Anda di halaman 1dari 30

TATALAKSANA PEMBERIAN PAKAN DI PUSAT KESEHATAN

HEWAN ( PUSKESWAN ) KECAMATAN LABUAN


KABUPATEN DONGGALA

Oleh :

UMALDIN
O 121 18 189

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
TATALAKSANA PEMBERIAN PAKAN DI PUSAT
KESEHATAN HEWAN ( PUSKESWAN ) KECAMATAN
LABUAN KABUPATEN DONGGALA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DiSusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Praktek Kerja


Lapangan ( PKL ) Pada Program Studi Peternakan Jurusan Peternakan
Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako

Oleh:

UMALDIN
O 121 18 189

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Judul :Tatalaksana Pemberian Pakan Di Pusat Kesehatan
Hewan (PUSKESWAN) Kecamatan Labuan
Kabupaten Donggala
Nama :Umaldin
Nomor Stambuk :O 121 18 189
Program Studi :Peternakan
Jurusan :Peternakan
Fakultas :Peternakan dan Perikanan
Universitas :Tadulako

Menyetujui ;

Pembimbing Utama Pembimbing Lapangan

Dr. Ir. Mirajuddin, M.Kes Husen, SPt.M.P


NIP: 19641281994031004 NIP: 197107182007011014

Disahkan oleh;
Koordinator Program Studi
Peternakan

Muhammad Ilyas Mumu, S.Pt., M.Sc.Ag., Ph.D


NIP: 19701208 199603 1 001

UCAPAN TERIMA KASIH


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah
memberikan berupa kesehatan, kesempatan kepada Penulis sehingga mampu
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini. Sholawat dan salam
semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Keluarga, Sahabat dan
para Pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Laporan ini disusun untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan
bagi para Mahasiswa dari Fakultas Peternakan dan Perikanan Universitas
Tadulako.
Penulis dapat meyelesaikan penulisan dan penyusunan laporan ini berkat

dukungan berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih yang sebesar-besar

kepada:

1. Ibu dan Saudara Saya yang telah memberikan dukungan berupa semangat

dan materi

2. Bapak Dr. Ir. Rudin Dien, M.P selaku Dekan Fakultas Peternakan dan

Perikanan.

3. Bapak Dr. Ir. Yohan Rusiayantono, M.Si selaku panitia Praktek Kerja

Lapangan.(PKL).

4. Bapak Dr. Ir. Mirajuddin, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Praktek

Kerja Lapangan.(PKL).

5. Pak Husen selaku kordinator kesehatan hewan DIPUSKESWAN.

Pembibitan Ternak Kecamatan.Labuan

6. Hendrik selaku kepala perkandangan

7. Para Staf serta Karyawan di PUSKESWAN. Serta teman-teman yang ikut

mendukung Praktek Kerja Lapangan (PKL)


Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca, demi kesempurnaan dari Laporan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) ini. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-

rekan, Mahasiswa/Mahasiswi dan Pembaca. Juga menambah pengetahuan seputar

dunia peternakan

Labuan, 07 Desember 2020

Umaldin

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...........................................................................................l
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ll
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................lll
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................lV
DAFTAR ISI..........................................................................................................V
BAB I.......................................................................................................................7
PENDAHULUAN...................................................................................................7
1.1 Latar Belakang...............................................................................................7
1.2 Tujuan PKL....................................................................................................7
1.3 Kegunaan PKL...............................................................................................8
BAB II.....................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................8
2.1 Sapi.................................................................................................................8
1. Sapi Lokal Donggala....................................................................................9
2. Sapi PO (Peranakan Ongole)........................................................................9
2.2 Pakan............................................................................................................10
2.3 Perkandangan...............................................................................................11
2.4 Limbah Ternak.............................................................................................14
BAB III..................................................................................................................15
METODE PELAKSANAAN..............................................................................15
3.1 Waktu dan Tempat.......................................................................................15
3.2 Metode..........................................................................................................16
3.3 Alat dan Bahan.............................................................................................17
BAB IV..................................................................................................................18
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................18
4.1 Gambaran Umum Unit Praktek Kerja Lapangan (PKL)..............................18
4.2 Hasil..............................................................................................................20
4.3 Pembahasan..................................................................................................25
BAB V....................................................................................................................26
PENUTUP.............................................................................................................26
5.1 Kesimpulan...................................................................................................26
5.2 Saran.............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
LAMPIRAN..........................................................................................................28
RIWAYAT PENULIS..........................................................................................30
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan peternakan sapi potong di indonesia yang mengarah ke segi
komersil semakin berkembang. Sistem penggemukan yang semakin modern terlah
terpacu oleh tuntutan penyediaan daging yang bersifat kuantitatif dan kualitatif.
Keadaan ini merupakan dampak positif dari eningkatnya pendidikan dan
pendapata masyarakat serta semakin bertambahnya jumlah konsumen selektif,
semakin di galakkannya sub sektor peristiwa yang menuntut ketersediaan daging
yang berkualitas tinggi.

Produktivitas ternak terutama pada masa pertumbuhan dan kemampuan


produktifitasnya dipengaruhi oleh faktor genetik (30%) dan lingkungan (70%).
Pengaruh faktor lingkungan antara lain terdiri atas pakan, teknik pemeliharaan,
kesehatan, dan iklim. Diantara faktor lingkungan tersebut, pakan mempunyai
pengaruh yang paling besar (60%). Besarnya pengaruh pakan ini membuktikan
bahwa produksinya ternak yang tinggi tidak bisa tercapai tanpa adanya pemberian
pakan yang memenuhi persyaratann kualitas dan kuantitas. Pengetahuan tentang
jenis dan nilai nutrisi pakan diperlukan dalam rangka memberikan pakan yang
sesuai dengan kebutuhan ternak

Penyediaan pakan merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat


mempengaruhi keuntungan suatu usaha peternakan, sehingga segala upaya mesti
dilakukan oleh seorang peternak untuk menyajikan pakan yang mampu
memenuhi kebutuhan gizi ternaknya untuk hidup serta berproduksi dengan baik
dan tentunya dengan biaya yang murah, agar diperoleh keuntungan yang
optimal.

1.2 Tujuan PKL


1.3

1.Untuk mengetahui dan mengamati Tatalaksana Pemberian Pakan di Puskeswan


Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala
2. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengenal dan mengetahui
tentang dunia industri.

3. Menjadi media pengaplikasian dari pembelajaran yang diperoleh dari bangku


kuliah.

4. Memperoleh wawasan tentang dunia kerja.

6. Dapat memahami konsep non akademis seperti etika kerja, profesionalitas


kerja, disiplin kerja dan lain-lain.

1.3 Kegunaan PKL


1. Mahasiswa mendapatkan keterampilan untuk melaksanakan progam kerja pada
perusahaan maupun instansi pemerintahan yang digunakan sebagai tempat
praktek. Melalui praktek inilah praktikan mendapatkan bentuk pengalaman
nyata serta berbagai permasalahan yang dihadapi dalam dunia kerja. Selain itui
Praktikan juga akan mempunyai rasa tanggung jawab dalam melaksanakan
pekerjaan dan menjaga profesinya.
2. Mahasiswa, dapat memperolah pengetahuan yang berguna dalam usaha ternak
sapi potong khususnya dalam Tatalaksana pemberian pakan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sapi
Sapi adalah hewan ternak anggota familia Bovidae dan subfamilia Bovinae.
Ternak sapi khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil
daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting artinya di dalam
kehidupan masyarakat. Seekor atau kelompok ternak bisa menghasilkan berbagai
macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging, disamping
hasil ikutan lainnya seperti pupuk kandang, kulit, dan tulang. Berikut sapi-sapi
yang ada dipuskeswan:

1. Sapi Lokal Donggala


Sapi Donggaia merupakan sumber daya genetic seperti halnya sapi lokal
Indonesia lainnya yang dapat dikembangkan untuk perbaikan mutu genetic
sapilokal Indonesia. Sapi Donggala adalah langkah yang harus diambil untuk
mencegah dari ancaman kepunahan Pemeliharaan karakteristik atau sifat-
sifatyang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Sapi Donggala memiliki nila
iekonomis yang tinggi karena merupakan ternak spesifik Sulawesi Tengah yang
dipelihara turun-temurun oleh masyarakat.
Sapi Lokal Donggala yang dipelihara secara tradisional oleh peternak di
Desa Labuan, Kec.Labuan Kab.Donggala. Sistem pemeliharaan di gembalakan.
Pada sore hari ternak dimasukkan ke kandang dan pada waktu menjelang malam
ternak diberikan hijauan rumput seperti Rumput gajah dan Jerami jagung.

2. Sapi PO (Peranakan Ongole)


Sapi Peranakan Ongole (PO) sering disebut sebagai Sapi Lokal atau Sapi
Jawa atau Sapi Putih. Sapi PO ini merupakan hasil persilangan antara pejantan
Sapi Sumba Ongole (SO) dengan sapi betina Jawa yang berwarna putih. Sapi
Ongole (Bos Indicus) sebenarnya berasal dari India, termasuk tipe sapi pekerja
dan pedaging yang disebarkan di Indonesia sebagai Sapi Sumba Ongole (SO).
Warna bulu Sapi Ongole sendiri adalah putih abu-abu dengan warna hitam di
sekeliling mata, mempunyai gumba dan gelambir yang besar menggelantung. Saat
mencapai umur dewasa, sapi jantan mempunyai berat badan kurang dari 600 kg
dan yang betina kurang dari 450 kg. Bobot hidup Sapi PO bervariasi, mulai 220
kg hingga mencapai sekitar 600 kg. Saat ini Sapi PO yang murni mulai sulit
ditemukan, karena telah banyak disilangkan dengan sapi Brahman. Oleh karena
itu sapi PO sering diartikan sebagai sapi lokal berwarna putih (keabu-abuan),
berkelasa dan gelambir. Sesuai dengan induk persilangannya, Sapi PO terkenal
sebagai sapi pedaging dan sapi pekerja. Mempunyai kemampuan adaptasi yang
tinggi terhadap perbedaan kondisi lingkungan, sapi ini juga memiliki tenaga yang
kuat. Aktivitas reproduksi induknya cepat kembali normal setelah beranak,
sedangkan jantannya memiliki kualitas semen yang baik. Keunggulan Sapi PO ini
antara lain tahan terhadap panas, terhadap ekto dan endoparasit, pertumbuhan
relatif cepat walaupun adaptasi terhadap pakan kurang, serta persentase karkas
dan kualitas daging baik.

b
Gambar 2. Sapi Peranakan Ongole (PO)
2.2 Pakan
Pakan ternak sapi pedaging di Indonesia saat ini sebagian besar masih
menggunakan bahan pakan lokal. Hijauan sebagai sumber bahan pakan utama
masih menjadi andalan peternak untuk mencukupi kebutuhan energi ternak,
namun demikian ketersediaan dan kualitas hijauan merupakan masalah utama
dalam penyediaan pakan di Indonesia.

Pertambahan berat badan sapi tergantung dari banyak hal, antara lain jenias
sapi, kelamin, umur, kualitas pemeliharaan pada masa pertumbuhan, serta jenis
dan cara pemberian pakan. Selain pakan hijauan sapi pedaging juga harus
diberikan konsentrat khusus untuk penggemukan sebagai acuan dalam pembuatan
pakan konsentrat sapi pedaging dapat digunakan Konsentrat Sapi Potong. Jenis
bahan pakan secara umum dapat dikategorikan dalam empat jenis yaitu, hijauan,
konsentrat, pakan suplemen dan imbulan (additive).

Adapun pakan yang digunakan pada ternak sapi. Dipuskeswan Kec.Labuan


Kab.Donggala sebagai berikut:

 Rumput rajah
 Bungkil kelapa
 Dedak padi
 Garam
 Air

2.3 Perkandangan
Dalam memelihara sapi kandang ternak juga salah satu faktor yang perlu
diperhatikan selain bibit. Perkandangan penting karena tidak sekadar membangun
kandang yang memenuhi syarat teknis, tetapi juga terkait dengan aspek lainnya,
seperti ketersedian sumber air, ketersedian sumber pakan, peralatan pemeliharaan,
letak lokasi terhadap perumahan dan jalan, ketersedian kendaraan, tempat sampah,
dan penanganannya.
Gambar 3. kandang di PUSKESWAN

a. Fungsi Kandang

Kandang ternak diperlukan sebagai tempat berlindung ternak ldari hujan

dan terik matahari sehingga rasa nyaman. Dalam keadaan yang baik, ternak akan

mampu berkembang dan tumbuh secara normal. Kondisi kandang yang buruk

sangat memungkinkan pertumbuhan ternak menjadi lambat, kurang sehat, dan

terjadi pemborosan pakan.

Adanya kandang peternak dapat melakukan efisiensi, misalnya

menghemat tenaga kerja, meningkatkan konsumsi pakan dan mengurangi

terjangkitnya penyakit. Dengan adanya kandang kesehatan dan keberadaan

manusia tetap terjamin, juga kesehatan lainnya. Selain itu kandang juga

bermanfaat agar ternak tidak merusak tanaman, diganggu atau dimangsa hewan

buas atau dicuri.

Mengingat fungsi tersebut kandang ternak dibuat kuat dan mudah

diperbaiki agar tahan lama.  Hal yang juga penting adalah biaya pembuatan
kandang diusahakan tidak mahal. Berikut adalah  hal-hal yang harus diperhatikan

dalam membuat kandang.

 Pilih tempat atau lahan yang tanahnya kering dan agak luas

 Jarak kandang relatif jauh dari sumur dan rumah

 Cukup mendapat sinar matahari pagi yang merata dan udara segar serta

bersih.

 Terlindung dari hembusan angin langsung

 Tersedia tempat pakan dan minum yang mudah dibersihkan

 Gunakan bahan bangunan yang kuat dan murah

b. Model Kandang

Ada beberapa tipe kandang sapi yang terbentuk karena perbedaan kondisi

daerah pemeliharaan, tingkat skala usaha dan tingkat pengetahuan peternak.

Namun, biasanya peternak membangun kandang lantai, perlengkapan yang

penting dalam kandang adalah bak dan tempat pakan.

c. Kontruksi Kandang

 Arah kandang

Sedapat mungkin kandang dibangun menghadap ke timur sehingga sinar

matahari pagi dapat masuk ke dalam kandang. Sinar pagi ini amat penting bagi

kesehatan sapi karena membantu proses pembentukan vitamin D dan sebagai

desinfektan, serta mempercepat pengeringan kandang yang basah atau lembab.

 Pintu kandang

Pembuatan kandang sapi juga harus mempertimbangkan segikepraktisan

dalam melakukan proses pemeliharaan. Salah satunya adalah pertimbangan letak


dan ukuran pintu. Pintu kandang dibuat di sisi samping kanan dan kiri atau

samping kandang dengan ukuran yang cukup lebar. Dengan demikian, peternak

dapat dengan mudah membersihkan kandang atau akan mengeluarkan sapi dari

kandang dan tanpa kesulitan.

 Lantai kandang

Fungsi lantai ialah tempat untuk berdirinya ternak dan pelepas lelah untuk

berbaring. Untuk itu lantai kandang harus dibangun dengan perencanaan yang

baik. Persyaratan lantai kandang yang baik antara lain harus rata, tidak licin, tidak

lekas panas atau dingin, dan tahan lama.

2.4 Limbah Ternak


Limbah ternak sapi yang dihasilkan terdiri dari limbah padat berupa
feces/kotoran ternak dan sisa pakan serta limbah cair berupa air limbah pencucian
kandang air limbah sanitasi ternak dan air kencing sapi. Pemanfaatan kotoran
ternak sebagai sumber pupuk organik sangat mendukung usaha pertania tanaman
sayuran.

Gambar 4. Pembuangan Limbah Ternak Gambar 5. Penampungan Limbah Ternak


BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 30 hari. Kegiatan
Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di Puskeswan Kecamatan Labuan
Kabupaten Donggala Desa Labuan Sulawesi Tengah. Kegiatan PKL (Praktek
Kerja Lapangan) di laksanakan setiap hari kerja dengan pembagian jadwal sesuai
kelompok dengan waktu pelaksanaan ada yang mulai pukul 08.30-11.30 dan ada
juga kegiatan untuk menyuntik ternak sapi warga Labuan yang dimulai pada
pukul 04.00-18.00 WITA. Pelaksanaan PKL dipuskeswan meliputi beberapa
kegiatan seperti, perawatan ternak, penyediaan bahan pakan, kesehatan ternak,
dan pembersihan kandang.

3.2 Metode
Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan ini adalah praktikan
aktif dalam mengikuti semua kegiatan dan observasi secara langsung yaitu dengan
mengamati proses pemeliharaan ternak. Kegiatan yang dilakukan dalam Praktek
Kerja Lapangan di antara lain tata laksana pengumpulan dan pemberian pakan
serta pengelolaan ternak.

Kegiatan pengumpulan dan pemberian pakan pada ternak ini meliputi:


1. Mengikuti kegiatan dalam pengumpulan pakan dikandang
2. Mengetahui harga pakan
3. Mengikuti proses pembuatan konsentrat serta mengetahui komposisi
bahan pakan dalam konsentrat
4. Memasukkan pakan konsentrat maupun hijauan kedalam karung untuk
diberikan pada ternak
5. Mengetahui jumlah pakan ternak yang dikonsumsi
6. Melakukan kegiatan dalam pemberian pakan yang diberikan untuk
ternak serta pemberian obat-obatan dan vitamin

Kegiatan pengelolaan ternak ini meliputi:


1. Mengikuti kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan atau
pengelolaan ternak
2. Mengetahui cara pencatatan atau recording pada ternak
3. Mengikuti kegiatan pembersihan kandang

3.3 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan:
1). Alat
 karung
 selang
 mesin pencaca/pencincang rumput
 cangkul
 motor tiga roda (pengangkut pakan)
2). Bahan
 sapi
 rumput rajah
 bungkil kelapa
 dedak padi
 garam
 air
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Unit Praktek Kerja Lapangan (PKL)


A. Sejarah singkat Puskeswan

Puskeswan didirikan pada tahun 2015 yang bertempat 33 kilo dari kampus
Universitas Tadulako. Kandang peternakan puskeswan merupakan salah satu
kandang peternakan yang sering digunakan untuk praktikum maupun penelitian
(S1, S2, S3) oleh para Mahasiswa dan juga dosen Jurusan Peternakan dan
Perikanan Universitas Tadulako

Gambar 1. PUSKESWAN

B. Denah Lokasi Puskeswan


Lokasi kandang Puskeswan ini terletak di Desa Labuan Panimba, Kecamatan

Labuan, Kabupaten Donggal, Provinsi Sulawesi Tengah untuk menuju lokasi

kandang dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan motor maupun mobil

C. Struktur Organisasi Pengelola Puskeswan

Struktur organisasi di Puskeswan terdiri dari 4 bagian yaitu Koordinator,

Petugas vaksinator dan inseminator, Petugas epidemiologi dan informasi, petugas

perbibitan ternak. Susunan pengelola kandang sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESWAN DAN PERBIBITAN


PETERNAKAN KECAMATAN LABUAN, KABUPATEN
DONGGALA

KOORDINATOR
HUSEN, SPt.MP
NIP: 19710718200701 1014

PETUGAS PERBIBITAN
PETUGAS EPIDEMIOLOGI DAN PETERNAKAN
INFORMASI KESWAN
1.HENDRY. Spt
PETUGAS PELAYANAN KESWAN 1.FARADILLA SANTI. Spt
VAKSINATOR DAN INSEMINATOR 2. ANJAS. Spt
2. NOFRIAZIM. SPt
1. RUKMIN : KEC SINDUE 3. DJONI FRANS WALANDOUW
3. HASLAN. Spt
2. SINAR : KEC. SINDUE 4. RAJAB
4. ASLINDA
3. AMIRIL : KEC. TANANTOVEA 5. WAWAN SOFIAN
5. ISMIATI
4. MAHDUN : KEC.SINDUE 6. FARID
6. SINARTIN. SPt
7. NYOMAN SUWIGNO
7. AMDI MATAIYA
8. AHMAD DJOUNAL

9. MUJIARMAN

10. SUBHAN

11. IRMAN BAIDO


4.2 Hasil
Pengamatan penulis melakukan kegiatan dengan prosedur yang sesuai dengan
kemampuan masing-masing pekerja dari pukul 08:00. Ternak ( sapi ) diberikan
pakan penguat (rumput raja) hingga jam 10:00 di mana penulis diberi tugas yaitu
membersihkan kandang pada pukul 08:00 serta memberikan pakan pada ternak
pada pukul 09.00. Untuk pakan yang diberikan untuk ternak yaitu pakan hijauan,
pada pemberian pakan di pagi, siang dan sore hari. Pada sore hari pukul 04:00
kegiatan kami berlanjut dengan penyuntikan pada ternak sapi ( warga )
diberbagai desa.

A. Tatalaksana Pemberian Pakan

Pakan hijauan yang di berikan kepada ternak merupakan kombinasi dari

berbagai jenis bahan pakan ternak yang terdiri dari rumput raja, bungkil kelapa,

dedak padi, garam dan air. Bahan pakan ini harus di berikan pada ternak sesuai

dengan kebutuhan hidup pokok dan produksi. Pemberian bahan pakan yang sesuai

dengan kebutuhan ternak maka proses pertumbuhan reproduksi dan produksi

ternak akan berlangsung dengan baik, oleh karena itu pakan yang di berikan harus

terdiri dari zat-zat pakan yang di butuhkan oleh ternak, karbohidrat, mineral,

vitamin dan air.

Tatalaksana Pemberian Pakan Pada Sapi Potong di Puskeswan yaitu meliputi:

 Hijauan
Pakan hijauan adalah semua bahan makanan yang berasal dari tumbuh-

tumbuhan atau tanaman. Pakan hijauan yang diberikan ialah Rumput Gajah.

Rumput gajah adalah salah satu jenis pakan ternak yang tumbuh di daerah

marginal. Rumput gajah dijadikan sebagai pakan ternak karena memiliki

kandungan protein kasar sekitar 10%, serat kasar sekitar 31%, dan 21% bahan

kering. Protein yang terkandung dalam rumput gajah akan menurun seiring

dengan bertambahnya umur rumput, disebabkan semakin tua sebuah tanaman

maka rasio daunnya akan lebih kecil daripada batangnya dan memiliki umur

panen yang relatif lebih cepat jika dibandingkan dengan jenis rumput lainnya

merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki oleh rumput gajah.

 Konsentrat

Konsentrat merupakan pakan ternak bergizi tinggi yang tersusun dari beberapa

bahan pakan dengan proporsi jumlah dan kandungan nutrisi yang

berimbang.Konsentrat tersusun dari berbagai bahan pakan lokal dengan biaya

yang murah, mudah diperoleh dan berkualitas baik.Konsentrat berfungsi sebagai

pakan tambahan untuk melengkapi pakan dasar (pakan sumber serat/rumput).

Konsentrat harus tersusun dari pakan sumber protein tinggi, pakan sumber energi

tinggi serta pakan sumber vitamin dan mineral.

Susunan Konsentrat meliputi:

 Dedak Padi

Dedak padi merupakan limbah pengolahan padi yang dapat digunakan

sebagai pakan ternak karena mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi,
harganya relatif murah, mudah diperoleh, dan penggunaannya tidak bersaing

dengan manusia. Nutrien yang terdapat di dedak padi yang berkualitas baik

antara lain: protein 11,3-14,4%, lemak 15,0- 19,7%, serat kasar 7,0-11,4%,

karbohidrat 34,1-52,3% dan abu 6,6-9,9%. Dengan kandungan serat kasar

yang lebih tinggi dari pada jagung atau sumber energi yang lain maka

menyebabkan dedak padi yang cukup melimpah. Dedak padi padi

diberikan dalam jumlah yang terbatas tergantung pada jenis ternaknya.

 Bungkil Kelapa

Bungkil kelapa merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa

dapat digunakan sebagai pakan ternak. Bungkil kelapa adalah hasil ikutan

yang didapat dari ekstraksi daging buah kelapa segar atau kering. Mutu

standar bungkil kelapa meliputi kandungan nutrisi dan batas tolerasi

aflatoxin. Bungkil kelapa mengandung 11% air, minyak 20%, protein

45%, karbohidrat 12%, abu 5%, BO 84% dan BETN 45,5%. Bungkil

kelapa banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena memiliki

kandungan protein yang cukup tinggi.

 Garam

Garam merupakan salah satu bahan pakan yang sering digunakan dalam

susunan ransum pakan konsentrat sebagai sumber dari mineral. Kandungan

mineral yang ada di dalam garam adalah kalsium (Ca), Magnesium (Mg),

dan natrium Klorida (NaCI). Kandungan mineral seperti yang ada di dalam
garam, tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh hewan ternak, sehingga para

peternak harus menyediakan garam untuk setiap ternak agar mendapatkan

asupan mineral yang cukup.

B. Pemberian Pakan

Gambar 2. Hijauan Pakan Gambar 3. Pencampuran pakan

Pakan ternak yang diberikan di PUSKESWAN untuk sapi terdiri dari :

 Rumput Gajah : 40 kg

 Dedak : 2 kg

 Bungkil Kelapa : 1 kg

 Garam : Secukupnya

Semua bahan pakan yang sudah disiapkan lalu dicampur hingga merata dan
diberikan di pagi hari sebagai pakan penguat untuk ternak sapi.

C. Kegiatan Lainnya
Kesehatan ternak yang di lakukan yaitu penyuntikan Vitamin B Compleks

gunanya untuk ternak yang kekurangan vitamin B, meningkatkan respon

kekebalan tubuh dan penambah nafsu makan pada ternak yang sudah diberikan

Vitamin.

Pelayanan kesehatan ternak di masyarakat juga dilakukan untuk mengontrol

kesehatan ternak demi mencegah timbulnya bibt-bibit penyakit pelayanan yang

dilakukan di masyarakat yaitu sebagai berikut :

 Pemberian obat cacing

 Penyuntikan vitamin B kompleks

Gambar 4. Pemberian Obat Cacing Gambar 5. Pemberian Vitamin B Kompleks

Menggunakan Injection

4.3 Pembahasan
Di Puskeswan pemberian pakan yang dapat dilakukan yaitu terlebih dahulu
mengambil pakan ternak dipagi hari pada jam 08:00 sebelum memberi makan
ternak terlebih dahulu kita memperhatikan kandang yang mana kandang harus
dibersihkan baik bagian dalam kandang maupun luar kandang dan sekitaran
kandang sekaligus tempat pakan ternak, hal tersebut dilakukan agar sapi tidak
muda terserang bakteri atau virus, selain itu pembersih juga di lakukan di pagi
hari. Adapun penyakit yang sering terjadi pada ternak disebabkan karena kandang
jarang dibersihkan baik bagian dalam dan luar kandang, sekitaran kandang, dan
tempat pakan ternak.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1.Tatalaksana Pemberian Pakan di Pusat Kesehatan Hewan (PUSKESWAN)
meliputi hijauan dan konsentrat. Hijauan yang diberikan yakni rumput gajah.

Kebutuhan rumput gajah 10% /400/ 40 kg/hari. Pakan konsentrat yang diberikan
pada sapi sebanyak 1-2% dari bobot badan sapi tersebut, 1x/1%/400/ 2 kg/hari.

2.Pemberian garam berguna untuk mendapatkan asupan mineral yang cukup.Yang

mengandung kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan natrium Klorida (NaCI).

3.Pemberian pakan yang berlebih dapat membuat ternak rentan terhadap penyakit,

produktivitasnya pun akan menurun.

5.2 Saran
Selama kegiatan PKL di PUSKESWAN penulis memperhatikan di bagian
Perkandangan Limbah/Kotoran ternak sapi yang mana limbah ternak dibiarkan
begitu sj yang berdekatan dengan kandang ternak. Sebaiknya pegawai serta staf –
staf yang ada di Pusat kesehtan hewan memanfaatkan limbah/kotoran ternak di
olah menjadi pupuk, sehingga tidak menumpuk. Karena itu bisa mengakibatkan
penyakit serta dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan ternak. Selain itu
limbah/kotoran ternak yang di olah menjadi pupuk, dapat di jual sebagai
penghasilan tambahan buat pegawai dn staf – staf yang ada di PUSKESWAN.

DAFTAR PUSTAKA

Saherman Imran, 2007, Penerapan aspek teknis pemeliharaan sapi potong juusan
peternakan fakultas pertanian dan peternakan, Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Mohamad Arizki, 2016, Pemurnian dan Pengembangan Mutu genetik Sapi


donggala, Program Studi Ilmu – ilmu Pertanian Pascasarjana
Universitas Tadulako

Arif Rokhayati U, 2019, Meramu Bungkil Kelapa Sebagai Sumber Protein Nabati
Untuk Pakan Ternak, UNG Press Gorontalo

Mulijant S. L, 2014, Pemanfaatan Dedak Padi dan Jerami Fermentasi pada


Usaha Penggemukan Sapi Potong di Jawa Barat, Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jawa Barat

Yb Handy W · 2017, Usaha Penggemukkan Sapi Potong


LAMPIRAN

Lampiran 1. Pelayanan keswan pada masyarakat setempat

Lampiran 2. Kunjungan dari bapak Bupati kec. Donggala kab. Labuan


Lampiran 3. Proses Pemotongan Pakan Hijauan

Lampiran 4. Pemberian pakan pada ternak dipuskeswan


RIWAYAT PENULIS

Penulis bernama lengkap Umaldin, lahir di Dupa Indah Kel. Layana indah,
Kec.Mantikulore, Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 27 Januari 1999. Anak
kedua dari pasangan suami-istri, Usman dan Sueni ( Alm ). Penyusun beragama
Islam. Penyusun memulai pendidikan dari tingkat Sekolah Dasar SDN Inpres 2
Tondo, pada tahun 2006 dan selesai pada tahun 2012. Lalu melanjutkan
pendidikan ke tingkat Sekolah Menengah pertama di SMP NEGERI KB
MAMBORO pada 2012 tahun dan selesai pada tahun 2015. Pada tahun 2015
penyusun melanjutkan pendidikan ke tingkat Sekolah Menengah Tingkat Atas
MA ALKHAIRAAT TONDO dan selesai pada tahun 2018 dan tahun yang sama
penyusun melanjutkan ke perguruan tinggi Universitas Tadulako, Fakultas
Peternakan dan Perikanan, Jurusan Peternakan sampai dengan sekarang.

Anda mungkin juga menyukai