji tertutup, Kelas : Dicotyledoneae atau biji berkeping dua, Ordo:
Euphorbiales, Famili : Euphorbiaceae , Genus : Manihot , Spesies : Manihot
esculenta

Menurut (Saleh et al., 2016) menyatakan bahwa tanaman singkong


merupakan tanaman berkayu yang memiliki batang berbentuk silindris yang
memiliki diameter 2 – 6 cm, dan memiliki ruas berupa benjolan akibat bekas
tangkai daun yang tersusun secara berselang seling. Tanaman singkong pada
umumya memiliki tinggi tanamn dari 1,5 – 5 m. Selain itu daun dari tanaman
singkong hanya memiliki satu helai daun tiap tangkai daun dengan bentuk daun
menjari dengan cangkap 5 – 9 helai. Tanaman singkong memiliki bunga yang
termasuk berumah satu (monocius), bunga jantan dan betina terletak di tangkai
bunga yang berbeda dalam satu batang untuk tiap tanaman.
4

2.2 Syarat Tumbuh Tanaman Singkong


Menurut ( Utama & Rukismono, 2018) singkong dapat tumbuh di tempat
yang memiliki iklim dengan curah hujan 1500 – 2500 mm/tahun yang memiliki
suhu minimal 10˚C dengn kondisi kelembapan disekitar 60 – 65%. Jenis tanah
yang cocok untuk pembudidayaan tanaman singkong ialah tanah dengankondisi
bahan organik yang melimpah, gembur, subur, dan tidak terlalu liat. Sedangkan
untuk kondisi pH tanah yang dapat menumbuhkan tanaman singkong secara
optimal ialah pH tanah yang berkisar antara 6,5 – 7,5.
Tanaman singkong biasanya tumbuh pada ketinggian tempat 10 – 700 mdpl
dengan kondisi tanah apapun kecuali berpasir. Didalam tanah berpasir tanaman
singkong tidak dapat tumbuh dengan baik karena tanah pasir memiliki
kemampuan menahan air yang sangat rendah sehingga singkong tidak dapat
tumbuh dan berproduksi secara optimal.
Tanaman singkong sering dikenal sebagai tanaman yang dapat tumbuh
dimanapun dan dalam kondisi apapun. Meskipun seperti itu tetap saja tanaman
singkong memiliki kriteria yang baik sehingga dapat tumbuh dan menghasilkan
produk yang baik. Beberapa faktor yang dapat memaksimalkan pertumbuhan
tanaman singkong ialah cahaya matahari, iklim, pH tanah, dan ketinggian tempat.

2.3 Bahan Tanam Vegetatif


Bahan tanam vegetative ialah suatu perbanyakan dimana menggunakan
bagian dari organ tanaman seperti akar, batang, daun, dan lain lain. Menurut
(Duaja et al. 2020) yang menyatakan bahwa perbanyakan vegetative dianggap
dalam menghasilkan bibit unggul dalam waktu yang relative cepat karena pada
perbanyakan ini dapat mendapatkan hasil yang sama dengan sifat induknya secara
menyeluruh sehingga kinerja ginetik tanaman terjadi secara berulang dan secara
konsisten pada keturunannya. Namun dari beberapa keuntungan yang didapat
dalam perbanyakan vegetative ternyata perbanyakan ini juga memiliki beberapa
kelemahan diantara nya memerlukan tempat yang relative besar sehingga dalam
pendistribusian bibit sulit, dan juga memiliki sistem perakaran yang mudah roboh.
5

Perbanyakan tanaman dengan cara setek merupakan perbanyakan tanaman


dengan cara menanam bagian-bagian tertentu dari tanaman. Bagian tertentu itu
bisa berupa pucuk tanaman, akar atau cabang. Proses penyetekan tanaman itu
sendiri cukup mudah. Kita tinggal memotong tanaman yang terpilih dengan
menggunakan pisau yang tajam untuk menghasilkan potongan permukaan yang
halus. Pemotongan setek bagian ujung sebaiknya berada beberapa milimeter dari
mata tunas. Sedangkan pemotongan setek bagian pangkal harus meruncing.
Ketika membuat potongan meruncing, hendaknya kita usahakan potongan itu
sedikit menyentuh bagian mata tunas, dengan demikian nantinya setek yang
diharapkan akan berhasil
6

3. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilakukan pada awal bulan April hingga awal bulan Mei tahun
2021. Praktikum dilakukan di pekarangan rumah di Jalan Pesantren RT03/RW10,
Desa Genengan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Lokasi ini terletak pada
titik -8.059132,112.601187 yang memiliki ketinggian diantara 400 – 1000 meter
di atas permukaan laut, yang memiliki kemiringan kurang dari 7% serta memiliki
suhu rata rata 22˚C - 28˚C dengan curah hujan rata rata 1255 – 1845 mm/dt.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain poly bag ukuran 30 x
30 cm, sekop kecil, dan penggaris. Sedangkan bahan yang digunakan dalam
praktikum ini ialah batang singkong yang sudah dipotong sepanjang 20 cm atau
sering yang disbut dengan stek.

3.3 Cara Kerja


3.3.1 Persiapan Bahan dan Media Tanam
Persiapan bahan dan media tanam dilakukan dengan menyiapkan alat alat,
bahan, dan media yang akan dibutuhkan.seperti polybag ukuran 30 x 30 cm, sekop
kecil, dan penggaris. Bahan seperti stek batang dan media yang digunakan ialah
tanah. Setelah menyiapkan alat dan bahan, langkah berikutnya ialah mengisi poly
bag berukuran 30 x 30 cm dengan tanah yang sudah disiapkan hingga penuh ¾
bagian nya menggunakan sekop kecil.

3.3.2 Penanaman
Setelah menyiapkan alat, bahan dan media yang dibutuhkan, selanjutnya
ialah melakukan penanaman. Penanaman dilakukan dengan menancapkan stek ke
dalam poly bag, usahakan tidak terlalu dalam karena kondisi tanah yang tidak
terlalu kering. Setelah menancapkan stek, stek kemudian disiram air.
7

3.3.3 Perawatan
Perawatan yang dilakukan ialah dengan melakukan penyiraman air terhadap
stek yang telah ditanam. Penyiraman biasa dilakukan setiap pagi dan sore hari.
Stek diusahakan selalu terpancar oleh sinar matahari sehingga dapat menyerap
matahari untuk membantu proses pertumbuhan tanaman.

3.3.4 Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan dengan meninjau tiga aspek pengamatan yakni,
pengamatan umur muncul tunas, jumlah tunas, dan tinggi tanaman. Pengamatan
umur kemunculan dilaksanakan hanya sampai diketahui kapan tunas pertama
muncul dari masing masing sampel tanaman muncul setelah 4 HST. Namun untuk
pengamatan jumlah tunas dan tinggi tanaman dilaksanakan tiap minggunya, mulai
dari 2 MST – 5 MST.

3.4 Parameter Kegiatan


3.4.1 Umur Muncul Tunas
Pengamatan umur muncul tunas dilakukan dengan mengamati lama
muculnya tunas baru pada setiap sampel. Pengamatan ini dianjurkan dilakukan
setiap hari agar kita mengetahui secara akurat kapan munculnya
tunas.Pengamatan ini dilaksanakan sejak 1 HST sampai hari tunas pertama
muncul.
3.4.2 Jumlah Tunas atau Anakan
Pengamatan jumlah tunas dilakukan dengan cara menghitung tiap tunas
yang tumbuh pada tanaman singkong tersebut. Pengamatan jumlah tunas
dilakukan dimulai 2 MST. Pengamatan dilakukan setiap minggu untuk
mengakumulasi jumlah tunas yang muncul tiap minggunya. Pengamatan ini
dilakukan selama 5 minggu setelah tanam dan dilakukan pada 3 sampel yang telah
ditanam.
3.4.3 Panjang atau Tinggi Tanaman
Pengamatan panjang atau tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur
tinggi tanaman dari ujung batang hingga titik tertinggi dari tanaman tersebut.
Dalam mengukur panjang atau tinggi tanaman ialah menggunakan penggaris,
8

Pengamatan ini dilakukan mulai 2 MST hingga 5 MST dan dilakukan pada 3
sampel yang telah ditanam.
9

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Umur Muncul Tunas
Umur munculnya tunas merupakan salah satu parameter dari pertumbuhan
tanaman. Pengamatan umur muncul tunas dilakukan dengan mengamati lama
muculnya tunas baru pada setiap sampel. Berikut merupakan waktu munculnya
tunas dari masing masing tanaman.

Tabel 1. Tabel Umur Munculnya Tunas


Sampel Umur Kemunculan Tunas (HST)
1 4
2 3
3 3
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa umur kemunculan tunas untuk setiap
sampel hamper sama. Umur kemunculan tunas paling cepat terjadi pada sampel 2
dan 3, sedangkan pada sampel 1 sedikit lebih lambat dari kedua sampel lainnya.
4.1.2 Jumlah Tunas atau Anakan
Jumlah tunas atau anakan ialah salah satu indikator atau parameter dalam
praktikum ini. Berikut merupakan jumlah tunas atau anakan dari 2 MST hingga 5
MST.

Tabel 2. Jumlah Tunas atau Anakan


Sampel Jumlah Tunas atau Anakan
2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
1 8 12 16 21
2 7 12 17 22
3 4 8 11 13
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa di setiap minggunya penambahan
jumlah tunas atau anakan semakin bertambah setiap minggunya. Penambahan
jumlah anakan terbanyak terjadi pada sampel 2, yang kemudian penambahan
paling sedikit terjadi pada sampel 3. Hal tersebut dikarenakan pada sampel 3
hanya memiliki satu cabang saja sehingga jumlah tunas atau anakan yang tumbuh
tidak sebanyak sampel lainnya.
4.1.3 Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter yang sangat penting dalam
praktikum ini. Hal tersebut disebabkan karena tinggi tanaman merupakan salah
10

satu faktor keberhasilan dalam pertumbuhan tanaman dimana tanaman tersebut


dilihat apakah bertambah tinggi atau tidak. Pengamatan ini dilakukan dengan cara
mengukur tinggi tanaman dari pangkal batang hingga titik tertinggi dari tanaman
tersebut. Pengamatan ini dimulai dari 2 MST hingga 5 MST.

Tabel 3. Tinggi atau Panjang Tanaman


Sampel Tinggi atau Panjang Tanaman (cm)
2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
1 21 30 36 43
2 25 33 40 48
3 26 35 42 50
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada setiap minggunya tinggi tanaman
pada setiap sampel selalu mengalami kenaikan tinggi tanaman. Dari 3 sampel
tersebut tanaman yang paling tinggi ialah sampel 3 dan yang tanaman yang
memiliki tinggi paling rendah ialah sampel 1. Peningkatan tinggi tanaman paling
banyak terjadi pada 2 hingga 3 MST yakni pada sampel 1 dan sampel 3.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Perbandingan Kemunculan Tunas
Umur kemunculan tunas merupakan salah satu indicator yang sangat
penting dalam pembudidayaan tanaman. Menurut (Rosita et al. 2015) menyatakan
bahwa umur kemuculan tunas ialah waktu yang dibutuhkan oleh suatu tanaman
dalam menghasilkan tunas baru. Sedangkan Menurut (Fajar et al. 2018) yang
menyatakan bahwa umur munculnya mata tunas ialah fase dimana awal mula
pertumbuhan organ suatu tumbuhan yang erat kaitannya dengan pertumbuhan
jaringan meristematik tumbuhan dan juga hormon-hormon yang bekerja.
11

Umur Munculnya Tunas


4.5
Hari Setelah Tanam (HST)
4
3.5
3
2.5
2
1.5 Umur Munculnya Tunas
1
0.5
0
1 2 3
Sampel

Gambar 1. Grafik Perbandingan Umur Munculnya Tunas


Pada hasil pengamatan diatas dapat dilihat bahwa umur muncul tunas pada
singkong berada pada 3 – 4 hari HST yang terbilang cepat. Hal tersebut dapat
dibuktikan berdasarkan (Nugroho et al. 2016) yang menyatakan bahwa penyebab
kecepatan waktu muncul tunas ialah disebabkan pada eksplan single node bagian
tengah lebih cepat dibandingkan single node bagian pangkal dan ujung saat
dibudidayakan. Hal ini memberi indikasi bahwa single node ke 3-4 dari pucuk
memiliki daya regenerasi yang baik.
Salah satu yang memicu tumbuhnya tunas ialah zat pengatur tumbuh auksin
yang biasanya berperan untuk merangsang munculnya tunas . Selain itu menurut
(Syahdewi Pratiwi et al. 2015) menyatakan bahwa lama penyinaran berpengaruh
terhadap hormon endogen pada tanaman. Tanaman yang terkena penyinaran lebih
lama memiliki hormon endogen atau auksin endogen lebih tinggi dari tanaman
yang penyinarannya lebih pendek.

4.2.2 Perbandingan Jumlah Tunas


Pucuk yang tumbuh dari titik tumbuh laten merupakan pengertian dari tunas
(Duaja et al., 2020). Jumlah tunas atau anakan merupakan salah satu indikator
keberhasilan dari pertumbuhan tanaman. Menurut (Waniatri et al. 2020)
Parameter jumlah tunas merupakan parameter yang paling mudah diukur sebagai
indikator pengaruh pemberian perlakuan.
12

25

Jumlah tunas 20

15
1
10 2
3
5

0
2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
Minggu Setelah Tanam

Gambar 2. Perbandingan Jumlah Tunas

Pada hasil pengamatan jumlah tunas diatas dapat dilihat bahwa jumlah
tunas setiap minggunya selalu bertambah dimana jumlah tunas paling banyak ada
pada sampel ke 2. Selain itu dapat dilihat bahwa jumlah dari tunas pada setiap
sampel juga berbeda. Jumlah tunas dipengaruhi oleh pembentukan tunas dimana
menurut (Waniatri et al. 2020) yang menyatakan bahwa pembentukan tunas
dipengaruhi oleh banyaknya ruas pada stek, semakin banyak ruas pada bahan stek
maka kandungan karbohidrat dan nitrogennya semakin tinggi sehingga dapat
mendorong pertumbuhan tunas. Oleh karena itu jika semakin banyak ruas pada
bahan stek akan memicu pembentukan tunas yang kemudian berpengaruh pula
pada jumlah tunas yang tumbuh pada tanaman tersebut.
Lama penyinaran cahaya matahari juga merupakan salah faktor yang
dibutuhkan untuk pembelahan sel. Oleh karena itu jumlah tunas sangat berkaitan
dengan banyaknya jumlah daun dimana jumlah daun berkaitan dengan distribusi
cahaya yang berguna untuk fotosintesis yang kemudian akan ditimbun pada
batang dan akar dan berpengaruh terhadap jumlah tunas. Pertumbuhan tunas
sangat penting bagi hidup tanaman singkong. Tunas tanaman singkong berkaitan
dengan adanya jumlah daun yang dapat memaksimalkan proses fotosintesis yang
menghasilkan makanan bagi tanaman singkong (Bayu Setiawan, 2018).
13

4.2.3 Perbandingan Tinggi Tanaman


Tinggi tanaman merupakan salah satu dari beberapa indicator pertumbuhan
tanaman singkong yang sangat penting, dimana menurut (Bayu Setiawan, 2018)
Tanaman dinyatakan hidup atau tumbuh yaitu apabila tinggi tanaman bertambah.
Pertambahan tinggi tanaman merupakan proses terjadi pembelahan dan
pembesaran sel. Dalam pertumbuhannya tanaman memerlukan sintesis protein
yang merupakan hasil metabolisme.

60

50
Tinggi Tanaman (cm)

40

30 1
2
20
3

10

0
2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
Minggu Setelah Tanam

Gambar 3. Perbandingan Tinggi Tanaman


Pada hasil pengamatan diatas dapat dilihat bahwa tanaman mengalami
kenaikan tinggi tanaman setiap minggunya. Dari data diatas tanaman yang paling
tinggi ialah sampel 3, sedangkan sampel 1 tanaman yang paling pendek. Dapat
dilihat bahwa tanaman yang mengalami penambahan tinggi tanaman paling cepat
ialah sampel 3. Hal ini disebabkan karena tanaman aktif melakukan pembelahan
sel, terutama ujung sel meristem apikal dalam membentuk batang dan daun, serta
penambahan panjang akar untuk menguatkan tanaman, sehingga tinggi tanaman
mengalami kenaikan dengan pesat (Bayu Setiawan, 2018).
Selain itu kebutuhan air juga memiliki pengaruh terhadap tinggi tanaman.
Menurut (Novitasari et al. 2019) kebutuhan air pada tanaman singkong sangat
dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman terutama pada 1 – 3 bulan sejak tanam.
Hal tersebut dikarenakan pada saat itu ketersediaan air sangat mempengaruhi
14

pertumbuhan tinggi tanaman dan perkembangan jaringan-jaringan meristem pada


titik tumbuh tanaman.
Indikator tinggi tanaman ini juga berkaitan dengan bobot segar akar, bobot
kering akar. Hal tersebut disebabkan karena tinggi tunas singkong dipengaruhi
oleh unsur hara yang terserap oleh tanaman dari akar dan proses fotosintesis pada
daun. Semakin tinggi bobot akar, jumlah daun, dan luas daun maka akan semakin
tinggi juga perkembangan dan pertumbuhan tanaman (Bayu Setiawan, 2018).
15

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan praktikum dan hasil pengamatan diatas dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan tanaman singkong dapat tumbuh dengan baik.
Tanaman singkong berhasil tumbuh dengan baik ditandai pada munculnya tunas
pada 3 – 4 hari setelah tanam dimana munculnya tunas merupakan salah satu
penentu kriteria bahwa tanaman tumbuh dengan baik. Selain itu tinggi tanaman
dan juga jumlah tunas pada tanaman singkong selama 2 – 5 MST juga terus
mengalami peningkatan tinggi tanaman dan jumlah tunas pada setiap minggunya.
Hal tersebut juga mengindikasikan bahwa tanaman singkong dapat tumbuh
dengan baik.
Dari indikator atau parameter diatas dapat disimpulkan pula bahwa faktor
internal seperti hormon dapat mempengaruhi pertumbuhan dalam tanaman seperti
auksin. Selain itu juga faktor eksternal juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman
seperti ketersediaan air, dan laju penyinaran sinar matahari yang berperan dalam
fotosintesis agar memberikan tanaman nutrisi untuk melakukan pertumbuhan
tanaman.

5.2 Saran
Dari praktikum dan hasil pengamatan diatas, saran yang dapat diberikan
ialah dengan menambah hormone auksin secara eksternal,perlakuan pada stek
dengan memperhatikan ruas pada stek agar pertumbuhan dari tanamn singkong
dapat terjadi lebih cepat dan lebih optimal. Selain itu juga perlu diperhatikannya
ketersediaan air, laju penyinaran matahari , serta ketersediaan unsur hara dengan
penambahan pupuk sehingga dapat mendapatkan hasil pertumbuhan tanaman
singkong secaramaksimal.
16

6. DAFTAR PUSTAKA

Ardian. 2012. Pertumbuhan Akar dan Tunas Stek Batang Mini Tanaman Ubi
Kayu ( Manihot esculenta Crantz .). Fakultas Pertanian Universitas
Lampung.

Bayu Setiawan, B. 2018. Pertumbuhan Stek Batang Singkong (Manihot


esculenta crantz) Dengan Perlakuan Berbagai Konsentrasi Ekstarksi
Rumput Laut.

Duaja, M. D., Kartika, E., & Gusniwati. 2020. Pembiakan Tanaman Secara
Vegetatif.

Fajar, D., Cahyanto, T., & Fadillah, A. 2018. Waktu Tumbuh Mata Tunas Daun
Mangifera indica L. Pada Berbagai Tingkatan. Edubiotik : Jurnal
Pendidikan, Biologi Dan Terapan, 3(01), 19–25.

Indonesia, K. P. R. 2020. Data Sektor Pertanian Lima Tahun Terakhir.


https://www.pertanian.go.id/home/?show=page&act=view&id=61

Iskandarin, Darus, M. B., & Simbolon, F. 2013. Strategi peningkatan permintaan


ubi kayu.

MONIKASARI, S. M. 2019. Analisa Pengaruh Tekanan Terhadap Hasil Filtrat


Dengan Alat Filtrasi Plate and Frame Filter Press Menggunakan Limbah
Basah (Onggok) Dari Pabrik Tepung Tapioka. Laporan Tugas Akhir, 3.

Novitasari, D., Supangkat, G., & Sarjiyah. 2019. Pengaruh Umur Panen Terhadap
Kuantitas dan Kualitas Singkong Varietas Gambyong di Gunungkidul.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 10.

Nugroho, C. C., Khumaida, N., & Ardie, D. S. W. 2016. Pertumbuhan Tunas Ubi
Kayu (Manihot esculenta Crantz.) Genotipe Jame-jame secara In Vitro.
Jurnal Agronomi Indonesia (Indonesian Journal of Agronomy), 44(1), 40.

Pertanian, B. L. 2011. Inovasi Pengolahan Singkong Meningkatkan Pendapatan


dan Diversifikasi Pangan. Agroinovasi.

Rosita, E., Siregar, L., & Kardhinata, E. 2015. Pengaruh Jenis Eksplan Dan
Komposisi Media Terhadap Pembentukan Tunas Tanaman Karet (Hevea
17

Brasiliensis Muell. Arg.) Secara in Vitro. Agroekoteknologi, 4(1), 1756–


1761.

Saleh, N., Taufiq, A., Widodo, Y., & Sundari, T. 2016. Pedoman Budi Daya Ubi
Kayu di Indonesia. IAARD PRESS, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.

Susilawati, S., Nurdjanah, S., & Putri, S. 2012. Karakteristik Sifat Fisik dan
Kimia Ubi Kayu (Manihot esculenta)Berdasarkan Lokasi Penanaman dan
Umur Panen Berbeda. Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Pertania,Universitas Lampung.

Syahdewi Pratiwi, R., A. M. Siregar, L., & Nuriadi, I. 2015. Pengaruh Lama
Penyinaran Dan Komposisi Media Terhadap Mikropropagasi Tanaman Karet
(Hevea Brasiliensis Muell. Arg.). Agroekoteknologi, 4(1), 1762–1767.

Waniatri, W., Hendrayana, Y., Supartono, T., Nuelaela, A., & Amalia, K. 2020.
Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Alami dan Asal Stek Batang Terhadap
Pertumbuhan Bibit Pohon Beunying (Ficus fistulosa REINW. EX BLUME).
200–210.

Yoga AlifKurnia Utama S.ST. M.T., Y. A., & Rukismono S.E. M.M, M. (2018).
Singkong-Man VS Gadung-Man. Penerbit Aseni (Anggota IKAPI Pusat).
18

7. LAMPIRAN
Lampiran 1. Lampiran Data Pengamatan
1. Umur Kemunculan Tunas
Sampel Umur Kemunculan Tunas (HST)
1 4
2 3
3 3

2. Jumlah Tunas
Sampel Jumlah Tunas atau Anakan
2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
1 8 12 16 21
2 7 12 17 22
3 4 8 11 13

3. Tinggi Tanaman
Sampel Tinggi atau Panjang Tanaman (cm)
2 MST 3 MST 4 MST 5 MST
1 21 30 36 43
2 25 33 40 48
3 26 35 42 50

Lampiran 2. Logbook Kegiatan Praktikum


NO Hari, Kegiatan Deskripsi Dokumentasi
Tanggal
1 Jumat, 19 Penanaman Penanaman
Maret dilakukan dengan
2021 mengisi polybag
dengan media tanah
yang kemudian
menancapkan stek
batang yang sudah
disiapkan yang
kemudian disiram
dengan air sedikit
19

2 Senin dan Pengamatan Pengamatan


Selasa, 22 umur dilakukan untuk
dan 23 muncul mengukur berapa
Maret tunas lama waktu
2021 munculnya tunas

3 Jumat, 2 Pengamatan Pengamatan yang


April 2021 2 MST dilakukan ialah
mengukur tinggi
tanaman dan jumlah
banyaknya tunas atau
anakan yang tumbuh

4 Jumat, 9 Pengamatan Pengamatan yang


April 2021 3 MST dilakukan ialah
mengukur tinggi
tanaman dan jumlah
banyaknya tunas atau
anakan yang tumbuh

5 Jumat, 16 Pengamatan Pengamatan yang


April 2021 4 MST dilakukan ialah
mengukur tinggi
tanaman dan jumlah
banyaknya tunas atau
anakan yang tumbuh
20

6 Jumat, 23 Pengamatan Pengamatan yang


April 2021 5 MST dilakukan ialah
mengukur tinggi
tanaman dan jumlah
banyaknya tunas atau
anakan yang tumbuh

Anda mungkin juga menyukai