Oleh :
FAZRIYAH MANULLANG
21030004
Oleh :
FAZRIYAH MANULLANG
21030004
Disetujui oleh,
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih
dengan baik. Proposal ini dibuat untuk dapat memenuhi syarat dalam menjalani
magang agar lulus tepat waktu dan memperoleh gelar sarjana di Sekolah Tinggi
Proposal ini tidak akan selesai jika tidak adanya bantuan dari para pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan proposal ini. Terima kasih
yang memotivasi agar penulis menjadikan hal ini sebagai pembelajaran menuju ke
Isi Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... iv
DAFTAR TABEL.................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... vi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..........................................................................
1.2. Tujuan Praktek Magang............................................................
1.3. Manfaat Praktek Magang..........................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Kota Padang adalah kota terbesar di pantai barat Pulau Sumatera sekaligus
ibu kota dari provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota ini merupakan pintu
gerbang barat Indonesia dari Samudra Hindia. Padang memiliki wilayah seluas
694,96 km² dengan kondisi geografi berbatasan dengan laut dan dikelilingi
perbukitan dengan ketinggian mencapai 1.853 mdpl. Berdasarkan data dari Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Padang tahun 2014, kota
ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.000.096 jiwa. Padang merupakan kota
merupakan salah satu unit pelaksana teknis (UPT) dibawah naungan Direktorat
Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang memiliki peran
dan Perikanan (KKP) yang termasuk dalam prioritas nasional yaitu lingkungan
Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang. Salah satu jenis
ikan yang di lindungi termasuk ikan Hiu. Diperkirakan lebih dari 75 jenis hiu
ditemukan di perairan Indonesia dan sebagian besar dari jenis tersebut potensial
untuk dimanfaatkan. Ikan Hiu memiliki jenis dan rupa yang beragam. Masing-
dari bibir pantai hingga kedalaman 150 meter atau lebih. Dalam perairan
Indonesia tercatat 54jenis hiu yang tersebar dibeberapa daerah (Fahmi dan
Dharmadi 2013).
Perbedaan ukuran tubuh antara hiu jantan dan hiu betina disebabkan oleh
fisiologis, genetik, umur, jenis kelamin). Hiu paus adalah salah satu spesies
dalam struktur dan dinamika ekosistem pantai dan estuari dalam kapasitasnya
sebagai planktivora dan ikan terbesar di dunia (CITES 2002). Hiu paus juga
bahari (Craven 2013,Ziegler et al. 2013). Industri wisata hiu paus terdapat pada
banyak lokasi di dunia (Penketh et al. 2021), juga di berbagai wilayah perairan
Indonesia.
Potensi ini memberikan dampak kerentanan terhadap hiu paus termasuk
penurunan populasi (Prihadi et al. 2017). Spesies ini masuk dalam daftar
alam liar (CITES 2002). Hiu paus juga telah masuk dalam daftar Merah untuk
resiko kepunahan di masa yang akan datang bila tidak terdapat pengelolaan yang
hiu paus tetap rentan mengalami kepunahan. Karena itu, negara kita telah
menetapkan hiu paus sebagai jenis ikan yang dilindungi berdasarkan Keputusan
Kepadatan hiu paus dan perahu wisata yang tinggi (baik yang bermotor maupun
yang tidak bermotor) membuat hiu paus semakin berisiko terkena kontak dan
berpotensi cedera (Penketh et al. 2021). Banyak R. typus memiliki bekas luka di
tubuh dan sirip (Meekan et al. 2016, Penketh et al. 2021, Tania 2015).
mengetahui pemanfaatan ikan hiu paus melalui prosedur yang tepat. Selain itu
mampu memahami hal – hal tersebut sampai dengan mengedukasi pihak lainnya.
1 . Sebagai sarana latihan serta penerapan ilmu yang didapat selama perkuliahan.
dunia kerja.
4. Terciptanya hubungan yang baik dan adanya pertukaran informasi antara Balai
sebagai berikut:
Kerajaan : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Chondrichtthyes
Subkelas : Elasmobranchii
Superordo : Selachimorpha
Ordo : Orectolobiformes
Famili : Rhincodontidae
Genus : Rhincodon
Spesies : R.Typus
ikan epipelagis terbesar di dunia dengan panjang sekitar 4-12 m dan pola tutul
putih pada hampir seluruh tubuhnya sebagai pola identifikasi (Cruz et al., 2013).
perdagangan untuk hiu paus ini harus melalui aturan yang menjamin
Berbeda dengan paus lainnya, hiu paus bukanlah mamalia laut. Satwa ini
tidak menyusui seperti berbagai jenis paus. Hiu paus disebut paus karena memiliki
Hius Paus (Rhincodon typus) berikut ini morfologinya. Memiliki tubuh yang
sangat besar, hiu paus dewasa dapat mencapai ukuran panjang hingga 20 (dua
puluh) meter. Kepala lebar dan datar, mata kecil, dan mempunyai 5 (lima) celah
insang sangat besar. Mulut sangat lebar, dengan posisi yang hampir terminal (di
depan kepala). Pangkal ekor pipih dengan keel (tonjolan pada bagian belakang
punggung dan 2 (dua) sirip dada, cuping sirip ekor bagian atas lebih besar dari
cuping sirip ekor bagian bawah. Tubuh berwarna abu-abu dengan corak bulatan
(totol) dan garis-garis yang berwarna putih/kuning serta memiliki kulit yang tebal
dan pada bagian atas sisi tubuhnya terdapat guratan-guratan yang menonjol.
2.3 Habitat Ikan Hiu Paus
Hiu paus memiliki habitat pelagis yang berarti bahwa hiu paus lebih
tetapi sering juga dijumpai di perairan lepas hingga perairan pantai, bahkan
kadang masuk ke daerah laguna. Secara umum distribusi dan kelimpahan hiu
paus dipengaruhi oleh proses oseanografi seperti peristiwa umbalan, arus pantai
menunjukkan bahwa hiu paus sering muncul di sekitar bagan karena tertarik
dapat dijadikan bahan pangan bergizi tinggi (abon, bakso, sosis, ikan kering dan
sebagainya), siripnya untuk ekspor dan kulitnya dapat diolah menjadi bahan
industri kerajinan kulit berkualitas tinggi (ikat pinggang, tas, sepatu, jaket, dompet
dan sebagainya) serta minyak hiu sebagai bahan baku farmasi atau untuk ekspor.
Tanpa kecuali gigi, empedu, isi perut, tulang, insang dan lainnya masih dapat
diolah untuk berbagai keperluan seperti bahan lem, ornamen, pakan ternak, bahan
pariwisata bahari berbasis hiu. Kegiatan wisata hiu paus di Indonesia bisa
Probolinggo. Pemanfaatan ikan hiu paus sebagai objek wisata telah dilakukan di
beberapa daerah. Salah satu daerah yang telah menerapkan wisata ikan hiu paus
Gorontalo. Kemunculan ikan hiu paus di perairan Desa Botubarani diduga kuat
Ikan hiu paus muncul ke permukaan diduga karena tertarik dengan larva
ikan bermigrasi, yang disebut “nike” (Djunaidi, 2019), berbeda dengan lokasi lain.
Umumnya ikan hiu paus yang muncul berada di dekat bagan untuk mencari
makan, seperti kemunculan dan interaksi ikan hiu paus di perairan Kwatisore,
dengan ketersediaan bagan sebagai tempat untuk bermain atau mencari makan
panjang tetapkan ikan hiu paus (Rhincodon typus) sebagai jenis ikan yang
dilindungi secara penuh melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.
Proses penetapan status perlindungan ikan hiu paus ini sudah melalui
tahapan yang diatur dalam Permen KP No. 03 Tahun 2010 tentang Tata Cara
kepunahan ikan hiu paus di habitat alam dan menjaga keanekaragaman hayati
jenis ikan di Indonesia, Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan ikan hiu
paus sebagai jenis ikan dilindungi. Dengan penetapan ini, pemerintah Indonesia
hiu ini diharapkan memberi dampak positif bagi pencitraan dunia perikanan dan
penetapan hiu paus sebagai ikan yang dilindungi, Kementerian Kelautan dan
dokumen perencanaan, tetapi dilaksanakan secara serius oleh para pihak, terutama
ekstraktif berupa wisata bahari masih dimungkinkan dan terbukti telah berjalan
dengan cukup baik seperti di NTB dan Gorontalo. Kegiatan pengelolaan dan
pemanfataan berkelanjutan Hiu Paus ini semuanya telah tertuang dalam Rencana
Aksi Nasional Konservasi Hiu Paus. Coral Triangle Initiative on Coral Reefs,
konservasi hiu dan pari di kawasan segitiga karang dunia. Salah satunya dengan
melakukan peningkatan kapasitas SDM pengelola hiu dan pari melalui Training of
Trainers (ToT) WWF Shark and Ray: Marine Protected Area (MPA) for Sharks &
Rapid Assessment Tool (RAT). Pelatihan yang ditujukan untuk perwakilan dari
Pelatihan yang didukung oleh Yayasan WWF Indonesia ini merupakan bagian
dari rangkaian kegiatan Simposium Hiu dan Pari di Indonesia ke-3. Tambahin
Literatur pelaksanaan
III. METODE PRAKTEK MAGANG
berikut :
dilokasi magang.
pengamatan.
STPK Matauli.
Barat.
yang didapat dan dipelajari selama dilokasi praktek magang dalam bentuk yang
Analisis data yang akan digunakan selama praktek magang yaitu data
diperoleh, diolah dan disajikan sebagai informasi dalam bentuk laporan kemudian
Balai Besar TNTC. 2013. Statistik Balai Besar Taman Nasional Teluk
Cenderawasih. Manokwari. 108 hal.
Craven S. 2013. Whale shark of Oslob. A report on the status of the whale shark
watching tourist industry in Tan-awan, Oslob, Cebu.48 pp.
Colman, J.G. 2017. A review of the biology and ecology of the whale shark. J. of
Fish Biology, 51(6): 1219-1234.
Fahmi & Dharmadi (2013). Buku Saku Pengenalan Jenis – Jenis Hiu Indonesia.
Direktorat Jendral Kawasan dan Jenis Ikan, KP3K, KKP. Jakarta.
Fahmi & Dharmadi (2013). Tinjauan status perikanan hiu dan upaya
konservasinya di Indonesia (p.179). Direktorat Konservasi Kawasan dan
Jenis Ikan Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil,
Jakarta.
Huffard CL, Erdmann MV, Gunawan TRP (Eds). 2013a. Geographic Priorities for
Marine Biodiversity Conservation in Indonesia. Ministry of Marine
Affairs and Fisheries and Marine Protected Areas Governance
Program. JakartaIndonesia. 105 pp.
KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan). 2013. Keputusan Menteri Kelautan
dan Perikanan Nomor 18/MEN-KP/2013 tentang penetapan status
perlindungan penuh ikan hiu paus (Rhincodon typus). 3 pp.
Pierce SJ, Norman B. 2016. Rhincodon typus. The IUCN Red List of Threatened
Species2016:e.T19488A2365291.
Rahman, A., J. Haryadi, A.A. Sentosa, & Mujiyanto. 2017. Kajian awal
kemunculan hiu paus (Rhicodon typus, Smith 1828) di Teluk Tomini
dihubungkan dengan faktor fisik dan biologi perairan. J. Akuatika, 2: 128-
136.
Tania C. 2014a. Pemantauan dan studi hiu paus di Taman Nasional Teluk
Cenderawasih. Laporan pemantauan dan studi tahun 2011-2013,
WWFIndonesia, Wasior
Tania C. 2014b. Pemantauan dan studi hiu paus di Taman Nasional Teluk
Cenderawasih. Laporan pemantauan tahun 2013-2014. WWF-Indonesia,
Wasior
Tania C, Blæsbjerg M, Himawan MR, Noor BA, Suruan SS, Pranata B, Stewart
BS. 2016. Characteristics of whale sharks (Rhincodon typus) in Teluk
Cenderawasih National Park, Indonesia. QSCIENCE Proceedings. (May):
5339.
Lampiran 1
ORGANISASI MAGANG
2. Dosen Pembimbing
OUTLINE SEMENTARA
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Praktek Magang
1.3. Manfaat Praktek Magang
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN