Anda di halaman 1dari 16

Asisten : Nizwanda Alfriana Saragih

LAPORAN PRAKTIKUM IKHTIOLOGI


SISTEM INTEGUMEN DAN OTOT SERTA
SISTEM KERANGKA IKAN

Adi Harpansyah
21030013

SEKOLAH TINGGI PERIKANAN DAN KELAUTAN MATAULI


PANDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
“Laporan Praktikum Perhitungan Meristik Ikan” ini tepat pada waktunya. Adapun
tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas padamata
kuliah Ikhtiologi. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang perhitungan meristik ikan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Anne


Rumondang, S.Pi., M.P., selaku Dosen Penanggung Jawab yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.Saya juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan semua, terima kasih
atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini,
terimakasih.

Pandan, 12 April 2022

Adi Harpansyah

i
DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Praktikum......................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
BAB III....................................................................................................................5
METODOLOGI PRAKTIKUM...........................................................................5
3.1 Waktu dan Tanggal...................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................5
3.3 Prosedur Praktikum...................................................................................5
BAB IV....................................................................................................................6
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................6
4.2 Pembahasan...............................................................................................8
BAB V PENUTUPAN.........................................................................................10
5.1 Kesimpulan..............................................................................................10
5.2 Saran........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
DAFTAR GAMBAR

Isi Halaman
Gambar 1 (Ikan Molly)............................................................................................6
Gambar 2 (Ikan Lemuru).........................................................................................7
Gambar 3 (Ikan Bawal putih)...................................................................................7

iii
DAFTAR TABEL

Isi Halaman
Tabel warna 1.........................................................................................................6
Tabel warna 2.........................................................................................................7
Tabel warna 3.........................................................................................................8

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,


melindungi dan menginformasikan ikan terhadap lingkungan sekitarnya Sistem ini
seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar. Kata ini berasal dari
bahasa latin "intergum" yang berarti penutup. Sehubungan dengan bervariasinya.
integumen pada vertebrata khususnya ikan, maka fungsinya pun bermacam
macam pula, antara lain: pelindung terhadap gangguan mekanis, fisis, organis atau
penyesuaian diri terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupannya.
termasuk pelindung terhadap hewan lain yang merupakan musuhnya, kulit juga
digunakan sebagai alat ekskresi dan osmoregulasi dan sebagai alat pemapasan
pada beberapa jenis ikan tertentu

Otot sangat penting bagi kehidupan ikan terutama dalam pergerakan tubuh
peredaran darah dan aktivitas tubuh. Kegiatan utama tubuh ikan, disebabkan
karena keaktifan otot yang dimilikinya Ikan memiliki susunan otot yang lebih
sederhana jika dibandingkan dengan jenis avertebrata lainya. Walaupun
susunanya lebih sederhana ikan juga didapatkan jenis otot polos (licin), otot
bergaris dan otot jantung Otot nampak merupakan suatu kesatuan, tetapi
sebenarnya tersusun dari blok urat daging

Pada tubuh ikan termasuk sistem rangka adalah tulang, jaringan pengikat,
sisik, gigi, jari-jari sirip, dan penyokong sel. Tulang sebagai penyusun rangka
banyak mengandung garam kalsium, pospor, dan magnesium. Ikan termasuk
hewan vertebrata atau hewan bertulang belakang Tulang belakang, selain sebagai
penyokong utama tubuh juga berfungsi sebagai penyokong utama tubuh juga
berfungsi dalam sistem saraf sehingga mempunyai peran yang sangat penting.

Berdasarkan pernyataan diatas bahwa sistem integumen, otot, dan rangka


Ikan berbeda dengan hewan-hewan lainnya, maka dari itu sebagai mahasiswa.
Perikanan perlu dilakukan praktikum ini, untuk mengetahui lebih dalam tentang
ikan.

1
1.2 Rumusan Masalah

Pada laporan ini dapat disimpulkan rumusan masalah yang saya temukan
adalah bagaimana cara melakukan Perhitungan Meristik Ikan dengan hasil yang
pasti dan jelas

1.3 Tujuan Praktikum


Adapun Tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui
perbedaan dari bentuk dan ukuran dari linealateralis, perhitungan sisik dan ukuran
meristik ikan yang dipraktikumkan. Dan juga dapat melakukan pengenalan
langsung terhadap ikan-ikan yang dipraktikumkan guna mengenali secara spesifik
bentuk fisik dari ikan yang dipraktikumkan tersebut.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Lerman, (1986). Sistem integumen atau kulit pada hewan


vertebrata secara umum hampir sama yaitu terdiri dari:
1) Epidermis (turunan dari ektoderm)
2) Dermis (turunan dari mesoderm)
Kulit pada vertebrata memiliki berbagai macam warna, hal ini disebabkan
karena adanya pigmen yang tersebar di epidermis, khususnya mamalia. Pada
kelompok pisces dan amphibia sel penghasil butir-butir pigmen terletak
diperbatasan epidermis-dermis. Di dalam kulit vertebrata terdapat lima macam
kromatofora yaitu melanofora menyebabkan warna hitam, eritrofora
menyebabkan warna merah, dan xantofora menyebabkan warna kuning,
(Mahardono, 1979).
Di dalam dermis terdapat bahan-bahan pembentuk keping sisik ataupun
keping tulang. Keping-keping sisik tersebut nantinya akan menjadi derivat dermis
yaitu sisik. Sisik pada Pisces merupakan derivat dermis. Sisik terdiri dari tulang
atau zat yang mirip seperti tulang misalnya dentin, ganoin, dan kosmin. Macam
sisik berdasarkan struktur anatomi dan penyusunnya adalah sisik kosmoid, gaurid,
plakoid, stenoid atau skleroid. Sisik plakoid umumnya sangat kecil, terdiri dari
dentin yang dilapisi oleh enameloid dan tulang lamela berbentuk datar dengan
spina(duri) di tengah. Duri tersusun atas dentin. Sisik ini terdapat pada ikan hiu,
ikan pari, dan Elasmobranchii, (Buchar, 1991).
Pada garis besar ikan mempunyai tiga macam urat daging yaitu urat daging
bergaris, urat daging licin, dan urat daging jantung. Secara fungsional tipe urat
daging, yaitu yang di bawah rangsangan otak (voluntary) ialah urat daging
jantung. Dari penempelnya juga dapat dibedakan menjadi dua yaitu urat daging
yang menempel pada rangka, ialah urat daging licin dan urat daging jantung
( Hardanto, 1979).
Otot merupakan pembentuk rangka. Otot berperan dalam pergerakan organ
tubuh atau bagian tubuh. Kemampuan otot untuk berkontraksi disebabkan oleh
adanya serabut kontraktil (Mahardono, 1979).

3
Skeleton disebut juga kerangka tubuh. Sisik ikan yang mengandung zat
tulang disebut rangka luar. Rangka luar ikan disebut juga eksoskeleton dan rangka
dalam endoskelton (Mahardono, 1979).
Rangka luar atau sisik ikan yang mengandung zat tulang. Sisik ikan tersusun
atas zat kapur yang berfungsi untuk melindungi bagian dalam tubuhnya
(Soewasono, 1960).
Tulang-tulang penyusun rangka pada ikan dibagi menjadi 3 yaitu rangka
Axial yang terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung dan tulang rusuk.
Tulang viscercal yang terdiri dari seluruh tulang lengkung insang dan derivat-
derivatnya. Tulang apendicular yang terdiri dari sirip dan pelekat-pelekatnya
(Manda, 2009).
Rangka ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau
menyokong organ-organ tubuh. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk
tubuh ikan yang beraneka ragam. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
tulang-tulang yang membentuk sistem rangka berkaitan dengan lingkungannya
secara terus menerus (Rahardjo, dkk, 2011).
Effendi (1979), Rangka yang menjadi penegak pada ikan teleostei terdiri
dari tulang sejati, sebagian dari tulang teloestei pada mulanya dibentuk fase tulang
rawan, kemudian materialnya diubah menjadi tulang sejati bentuk yang khusus.
Otak ikan selain disusun oleh neuron juga dilengkapi jaringan yang lain seperti
epitek tulang, jaringan pengikat, otot dan darah.
Ikan mempunyai tiga mcam urat daging yaitu urat daging bergaris, urat
daging licin dan urat daging. Gerakan ikan, sebagai hasil kerja otot (urat daging)
dapat disebut sebagai gerak aktif. Bila dilihat secara keseluruhan, urat daging
bergaris di seluruh tubuh terdiri kumpulan blok urat daging. Tiap-tiap blok urat
daging ini dinamakan myotomo. (Tim Iktiologi, 1989).
Jumlah sisik untuk setiap individu selalu tetap, dan jika ikannya tumbuh
sisiknya tumbuh menjadi bertambah besar. Pada ikan-ikan yang hidup di daerah
dua musim, pertumbuhan sisiknya dapat dilihat dengan jelas berupa lingkaran-
lingkaran tumbuh. Umur ikan dapat ditentukan dengan jalan menghitung
banyaknya lingkaran tumbuh pada sisik (Djuhanda, 1981).

4
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tanggal

Praktikum Ikhtiologi tentang sistem integumen, otot, dan sistem kerangka


Ikan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 April 2022 jam 10:00 WIB, Dilakukan di
Laboratorium Biologi Perairan STPK Matauli.

3.2 Alat dan Bahan

Bahan yang di gunakan sebagai objek praktikum adalah Ikan nila, ikan platy
pedang, ikan hantu, ikan bawal putih, ikan molly, ikan lemuru, ikan kakap merah,
dan ikan kapas-kapas sebagai bahan untuk di pahami sistem integumen, sistem
otot, dan sistem kerangkanya. Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum
sistem integumen, otot, dan sistem kerangka ikan ini adalah pisau cutter, tisu,
sarbet, dan alat tulis.

3.3 Prosedur Praktikum

Prosedur praktikum dimulai dengan menggambarkan ikan sampel yang


yang menjadi objek praktikum, kemudian membuat klasifikasi ikan dari kelas
sampai spesies pada sudut kanan atas gambar ikan, menentukan warna pada tubuh
ikan tersebut, kemudian mengukur panjang total, dan berat ikan itu. Selanjutnya
mengambil sisik ikan yang menjadi objek praktikum dan digambar serta
keterangan sisik tersebut.
Untuk sistem otot, ikan dipotong pada bagian badan dan ekor sehingga
terlihat penampang melintang tubuh ikan, kemudian gambarkan otot tersebut dan
beri keterangan, selanjutnya untuk sistem rangka, digambarkan rangka yang
terdapat pada daging yang dipotong tadi dan gambar pada tengkorak ikan bagian
dorsal setelah mengelupas bagian atas kepala ikan.

5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berikut ini hasil dari pengamatan yang dilakukan terhadap ikan yang menjadi
sampel.
1. Ikan Molly (Poecilia sphenops)

Gambar 1 (Ikan Molly)

Ikan ini memiliki ukuran sebagai berikut; TL 3,4 cm, SL 2,6 cm, dan BHD
4,1 cm.

Berikut data yang diperoleh dari pengamatan pada ikan molly:


Sisik : Sisik cycloid
Ketebalan kulit : 0,01 cm
Bagian Warna
Kepala bagian bawah Jingga
Kepala bagian atas Putih
Punggung Jingga
Sekitar anal Jingga
Operkulum Putih
Perut Putih
Pangkal ekor Hitam
Sirip dorsal Jingga
Sirip ventral Putih
Sirip pectoral Putih
Sirip anal Jingga
Sirip caudal Kuning
Tabel warna 1

6
2. Ikan Lemuru (Sardinna lemuru)

Gambar 2 (Ikan Lemuru)

Ikan ini memiliki ukuran sebagai berikut; TL 14,6 cm, SL 11,5 cm, dan
BHD 8 cm.

Berikut data yang diperoleh dari pengamatan pada ikan lemuru:


Sisik : Sisik placoid
Ketebalan kulit : 0,02 cm
Bagian Warna
Kepala Silver
Punggung Silver
Sekitar anal Putih
Perut Putih
Pangkal ekor Silver
Sirip dorsal Putih
Sirip ventral Putih
Sirip pectoral Putih
Sirip anal Putih
Sirip caudal Putih dan hitam
Tabel warna 2

3. Ikan Bawal Putih (Pampus argentius)

Gambar 3 (Ikan Bawal putih)

Ikan ini memiliki ukuran sebagai berikut; TL 10,5 cm, SL 15,3 cm, dan
BHD 7 cm.
Berikut data yang diperoleh dari pengamatan pada ikan lemuru:
Sisik : Sisik cosmoid

7
Ketebalan kulit : 0,04 cm

Bagian Warna
Kepala bagian bawah Jingga
Kepala bagian atas Abu-abu
Punggung Putih
Perut Jingga
Pangkal ekor Putih
Sirip dorsal Putih kebiruan
Sirip ventral Jingga
Sirip pectoral Jingga
Sirip anal Jingga Kehitaman
Sirip caudal Putih kebiruan
Tabel warna 3

4.1 Pembahasan

1. Ikan Molly
Ikan molly secara taksonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut,
Kingdom Animalia, Filum Chordata, Kelas Ostheichthyes, Ordo
Cyprinodonteidei, Famili Poecilidae, Genus Poecilia, Spesies Peocilia
sphenops.
Ikan ini memiliki ukuran TL 3,4 cm, SL 2,6 cm, dan BHD 4,1 cm.
Sisik ikan molly ini berbentuk cycloid (biasanya ovoid/lingkaran).
Ketebalan kulitnya sekitar ukuran 0,01 cm. Pada kepala bagian bawah,
punggung, bagian sekitar anal, dan sirip dorsal berwarna jingga. Pada
bagian kepala bagian atas, operculum, perut, sirip ventral, dan sirip pectoral
berwarna putih. Pada bagian pangkal ekor berwarna hitam, dan pada sirip
caudal berwarna kuning.

2. Ikan Lemuru
Ikan lemuru secara taksonomi dapat diklasifikasikan sebagai berikut,
Kingdom Animalia, Filum Chordata, Kelas Ostheichthyes, Ordo
Cyprinodonteidei, Famili Poecilidae, Genus Poecilia, Spesies Peocilia
sphenops.
Ikan ini memiliki ukuran TL 14,6 cm, SL 11,5 cm, dan BHD 8 cm.
Sisik ikan lemuru ini berbentuk cycloid (biasanya ovoid/lingkaran).
Ketebalan kulitnya sekitar ukuran 0,02 cm. Pada bagian Kepala, punggung,
dan Pangkal ekornya berwarna silver. Kemudian di perut, sekitar anal, sirip
dorsal, sirip ventral, sirip pectoral, dan sirip analnya berwarna putih.
Terakhir, sirip caudalnya berwarna putih dan hitam.

8
3. Ikan Bawal Putih
Ikan bawal putih secara taksonomi dapat diklasifikasikan sebagai
berikut, Kingdom Animalia, Filum Chordata, Kelas Ostheichthyes, Ordo
Cyprinodonteidei, Famili Poecilidae, Genus Poecilia, Spesies Peocilia
sphenops.
Ikan ini memiliki ukuran TL 10,5 cm, SL 15,3 cm, dan BHD 7 cm.
Sisik ikan bawal putih ini berbentuk cycloid (biasanya ovoid/lingkaran).
Ketebalan kulitnya sekitar ukuran 0,04 cm. Pada kepala bagian bawah,
perut, sirip ventral, dan sirip pectoralnya berwarna jingga. Pada kepala
bagian atasnya berwarna abu-abu. Kemudian pada punggung, dan pangkal
ekor berwarna putih. Sirip analnya berwarna jingga kehitaman, dan sirip
dorsal serta sirip caudalnya berwarna putih kebiruan.

9
BAB V
PENUTUPAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum hari ini tentang Perhitungan meristik pada ikan,
yaitu memperhatikan ikan yang di amati, lalu menghitung perhitungan meristik
pada ikan yang di amati dengan cara memperhatikan dan mengamati dengan
paham dalam melakukan praktikum perhitungan meristik ikan tersebut.

5.2 Saran

Saran saya pada praktikum ikhtiologi ini adalah agar praltikum selanjutnya
dengan lancar dan maksimal sehingga mudah di pahami dengan jelas , dan
praktikum selanjutnya agar dapat terlaksana maka para praktikan harus bekerja
sama agar bahan dan alat di lengkapi agar praktikum terlaksana dengan lancer.

10
DAFTAR PUSTAKA

Buchar,R, 1991. “Kegiatan Magang Mata Ajaran Iktiologi”. IPB, Fakultas


Perikanan
Direktorat Pembudidayaan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
Departemen Kelautan dan Perikanan (2004).
DJUHANDA, T. 1981. “Dunia ikan”. Armico Bandung.
Effendie, M. I. 1997. “Biologi perkanan”. Yayasan Pustaka nusantara.
Yogyakarta
Hardanto, 1979. “Perikanan Indonesia”. PT Cipta Sari Grafika, Bandung
Lerman, M. 1986. “Marine Biology, Environment, Diversity, and
Ecology”. The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. California.
Mahardono, 1979. “Anatomi Ikan”. PT Inter Masa, Jakarta.
Mahardono, 1979. “Perikanan Indonesia”. PT. Cipta Sari Grafika
Bandung.
Manda, R., I. Lukystiowati, C. Pulungan dan Budijono. 2009.
“Penuntun Praktikum Ichthyologi”. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau. Pekanbaru.
2014. “Penuntun Praktikum Ikhtiologi”. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Rahardjo.M.F dkk, 2011. “Ikhtiology”. Lubuk Agung, Jakarta.
Soewasono, 1960. “Diktat Skeleton dan Circulation”. Diktaten Kring
Fakultas Kedokteran, Yogyakarta.
Tim Iktiologi. 1989. “Iktiologi”. IPB Fakultas Perikanan Jurusan
Manajemen Sumberdaya Perairan. Bogor.

11

Anda mungkin juga menyukai