Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM

MUHAMMAD NUR ADIL


09105806190007

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDENRENG RAPPANG
2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Praktikum Bahan Pakan


Laporan : disusun sebagai salah satu salah satu metode belajar pada mata
kuliah bahan pakan program studi Peternakan Fakultas Sains
Dan Teknologi Universita Muhammadiyah Sidenreng
Rappang

Nama : Muhammad Nur’Adil


Stambuk : 09105806190007
Kelompok : 1(Satu)

Laporan Ini Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :

Mengetahui :
Koordinator Mata Kuliah

Muh Irwan, S.Pt. M.Si.


NIDN. 0903038804

Tanggal Pengesahan : …… /………/ 2020

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL.....................................................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii

BAB 1........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................................1

1.1. Latar belakang............................................................................................................1

1.2. Tujuan Praktikum:......................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................3

2.1 Bahan Pakan Sumber Energi......................................................................................3

2.2 Bahan Pakan Sumber Protein.....................................................................................4

2.3 Total Digestible Nutrient (TDN)..................................................................................4

2.4 Energi Metabolisme (EM)..........................................................................................5

BAB III.......................................................................................................................................7

METODOLOGI PRAKTIKUM.......................................................................................................7

3.1 Waktu dan Tempat....................................................................................................7

BAB IV.......................................................................................................................................8

HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................................8

4.1 Hasil Pengamatan......................................................................................................8

4.2 Pembahasan...............................................................................................................8

iii
1. Dedak padi.............................................................................................................8

2. Dedak jagung.........................................................................................................9

3. Tepung ikan..........................................................................................................10

4. Pencampuran Bahan Pakan.................................................................................11

BAB V......................................................................................................................................12

PENUTUP................................................................................................................................12

5.1 Kesimpulan..............................................................................................................12

5.2 Saran........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

LAMPIRAN..............................................................................................................................15

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Visi pembangunan peternakan di masa mendatang adalah mewujudkan peternakan

yang maju, efisien dan tangguh, kompetitif, mandiri, dan berkelanjutan yang sekaligus

mampu memberdayakan ekonomi rakyat khususnya di pedesaan.(Kusnadi et al., 2008)

untuk mewujudkan visi tersebut maka peran akademisi menjadi sangat penting dalaam

mentranspormasikan usaha peternakan dari sistem tradisional ke sistem usaha ternk yang

berciri industri. Inovasi teknologi peternakan sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan

bahan pangan hewani yang aman dikonsumi, karena dengan adanya inovasi tersebut, maka

perlakuan-perlakuan dalam pemeliharaan ternak merupakan perlakuan yang dapat

menjamin tersedianya daging dan telur baik dalam hal kualtias maupun kuntitasnya.

(LAILOGO ONIKE, KANAHU DEBORA, 2015)

Sebagai salah satu faktor utama dalam menunjang kesehatan pertumbuhan dan

produktifitas ternak, maka sangat penting dalam mengetahui jenis jenis pakan serta

maanfaatnya sebelum diberikan kepada ternak. Bahan pakan (bahan makanan ternak)

merupakan segala sesuatu yang

dapat diberikan kepada ternak yang sebagian atau seluruhnya dapat dicerna tanpa

menganggu kesehatan ternak. (Tidar, 2018) Tingkat keberhasilan peternakan sangat

dipengaruhi oleh efektifitas pemberian pakan pada ternaknya. Pakan merupakan

komponen produksi dengan biaya yang terbesar. Biaya pakan dapat mencapai 60-80%

dari biaya produksi. Kualitas pakan harus diperhatikan agar ternak tumbuh secara

maksimal.(Agustono et al., 2017).

Sementara itu Berdasarkan kandungan zat gizinya bahan pakan dapat

1
dikelompokkan dalam 5 kelompok yaitu : 1. Pakan sumber energi yaitu pakan yang

mengandung protein kurang dari 20%, serat kasar kurang dari 18% dan kandungan

dinding sel kurang dari 39%.

2. Pakan sumber protein yaitu pakan yang mengandung protein lebih dari 20%

3. Sumber mineral 4. Sumber vitamin 5. (Subekti, 2010)

1.2. Tujuan Praktikum:

Praktikum Identifikasi Bahan Pakan bertujuan untuk melatih kemampuan

mahasiswa untuk membedakan jenis bahan pakan berdasarkan kandungan nutrisinya

yakni bahan pakan sebagai sumber protein dan bahan pakan sebagai sumber energi.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Pakan Sumber Energi

Pakan yang bernutrisi baik, bila diberikan kepada ternak akan menghasilkan

performans produksi dan reproduksi ternak yang baik pula. Salah satu nutrien yang

penting di dalam pakan adalah energi. Ternak ruminansia dapat mencerna hijauan

sebagai sumber serat di dalam rumen menjadi asam lemak terbang yang kemudian dapat

menjadi sumber energi. Selain itu, ternak ruminansia tetap membutuhkan energi yang

lebih cepat atau mudah tersedia/terdegradasi di dalam rumen seperti pati atau lemak.

Lemak berfungsi sebagai sumber energi yang berdensitas tinggi. Asam lemak akan

menghasilkan energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan nutrien lain seperti

karbohidrat atau protein ketika dimetabolisme dalam tubuh. Nilai

energi lemak menurut NRC (2001) sedikitnya dua kali lebih besar daripada

karbohidrat. (Wina & Susana, 2013)

Untuk ransum unggas (dan babi), sumber energi diperoleh dari biji-bijian

terutama jagung. Di negara lain yang tidak memiliki jagung, maka biji gandum, barley,

triticale atau sorgum dapat dimanfaatkan. Bagi negara yang tidak mempunyai tanaman

biji-bijian (serealia), maka energi harus diimpor dari negara lain. Di Indonesia selain

jagung, kadang-kadang diberikan sedikit sorgum bila tersedia atau beras menir sebagai

hasil pengayakan dedak padi. Sumber energi lain yang tersedia secara musiman adalah

gaplek yang dijual dalam bentuk chip atau gelondongan. Untuk memenuhi kebutuhan

energi yang tinggi, terutama untuk pakan broiler, ditambahkan minyak jenis crude palm

oil (CPO) antara 1 – 4%. (Agustono et al., 2017)(Tangendjaja, 2007)

3
2.2 Bahan Pakan Sumber Protein

komponen protein mempunyai peran yang penting dalam suatu formula pakan

ternak karena terlibat dalam pembentukan jaringan tubuh dan terlibat aktif dalam

metabolisme vital seperti enzim, hormon, antibodi dan lain sebagainya. Di negara-negara

berkembang, sumber protein untuk formula pakan umumnya bertumpu pada protein

hewani dan nabati, seperti bungkil kedelai, tepung ikan, tepung darah atau tanaman

leguminosa. Namun demikian, protein adalah komponen pakan paling mahal

dibandingkan dengan yang lainnya. Akibatnya, secara ekonomi, pemenuhan sumber

protein cukup membebani biaya produksi. (Wardhana, 2016)

Pada ternak ruminansia, pemberian protein dalam pakan harus

mempertimbangkan setidaknya empat kriteria, yaitu (i) mampu menyediakan amonia

untuk mikroba di dalam rumen, (ii) sebagian protein lolos dari degradasi dalam rumen,

(iii) protein yang lolos degradasi mempunyai kecernaan pascarumen yang tinggi serta

(iv) memiliki nilai hayati yang tinggi (SUTARDI, 1977). Jadi dengan kata lain protein

pakan ruminansia perlu memperhatikan aspek fermentabilitas dan by-pass rumen.

(Puastuti et al., 2004)

2.3 Total Digestible Nutrient (TDN)

Total Digestible Nutrients (TDN) adalah total energi zat makanan pada ternak yang

disetarakan dengan energi dari karbohidrat, dapat diperoleh secara uji biologis ataupun

perhitungan menggunakan data hasil analisis proksimat. TDN digunakan untuk

mengukur kandungan energi dari bahan-bahan makanan. TDN merupakan satuan energi

yang berdasarkan seluruh nutrisi pakan yang tercerna, sehingga nilai TDN hampir sama

dengan energi dapat dicerna (DE). Zat-zat makanan organik yang dapat dicerna oleh

4
ternak meliputi protein, lemak, serat kasar dan BeTN (Anggorodi, 1990). Secara umum

nilai TDN suatu bahan makanan sebanding dengan energi dapat dicerna, bervariasi

sesuai dengan jenis bahan makanan atau ransum (Goleman et al., 2019a)

Kebutuhan energi akan meningkat seiring dengan pertambahan bobot badan. Tinggi

rendahnya TDN dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain bobot badan, konsumsi

pakan itu sendiri dan kualitas pakan berupa imbangan PK dan TDN atau energi . (Vinet

& Zhedanov, 2011). TDN merupakan jumlah nutrien pakan yang dapat dicerna oleh

ternak. Nilai TDN tersebut berkaitan dengan nilai kecernaan suatu pakan dan aktivitas

mikrobia ternak, untuk menghasilkan produksi mikrobia rumen secara optimal

dibutuhkan adanya sinkronisasi antara PK dan TDN. Rasio protein dan energi yang

sinkron akan menunjukkan hasil fermentasi yang optimal dan energi yang digunakan

juga optimal pakan berupa imbangan PK dan TDN atau energy. (Vinet & Zhedanov,

2011)

2.4 Energi Metabolisme (EM)

Energi metabolis merupakan energi yang siap untuk dimanfaatkan oleh ternak dalam

berbagai aktivitas seperti aktivitas fisik, mempertahankan suhu tubuh, metabolisme,

pembentukan jaringan, produksi dan reproduksi (McDonald et al., 1995). Kandungan

energi metabolis dalam ransum sangat penting karena dapat menggambarkan nilai

penggunaan nutrien dari ransum (Lima et al., 2013). Kebutuhan EM untuk puyuh petelur

menurut Standar Nasional Indonesia (2006) yaitu minimal 2.700 kkal/kg sedangkan

menurut National Research Council (1994) yaitu 2.900 kkal/kg. Kandungan EM ransum

secara proporsial akan memengaruhi konsumsi ransum dan konsumsi nutrien lainnya.

Unggas (Goleman et al., 2019b)

Unggas mengonsumsi ransum untuk memenuhi kebutuhan energi

5
sehingga jumlah ransum yang dikonsumsi berhubungan erat dengan kandungan

energinya (Leeson dan Caston., 1993; Lima et al., 2013). Jahanian dan Edriss (2015)

menunjukkan terjadinya penurunan konsumsi ransum puyuh jika diberi EM tinggi.

Penurunan konsumsi ransum ini menyebabkan kekurangan nutrien lain terutama protein

dan mineral yang dapat memengaruhi performa produksi dan kualitas telur (Pond et al.,

1995; Moura et al., 2010). Sebaliknya, terjadi peningkatan konsumsi ransum pada puyuh

jika kandungan energi metabolis diturunkan yang menyebabkan terjadinya kelebihan

konsumsi protein dan nutrien lain. Menurut Lima et al. (2013) peningkatan konsumsi

protein pada ransum mengandung energi rendah menyebabkan meningkatnya

penggunaan protein untuk sumber energi sehingga berpengaruh terhadap produksi dan

kualitas telur. Sementara itu, Mahmood et al. (2014) menyatakan bahwa peningkatan

konsumsi ransum pada puyuh yang diberi energi tinggi (3.100 kkal/kg) menyebabkan

kelebihan konsumsi energi. Peningkatan konsumsi tersebut karena puyuh memenuhi

kebutuhan nutrien lain terutama protein atau asam amino.(Goleman et al., 2019a)

6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 12 desember 2020 pukul 08:

30 sampai 11:00.di Laboratorium Pakan Ternak Program Studi Peternakan Fakultas

Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

3.1 Alat dan Bahan yang digunakan

Alat yang digunakan:

1. Talenan

2. Gunting

3. Pisau

4. Alat penghancur sederhana

Bahan yang digunakan:

1. Konsentrat

2. Dedak padi

3. Dedak jagung

4. Bungkil kelapa

3.2 Prosedur kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Bersihkan alat yang akan digunakan (kondisi alat harus dalam keadaan kering)

3. Letakkan bahan di atas talenan +/- 100-200 gram

4. Identifikasi setiap bahan tersebut dan masukkan ke dalam tabel

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan

Tabel . Hasil identifikasi bahan pakan

No Nama Bahan Bentuk Warna Fungsi


1 Dedak padi Halus coklat Sumber energy
1
2 Dedak jagung Kasar Kuning langsat Sumber energy
2
3 Tepung ikan (pengamatan Halus Coklat Sumber protein
3 luar kampus)
Sumber: Data hasil praktikum Ilmu Bahan Pakan dan Formulasi Ransum, 2020

4.2 Pembahasan

1. Dedak padi

Gambar 1 Dedak padi


Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa dedak padi yang

digunakan adalah dedak padi yang berwarna coklat dengan tekstur halus. Dedak padi

termasuk dalam golongan pakan sumber energi. Pakan sumber energi memiliki

kandungan protein kasar dibawah 20% dan energi metabolisme diatas 2.200kkal.

Menurut Fikar dan Ruhyadi (2010) bahwa kandungan protein kasar dibawah 20%

merupakan ciri pakan sumber energi.(Laporan Praktikum Bahan Pakan Dan Formulasi

Ransum Disusun Oleh : Kelompok Iii, 2017)

8
2. Dedak jagung.

Gambar 2 Dedak jagung


Berdasarkan hasil pengamatan dedak jagung yang dilakukan, diketahui bahwa

dedak jagung yang di gunakan adalah dedak jagung yang berwarna kuning langsat dan

memiliki tekstur yang kasar. Dedak jagung merupakan golongan bahan pakan sumber

energi karena memiliki Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN), merupakan karbohidrat

yang larut dalam air berupa monosakarida, disakarida, pati, dan mungkin sebagian

termasuk hemiselulosa. Jagung mengandung serat kasar sebesar 2,2%, protein kasar

8,9%, kadar abu 1,7%, lemak kasar 4,0%, dan mempunyai rasa yang manis karena

memiliki fruktosa yang tinggi sebagai energi untuk metabolisme ternak.(Nunik Ita

Varianti _ LAPORAN PRAKTIKUM BAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM,

n.d.)

9
3. Tepung ikan

Gambar 3 Tepung ikan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa tepung ikan yang

berwarna coklat dan memiliki tekstur yang halus. Tepung ikan merupakan sumber

protein yang memiliki kandungan nutrisi diantaranya serat kasar sebesar 2,2%, protein

kasar sebesar 52,6%, kadar abu sebesar 20,7%, dan kandungan lemak sebesar 6,8% .

Kandungan gizi tepung ikan berupa protein 22,65%, lemak 15,38%, abu 26,65%, serat

1,80%, dan air 10,72%. Tepung ikan merupakan sumber protein hewani, tepung terbuat

dari ikan dan sisa-sisa ikan, tepung ikan yang baik mengandung kadar protein pada

kisaran kurang lebih 60% .

10
4. Pencampuran Bahan Pakan

Gambar 3 Pencmpuran bahan pakan


Pencampuran bahan pakan merupakan rangkaian proses penyusunan ransum yang

tingkat ketelitiannya harus memenuhi standar. Pencampuran bahan pakan pada praktikum

yang telah dilaksanakan menggunakan bahan pakan sebanyak 3 jenis. Kegiatan diawali

dengan mengidentifikasi berbagai bahan pakan tersebut dan menggolongkannya ke dalam

dua kelompok yakni kelompok bahan pakan sumber energi dan kelompok bahan pakan

sumber protein.

Bahan pakan yang telah dikelompokkan selanjutnya dihitung prosentase

penggunanaannya sesuai dengan dengan kadar protein yang akan diterapkan. Setelah

persentase diketahui, langkah selanjutnya adalah mencampur ketiga bahan pakan tersebut

dengan mendahulukan bahan pakan yang persentase penggunannya tinggi. Persentase

penggunaan bahan pakan adalah dedak padi 60%, dedak jagung 30% dan tepung ikan 10%

dengan total pencampuran sebanyak 1 kg. Untuk mengetahui ketepatan penggunaannya,

bahan pakan ditimbang berdasarkan persentase yang ditentukan. Setelah pencampuran

dilakukan sampai bahan pakan tersebut diyakini homogen, ransum kemudian dikemas dan

siap digunakan pada ternak sapi atau ruminansia lainnya.

11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan kami pada praktikum bahan pakan. Bahan dapat

digolongkan menjadi 2 yaitu, bahan pakan sumber energy dan bahan sumber protein. Bahan

pakan sumber energy diantaranya dedak jagung dan dedak padi. Bahan pakan sumber protein

yaitu tepung ikan. Pakan sumber energi memiliki kandungan protein kasar dibawah 20% dan

energi metabolisme diatas 2.200kkal, sedangkan pakan sumber protein yang baik

mengandung kadar protein pada kisaran kurang lebih 60%

5.2 Saran

Sebaiknya antara praktikan dan dosen pembimbing diharapkan lebih memerhatikan

kedisiplinan pada saat praktikum. Selain itu untuk praktikum selanjutnya di harapkan agar

lebih mendalami pengamatan terhadap bahan pakan yang lain, dan lebih spesipik dalam

melakukan percobaan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Agustono, B., Lamid, M., Ma, A., & Elziyad, M. T. (2017). Identification of Agricultural and
Plantation Byproducts as Inconventional Feed Nutrition in Banyuwangi Identification of
Agricultural and Plantation Byproducts as Inconventional Feed Nutrition in Banyuwangi
Abstrak. Jurnal Medik Veteriner, October, 12–22. http://journal.unair.ac.id
Delima, M., Samadi, S., & Latif, H. (2017). Evaluasi Respon Pemberian Berbagai Imbuhan
PAkan (Feed Additives) Sebagai Pengganti Antibiotik Pada Ransum Terhadap Performa
dan Kualitas Karkas Ayam Kampung. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Dan
Agribisnis Peternakan V, November, 40–53.
Goleman et al., 2019. (2019a). 済無 No Title No Title. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Goleman et al., 2019. (2019b). 済無 No Title No Title. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699. file:///C:/Users/Lenovo/Documents/identifikasi pakan/total
digestible nuutrien/H0513143_pendahuluan energi metabolisem.pdf
Kusnadi, U., Pendapatan, P., & Melalui, P. (2008). Inovasi Teknologi Peternakan Dalam
Sistem Integrasi Tanaman-Ternak Untuk.
LAILOGO ONIKE, KANAHU DEBORA, dan J. N. (2015). Dan Inovasi Teknologi
Peternakan Menunjang Keamanan Pangan. February.
Laryska, N., & Nurhajati, T. (2013). Peningkatan Kadar Lemak Susu Sapi Perah dengan
Pemberian Pakan Konsentrat Komersial Dibandingkan dengan Ampas Tahu.
Agroveteriner, 10(3), 37–49.
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/agrovet5d039f3948full.pdf
Puastuti, W., Yulistiani, D., & Mathius, I.-W. (2004). Nilai biologis (in vitro dan in sacco)
bulu ayam yang diolah secara kimiawi sebagai sumber protein by-pass rumen. Jitv, 9(2),
73–81.
Sinurat, A. P., Purwadaria, T., Bintang, I. A. K., Ketaren, P. P., Bermawie, N., Raharjo, M.,
& Rizal, M. (2009). The utilization of turmeric and curcuma xanthorrhiza as feed
additive for broilers. Jurnal Ilmu Ternak Dan Veteriner, 14(2), 90–96.
Sitindaon, S. H. (2013). Inventarisasi Potensi Bahan Pakan Ternak Ruminansia Di Provinsi
Riau. Jurnal Peternakan Vol Februari, 10(1), 18–23.
Subekti, E. (2010). Ketahanan Pakan Ternak Indonesia. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 5(2),
63–71.
https://www.publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/Mediagro/article/download/562/6
83
Tangendjaja, B. (2007). Inovasi teknologi pakan menuju kemandirian usaha ternak ungga.
Wartazoa, 17, 12–20.
Thaariq, S. M. H. (2017). Pengaruh Pakan Hijauan dan Konsentrat Terhadap Daya Cerna
Pada Sapi Aceh Jantan. Genta Mulia, VIII(2), 78–89.
Tidar, U. (2018). Panduan praktikum ilmu bahan pakan. 1–5.
13
Vinet, L., & Zhedanov, A. (2011). A “missing” family of classical orthogonal polynomials.
Journal of Physics A: Mathematical and Theoretical, 44(8), 1689–1699.
https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201
Wardhana, A. (2016). Black Soldier Fly (Hermetia illucens) as an Alternative Protein Source
for Animal Feed. WARTAZOA. Indonesian Bulletin of Animal and Veterinary Sciences,
26(2), 069–078. https://doi.org/10.14334/wartazoa.v26i2.1218
Wina, E., & Susana, I. W. R. (2013). Manfaat lemak terproteksi untuk meningkatkan
produksi dan reproduksi ternak ruminansia. J. Wartazoa, 23(4), 176–184.
https://core.ac.uk/download/pdf/236128227.pdf
Zakariya, Z., Daroini, P. B., & Dewi, H. A. (2020). 1 2 3 1. 17(31), 10–20.

14
LAMPIRA

15
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : MUHAMMAD NUR’ADIL


Tempat Tanggal Lahir : Sidrap, 01 juni 1999

Agama : Islam

Golongan Darah :B+

Alamat : Dusun III, Labekkang, Desa Botto, KEC. Pitu Riase

Orang Tua

Nama Ayah : Amboasse

Pekerjaan : Wirausaha

Nama Ibu : Muliyati

Pekerjaan Ibu : Wiraswasta

Jenjang Pendidikan

TK :-

SD : SDN 12 BILA

SMP : SMPN 6 BETAO RIASE

SMA : SMK PP NEGERI RAPPANG

Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

Jenjang Organisasi : IKAMI, IMM, HIMAPET

16

Anda mungkin juga menyukai