Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan
terstruktur ini yang berjudul “Saluran Pencernaan Pada Ruminansia“. Laporan ini
diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi dan Fisiologi Ternak.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini, yaitu kepada :
Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masihlah jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, Kami selaku tim penyusun menerima dengan terbuka semua
kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami ucapkan terimakasih kepada semua
yang terlibat pada praktikum ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
3.3 Prosedur Kerja........................................................................................10
5.2 Saran.......................................................................................................17
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan
dikunyah kembali (kedua kali). Selain itu, pada Lambung juga terdiri pembusukan
dan pragian.
Langkah -langkah dalam sistem digesti meliputi, mekanis, biologis dan enzimatis.
Sistem mekanis di lakukan dengan prehension, reinsalivasi, dan remastikasi serta
redeglutisi. Didalam rumen terdapat mikroflora rumen yang berfungsi untuk
mencerna selulose dan hemisellulose menjadi VFA, 𝐶𝑂2, 𝐶𝐻4 dan energi panas.
Fungsi lain dari organisme rumen adalah sebagai sumber energi, sumber asam
amino, dan sintesis vitamin B. Sistem digesti juga dibantu oleh glandula saliva,
pancreas dan hati merupakan kelenjar tambahan (Tillman,. At al, 1984).
Lambung ruminansia terdiri atas empat bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum
dan abomasum. Masing-masing bagian memiliki peran dan fungsi yang khusus
(Kartadisastra, 1997). Rumen ruminansia terdapat mikroba (bakteri dan protozoa)
yang memiliki kemampuan untuk merombak zat pakan secara fermentatif sehingga
menjadi senyawa yang berbeda dengan bahan asal. Hasil fermentasi inilah yang
menjadi sumber energi utama (Sutardi, 1980). Lebih lanjut dijelaskan bahwa proses
fermentasi berlangsung sebelum usus halus, sehingga dapat disajikan ke usus halus
dalam bentuk yang mudah diserap.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
untuk kemudian diedarkan kedalam darah atau saluran limfe. Berdasarkan
perubahan yang terjadi pada bahan pakan di dalam alat percernaan mekanik,
hidrolik, dan fermentative. Proses pencernaan fermentative fermentative inilah
yang merupakan proses khas yang terjadi dalam saluran pencernaan ruminansia
yang membedakannya dengan proses percernaan pada non ruminansia. Pancernaan
fermentative yang di mangsud adalah proses perubahan senyawa - senyawa
terbentu menjadi senyawa lain yang sama sekali berbeda dengan molekul zat
makanannya. Proses percernaan merupa fermentasi yang terjadi sebelom usus
halus Pada ternak ruminansia mendatangkan keuntungan dan kerugian (Siregar
1994). Keuntungan yang di peroleh dengan terjadi fermentasi sebelom usus halus
antara lain: produk fermentasi mudah diseral usus, dapat mencerna selurosa dapat
menggunakan non - protein nitriogsn seperti urea. Kerugian yang dialami antara
lain : banyak energi yang di buang sebagai gas methan dan panas protein bernilai
hayati tinggi mengalami degradasi menjadi 𝑁𝐻3 (amonia) sehingga terjadi
penurunan nilai protein. Ternak ruminansia peka terhadap ketosis atau keracunan
asam.
Proses pencernaan fermentative ini tidak lepas dari peranan mikroba rumen.
Mikroba rumen akan mencerna karbohidrat, protein, dan lemak menjadi asam
lemak atsir (VFA ), amonia (𝑁𝐻3 ), gas karbondioksida (CO₂) dan gas methan
(𝐶𝐻4 ) (Preston and Leng, 1987). Amonia digunakan untuk membangun sel
mikroba, VFA akan diserap langsung dalam rumen dan retrikulum untuk
dimanfaatkan oleh ternak sebagai sumber energi. Gas methan dan Oksigen
dikeluarkan melalui proses eruktasi.
4
1. Kelenjar Sub mandibularis yang terletak pada sisi ruang bawah,
2. Kelenjar Sub lingualis yang terletak dibawah lidah,
3. Kelenjar Parotis yang terletak didepan masing-masing telinga.
Saliva (air ludah) terdiri atas tiga yaitu glandulae paratidae, glandulae
mandibularis, glandualae sub ligualis minor dan manjor yang berfungsi
untuk melicinkan pakan agar memudahkan masuk ke oesophagus.
2.2.2 Gigi
Tulang gigi tersusun atas zat dentin, yang di dalamnya terdapat sumsum
gigi atau pulpa. Pada bagian ini terdapat serabut syaraf dan pembuluh
darah. Semen yaitu bagian pelapis bagian dentin (tulang gigi) yang masuk
ke rahang.
2.2.3 Lidah
Selain alat pengecap lidah juga memiliki fungi sebagai: Membantu untuk
membolak-balik makanan dan membantu mendorong makanan dalam
proses penelanan.
Kelenjar ludah (glandula salivales) : Pada rongga mulut terdapat 3
pasang saluran dari kelenjar ludan: glandula parotis, glandula submaxilaris
dan glandula sublingualis.
Fungsi air ludah :
1. Untuk memudahkan penelanan dan pencernaan. Yang berbentuk lendir
berperan dalam penelanan, sedang yang berbentuk.
2. Sebagai pelindung selaput mulut dari panas, dingin, asam dan basa.
2.2.4 Esophagus
Merupakan saluran penghubung antara mulut dengan lambung. Sepertiga
bagian atasnya terdiri dari tot lurik, sedang duapertiga bagian bawahnya
terdiri dari otot polos. Makanan pada saluran ini hanya memerlukan waktu
5
6 detik untuk sampai ke lambung sebab adanya gerak peristaltik (meremas)
dinding oesofagus. Gerakan ini terjadi karena tot memanjang dan melingkar
dining oesofagus mengerut bergantian. Lubang oesophagus terlihat besar
dan relative lebih besar dari oesophagus hewan-hewan ruminansia tetapi
pendek. Diameter pada kambing 2,5 cm dan panjangnya.
2.2.5 Lambung
Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian yaitu : rumen, reticulum,
omasum, dan abomasum. Pada waktu ruminansia masih menyusui rumen
dan reticulum berkembang sempurna sehingga air susu terus masuk
kedalam Omasum dan abomasum. Isi rumen tersusun dari air sebanyak 85 -
93% dan dibagi dalam 2 bagian yaitu :
1. Bagian bawah yang keadaannya cair dengan partikel-partikel pakan
yang larut.
2. Bagian atas yang mengandung bahan pakan yang masih kasar.isi
Rumen selalu mengalami pencampuran dengan adanya gerakan atau
kontraksi yang teratur dari dinding rumen dan juga dengan adanya
ruminas.
6
berguna untuk merangsang sekresi getah lambung. Kelenjar getah lambung
dapat menghasilkan HCL, pepsinogen dan renin.
7
Pankreas berfungsi sebagai "endokrin" (sekresi hormon pada sel
langerhans, misalnya insulin). Selain berfungsi sebagai "endokrin",
pankreas juga memiliki fungsi eksokrin (sekresi seta h pankreas) di dalam
gerah pankreas terdapat enzim (HCO3)2 dan Cl-. Fungsinya adalah untuk
memproduksi enzim dan solubilitas (pelarut) lemak atau minyak. Fungsi
eksokrin di kontrol oleh hormone skretin dan pakreozimin (meningkat),
saraf fagus (menurun), pH ingesta yang ingestanya bersifat asam, sehingga
sekresi getah pangkreas meningkat.
8
oleh protein mikroba rumen. Soetanto(1994) menyebutkan hampir sekitar 70%
kebutuhan protein dapat dicukupi oleh mikroba rumen. Namun Orskov, Hughes-
Jones dan Mcdonals (1981) menyatakan bahwa untuk memperoleh hasil produksi
yang tinggi, khususnya pada fase fisiologi tertentu, misalnya pada masa
pertumbuhan awal, bunting dan awal laktasi, pasok protein mikroba belum
mencukupi kebutuhan ternak, sehingga ternak membutuhkan tambahan pasok
protein dari pakan yang lolos fermentasi di dalam rumen.
Produk akhir fermentasi protein akan digunakan untuk pertumbuhan mikroba itu
sendiri dan digunakan untuk mensintesis protein sel mikroba rumen sebagai pasok
utama protein bagi ternak ruminansia. Menurut Arora (1989) sekitar 47 sampai 71
persen dari Nitrogen Yang ada di dalam rumen berada dalam bentuk protein
mikroba.
9
BAB III
MATERI DAN METODE
Alat-alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah peralatan 1 set alat
bedah, nampan, plastik, tali, sarung tangan, dan penggaris. Bahan-bahan yang
digunakan dalam pratikum ini adalah satu ekor kambing.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
4.1.1 Rongga Mulut
Rongga mulut berfungsi sebagai tempat masuknya makanan dan
dimulainya proses pencernaan. Rahang hewan ruminansia dapat bergerak
menyamping untuk menggiling makanan.
4.1.2 Esofagus
Esofagus merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
lambung. Pada ujung saluran esofagus terdapat faring. Pada daerah faring
terdapat klep yang mencegah makanan agar tidak masuk ke trakea. Di dalam
esofagus terdapat gerakan peristaltik. Dari ujung esofagus yang disebut
faring terdapat klep yang mencegah pakan masuk ke trakea, panjang
esofagus mencapai 18 cm. Fungsi esofagus yaitu menyalurkan makanan dari
mulut menuju ke rumen.
4.1.3 Rumen
12
4.1.4 Retikulum
4.1.5 Omasum
13
Omasum adalah salah satu bagian lambung yang berbentuk seperti
lembaran-lembaran buku, berlipat-lipat serta permukaannya berstruktur
kasar dan memiliki ukuran 8 cm. Fungsi omasum yaitu mencegah pakan
berserat secara mekanis dan sangat efektif karena mengandung
mukopolisakarida asam dan netral serta memiliki kompleksitas pada fungsi
pencernaan ruminansia.
4.1.6 Abomasum
14
4.1.7 Usus halus
Ada tiga bagian yang ada di dalam usus halus, yaitu Duodenum (usus dua
belas jari), jejenum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan).
a. Duedenum : Organ terpenting dan bagian terpendek dari usus kecil,
secara fungsional sangat penting bsorbs besar dari pencernaan
kimia. Panjang sangat bervariasi berkisar 12 cm, terletak di bagian
ujung anterior yang terhubung dengan perut, sedangkan ujung
posterior menyentuh bagian jejenum.
c. Ileum : Usus penyerapan ini terdapat banyak vili (lipatan atau lekukan
), memiliki panjang 465cm. Berfungsi untuk penyerapan usus halus
sehingga penyerapan zat makanan akan lebih maksimal.
Fungsi utama dari usus adalah untuk menetralkan suatu kandungan asam
dan basa, tempat pencernaan enzimatis dan bsorbs serta penyerapan zat.
4.1.8 Sekum
Usus buntu atau sekum adalah suatu kantung yang terhubung pada usus
penyerapan serta bagian kolon yang menanjak dari usus besar, memiliki
panjang 13 cm. Fungsi utama usus buntu adalah tempat penyerapan air dan
garam yang masih tersisa serelah proses pencernaan dari usus selesai.
Usus besar terdiri atas sekum, kolon, recktum yang memiliki panjang
241 cm. Fungsi utama dari usus besar adalah penyerapan air, penyerapan
vitamin, mengurangi kadar asam dan mencegah infeksi, dan dapat juga
menghasilkan antibody.
4.1.10 Recktum
Rektum adalah bagian dari usus besar yang memiliki panjang 144 cm.
Rektum berguna untuk tempat menyimpannya feses yang akan di keluarkan
15
melalui anus. Feses yang dikeluarkan oleh rektum mengandung cairan yang
berasal dari pencernaan, mengandung bakteri dan juga serat.
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan tang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa
sistem pencernaan ruminansia adalah raingkaian proses perubahan fisik dan kimia
yang dialami bahan makanan selama berada didalam alat pencernaan. Proses
pencernaan makanan pada ternak ruminansia relatif lebih kompleks dibandingkan
proses pencernaan pada jenis ternak lainnya.
5.2 Saran
Saran dari kelompok 1 mengenai saat melakukan pratikum seperti ini jangan
sampai terjadi penumpukan pada saat pratikum karena sangat susah apa bila terjadi
penumpukan mahasiswa dan mengakibatkan sulitnya saat mengidentifikasi atau
pengamatan pada saat pratikum, lebih baik saat pratikum seperti ini setiap
kelompok di persilahkan maju satu persatu untuk melakukan pengidentifikasi atau
pengamatan agar mahasiswa dapat memahami secara skilas.
17
DAFTAR PUSTAKA
Arora, S.P. 1995. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Cetakan ke dua. Gadjah
Mada UniversityPress. Yogyakarta. (Diterjemahkan olehR. Murwani).
Sistem Pencernaan pada Hewan Ruminansia: Rumen hingga Usus Besar (tirto.id)
https://www.bing.com/search?q=pengertian+sakuran+kambing&cvid=d7dc91940f074
e8091eaa6664243591b&aqs=edge..69i57.6976j0j1&pglt=299&FORM=ANNTA1&P
C=HCTS
18