Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TEKNOLOGI PAKAN

“Kebutuhan Pakan Hijauan Rumput untuk Feedlot Sapi Potong dan Sapi Perah”

Oleh:

Kelas: A

Kelompok: 1

Suciwati Nur’aini A.A 200110190006

Rina Marwati 200110190009

Fadila Putri M 200110190010

M. Burhanuddin Kamal 200110190013

Nadila Aisyah P 200110190014

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan

rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang

berjudul “Kebutuhan Pakan Hijauan untuk Feedlot Sapi Potong dan Sapi

Perah” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah

untuk memenuhi tugas mata kuliah teknologi pakan. Kami mengucapkan terima

kasih kepada Dr. Ir Denny Rusmana, S.Pt., M.Si., IPM dan Dr. Iin Susilawati, S.Pt.,

MP. selaku dosen teknologi pakan kelas A yang telah memberikan tugas ini

sehingga dapat menambah wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Juga terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian

pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari

bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah

selanjutnya.

Jatinangor, September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 4
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 5
1.3 Kuganaan ................................................................................................ 5
LANDASAN TEORI............................................................................................. 6
2.1 Hijauan .................................................................................................... 6
2.2 Rumput Gajah ........................................................................................ 6
2.3 Rumput Benggala ................................................................................... 6
2.4 Rumput Raja........................................................................................... 7
PEMBAHASAN .................................................................................................... 8
3.1 Hijauan Untuk Feedlot 3000 Ekor ........................................................ 8
3.1.1 Rumput Gajah ................................................................................. 8
3.1.1.1 Kebutuhan Per Hari ....................................................................... 8
3.1.1.2 Mekanisme Kedatangan Hijauan .................................................. 9
3.1.1.3 Perlakuan Pada Rumput Gajah .................................................... 9
3.1.1.4 Alat yang Digunakan ...................................................................... 9
3.1.1.5 Jumlah Pemberian Pakan Hijauan Rumput Gajah .................. 10
3.1.1.6 Cara Pemberian ............................................................................ 10
3.1.2 Rumput Benggala .......................................................................... 10
3.1.2.1 Kebutuhan Per Hari ..................................................................... 11
3.1.2.2 Mekanisme Kedatangan ............................................................... 11
3.1.2.3 Perlakuan Pada Rumput Benggala ............................................. 11
3.1.2.4 Alat yang Digunakan .................................................................... 11
3.1.2.5 Jumlah Pemberian ........................................................................ 12
3.1.2.6 Cara Pemberian ............................................................................ 12
3.2 Hijauan Untuk Sapi Perah 1500 Ekor ................................................ 13
3.2.1 Rumput Gajah ............................................................................... 13
3.2.1.1 Kebutuhan Per Hari ..................................................................... 13

ii
3.2.1.2 Mekanisme Kedatangan Hijauan ................................................ 14
3.2.1.3 Perlakuan Pada Hijauan .............................................................. 14
3.2.1.4 Alat yang Digunakan .................................................................... 14
3.2.1.5 Jumlah Pemberian ........................................................................ 15
3.2.1.6 Cara Pemberian ............................................................................ 15
3.2.2 Rumput Raja ................................................................................. 15
3.2.2.1 Kebutuhan Per Hari ..................................................................... 15
3.2.2.2 Mekanisme Kedatangan Hijauan ................................................ 16
3.2.2.3 Perlakuan Pada Hijauan .............................................................. 16
3.2.2.4 Alat yang Digunakan .................................................................... 16
3.2.2.5 Jumlah yang Digunakan ............................................................... 17
3.2.2.6 Cara Pemberian ............................................................................ 17
PENUTUP ............................................................................................................ 18
4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 18
4.2 Saran ...................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19
LAMPIRAN ......................................................................................................... 21

iii
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Feedlot merupakan sistem penggemukkan sapi di dalam kandang dalam

jangka waktu tertentu sebelum dipasarkan. Selama masa pemeliharaan untuk

penggemukkan, sapi- sapi tersebut diberikan formulasi ransum dan pakan yang

sangat mempengaruhi dalam proses pemeliharaan secara feedlot. Pada feedlot

sering dilakukan rekayasa pakan agar memiliki kualitas nutrisi yang baik dan

bernilai ekonomis. Bahan yang sering digunakan untuk membuat formulasi

pakan untuk sapi feedlot seperti bijian, buah- buahan dan hijauan. Hijauan

pakan ini terbagi menjadi 2 yaitu hijauan rumput dan hijauan legume. Hijauan

untuk feedlot sapi perah dibutuhkan Rumput Raja, sedangkan untuk feedlot sapi

potong dibutuhkan Rumput Benggala. Hijauan Rumput Gajah bisa digunakan

feedlot untuk keduanya. Rumput Raja memiliki daya cerna mencapai 70% dan

juga memiliki nilai palatabilitas yang tinggi.Rumput Benggala sebagai hijauan

pakan ternak yang dibudidayakan disemua daerah tropis maupun subtropis

karena rumput benggala memiliki nilai nutrisi yang tinggi. (Tas’au & Nahak,

2016). Rumput gajah memiliki kandungan nutrisi yang tinggi untuk masa

penggemukkan sapi.Masa panen rumput gajah biasanya membutuhkan waktu

60 hari untuk menjadi pakan sapi. Rumput gajah memiliki kandungan bahan

kering (BK) 21%, PK 9,6%, LK 1,9%, TDN 52,4% (Rianto dkk., 2007).

Bangsa sapi yang dipelihara berpengaruh terhadap pertumbuhan bobot

badan. Upaya peternak untuk mendapatkan produksi tinggi pada sapi yaitu

dengan pertambahan bobot badan dan untuk menekan angka kematian sapi

peternak melakukan pemilihan bakalan yang sehat dan berkualitas dengan

4
potensi pertumbuhan tinggi. Pemberian pakan yang berkualitas akan menjamin

kebersihan kandang dan ternak. Hal inilah yang melatarbelakangi penyusunan

makalah” Kebutuhan Pakan Hijauan Rumput Untuk Feedlot Ternak Sapi

Potong dan Sapi Perah”.

1.2 Tujuan

Dapat mengetahui jenis hijauan rumput, kebutuhan hijauan/hari,

mekanisme kedatangan hijauan yang diberikan,perlakuan pada hijauan, alat

yang digunakan, jumlah pemberian hijauan serta cara pemberiannya untuk

feedlot Sapi Perah dan Sapi Potong skala 3000 ekor dan skala 1500 ekor.

1.3 Kuganaan

Untuk pertumbuhan sapi karena dalam hijauan rumput terdapat kandungan

selulosa dan hemiselulosa yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan pada

rumen. Selain itu pemberian hijauan juga berpangaruh terhadap kadar lemak

dan terbentuknya asam asetat yang diperlukan sapi perah dalam pembentukan

lemak susu. Hal ini berperan penting dalam feedlot sapi perah dan sapi potong.

5
II

LANDASAN TEORI

2.1 Hijauan

Hijauan merupakan bahan pakan utama untuk ternak ruminansia, sehingga

salah satu upaya untuk meningkatkan produksi ternak ruminansia perlu diikuti

dengan peningkatan penyediaan hijauan yang cukup baik dalam segi kualitas

maupun kuantitas. Hijauan sendiri dapat berupa rumput unggul, rumput

lapangan, dan beberapa jenis leguminosa. Pemberian hijauan makanan ternak

harus rumput yang unggul seperti rumput raja, rumput gajah, dan jenis rumput

unggul lainnya guna memenuhi gizi ternak.

2.2 Rumput Gajah

Pennisetum purpureum (Rumput Gajah) merupakan jenis rumput unggul

yang memiliki nutrisi tinggi dan biasa digunakan untuk pakan ternak sapi atau

pun kambing. Rumput gajah yang tahan panas membuat rumput ini memiliki

kelebihan yang jarang ditemukan pada tanaman jenis lain. Untuk memanen

rumput ini sendiri dibutuhkan waktu 60 hari sebelum akhirnya diberikan pada

sapi.

2.3 Rumput Benggala

Rumput benggala merupakan jenis rumput yang dibudidayakan karena

memiliki nilai gizi tinggi untuk pakan ternak. Rumput ini dapat memproduksi

berat segar 100-150 ton/ha/tahun (hasil tiap panen dengan interval pemotongan

setiap 45 hari berkisar 8-12 ton bobot segar), yang mana mampu mencukupi

kebutuhan pakan ternak sapi sebanyak 10-13 ekor.

6
2.4 Rumput Raja

Rumput raja (Pennisetum purpupides) adalah jenis hijauan yang kerap kali

diberikan pada sapi. Jumlah produksi rumput raja setiap tahunya mampu

menyentuh angka 1076 ton/ha (Siregar, 1994). Rumput raja mempunyai

kandungan SK 25,48, protein kasar (PK) 11,68%, Ca 0,37% dan P 0,39%

(Rumiyati, 2008).

7
III

PEMBAHASAN

3.1 Hijauan Untuk Feedlot 3000 Ekor

3.1.1 Rumput Gajah

Pennisetum purpureum (Rumput Gajah) merupakan jenis rumput

unggul yang memiliki nutrisi tinggi dan biasa digunakan untuk pakan ternak

sapi atau pun kambing. Rumput ini mampu hidup di Kawasan miskin

nutrisi. Kandungan gizi dari rumput gajah sendiri yaitu 21% bahan kering;

10,2 % protein kasar; 1,6% lemak; 34%,2 serat kasar; 11,7% abu.

Kandungan ini akan sangat dibutuhkan oleh ternak ruminansia seperti sapi

atau kerbau.

3.1.1.1 Kebutuhan Per Hari

Pakan hijauan dibutuhkan 85% dari total kebutuhan ternak yang terdiri

dari 80% rumput potong dan 20% rumput padang penggembalaan.

Kandungan bahan kasar rumput gajah yaitu sebesar 21% dengan asumsi

bobot sapi rata-rata 300 kg/ekor. Kemampuan sapi dalam mengkonsumsi

bahan kering yaitu sebesar 3,5% dari bobot badan yang berarti 10,50 kg BK.

- Pakan Hijauan : 85% x 10,50 kg BK = 8,93 kg

- Rumput Gajah : 80% x 8,93 BK = 7,14 kg BK = 34 kg segar

Dalam memenuhi kebutuhan per harinya perlu diasumsikan terlebih

dahulu dimulai dari produktivitas hingga lahan marginalnya. Jika

diasumsikan produktivitas rumput gajah untuk lahan marginal adalah 280

ton/kg/tahun dan 10.288 BK/ha/tahun maka:

Kebutuhan rumput gajah: 34 kg x 3.000 ekor = 102.000 kg/hari

8
3.1.1.2 Mekanisme Kedatangan Hijauan

Pemberian pakan hijauan dilakukan 2 kali dalam sehari. Pemberian pagi

hari dilakukan dimulai dari pukul 09.00 dan pemberian siang hari dilakukan

mulai pukul 13.00. Pemberian pakan berkisar antara 2-3% BK dari bobot

badan ternak atau disesuaikan dengan kondisi fisiologisnya.

3.1.1.3 Perlakuan Pada Rumput Gajah

Pertumbuhan dan produksi rumput gajah di Indonesia sangat bervariasi.

Pertumbuhan dan produksi rumput ini akan lebih baik bila dilakukan

pemupukan dengan dosis yang tepat dan sesuai. Penggunaan dosis pupuk

N, P, dan K secara optimaldapat meningkatkan produksi rumput gajah.

Kondisi iklim dengan curah hujan yang cukup tinggi, suhu harian antara

26,00 -39,60’C, dan kelembaban udara yang cukup tinggi yaitu 80,00 -

94,00% akan memberikan dampak baik terhadap pertumbuhan dan produksi

rumput gajah.

3.1.1.4 Alat yang Digunakan

Alat yang digunakan dalam proses penyediaan pakan hijauan ternak

ternak yaitu: Mesin Pencacah rumput yang berfungsi untuk mencacah atau

mengecilkan ukuran aneka macam rumput seperti rumput gajah ataupun

jerami. Mesih pencacah rumput ini memiliki ruang giling dengan pisau

berputar degan prors pada sisi dalamnya. Sela in itu alat lainnya adalah

copper, setelah rumput dimasukan ke dalam copper, maka di dalam box

penggiling sudah dilengkapi pisau yang berputar, dan perputarantersebut

digerakan oleh sumber tenaga dari mesin diesel, motor listrik atau motor

bensin.

9
3.1.1.5 Jumlah Pemberian Pakan Hijauan Rumput Gajah

Pakan yang diberikan kepada sapi potong pada umumnya terdiri dari

hijauan dan konsentrat. Hijauan merupakan pakan yang berasal dari

tumbuhan seperti rumput gajah, benggala dll. Menurut jurnal dijelaskan

contoh pemberian pakan untuk sapi potong di Desa Sejaro Sakti berupa

Rumput gajah, pucuk tebu, dan rumput kumpai. Salah satu jenis rerumputan

yang digunakan sebagai pakan sapi potong di Desa Sejaro Sakti adalah

Rumput gajah. Pemberian pakan tersebut hayanya diberikan sesuai

ketersediaaan, hijauan yang diberikan kepada sapi potong tersebut sekitar 5

kg per ekor sapi potong. Hal ini tidak sesuai dengan rata-rata kebutuhan

konsumsi pakan hijauan yaitu sebanyak 10-12% dari bobot badan ternak.

3.1.1.6 Cara Pemberian

Menurut sumber literatur, contoh cara pemberian pakan di Desa Sejaro

Sakti menerapkan kombinasi antara pengembalaan (pasture fattening) dan

kereman (dry lot fattening), yaitu dengan cara mengembalakan sapi

dikandang diberi pakan tambahan dengan cara dijatah (Tangendjadja,

2009). Pemberian pakan hijauan dapat dilakukan 3 kali sehari yakni pada

pukul 08.00 pagi dan pada pukul 17.00 sore hari.

3.1.2 Rumput Benggala

Rumput benggala (Panicum maximum) adalah tanaman tahunan,

kadang-kadang mempunyai rhizome yang pendek. Tingginya bervariasi

dapat mencapai 50 hingga 450 cm. Batangnya tumbuh tegak, dapat

mempunyai 3 – 15 buku. Lebar daunnya mencapai 35 mm dan panjang

daunnya 15 – 100 cm. Rumput benggala dapat diperbanyak dengan biji atau

secara vegetatif. Untuk perbanyakan secara vegetatif, dalam 1 ha diperlukan

5000 hingga 1000 pols. Rumput benggala dapat dipotong dengan intensitas

10
15 – 20 cm dari permukaan tanah. Pada umur 1,5 - 3 bulan setelah tanam

sudah dapat dipanen. Produksinya dapat mencapai 100 – 150 ton hijauan

segar per tahun.

3.1.2.1 Kebutuhan Per Hari

Untuk ternak ruminansia dalam hal ini dicontohkan untuk pakan ternak

sapi, pakan yang diberikan adalah sebanyak 10 persen dari bobot badan, dan

pakan tambahan sebanyak 1-2 persen dari bobot badan. Pemberian pakan

ternak sapi dapat dilakukan dengan pengembalaan (pasture fattening),

kereman (dry lot fattening) yaitu cara pemberian pakan melalui penjatahan

atau penyuguhan dan kombinasi cara keduanya. Jadi untuk kebutuhan per

harinya tidak jauh berbeda seperti rumput gajah.

3.1.2.2 Mekanisme Kedatangan

Pemberian pakan hijauan dilakukan 2 kali dalam sehari. Pemberian pagi

hari dilakukan dimulai dari pukul 09.00 dan pemberian siang hari dilakukan

mulai pukul 13.00. Pemberian pakan berkisar antara 2-3% BK dari bobot

badan ternak atau disesuaikan dengan kondisi fisiologisnya.

3.1.2.3 Perlakuan Pada Rumput Benggala

Rumput Benggala (Panicum maximum) adaptasi secara morfologi dan

fisiologi yang baik hingga taraf naungan 56%. Pemupukan nitrogen yang

terbaik pada dosis 100 kg/ha. Rumput benggala, yang merupakan rumput

potongan, dapat diintegrasikan di lahan perkebunan, khususnya di

perkebunan yang tidak diberi izin untuk menggembalakan ternak.

3.1.2.4 Alat yang Digunakan

Sebelum diberikan pada ternak, rumput benggala biasanya melalui

proses terlebih dahulu, biasanya peternak akan memberikan bahan basah

dan juga bahan kering yang telah diolah melalui pengawetan. Salah satu

11
bentuk pengawetan hijauan pakan secara basah yaitu dengan metode

fermentasi anaerob dengan aplikasi teknologi ensilage. Alat dan nahan yang

digunakan yaitu: rumput benggala, molases sebagai bahan aditif,

timbangan, tong plastik silo, ph meter, cawan, dan wadah sampel.

3.1.2.5 Jumlah Pemberian

Sama hal nya dengan Jumlah pemberian pakan pada rumput lainnya,

Pemberian pakan hijauan pada ternak dapat dilakukan dengan memberikan

rumput jenis unggul seperti rumput raja, rumput gajah, dan rumput

benggala. Selain itu pemberian hijauan dapat dicampurkan dengan

konsentrat untuk melengkapi kekurangan gizi pada hijauan pakan ternak

tersebut. Pemberian pakan pada ternak sapi penggemukan diarahkan untuk

mencapai pertumbuhan bobot badan yang tinggi. Pakan hijauan diberikan

sebanyak 10-12% dari bobot ternak.

3.1.2.6 Cara Pemberian

Cara pemberian pakan untuk ternak ruminansia sebaiknya disesuaikan

dengan kebutuhan nutrisi ternak. Pemberian hijauan sebaiknya dipotong

sekitar 3-5 cm karena pemotongan hijauan yang lebih pendek akan

meningkatkan penetrasi enzim terhadap sustrat serta pada akhirnya bisa

menaika kcernaan bagi ternak. Pemberian hijauan dilakukan secara bertahap

dan minimal 3 kali sehari yakni pada pukul 08.00 pagi dan pada pukul 17.00

sore hari.cara pemberian hijauan pada ternak yang digemukan sebaiknya

menghindari pemberian yang sekaligus dalam jumlah banyak.

12
3.2 Hijauan Untuk Sapi Perah 1500 Ekor

3.2.1 Rumput Gajah

Hijauan menjadi sumber kehidupan penting dalam perkembangan

ternak, oleh karena itu hijauan diharapkan yang berkualitas baik dan mudah

dicerna oleh ternak. Menurut Riyanthi (2006), tidak adanya pengaruh

pemberian pakan rumput gajah dengan ukuran pemotongan yang berbeda

terhadap tingkah laku makan pada sapi PFH laktasi. Pemotongan pada

hijauan unggul khususnya rumput gajah (Pennisetum purpureum) menjadi

perhatian dalam penelitian ini. Ukuran rumput yang dimulai dari batang

hingga daun dapat tumbuh cepat dan tegak mencapai 2–4 meter

(Reksohadiprodjo 1985), maka diperlukan perlakuan yang memudahkan

ternak untuk menghabiskan keseluruhan bagian rumput. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisa pengaruh ukuran potongan rumput terhadap

respon fisiologis ternak yang dapat mempengaruhi tingkat kecernaan bahan

pakan dan efisiensi produksi susu. Kandungan gizi dari rumput gajah sendiri

yaitu 21% bahan kering; 10,2 % protein kasar; 1,6% lemak; 34%,2 serat

kasar; 11,7% abu. Kandungan ini akan sangat dibutuhkan oleh ternak

ruminansia seperti sapi atau kerbau.

3.2.1.1 Kebutuhan Per Hari

Penggunaan pakan hijaua untuk sapi perah sekitar 60-70%, pakan

hijauan diberikan pada siang hari setelah pemerahan sebanyak kurang lebih

30-50 kg atau kurang lebih sekitar 10% berat badan sapi per ekor. Bagi sapi

yang sedang menyusui pemberian pakan hijauan lebih banyak selitar 25%

agar gizinya selama menyusui tercukupi. Pakan yang diberikan pada sapi

perah laktasi yaitu rumput gajah (Pennisetum purpureum) sebanyak 36.29

13
± 2.2 kg per hari. Kebutuhan Rumput Gajah : 2,2 kg x 1500/ekor sapi =

3,300 kg/ hari.

3.2.1.2 Mekanisme Kedatangan Hijauan

Pemberian pakan hijauan dilakukan 2 kali dalam sehari. Pemberian pagi

hari dilakukan dimulai dari pukul 09.00 dan pemberian siang hari dilakukan

mulai pukul 13.00. Pemberian pakan berkisar antara 2-3% BK dari bobot

badan ternak atau disesuaikan dengan kondisi fisiologisnya.

3.2.1.3 Perlakuan Pada Hijauan

Pertumbuhan dan produksi rumput gajah di Indonesia sangat bervariasi.

Pertumbuhan dan produksi rumput ini akan lebih baik bila dilakukan

pemupukan dengan dosis yang tepat dan sesuai. Penggunaan dosis pupuk

N, P, dan K secara optimaldapat meningkatkan produksi rumput gajah.

Kondisi iklim dengan curah hujan yang cukup tinggi, suhu harian antara

26,00 -39,60’C, dan kelembaban udara yang cukup tinggi yaitu 80,00 -

94,00% akan memberikan dampak baik terhadap pertumbuhan dan produksi

rumput gajah.

3.2.1.4 Alat yang Digunakan

Alat yang digunakan dalam proses penyediaan pakan hijauan ternak

ternak yaitu: Mesin Pencacah rumput yang berfungsi untuk mencacah atau

mengecilkan ukuran aneka macam rumput seperti rumput gajah ataupun

jerami. Mesih pencacah rumput ini memiliki ruang giling dengan pisau

berputar degan prors pada sisi dalamnya. Sela in itu alat lainnya adalah

copper, setelah rumput dimasukan ke dalam copper, maka di dalam box

penggiling sudah dilengkapi pisau yang berputar, dan perputarantersebut

digerakan oleh sumber tenaga dari mesin diesel, motor listrik atau motor

bensin.

14
3.2.1.5 Jumlah Pemberian

Pada umumnya sapi perah biasa diberi hijauan seperti rumput gajah,

rumput benggala, rumput setaria, daun turi dan daun lamtoro. Pemberian

hijauan sebaiknya dilakukan setelah pemerahan agar tidak mempengaruhi

kualitas air susu Pakan yang diberikan pada sapi perah laktasi yaitu rumput

gajah (Pennisetum purpureum) sebanyak 36.29 ± 2.2 kg per hari

3.2.1.6 Cara Pemberian

Pakan hijauan yang diberikan untuk sapi perah laktasi pada umumnya

diberikan sebanyak 10% dari bobot badan (BB) (Laryska dan Nurhajati,

2013).Pemberian hijauan yang berlebihan dapat menyebabkan peningkatan

serat kasar sehingga pakan sulit dicerna (Utomo dan Miranti, 2010).

Sementara itu, pemberian rumput dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pagi

dan sore hari.

3.2.2 Rumput Raja

Rumput raja (king grass) dalam bahasa latin dinamakan Pennisetum

purpupoides adalah jenis rumput yang merupakan hasil persilangan antara

Pennisetum purpereum (rumput gajah) dengan Pennisetum tydoides.

Rumput raja mempunyai kandungan serat kasar 26,20% (Handayanta,

2001) dan protein kasar 13,50%, TDN 57,00%, Ca 0,37%, P 0,39% dan

NDF 59,7% (Sutardi, 1981).

3.2.2.1 Kebutuhan Per Hari

Hijauan yang diberikan pada sapi perah dapat berupa rumput gajah,

rumput raja, dan rumput benggala. Pemberian rumput pada ransum sapi

perah yaitu 10% dari bobot badannya (Laryska dan Nurhajati,3013). Sapi

perah denganobot badan yang tinggi akan mengkonsumsi hijauan lebih

15
banyak dibanding sapi yang memiliki bobot badan yang rendah, dan hal ini

dapat mempengaruhi peningkatan kadar lemak susu (Angraini, 2011). Bagi

sapi yang sedang menyusui pemberian pakan hijauan lebih banyak selitar

25% agar gizinya selama menyusui tercukupi. Pakan yang diberikan

pada sapi perah laktasi yaitu rumput raja (king grass) sebanyak ± 2.2 kg per

hari. Kebutuhan Rumput raja: 2,2 kg x 1500/ekor sapi = 3,300 kg/ hari.

3.2.2.2 Mekanisme Kedatangan Hijauan

Pemberian pakan hijauan dilakukan 2 kali dalam sehari. Pemberian

pagi hari dilakukan dimulai dari pukul 09.00 dan pemberian siang hari

dilakukan mulai pukul 13.00. Pemberian pakan berkisar antara 2-3% BK

dari bobot badan ternak atau disesuaikan dengan kondisi fisiologisnya.

3.2.2.3 Perlakuan Pada Hijauan

Perlu dilakuakan penyiangan yakni membersihkan tanah di sekitar dari

tanaman liar. Selain itu, baik pula dilakukan penggemburan tanah dengan

cara membalikkan tanah tersebut. Sementara itu, pemupukan rumput raja

dapat dilakukan setelah tanaman berusia 2 minggu. Pupuk yang biasa

digunakan sebagai pupuk lanjutan adalah pupuk urea. Setelah itu,

pemupukan bisa dilakukan 3-4 tiap tahunnya.

3.2.2.4 Alat yang Digunakan

Rumput di cacah menjadi ukuran yang kecil – kecil (menggunakan

choper), sekitar 2 – 3 cm. Kemudian dilayukan sampai kadar air sekitar

60%. Rumput yang sudah dicacah bisa ditambahkan bahan – bahan sebagai

sumber karbohidrat. Misalnya molases atau dedak padi. Molases yang

diberikan jumlahnya antara 1 – 3 % dari berat hijauan yang sudah layu.

Kalau rumputnya 10 kg maka molasesnya antara 100 – 300 gram. Kalau

menggunakan Dedak padi, ia dapat diberikan dengan jumlah antara 5 –

16
15%nya. Seandainya hijauannya sebanyak 10 kg, maka dedak padinya

sebanyak 0,5 – 1,5 kg.Setelah itu campurkan antara rumput raja dengan

salah satu bahan sumber karbohidrat sampai merata.

3.2.2.5 Jumlah yang Digunakan

Pemberian hijauan sebaiknya dipotong sekitar 3-5 cm lantaran

pemotongan hijauan yang lebih pendek bisa menaikan luas permukaan

menjadikan menigkatkan penetrasi enzim terhadap substrat serta pada

akhirnya bisa menaikan kecernaan bagi ternak.

3.2.2.6 Cara Pemberian

Cara pemberian pakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk ternak

ruminansia sebaiknya disesuaikan yang dengannya kebutuhan nutrisi

ternak. Pemberian hijauan dilakukan secara bertahap dan minimal 4 kali

dalam sehari semalam. Cara pemberian hijauan pada ternak yang

digemukkan sebaiknya dihindari pemberian yang sekaligus dalam jumlah

banyak.

17
IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Rumput gajah memiliki kandungan nutrisi yang untuk pakan sapi.

Pemberian rumput gajah ini dilakukan 2 kali sehari dengan dikombinasikan

dengan pengembalan. Mesin pencacah rumput digunakan untuk mencacah dan

mengecilkan ukuran rumput. Rumput benggala memiliki produksi yang

mencapai 100-500 ton hijauan segar/tahun. Rumput ini diberikan pada ternak

10% dari bobot badan. Pemberian rumput ini biasanya diberikan dengan

menambahkan bahan basah dan dan juga bahan kering yang telah diolah melalui

pengawetan. Rumput raja merupakan persilangan Pennisetum purpereum

(rumput gajah) dengan Pennisetum tydoides.pemupukan rumput raja dapat

dilakukan setelah tanaman berusia 2 minggu. Untuk hijauan segar ini memiliki

kebutuhan rumput untuk feedlot sapi skala 3000 ekor yaitu 102.000 kg/hari.

Sedangkan untuk skala 1500 ekor yaitu 3.300 kg/ hari.

4.2 Saran

Pakan untuk ternak ruminansia seperti Sapi Potong dan Sapi Perah harus

tersedia dengan baik, pakan sebaiknya tersedia atas hijauan dan konsentrat agar

kebutuhan feedlot terpenuhi dan produksitivas ternak meningkat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Cipelang, B. (2020). Standar Operasional Prosedur (Sop) Seksi Yantek

Pemeliharaan Ternak 2020. Balai Embrio Ternak Cipelang Direktorat

Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian.

Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Lebdosukojo S, Tillman A, Kearl LC, Harris LE.

1980. Tabel-tabel dari Komposisi Bahan Makanan Ternak untuk Indonesia.

Handayanta, E. 2001. Pengaruh substitusi rumput raja dengan pucuk tebu dalam

ransum terhadap performan sapi jantan friesian holstein. Sains Peternakan.

Vol 1(2): Hal 49-56.

Ludy. (2009, November 30). BPTP Kaltim . Retrieved from

http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&v

iew=article&id=62&Itemid=44

Novianti, J, B.P. Purwanto; A. Atabany. Efisiensi produksi susu dan Kecernaan

Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) Pada Sapi Perah FH dengan

Pemberian Ukuran Potongan yang Berbeda. Jurnal Ilmu Produksi dan

Teknologi Hasil Peternakan Vol. 02 No. 1, Januari 2014

Rianto, E., M. Wulandari, dan R. Adiwinarti. 2007. Pemanfaatan Protein pada Sapi

Jantan Peranakan Ongole dan Peranakan Friesian Holstein yang Mendapat

Pakan Rumput Gajah, Ampas Tahu dan Singkong. Seminar Nasional

Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 21 - 22 Agustus 2007. Hal 64 –

70.

Rumiyati. 2008. Pengaruh Imbangan Jerami Kacang Tanah Dengan Rumput Raja

Dalam Ransum Terhadap Performan Sapi PFH jantan. Jurnal Penelitian

Ilmu Peternakan. Fakultas Pertanian. Vol 9 : 62-68.

19
Sirait, J., Nurhayati, & Dewi, P. (2005). Morfofisiologi Rumput Benggala (Panicum

maximum Cv Riversdale) Pada Taraf Naungan Dan Dosis Pupuk Yang

Berbeda. 896.

Siregar, S. B., 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya, Jakarta.

Surono, Soejono M, Budhi SPS. 2003. Kecernaan bahan kering dan bahan organik

in vitro silase rumput gajah pada umur potong dan level aditif yang berbeda

(In vitro dry matter and organic matter digestibility of Napier grass silage at

cutting age and level of additive differences). J. Indon. Trop. Anim. Agric.

28 (4) : 204 210

Sutardi, T., 1981. Sapi Perah dan Pemberian Makanannya. Departemen Ilmu

Makanan Ternak .Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Tas’au, G. V., & Nahak, O. R. (2016). Analisis Nutrisi Rumput Alam (Mexicana

grass) dan Rumput Raja (King grass) Sebagai akan Ternak di Kelompok Tani

Nekmese Kecamatan Insana Barat pada Musim Kemarau. Jas, 1(02), 22–23.

https://doi.org/10.32938/ja.v1i02.36

Utomo B, Miranti DP, Intan GC. 2010. Kajian termoregulasi sapi perah periode

laktasi dengan introduksi teknologi peningkatan kualitas pakan. Seminar

Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner; 2009 Agu 13-14; Bogor,

Indonesia. Ungaran (ID): Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa

Tengah

Yohanis, D., Santoso, B., & Necle, M. (2013). Produksi Rumput Gajah (Pennisetum

purpureum) yang Diberi Pupuk N, P dan K dengan Dosis 0, 50 dan 100%

pada Devoliasi Hari ke-45. Sains Peternakan , 50.

20
LAMPIRAN

Distribusi Tugas:

Nama NPM Tugas

Suciwati Nur’aini A.A 200110190006 Bab 2, Pembahasan 2.1-2.1.4

Rina Marwati 200110190009 Penyususan makalah, Power point

Fadila Putri 200110190010 Pembahasan 2.2.3-2.2.7

M. Burhanuddin Kamal 200110190013 Pembahasan 2.1.5-2.2.2

Nadila Aisyah P 200110190014 Bab 1, Bab 4 dan Power point

21

Anda mungkin juga menyukai