i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui :
Koordinator Mata Kuliah
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL.....................................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................................iii
BAB 1........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................3
BAB III.......................................................................................................................................7
METODOLOGI PRAKTIKUM.......................................................................................................7
BAB IV.......................................................................................................................................8
4.2 Pembahasan...............................................................................................................8
iii
1. Dedak padi.............................................................................................................8
2. Dedak jagung.........................................................................................................9
3. Tepung ikan..........................................................................................................10
BAB V......................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................12
5.2 Saran........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13
LAMPIRAN..............................................................................................................................15
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
yang maju, efisien dan tangguh, kompetitif, mandiri, dan berkelanjutan yang sekaligus
untuk mewujudkan visi tersebut maka peran akademisi menjadi sangat penting dalaam
mentranspormasikan usaha peternakan dari sistem tradisional ke sistem usaha ternk yang
bahan pangan hewani yang aman dikonsumi, karena dengan adanya inovasi tersebut, maka
menjamin tersedianya daging dan telur baik dalam hal kualtias maupun kuntitasnya.
Sebagai salah satu faktor utama dalam menunjang kesehatan pertumbuhan dan
produktifitas ternak, maka sangat penting dalam mengetahui jenis jenis pakan serta
maanfaatnya sebelum diberikan kepada ternak. Bahan pakan (bahan makanan ternak)
dapat diberikan kepada ternak yang sebagian atau seluruhnya dapat dicerna tanpa
komponen produksi dengan biaya yang terbesar. Biaya pakan dapat mencapai 60-80%
dari biaya produksi. Kualitas pakan harus diperhatikan agar ternak tumbuh secara
1
dikelompokkan dalam 5 kelompok yaitu : 1. Pakan sumber energi yaitu pakan yang
mengandung protein kurang dari 20%, serat kasar kurang dari 18% dan kandungan
2. Pakan sumber protein yaitu pakan yang mengandung protein lebih dari 20%
yakni bahan pakan sebagai sumber protein dan bahan pakan sebagai sumber energi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bahan Pakan Sumber Energi
Pakan yang bernutrisi baik, bila diberikan kepada ternak akan menghasilkan
performans produksi dan reproduksi ternak yang baik pula. Salah satu nutrien yang
penting di dalam pakan adalah energi. Ternak ruminansia dapat mencerna hijauan
sebagai sumber serat di dalam rumen menjadi asam lemak terbang yang kemudian dapat
menjadi sumber energi. Selain itu, ternak ruminansia tetap membutuhkan energi yang
lebih cepat atau mudah tersedia/terdegradasi di dalam rumen seperti pati atau lemak.
Lemak berfungsi sebagai sumber energi yang berdensitas tinggi. Asam lemak akan
menghasilkan energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan nutrien lain seperti
energi lemak menurut NRC (2001) sedikitnya dua kali lebih besar daripada
Untuk ransum unggas (dan babi), sumber energi diperoleh dari biji-bijian
terutama jagung. Di negara lain yang tidak memiliki jagung, maka biji gandum, barley,
triticale atau sorgum dapat dimanfaatkan. Bagi negara yang tidak mempunyai tanaman
biji-bijian (serealia), maka energi harus diimpor dari negara lain. Di Indonesia selain
jagung, kadang-kadang diberikan sedikit sorgum bila tersedia atau beras menir sebagai
hasil pengayakan dedak padi. Sumber energi lain yang tersedia secara musiman adalah
gaplek yang dijual dalam bentuk chip atau gelondongan. Untuk memenuhi kebutuhan
energi yang tinggi, terutama untuk pakan broiler, ditambahkan minyak jenis crude palm
3
2.2 Bahan Pakan Sumber Protein
komponen protein mempunyai peran yang penting dalam suatu formula pakan
ternak karena terlibat dalam pembentukan jaringan tubuh dan terlibat aktif dalam
metabolisme vital seperti enzim, hormon, antibodi dan lain sebagainya. Di negara-negara
berkembang, sumber protein untuk formula pakan umumnya bertumpu pada protein
hewani dan nabati, seperti bungkil kedelai, tepung ikan, tepung darah atau tanaman
untuk mikroba di dalam rumen, (ii) sebagian protein lolos dari degradasi dalam rumen,
(iii) protein yang lolos degradasi mempunyai kecernaan pascarumen yang tinggi serta
(iv) memiliki nilai hayati yang tinggi (SUTARDI, 1977). Jadi dengan kata lain protein
Total Digestible Nutrients (TDN) adalah total energi zat makanan pada ternak yang
disetarakan dengan energi dari karbohidrat, dapat diperoleh secara uji biologis ataupun
mengukur kandungan energi dari bahan-bahan makanan. TDN merupakan satuan energi
yang berdasarkan seluruh nutrisi pakan yang tercerna, sehingga nilai TDN hampir sama
dengan energi dapat dicerna (DE). Zat-zat makanan organik yang dapat dicerna oleh
4
ternak meliputi protein, lemak, serat kasar dan BeTN (Anggorodi, 1990). Secara umum
nilai TDN suatu bahan makanan sebanding dengan energi dapat dicerna, bervariasi
sesuai dengan jenis bahan makanan atau ransum (Goleman et al., 2019a)
Kebutuhan energi akan meningkat seiring dengan pertambahan bobot badan. Tinggi
rendahnya TDN dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain bobot badan, konsumsi
pakan itu sendiri dan kualitas pakan berupa imbangan PK dan TDN atau energi . (Vinet
& Zhedanov, 2011). TDN merupakan jumlah nutrien pakan yang dapat dicerna oleh
ternak. Nilai TDN tersebut berkaitan dengan nilai kecernaan suatu pakan dan aktivitas
dibutuhkan adanya sinkronisasi antara PK dan TDN. Rasio protein dan energi yang
sinkron akan menunjukkan hasil fermentasi yang optimal dan energi yang digunakan
juga optimal pakan berupa imbangan PK dan TDN atau energy. (Vinet & Zhedanov,
2011)
Energi metabolis merupakan energi yang siap untuk dimanfaatkan oleh ternak dalam
energi metabolis dalam ransum sangat penting karena dapat menggambarkan nilai
penggunaan nutrien dari ransum (Lima et al., 2013). Kebutuhan EM untuk puyuh petelur
menurut Standar Nasional Indonesia (2006) yaitu minimal 2.700 kkal/kg sedangkan
menurut National Research Council (1994) yaitu 2.900 kkal/kg. Kandungan EM ransum
secara proporsial akan memengaruhi konsumsi ransum dan konsumsi nutrien lainnya.
5
sehingga jumlah ransum yang dikonsumsi berhubungan erat dengan kandungan
energinya (Leeson dan Caston., 1993; Lima et al., 2013). Jahanian dan Edriss (2015)
Penurunan konsumsi ransum ini menyebabkan kekurangan nutrien lain terutama protein
dan mineral yang dapat memengaruhi performa produksi dan kualitas telur (Pond et al.,
1995; Moura et al., 2010). Sebaliknya, terjadi peningkatan konsumsi ransum pada puyuh
konsumsi protein dan nutrien lain. Menurut Lima et al. (2013) peningkatan konsumsi
penggunaan protein untuk sumber energi sehingga berpengaruh terhadap produksi dan
kualitas telur. Sementara itu, Mahmood et al. (2014) menyatakan bahwa peningkatan
konsumsi ransum pada puyuh yang diberi energi tinggi (3.100 kkal/kg) menyebabkan
kebutuhan nutrien lain terutama protein atau asam amino.(Goleman et al., 2019a)
6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 12 desember 2020 pukul 08:
1. Talenan
2. Gunting
3. Pisau
1. Konsentrat
2. Dedak padi
3. Dedak jagung
4. Bungkil kelapa
2. Bersihkan alat yang akan digunakan (kondisi alat harus dalam keadaan kering)
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.2 Pembahasan
1. Dedak padi
digunakan adalah dedak padi yang berwarna coklat dengan tekstur halus. Dedak padi
termasuk dalam golongan pakan sumber energi. Pakan sumber energi memiliki
kandungan protein kasar dibawah 20% dan energi metabolisme diatas 2.200kkal.
Menurut Fikar dan Ruhyadi (2010) bahwa kandungan protein kasar dibawah 20%
merupakan ciri pakan sumber energi.(Laporan Praktikum Bahan Pakan Dan Formulasi
8
2. Dedak jagung.
dedak jagung yang di gunakan adalah dedak jagung yang berwarna kuning langsat dan
memiliki tekstur yang kasar. Dedak jagung merupakan golongan bahan pakan sumber
energi karena memiliki Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN), merupakan karbohidrat
yang larut dalam air berupa monosakarida, disakarida, pati, dan mungkin sebagian
termasuk hemiselulosa. Jagung mengandung serat kasar sebesar 2,2%, protein kasar
8,9%, kadar abu 1,7%, lemak kasar 4,0%, dan mempunyai rasa yang manis karena
memiliki fruktosa yang tinggi sebagai energi untuk metabolisme ternak.(Nunik Ita
n.d.)
9
3. Tepung ikan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diketahui bahwa tepung ikan yang
berwarna coklat dan memiliki tekstur yang halus. Tepung ikan merupakan sumber
protein yang memiliki kandungan nutrisi diantaranya serat kasar sebesar 2,2%, protein
kasar sebesar 52,6%, kadar abu sebesar 20,7%, dan kandungan lemak sebesar 6,8% .
Kandungan gizi tepung ikan berupa protein 22,65%, lemak 15,38%, abu 26,65%, serat
1,80%, dan air 10,72%. Tepung ikan merupakan sumber protein hewani, tepung terbuat
dari ikan dan sisa-sisa ikan, tepung ikan yang baik mengandung kadar protein pada
10
4. Pencampuran Bahan Pakan
tingkat ketelitiannya harus memenuhi standar. Pencampuran bahan pakan pada praktikum
yang telah dilaksanakan menggunakan bahan pakan sebanyak 3 jenis. Kegiatan diawali
dua kelompok yakni kelompok bahan pakan sumber energi dan kelompok bahan pakan
sumber protein.
penggunanaannya sesuai dengan dengan kadar protein yang akan diterapkan. Setelah
persentase diketahui, langkah selanjutnya adalah mencampur ketiga bahan pakan tersebut
penggunaan bahan pakan adalah dedak padi 60%, dedak jagung 30% dan tepung ikan 10%
dilakukan sampai bahan pakan tersebut diyakini homogen, ransum kemudian dikemas dan
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan kami pada praktikum bahan pakan. Bahan dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu, bahan pakan sumber energy dan bahan sumber protein. Bahan
pakan sumber energy diantaranya dedak jagung dan dedak padi. Bahan pakan sumber protein
yaitu tepung ikan. Pakan sumber energi memiliki kandungan protein kasar dibawah 20% dan
energi metabolisme diatas 2.200kkal, sedangkan pakan sumber protein yang baik
5.2 Saran
kedisiplinan pada saat praktikum. Selain itu untuk praktikum selanjutnya di harapkan agar
lebih mendalami pengamatan terhadap bahan pakan yang lain, dan lebih spesipik dalam
melakukan percobaan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Agustono, B., Lamid, M., Ma, A., & Elziyad, M. T. (2017). Identification of Agricultural and
Plantation Byproducts as Inconventional Feed Nutrition in Banyuwangi Identification of
Agricultural and Plantation Byproducts as Inconventional Feed Nutrition in Banyuwangi
Abstrak. Jurnal Medik Veteriner, October, 12–22. http://journal.unair.ac.id
Delima, M., Samadi, S., & Latif, H. (2017). Evaluasi Respon Pemberian Berbagai Imbuhan
PAkan (Feed Additives) Sebagai Pengganti Antibiotik Pada Ransum Terhadap Performa
dan Kualitas Karkas Ayam Kampung. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Dan
Agribisnis Peternakan V, November, 40–53.
Goleman et al., 2019. (2019a). 済無 No Title No Title. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Goleman et al., 2019. (2019b). 済無 No Title No Title. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699. file:///C:/Users/Lenovo/Documents/identifikasi pakan/total
digestible nuutrien/H0513143_pendahuluan energi metabolisem.pdf
Kusnadi, U., Pendapatan, P., & Melalui, P. (2008). Inovasi Teknologi Peternakan Dalam
Sistem Integrasi Tanaman-Ternak Untuk.
LAILOGO ONIKE, KANAHU DEBORA, dan J. N. (2015). Dan Inovasi Teknologi
Peternakan Menunjang Keamanan Pangan. February.
Laryska, N., & Nurhajati, T. (2013). Peningkatan Kadar Lemak Susu Sapi Perah dengan
Pemberian Pakan Konsentrat Komersial Dibandingkan dengan Ampas Tahu.
Agroveteriner, 10(3), 37–49.
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/agrovet5d039f3948full.pdf
Puastuti, W., Yulistiani, D., & Mathius, I.-W. (2004). Nilai biologis (in vitro dan in sacco)
bulu ayam yang diolah secara kimiawi sebagai sumber protein by-pass rumen. Jitv, 9(2),
73–81.
Sinurat, A. P., Purwadaria, T., Bintang, I. A. K., Ketaren, P. P., Bermawie, N., Raharjo, M.,
& Rizal, M. (2009). The utilization of turmeric and curcuma xanthorrhiza as feed
additive for broilers. Jurnal Ilmu Ternak Dan Veteriner, 14(2), 90–96.
Sitindaon, S. H. (2013). Inventarisasi Potensi Bahan Pakan Ternak Ruminansia Di Provinsi
Riau. Jurnal Peternakan Vol Februari, 10(1), 18–23.
Subekti, E. (2010). Ketahanan Pakan Ternak Indonesia. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 5(2),
63–71.
https://www.publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/Mediagro/article/download/562/6
83
Tangendjaja, B. (2007). Inovasi teknologi pakan menuju kemandirian usaha ternak ungga.
Wartazoa, 17, 12–20.
Thaariq, S. M. H. (2017). Pengaruh Pakan Hijauan dan Konsentrat Terhadap Daya Cerna
Pada Sapi Aceh Jantan. Genta Mulia, VIII(2), 78–89.
Tidar, U. (2018). Panduan praktikum ilmu bahan pakan. 1–5.
13
Vinet, L., & Zhedanov, A. (2011). A “missing” family of classical orthogonal polynomials.
Journal of Physics A: Mathematical and Theoretical, 44(8), 1689–1699.
https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201
Wardhana, A. (2016). Black Soldier Fly (Hermetia illucens) as an Alternative Protein Source
for Animal Feed. WARTAZOA. Indonesian Bulletin of Animal and Veterinary Sciences,
26(2), 069–078. https://doi.org/10.14334/wartazoa.v26i2.1218
Wina, E., & Susana, I. W. R. (2013). Manfaat lemak terproteksi untuk meningkatkan
produksi dan reproduksi ternak ruminansia. J. Wartazoa, 23(4), 176–184.
https://core.ac.uk/download/pdf/236128227.pdf
Zakariya, Z., Daroini, P. B., & Dewi, H. A. (2020). 1 2 3 1. 17(31), 10–20.
14
LAMPIRA
15
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Orang Tua
Pekerjaan : Wirausaha
Jenjang Pendidikan
TK :-
SD : SDN 12 BILA
16