Anda di halaman 1dari 32

MANAJEMEN PERKANDANGAN TERNAK SAPI

DONGGALA DIPUSAT KESEHATAN HEWAN DESA


LABUAN KEC.LABUAN PANIMBA KAB.DONGGALA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat


Dalam Menyelesaikan Praktek Kerja Lapang (PKL)

Oleh

IZALMIDA
O 121 18 181

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Manajemen Perkandangan Ternak Sapi Donggala


Dipusat Kesehatan Hewan Desa Labuan Kecamatan
Labuan Panimba Kabupaten Donggala

Nama : IZALMIDA

Nomor Stambuk : O12118181

Program Studi : Peternakan

Jurusan : Peternakan

Fakultas : Peternakan Dan Perikanan

Universitas : Tadulako

Menyetujui

Pembimbing utama pembimbing lapangan

Prof. Ir. Marsetyo, M.Sc.Ag., Ph.D Husen, SPt. MP


NIP.19660307 199203 1 001 NIP: 19170718200701 1014

Disahkan oleh;
Koordinator Program Studi
Peternakan

Dr. Ummiani Hatta, S,Pt., M.P.


NIP: 19711209 199903 2 001
UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah

memberikan berupa kesehatan, kesempatan kepada Penulis sehingga mampu

menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini. Sholawat dan salam

semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Keluarga, Sahabat dan

para Pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Laporan ini disusun untuk

memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan

bagi para Mahasiswa dari Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas

Tadulako.

Penulis dapat meyelesaikan penulisan dan penyusunan laporan ini berkat

dukungan berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih yang sebesar-besar

kepada:

1. Ibu dan Saudara Saya yang telah memberikan dukungan berupa semangat

dan materi

2. Bapak Prof. Ir. Burhanudin Sundu, M.Sc.Ag, Ph.D., IPM, ASEAN

Eng.K., selaku Dekan Fakultas Peternakan dan Perikanan.

3. Bapak Dr. Ir. Yohan Rusiayantono, M.Si selaku panitia Praktek Kerja

Lapangan.(PKL).

4. Bapak Prof. Ir. Marsetyo, M.Sc.Ag., Ph.D selaku Dosen Pembimbing

Praktek Kerja Lapangan.(PKL).

5. Bapak Husen selaku kordinator kesehatan hewan DIPUSKESWAN.

Pembibitan Ternak Kecamatan.Labuan


6. Bapak Hendrik selaku kepala perkandangan

7. Para Staf serta Karyawan di PUSKESWAN. Serta teman-teman yang ikut

mendukung Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca demi kesempurnaan dari Laporan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) ini. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-

rekan, Mahasiswa/Mahasiswi dan Pembaca. Juga menambah pengetahuan seputar

dunia peternakan

Palu, 22 Maret 2021

IZALMIDA
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................2

UCAPAN TERIMA KASIH....................................................................................3

DAFTAR ISI............................................................................................................5

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................7

1.1 Latar Belakang...............................................................................................7

1.2 Tujuan PKL....................................................................................................9

1.3 Manfaat PKL..................................................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................10

2.1 Sapi...............................................................................................................10

2.2 Pemberian Pakan..........................................................................................11

2.3 Perkandangan...............................................................................................12

2.4 Limbah Ternak.............................................................................................15

BAB III METODE PELAKSANAAN..................................................................16

3.1 Waktu dan Tempat.......................................................................................16

3.2 Metode..........................................................................................................16

3.3 Alat dan Bahan.............................................................................................17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................19


4.1 Gambaran Umum Unit Praktek Kerja Lapangan (PKL)..............................19

4.2 Hasil..............................................................................................................21

4.2 Pembahasan..................................................................................................26

BAB V PENUTUP.................................................................................................27

5.1 Kesimpulan...................................................................................................27

5.2 Saran.............................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28

LAMPIRAN...........................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan kecerdasan

masyarakat Indonesia adalah dengan meningkatkan konsumsi protein hewani

yang telah diketahui secara luas memiliki kandungan asam amino esensial dengan

komposisi seimbang. Upaya meningkatkan konsumsi protein hewani bagi

masyarakat berarti juga harus meningkatkan produksi bahan pangan asal ternak.

Pada akhirnya hal tersebut berarti upaya peningkatan produksi ternak

Dalam kaitannya dengan rantai makanan hidup, fungsi ternak sebagai

sumber pangan adalah mengubah bahan-bahan mentah menjadi produk yanh lebih

sempurna dan langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia. Dedaunan, rerumputan

dan limbah industri pertanian hanya sedikit yang dapat digunakan langsumg oleh

manusia, tetapi bila sudah diubah oleh ternak akan menjadi daging dan susu.

Produk utama peternakan sapi potong adalah daging, baik berupa anak-anak sapi

yang dilahirkan maupun sapi hasil pembesaran dan penggemukan. Tinggi

rendahnya produktivitas tersebut dipengaruhi oleh faktor genetis ternak itu sendiri

dan faktor lingkungan

Faktor genetis yang diturunkan oleh tetuanya pejantan dan induknya.

Apabila mutu genetis dari kedua tetuanya tinggi maka dapat diharapkan

keturunannya juga bermutu genetis tinggi. Oleh karna itu seleksi terdapat tetua

yang bermutu genetis tinggi merupakan hal yang penting. Dilain pihak meskipun
mutu genetis ternak yang dipelihara tinggi, tetapi jika lingkungan tidak

mendukung maka tidak akan diperoloeh tingkat produksi yang optomal. Faktor ini

meliputi ilkim, penyakit dan manajeman (penanganan) terhadap ternak itu sendiri.

Keduanya (faktor genetis dan lingkungan) harus diperhatikan dengan sungguh

agar diperoleh keuntungan yang optimal dalam peternakan sapi potong.

Usaha peternakan sapi potong pada saat ini masih tetap menguntungkan.

Pasalnya permintaan pasa akan daging sapi masih terus memperhatikan adanya

peningkatan. Selain dipasar domestik, permintaan daging sapi dipasar luar negeri

juga cukup tinggi. Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor daging sapi

ke Malesya. Dari tahun ke tahun, konsumsi daging sapi disana cenderung

meningkat karena bergesernya tradisi mengonsumsi daging kambing kedaging

sapi atau kerbau pada saat perhelatan keluarga dan perayaan hari-hari besar

lainnya. Indonesia dengan jumlah penduduk diatas 230 juta jiwa juga

membutuhkan pasokan daging sapi jumlah besar. Sejuah ini, peternakan domestik

belum mampu memenuhi permintaan daging dalam negeri. Timpangnya antara

pasokan yang permintaan ternyata masih tinggi. Tidak mengherankan jika

lembaga yang memiliki otoritas tertinggi dalam hal pertanian termasuk

peternakan. Departemen pertanian mengakui masalah utama usaha sapi di

Indonesia terletak pada suplai yang selalu mengalami kekurangan setiap tahunnya.

Sementara laju pertumbuhan konsumsi dan pertambahan penduduk tidak mampu

diimbangi oleh peningkatan populasi sapi potong. Pada giliran kondisi seperti ini

memaksa Indonesia untuk selalu melakukan impor, baik dalam bentuk sapi

maupun dalam bentuk daging dan jeroan sapi.


Produktivitas ternak terutama pada masa pertumbuhan dan kemampuan

produktifitasnya dipengaruhi oleh faktor genetik (30%) dan lingkungan (70%).

Pengaruh faktor lingkungan antara lain terdiri atas pakan, teknik pemeliharaan,

kesehatan, dan iklim. Diantara faktor lingkungan tersebut, pakan mempunyai

pengaruh yang paling besar (60%). Besarnya pengaruh pakan ini membuktikan

bahwa produksinya ternak yang tinggi tidak bisa tercapai tanpa adanya pemberian

pakan yang memenuhi persyaratann kualitas dan kuantitas. Pengetahuan tentang

jenis dan nilai nutrisi pakan diperlukan dalam rangka memberikan pakan yang

sesuai dengan kebutuhan ternak

Pakan merupakan hal yang sangat penting dalam usaha peternakan, bahwa

dapat dikatakan bahwa keberhasilan suatu usaha peternakan tergantung pada

manajeman pakan. Kebutuhan pakan dari tiap-tiap ternak berbeda-beda sesuai

dengan jenis, umur, bobot badan dan keadaan lingkungan dan kondisi fisiologi

ternak, namun tetap dalam jumlah seimbang. Nutrisi yang dibutuhkan ternak

antara lain karbohidrat, lema, protein, vitamin, air dan unsur anorganik serta

mineral.

1.2 Tujuan PKL

Tujuan dari praktek kerja lapangan ini adalah untuk mengetahui

manajeman pemeliharaan pada ternak sapi dipuskeswan Kec.Labuan

Kab.Donggala

1.3 Manfaat PKL

Dari praktek kerja lapangan ini gunanya untuk menambah ilmu berkaitan

dengan manajemen pemeliharaan pada ternak sapi


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sapi

Sapi adalah hewan ternak anggota familia Bovidaedan subfamilia Bovinae.

Ternak sapi khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil

daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting artinya di dalam

kehidupan masyarakat. Seekor atau kelompok ternak bisa menghasilkan berbagai

macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging, disamping

hasil ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kulit, dan tulang. Berikut sapi-sapi

yang ada dipuskeswan:

1.Sapi Lokal Donggala

Sapi Lokal Donggala yang dipelihara secara tradisional oleh peternak di

Desa Labuan, Kec.Labuan Kab.Donggala. Sistem pemeliharaan tidak di

gembalakan. Pada sore dan malam hari ternak dimasukkan ke kandang dan

diberikan hijauan rumput serta hijauan. Ukuran tubuh induk ternak Sapi Donggala

yang berumur 3,25 tahun dengan bobot badan rata-rata 266 kg, lingkar dada 151

cm, tinggi gumba 122 cm, tinggi panggul 121 cm dan panjang badan 114 cm.

Reproduktivitas induk Sapi Donggala dengan body condition scor 3,09, birahi

setelah lahir 2,78 bulan, kawin setelah melahirkan 3,44 bulan, service per

conception 1,28, days open 7,5 bulan, dan calving interval 16,5 bulan.

Kesimpulan bahwa induk Sapi Donggala yang dipelihara ekstensif mampu

memberikan performan ukuran tubuh yang standar seperti Sapi Peranaan Ongole
(PO) dan mempunyai tingkat reproduktifitas baik dengan nilai BCS tinggi dan

S/C yang rendah.

Gambar 1. Sapi Lokal Donggala

2.2 Pemberian Pakan

Pakan ternak sapi pedaging di Indonesia saat ini sebagian besar masih

menggunakan bahan pakan lokal. Hijauan sebagai sumber bahan pakan utama

masih menjadi andalan peternak untuk mencukupi kebutuhan energi ternak,

namun demikian ketersediaan dan kualitas hijauan merupakan masalah utama

dalam penyediaan pakan di Indonesia.

Pertambahan berat badan sapi tergantung dari banyak hal, antara lain jenias

sapi, kelamin, umur, kualitas pemeliharaan pada masa pertumbuhan, serta jenis

dan cara pemberian pakan. Selain pakan hijauan sapi pedaging juga harus

diberikan konsentrat khusus untuk penggemukan sebagai acuan dalam pembuatan

pakan konsentrat sapi pedaging dapat digunakan Konsentrat Sapi Potong. Jenis
bahan pakan secara umum dapat dikategorikan dalam empat jenis yaitu, hijauan,

konsentrat, pakan suplemen dan imbulan (additive).

Adapun pakan yang digunakan pada ternak sapi. Dipuskeswan Kec.Labuan

Kab.Donggala sebagai berikut:

 Rumput rajah

 Bungkil kelapa

 Dedak padi

 Garam

 Air

Gambar 2. pemberian pakan

2.3 Perkandangan

Dalam memelihara sapi kandang ternak juga salah satu faktor yang perlu

diperhatikan selain bibit. Perkandangan penting karena tidak sekadar membangun

kandang yang memenuhi syarat teknis, tetapi juga terkait dengan aspek lainnya,

seperti ketersedian sumber air, ketersedian sumber pakan, peralatan pemeliharaan,


letak lokasi terhadap perumahan dan jalan, ketersedian kendaraan, tempat sampah,

dan penanganannya.

Gambar 3. kandang di PUSKESWAN

a. Fungsi Kandang

Kandang ternak diperlukan sebagai tempat berlindung ternak dari hujan

dan terik matahari sehingga rasa nyaman. Dalam keadaan yang baik, ternak akan

mampu berkembang dan tumbuh secara normal. Kondisi kandang yang buruk

sangat memungkinkan pertumbuhan ternak menjadi lambat, kurang sehat, dan

terjadi pemborosan pakan.

Adanya kandang peternak dapat melakukan efisiensi, misalnya menghemat

tenaga kerja, meningkatkan konsumsi pakan dan mengurangi terjangkitnya

penyakit. Dengan adanya kandang kesehatan dan keberadaan manusia tetap

terjamin, juga kesehatan lainnya. Selain itu kandang juga bermanfaat agar ternak

tidak merusak tanaman, diganggu atau dimangsa hewan buas atau dicuri.

Mengingat fungsi tersebut kandang ternak dibuat kuat dan mudah

diperbaiki agar tahan lama.  Hal yang juga penting adalah biaya pembuatan
kandang diusahakan tidak mahal. Berikut adalah  hal-hal yang harus diperhatikan

dalam membuat kandang.

 Pilih tempat atau lahan yang tanahnya kering dan agak luas

 Jarak kandang relatif jauh dari sumur dan rumah

 Cukup mendapat sinar matahari pagi yang merata dan udara segar serta

bersih.

 Terlindung dari hembusan angin langsung

 Tersedia tempat pakan dan minum yang mudah dibersihkan

 Gunakan bahan bangunan yang kuat dan murah

b. Model Kandang

Ada bebera pati pekandang sapi yang terbentuk karena perbedaan kondisi

daerah pemeliharaan, tingkat skala usaha dan tingkat pengetahuan

peternak.Namun, biasanya peternak membangunkan danglantai, perlengkapan

yang penting dalam kandang adalah bak dan tempat pakan.

c. Kontruksi Kandang

 Arah kandang

Sedapat mungkin kandang dibangun menghadap ketimur sehingga sinar

matahari pagi dapat masuk kedalam kandang.Sinar pagi ini amat penting bagi

kesehatan sapi karen amem bantu proses pembentukan vitamin D dan sebagai

desinfektan, serta mempercepat pengeringan kandang yang basah atau lembab.

 Pintu kandang

Pembuatan kandang sapi juga harus mempertimbangkan segi kepraktisan

dalam melakukan proses pemeliharaan. Salah satunya adalah pertimbangan letak


dan ukuran pintu. Pintu kandang dibuat di sisi samping kanan dan kiri atau

samping kandang dengan ukuran yang cukup lebar.Dengan demikian, peternak

dapat dengan mudah membersihkan kandang atau akan mengeluarkan sapi dari

kandang dan tanpa kesulitan.

 Lantai kandang

Fungsi lantai ialah tempat untuk berdirinya ternak dan pelepas lelah untuk

berbaring. Untuk itu lantai kandang harus dibangun dengan perencanaan yang

baik.Persyaratan lantai kandang yang baik antara lain harus rata, tidak licin, tidak

lekas panas atau dingin, dan tahan lama.

2.4 Limbah Ternak

Limbah ternak sapi yang dihasilkan terdiri dari limbah padat berupa

feces/kotoran ternak dan sisa pakan serta limbah cair berupa air limbah pencucian

kandang air limbah sanitasi ternak dan air kencing sapi. Pemanfaatan kotoran

ternak sebagai sumber pupuk organik sangat mendukung usaha pertania tanaman

sayuran.

Gambar 4.LimbahTernak
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 30 hari. Kegiatan

Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di Puskeswan Kecamatan Labuan

Kabupaten Donggala Desa Labuan Sulawesi Tengah. Kegiatan PKL (Praktek

Kerja Lapangan) di laksanakan setiap hari kerja dengan pembagian jadwal sesuai

kelompok dengan waktu pelaksanaan ada yang mulai pukul 08.30-11.30 dan ada

juga Praktek untuk menyuntik sapi ada yang mulai 04.00-18.00 WITA.

Pelaksanaan PKL dipuskeswan meliputi perawatan ternak, penyediaan bahan

pakan, kesehatan ternak, dan pembersihan kandang.

3.2 Metode

Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan ini adalah

partisipasi aktif dalam proses pemeliharaan dan observasi secara langsung yaitu

dengan mengamati proses pemeliharaan dipeternakan. Kegiatan yang dilakukan

dalam Praktek Kerja Lapangan di antara lain tata laksana pengumpulan dan

pemberian pakan serta pengelolaan ternak.

Kegiatan pengumpulan dan pemberian pakan pada ternak ini meliputi:

1. Mengikuti kegiatan dalam pengumpulan pakan dikandang

2. Mengetahui harga pakan

3. Mengikuti proses pembuatan konsentrat serta mengetahui komposisi bahan

pakan dalam konsentrat


4. Memasukkan pakan konsentrat maupun hijauan kedalam karung untuk

diberikan pada ternak

5. Mengetahui jumlah pakan ternak yang dikonsumsi

6. Melakukan kegiatan dalam pemberian pakan yang diberikan untuk ternak

serta pemberian obat-obatan dan vitamin

Kegiatan pengelolaan ternak ini meliputi:

1. Mengikuti kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan atau pengelolaan

ternak

2. Mengetahui cara pencatatan atau recording pada ternak

3. Mengikuti kegiatan pembersihan kandang

3.3 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan:

1) Alat

 Suntik untuk menyuntik sapi yang sakit atau pemeberian vitamin

 Skop

 karung

 selang

 mesin pencaca/pencincang rumput

 cangkul

 motor tiga roda (pengangkut pakan)

2) Bahan

 sapi

 rumput rajah
 bungkil kelapa

 dedak padi

 garam

 air
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Unit Praktek Kerja Lapangan (PKL)

A. Sejarah singkat Puskeswan

Puskeswan didirikan pada tahun 2015 yang bertempat 33 kilo dari kampus

Universitas Tadulako. Kandang peternakan puskeswan merupakan salah satu

kandang peternakan yang sering digunakan untuk praktikum maupun penelitian

(S1, S2, S3) oleh para Mahasiswa dan juga dosen Jurusan Peternakan dan

Perikanan Universitas Tadulako

Gambar 1. PUSKESWAN

B. Denah Lokasi Puskeswan

Lokasi kandang Puskeswan ini terletak di Desa Labuan Panimba,

Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggal, Provinsi Sulawesi Tengah untuk menuju


lokasi kandang dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan motor maupun

mobil.

C. Struktur Organisasi Pengelola Puskeswan

Struktur organisasi di Puskeswan terdiri dari 4 bagian yaitu Koordinator,

Petugas vaksinator dan inseminator, Petugas epidemiologi dan informasi, petugas

perbibitan ternak. Susunan pengelola kandang sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESWAN DAN PERBIBITAN


PETERNAKAN KECAMATAN LABUAN, KABUPATEN
DONGGALA

KOORDINATOR
HUSEN, SPt.MP
NIP: 19710718200701 1014

PETUGAS PELAYANAN PETUGAS PETUGAS PERBIBITAN


KESWAN VAKSINATOR DAN EPIDEMIOLOGI DAN PETERNAKAN
INSEMINATOR INFORMASI KESWAN
1.HENDRY. Spt
1. RUKMIN : KEC SINDUE 1.FARADILLA SANTI.
Spt 2. ANJAS. Spt
2. SINAR : KEC. SINDUE
2. NOFRIAZIM. SPt 3. DJONI FRANS WALANDOUW
3. AMIRIL : KEC. TANANTOVEA
3. HASLAN. Spt 4. RAJAB
4. MAHDUN : KEC.SINDUE
4. ASLINDA 5. WAWAN SOFIAN

5. ISMIATI 6. FARID

6. SINARTIN. SPt 7. NYOMAN SUWIGNO


4.2 Hasil

Pengamatan penulis melakukan kegiatan dengan prosedur yang sesuai

dengan kemampuan masing-masing pekerja dari jam 08:00 diberikan pakan

penguat (rumput raja) hingga jam 10:00 di mana penulis (wanita) diberi tugas

yaitu membersihkan kandang memberikan pakan pada ternak pada pukul

09.00,ternak di berikan pakan hijauan. Untuk (laki-laki) mengambil pakan

hijauan yang akan di berikan kepada ternak, pada pemberian pakan di pagi, siang

dan sore hari. Pada sore hari kegiatan kami di awali dengan penyuntikana pada

sapi diberbagai desa.

Gambar 4.2 Atap dan dinding kandang

Pembuatan kandang sapi donggala perlu memperhatikan konstruksi

kandang, yaitu: atap kandang, dinding kandang, lantai kandang, tempat pakan dan

minum, jalan, dan selokan. Atap dapat berupa genting, asbes, seng, atau rumbia.
Apabila atap terbuat dari genting, maka kemiringannya 30 – 45 derajat sedangkan

atap yang terbuat dari asbes dan seng kemiringannya 15 – 20 derajat.

Atap kandang yang digunakan yaitu seng. Kandang sapi Donggala yang

ada pusat kesehatan hewan Desa Labuan Panimba menggunakan dinding beton.

Gambar 4.3 lantai kandang


Lantai kandang biasanya terbuat dari lantai tanah, beton semen, aspal atau

batu – batuan. Lantai kandang harus rata, tidak licin, tidak terlalu keras atau tajam,

tahan lama dan dibuat miring sekitar 5 – 10 derajat.

Lantai kandang yang digunakan sudah sangat bagus karena dibuat dari

beton sehingga nyaman untuk ternak tidur dan beraktifitas.


Gambar 4.4 Drainase

Selokan dibuat tepat di belakang jajaran ternak dengan lebar 0,40 – 0,50 m,

kedalaman 0,15 – 0,20 m.

Selokan merupakan saluran pembuang kotoran dan air kencing yang di

buat berada pada tengah-tengah kandang. Ukuran selokan disesuaikan dengan

kondisi kandang yaitu lebar 35 cm dan dalam 8 cm.

Gambar 4.5 Tempat pakan dan minum

Kandang perlu dilengkapi dengan tempat pakan dan minum, panjang

tempat pakan sekitar 1,45 – 1,50 m dengan panjang tempat ransum 0,95 – 1 m,

lebar 0,5 m dan kedalaman 0,4 m serta tempat minum dengan panjang 0,45 – 0,55

m, lebar 0,50 m dan kedalaman 0,40 m. Penyekat antara palung air minum dan

ransum setebal 0,075 – 0,10 m


Tempat pakan dan minum berada di depan ternak yang terbuat dari tembok

dengan ukuran mengikuti lebar kandang. Kandang Puskeswan Kab. Donggala

mempunyai lebar 6,70 m, panjang 12 m dan tinggi 2,85 m, lebar tempat pakan 53

cm, tinggi tampak depan tempat pakan 63 cm dan tinggi tampak belakang tempat

pakan 53 cm, ini dilakukan guna memudahkan sapi untuk makan dan pakan tidak

mudah terbuang kedepan.

A. Pemeliharaan

Pakan hijauan yang di berikan kepada ternak merupakan kombinasi dari

berbagai jenis bahan pakan ternak yang terdiri dari rumput raja, bungkil kelapa,

dedak padi, garam dan air. Bahan pakan ini harus di berikan pada ternak sesuai

dengan kebutuhan hidup pokok dan produksi. Pemberian bahan pakanyang sesuai

dengan kebutuhan ternak maka proses pertumbuhan reproduksi dan produksi

ternak akan berlangsung dengan baik, oleh karena itu pakan yang di berikan harus

terdiri dari zat-zat pakan yang di butuhkan oleh ternak, karbohidrat, mineral,

vitamin dan air.

B. Pemberian Pakan
G

ambar3.PencampuranpakanGambar2.HijauanPakan

Pakan ternak yang diberikan di PUSKESWAN untuk sapi terdiri dari :

 Rumput Gajah : 40 kg

 Dedak : 2 kg

 Bungki l Kelapa : 1 kg

 Garam : Secukupnya

Semua bahan pakan yang sudah disiapkan lalu dicampur hingga merata

dan diberikan di pagi hari sebagai pakan penguat untuk ternak sapi.

C. Pemeriksaan Yang Dilakukan Untuk Kesehatan Hewan

Kesehatan ternak yang di lakukan di PUSKESWAN yaitu penyuntikan

Vitamin B Compleks gunanyauntuk ternak yang kekurangan vitamin B,

meningkatkan respon kekebalan tubuh dan penambah nafsu

makanpadaternakyang sudahdiberikan Vitamin. Pelayanan kesehatan ternak di

masyarakat juga dilakukan untuk mengontrol kesehatanternak demi mencegah

timbulnya bibt-bibit penyakit pelayanan yang dilakukan di masyarakat

yaitusebagaiberikut :
 Penyuntikan vitamin B kompleks

Gambar 4.pemberian vitamin B kompleks

4.2 Pembahasan

Dipuskeswan pemeliharaan yang dapat dilakukan yaituterlebih dahulu

mengambil pakan ternak dipagi hari pada jam 08:00 sebelum memberi makan

ternak terlebih dahulu kita memperhatikan kandang yang mana kandang harus

dibersihkan baik bagian dalam kandang maupun luar kandang dan sekitaran

kandang sekaligus tempat makanya, hal tersebut dilakukan agar sapi tidak muda

terserang bakteri atau virus, selain itu pembersih juga di lakukan di pagi hari.

Adapun penyakit yang sering terjadi pada ternak disebabkan karena kandang

jarang dibersihkan baik bagian dalam dan luar kandang, sekitaran kandang, dan

tempat makan ternak.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kandang merupakan suatu bangunan yang digunakan sebagai tempat

tinggal ternak sampai sepanjang hidupnya. Selain kandang suatu peternakan yang

dikelola dengan tata laksana pemeliharaaan yang baik memerlukan sarana fisik

sebagai penunjang dan kelengkapan. Sarana fisik tersebut antara lain kantor

kelola, gudang, kebun hijauan makanan ternak dan jalan. Komplek kandang dan

bangunan-bangunan pendukung tersebut disebut sebagai perkandangan.

Pungsi kandang yaitu:

1. Melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yan ekstrem(panas,

hujan dan angin).

2. Mencegah dan melindungi ternak dari penyakit

3. Menjaga keamanan ternak dari pencurian

4. Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti pemberian

pakan, minum, pengelolaaan kompos dan perkawinan .Meningkatkan

efisiensi penggunaan tenaga kerja

5.2 Saran

Kandang dan peralatan kandang sangat dibutuhkan dalam pemeliharaan

ternak, untuk itu sebaiknya kandang dan peralatan yang digunakan harus

memenuhi standar sesuai kebutuhan dan umur.


DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, A and Elmy, M. 2016. Evaluasi Aspek Teknis Pemeliharaan Sapi
Perah Menuju Good Dairy Farming Practices Pada Peternakan Sapi Perah
Rakyat Pondok Ranggon. Jurnal Pertanian Peternakan.Vol. 16 (2): 90-96.
Astuti, M. 2004. Potensi dan Keragaman Sumber daya 20 J.Indo
Trop.Anim.Agric. 32 [1] March 2007 Genetic Sapi Peranakan Ongol.
14(3):63-74
Abidin. 2006. Cara Tepat Pengemukan Sapi Potong. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Blakely, J. Dan H. D. Bade. 1998. Ilmu Peternakan. Edisi ke 4. Penerjemah.
Srigandono,B. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Broadwater, N., Chester, H. 2009. Colostrum Management. US : University of
Minnesota
Dematewewa, C. M. B., R. E. Pearson, and P. M. Van Raden. 2007.
ModelingExtended Lactations Of Holstein. J. Dairy Sci. 90: 3924-3936.
Ensminger, M. E. and H. D. Tyler. 2006. Dairy Cattle Science. Fourth Edition.
Upper Saddle River. New Jersey.
Hill, J. dan A.H. Andrews. 2000. The Expectant Dairy Cow. Chalcombe
Publications. United Kingdom.
Hernowo, B. 2006. Prospek Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Potong di
Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi. Skripsi. Program Studi Sosial
Ekonomi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Lee, I. C. 2009. Animal Nutrision Handbook. Auburn University. Alabana.
Majak, W. 2003. Bloat in Cattle. Canada. Alberta Agriculture and Rural
Development.
Pulungan, I. dan R. Pambudy. 1993. Peraturan dan Undang-undang Peternakan.
Produksi Media Informasi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Pane, I. 2006. Pemuliabiakan Ternak Sapi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Rohani.,H. Hoddi, M. B. Rombe dan M. Ridwan. 2011. Pengelolaan Usaha
Peternakan. Bahan Ajar. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin,
Makasar.
Simangunsong, H. 2016. Ilmu Peternakan dan Pertanian. Penanganan Kesehatan
Sapi _ Ilmu Peternakan Dan Pertanian.Html. Diakses pada tanggal 10
Juni 2018.
Siregar, S. B. 1990. Jenis, Teknik Pemeliharaan, dan Analisa Usaha. Penebar
Swadaya. Jakarta.2007. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Santoso, U. 2000. Prospek Agribisnis Penggemukan Pedet. Penebar Swadaya,
Jakarta.2004. Tatalaksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Penebar Swadaya,
Jakarta.2009. Mengelola Peternakan Sapi Secara Profesional. Penebar
Swadaya, Jakarta
Sarwono, B. & H. B. Arianto. 2003. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Thalib, C. dan A.R. Siregar. 1999. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Pedet Pernakan Ongole dan Crossbred-nya dengan Bos
Indicus dan Bos Taurus dalam Pemeliharaan Tradisional. Prosiding.
Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner, Bogor, 1-2 Desember
1999.Hlm. 200-207
Timan, A. D. H. Hartadi., S. Reksohadiprodjo., S. Prawirokusumo dan
Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pelayanan keswan pada masyarakatsetempat

Lampiran 2. Kunjungan dari bapakBupati kec. Donggalakab. Labuan

Lampiran 3. Pengambilan pakan pada ternak dipuskeswan


RIWAYAT PENULIS

Penulis bernama lengkap Izalmida, lahir di Toaya Kec.Sindue,

Kab.Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 05 Oktober 2000. Anak ke

empat dari pasangan suami-istri, Musna dan Atilima. Penyusun beragama Islam.

Penyusun memulai pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar SDN Impres 3 toaya

vunta, pada tahun 2007 dan selesai pada tahun 2012. Lalu melanjutkan pendidikan

ke tingkat Sekolah Menengah pertama di SMP NEGERI 1 SINDUE pada 2012

tahun dan selesai pada tahun 2015. Pada tahun 2015 penyusun melanjutkan

pendidikan ke tingkat Sekolah Menengah Tingkat Atas SMA NEGERI 1 SINDUE

dan selesai pada tahun 2018 dan tahun yang sama penyusun melanjutkan ke

perguruan tinggi Universitas Tadulako, Fakultas Peternakan dan Perikanan,

Jurusan Peternakan sampai dengan sekarang.

Anda mungkin juga menyukai