Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN TERSTUKTUR

SALURAN PENCERNAAN PADA RUMINANSIA

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 1 :


A.rayhan hanif hilmansyah (Npm. 22743038)
Adelia chandra kirana (Npm. 22743039)
Agus sobirin (Npm. 22743040)
Aldi sulistio (Npm. 22743041)
Ali akbar gozali (Npm. 22643042)
Amanda dwi amelia (Npm. 22743043)
Ardhan ariftyan (Npm. 22743044)
Asep aryanto (Npm. 22743045)
Didi firmansyah (Npm. 22743078)

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan
terstruktur ini yang berjudul “Saluran Pencernaan Pada Ruminansia“. Laporan ini
diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi dan Fisiologi Ternak.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini, yaitu kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada


penulis.
2. Ibu Dr. drh. Dwi Desmiyeni Putri, M.Si. selaku dosen mata kuliah Anatomi dan
Fisiologi.
3. Orang tua yang selalu mendukung setiap aktivitas kami.
4. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.

Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masihlah jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, Kami selaku tim penyusun menerima dengan terbuka semua
kritik dan saran yang bersifat membangun. Kami ucapkan terimakasih kepada semua
yang terlibat pada praktikum ini.

Bandar lampung, 10 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................3

2.1 Saluran Pencernaan Pada Kambing .......................................................3

2.2 Bagian – bagian Saluran Pencernaan .....................................................4

2.2.1 Mulut ............................................................................................4

2.2.2 Gigi ..............................................................................................5

2.2.3 Lidah ............................................................................................5

2.2.4 Esophagus ....................................................................................5

2.2.5 Lambung ......................................................................................6

2.2.6 Usus Halus dan Usus Besar .........................................................6

2.2.7 Getah Pencernaan.........................................................................6

2.2.8 Getah Pankreas.............................................................................8

2.3 Peran Mikroba dalam Rumen Ternak Ruminansia ................................8

BAB III MATERI DAN METODE ..................................................................10

3.1 Alat dan Bahan .......................................................................................10

3.2 Waktu Pelaksanaan ................................................................................10

iii
3.3 Prosedur Kerja........................................................................................10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................11

4.1 Saluran Pencernaan Pada Hewan Kambing ..........................................11


4.1.1 Rongga Mulut ...........................................................................12
4.1.2 Esofagus ....................................................................................12
4.1.3 Rumen .......................................................................................12
4.1.4 Retikulum ..................................................................................13
4.1.5 Omasum ....................................................................................13
4.1.6 Abomasum ................................................................................14
4.1.7 Usus Halus ................................................................................15
4.1.8 Sekum........................................................................................15
4.1.9 Usus Besar.................................................................................15
4.1.10 Rectum ......................................................................................15

BAB V PENUTUP ..............................................................................................17

5.1 Kesimpulan ............................................................................................17

5.2 Saran.......................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................18

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Saluran Pencernaan pada Kambing .....................................................11


Gambar 2. Lambung Rumen pada Kambing .........................................................12
Gambar 3. Lambung Retikulum pada Kambing....................................................13
Gambar 4. Lambung Omasum pada Kambing ......................................................13
Gambar 5. Lambung Abomasum pada Kambing ..................................................14

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ternak ruminansia adalah suatu ternak yang memiliki lambung lebih dari
satu(poligastrik) dan proses pencernaannya mengalami ruminasi.salah satu
keunggulan ternak adalah mampu memanfaatkan nitrogen yang bukan berasal dari
protein untuk membentuk protein seperti Non protein Nitrogen (NPN). saluran
pencernaan ternak terdiri dari: rumen, esofagus, lambung, usus halus, usus besar
(kolon) dan rektum.
Ruminansia memiliki sistem pencernaan yang unik.keunikan ini terletak pada
lambung nya yang terdiri dari empat bagian yaitu rumen,reticulum omasum,dan
abomasum dengan kondisi lambungnya tersebut ruminansia mempunyai kapasitas
daya tampung sebesar 150-200 liter (pada sapu) dan volume lambung ini sudah
meliputi 70% dari total volume seluruh saluran pencernaan, sedangkan jika di
bandingkan dengan hewan berlambung tunggal (monogastrik) lambungnya hanya
meliputi 20% dari total saluran pencernaan.
Pada ternak ruminansia, makanan yang masuk ke mulut akan secepatnya
didorong kedalam lambung untuk selama 30-70 menit kemudian akan didorong
kembali ke mulut untuk dikunyah dan ditelan kembali (ruminansia).dengan ukuran
yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alaminya. Kapasitas rumen 80%,
retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari
bentuk gentingan pada saat otot spingker berkontraksi. Abomasum merupakan
lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansia.
Hewan berperut ganda (kompleks) seperti ruminansia sejati (hewan yang
mempunyai rumen) yaitu sapi, kerbau, kambing, domba, rusa, anoa, antelope dan
pseudo-ruminant (onta,ilma). Sistem pencernaannya di sebut pollygastric system.
Saluran pencernaan ruminansia terdiri dari rongga mulut (oral), kerongkongan
(oesophagus), proventrikulus (pars glandularis), yang terdiri dari rumen, retikulum,
dan omasum; ventrikulus (pars muscularis) yakni obomasum, usus halus
(intestinum tenue), usus besar (intestinum crassum), sekum (coceum), kolon dan
anus. Lambung sapi sangat besar, yakni 3ൗ4 dari sisi rongga perut. Lambung

1
mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan
dikunyah kembali (kedua kali). Selain itu, pada Lambung juga terdiri pembusukan
dan pragian.
Langkah -langkah dalam sistem digesti meliputi, mekanis, biologis dan enzimatis.
Sistem mekanis di lakukan dengan prehension, reinsalivasi, dan remastikasi serta
redeglutisi. Didalam rumen terdapat mikroflora rumen yang berfungsi untuk
mencerna selulose dan hemisellulose menjadi VFA, 𝐶𝑂2, 𝐶𝐻4 dan energi panas.
Fungsi lain dari organisme rumen adalah sebagai sumber energi, sumber asam
amino, dan sintesis vitamin B. Sistem digesti juga dibantu oleh glandula saliva,
pancreas dan hati merupakan kelenjar tambahan (Tillman,. At al, 1984).
Lambung ruminansia terdiri atas empat bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum
dan abomasum. Masing-masing bagian memiliki peran dan fungsi yang khusus
(Kartadisastra, 1997). Rumen ruminansia terdapat mikroba (bakteri dan protozoa)
yang memiliki kemampuan untuk merombak zat pakan secara fermentatif sehingga
menjadi senyawa yang berbeda dengan bahan asal. Hasil fermentasi inilah yang
menjadi sumber energi utama (Sutardi, 1980). Lebih lanjut dijelaskan bahwa proses
fermentasi berlangsung sebelum usus halus, sehingga dapat disajikan ke usus halus
dalam bentuk yang mudah diserap.

1.2 Tujuan dan Kegunaan


Tujuan dari pratikum ini adalah untuk memperoleh pengetahuan tentang sistem
pencernaan dari ternak kambing yang diamati, dan dapat mengetahui isi yang
terdapat dalam lambung yang diamati dengan membelah bagian setiap lambung.
Adapun kegunaan dari pratikum ini di harapkan pada mahasiswa agar dapat
mengetahui dan memperoleh informasi tentang bentuk dari saluran pencernaan
yang telah diamati serta dari hasil pratikum ini mahasiswa dibekali ilmu
pengetahuan yang praktis dan Aplikatif serta tepat guna sehingga mahasiswa
mendapatkan pengalaman yang cukup berarti sehingga pada nantinya dapat di
terapkan dalam kehidupan sehari - hari.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Saluran Pencernaan Pada Kambing


Pencernaan adalah proses perubahan fisik dan kimia yang dialami bahan pakan
dan saluran pencernaan perubahan tersebut berupa penghalusan pakan menjadi
partikel-partikel kecil atau penguraian molekul besar menjadi molekul kecil. Proses
pencernaan melibatkan tenaga mekanik, seperti mastikasi atau kontraksi otot dalam
saluran pencernaan komaksi kimia ( HCL dalam abomasum dan cairan empedu
dalam usus halus) atau aktivitas enzim dari enzim-enzim yang dihasilkan dalam
saluran pencernaan atau enzim-enzim dari mikroorganisme yang terdapat dalam
saluran pencernaan.
Ternak kambing berbeda dengan ternak mamalia lainnya karena mempunyai
lambung sejati yaitu abomasum dan lambung depan yang membesar yang
mempunyai tiga ruangan yaitu retikulum rumen dan omasum (Tillman et all,.1991)
rumen dan retikulum sering dipandang sebagai organ tunggal, disebut sebagai
retikulorumen, yang merupakan tempat terjadinya pencernaan fermentative.
Retikulum ini mendorong pakan padat dan ingesta ke dalam rumen dan
mengalirkan integeta ke dalam omasum. Retikulum membantu ruminansia dimana
bolus diregurgitasikan ke dalam mulut (Arora, 1995). Ingesta yang telah halus
didorong ke dalam rumen untuk dicerna lebih lanjut oleh mikroba.
Mikroorganisme yang terdapat dalam rumen adalah bakteri, protozoa, dan fungsi
(Preston and leng, 1987; McDonald et al., 1995). Pemasok merupakan bagian
ketiga lambung ternak kambing yang menghubungkan retikulirumen dan
abomasums. Abomasum merupakan bagian keempat yang disebut juga perut sejati
(Arora, 1995 ). Dengan demikian ternak ruminansia dapat memanfaatkan pakan
berserat kasar tinggi serta mampu mengolahnya menjadi produk dengan nilai
biologis tinggi (Tillman et al.,1991).
Sebagai besar bahan pekan mengandung campuran nutrient yang terdiri atas
protein lewak, karbohidrat mineral, vitamin dan air. Zat - zat gizi organic ini
terdapat dalam bentuk yang tidak larut sehingga harus di pecah menjadi senyawa-
senyawa kecil sebelum mereka dapat masuk melalui dinding saluran pencernaan

3
untuk kemudian diedarkan kedalam darah atau saluran limfe. Berdasarkan
perubahan yang terjadi pada bahan pakan di dalam alat percernaan mekanik,
hidrolik, dan fermentative. Proses pencernaan fermentative fermentative inilah
yang merupakan proses khas yang terjadi dalam saluran pencernaan ruminansia
yang membedakannya dengan proses percernaan pada non ruminansia. Pancernaan
fermentative yang di mangsud adalah proses perubahan senyawa - senyawa
terbentu menjadi senyawa lain yang sama sekali berbeda dengan molekul zat
makanannya. Proses percernaan merupa fermentasi yang terjadi sebelom usus
halus Pada ternak ruminansia mendatangkan keuntungan dan kerugian (Siregar
1994). Keuntungan yang di peroleh dengan terjadi fermentasi sebelom usus halus
antara lain: produk fermentasi mudah diseral usus, dapat mencerna selurosa dapat
menggunakan non - protein nitriogsn seperti urea. Kerugian yang dialami antara
lain : banyak energi yang di buang sebagai gas methan dan panas protein bernilai
hayati tinggi mengalami degradasi menjadi 𝑁𝐻3 (amonia) sehingga terjadi
penurunan nilai protein. Ternak ruminansia peka terhadap ketosis atau keracunan
asam.
Proses pencernaan fermentative ini tidak lepas dari peranan mikroba rumen.
Mikroba rumen akan mencerna karbohidrat, protein, dan lemak menjadi asam
lemak atsir (VFA ), amonia (𝑁𝐻3 ), gas karbondioksida (CO₂) dan gas methan
(𝐶𝐻4 ) (Preston and Leng, 1987). Amonia digunakan untuk membangun sel
mikroba, VFA akan diserap langsung dalam rumen dan retrikulum untuk
dimanfaatkan oleh ternak sebagai sumber energi. Gas methan dan Oksigen
dikeluarkan melalui proses eruktasi.

2.2 Bagian – bagian Saluran Pencernaan


Organ pencernaan pada hewan ruminansia yang termasuk hewan kambing yaitu;
2.2.1 Mulut
Pencernaan di dalam mulut bertujuan untuk memecah pakan agar
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mencampurnya dengan saliva
sehingga pakan mudah ditelan. Fungsi saliva yaitu untuk menjaga pH
rumen, sebab asam yang terjadi selama fermentasi akan dapat menurunkan
pH cairan rumen 2,5-3,0. Saliva dalam mulut berasal dari 3 pasang kelenjer
yaitu :

4
1. Kelenjar Sub mandibularis yang terletak pada sisi ruang bawah,
2. Kelenjar Sub lingualis yang terletak dibawah lidah,
3. Kelenjar Parotis yang terletak didepan masing-masing telinga.

Pada rongga mulut pencernaan dapat terjadi baik secara mekanis


maupun chemis. Didalam mulut terdapat gigi, lidah dan saliva yang
memiliki fungsi masing-masing. Fungsi gigi adalah memotong, merobek
atau menghancurkan bahan makanan ketika berada dalam mulut. Proses ini
dinamakan proses pencernaan secara mekanik dengan bantuan saliva dan
lidah.

Saliva (air ludah) terdiri atas tiga yaitu glandulae paratidae, glandulae
mandibularis, glandualae sub ligualis minor dan manjor yang berfungsi
untuk melicinkan pakan agar memudahkan masuk ke oesophagus.

2.2.2 Gigi
Tulang gigi tersusun atas zat dentin, yang di dalamnya terdapat sumsum
gigi atau pulpa. Pada bagian ini terdapat serabut syaraf dan pembuluh
darah. Semen yaitu bagian pelapis bagian dentin (tulang gigi) yang masuk
ke rahang.
2.2.3 Lidah
Selain alat pengecap lidah juga memiliki fungi sebagai: Membantu untuk
membolak-balik makanan dan membantu mendorong makanan dalam
proses penelanan.
Kelenjar ludah (glandula salivales) : Pada rongga mulut terdapat 3
pasang saluran dari kelenjar ludan: glandula parotis, glandula submaxilaris
dan glandula sublingualis.
Fungsi air ludah :
1. Untuk memudahkan penelanan dan pencernaan. Yang berbentuk lendir
berperan dalam penelanan, sedang yang berbentuk.
2. Sebagai pelindung selaput mulut dari panas, dingin, asam dan basa.
2.2.4 Esophagus
Merupakan saluran penghubung antara mulut dengan lambung. Sepertiga
bagian atasnya terdiri dari tot lurik, sedang duapertiga bagian bawahnya
terdiri dari otot polos. Makanan pada saluran ini hanya memerlukan waktu

5
6 detik untuk sampai ke lambung sebab adanya gerak peristaltik (meremas)
dinding oesofagus. Gerakan ini terjadi karena tot memanjang dan melingkar
dining oesofagus mengerut bergantian. Lubang oesophagus terlihat besar
dan relative lebih besar dari oesophagus hewan-hewan ruminansia tetapi
pendek. Diameter pada kambing 2,5 cm dan panjangnya.
2.2.5 Lambung
Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian yaitu : rumen, reticulum,
omasum, dan abomasum. Pada waktu ruminansia masih menyusui rumen
dan reticulum berkembang sempurna sehingga air susu terus masuk
kedalam Omasum dan abomasum. Isi rumen tersusun dari air sebanyak 85 -
93% dan dibagi dalam 2 bagian yaitu :
1. Bagian bawah yang keadaannya cair dengan partikel-partikel pakan
yang larut.
2. Bagian atas yang mengandung bahan pakan yang masih kasar.isi
Rumen selalu mengalami pencampuran dengan adanya gerakan atau
kontraksi yang teratur dari dinding rumen dan juga dengan adanya
ruminas.

Isi rumen selalu mengalami pencampuran dengan adanya gerakan atau


kontraksi yang teratur dari dining rumen. Pencernaan pakan di dalam
Ruminoretikulum di lakukan ole enzim yang dihasilkan oleh
mikroorganisme rumen. Merupakan kantong bear yang terdapat di bawah
sekat rongga badan, sedikit agak ke kiri. Lambung terdiri atas 3 daerah,
yaitu :

1. Daerah kardiak : paling dekat dengan hati dan merupakan tempat


masuk pertama kali makanan dari oesofsagus
2. Daerah fundus : bagian tengah yang membulat
3. Daerah pilorus : bagian bawah yang paling dekat delgan usus halus

Akibat dari kontraksi tot lambung makanan akan teraduk sehingga


menyebabkan makanan berbentuk seperti bubur disebut chyme. Bagian
dalam dari dinding lambung menghasilkan lendir atau musin, sedang bagian
fundus menghasilkan getah lambung. Dinding lambung dapat menghasilkan
hormon gastrin dan mengandung kelenjar getah lambung. Hormon gastrin

6
berguna untuk merangsang sekresi getah lambung. Kelenjar getah lambung
dapat menghasilkan HCL, pepsinogen dan renin.

Fungsi HCI, menyebabkan lingkungan asam (Ph 1 – 3) sehingga dapat


membunuh kuman penyakit yang masuk bersama makanan mengaktifkan
getah lambung yang mengandung pepsonogen, yang oleh HCI diaktifkan
menjadi pepsin yang berfungsi memecah protein menjadi pepton membantu
membuka menutup sfingter yang terdapat di antara pilorus dengan usus 12
jari (duodenum) merangsang kelenjar dinding sel usus untuk menghasilkan
sekretin (hormon yang merangsang pengeluaran getah pankreas) dan
kolesitokinin (hormon yang merangsang pengeluaran empedu).

Lambung juga menghasilkan enzim renin yang berfungsi untuk


mengumpulkan kasein dalam susu. Ternak ruminansia mempunyai
Lambung yang sangat besar di bandingkan hewan non ruminansia, yaitu
mengisi kira-kira dari ruang perut sebagian besar terletak bagian kiri dari
ruang perut dan sedikit melewati garis median sebelah kanan. Hanya
sebagian kecil saja yang diisi oleh gulungan usus dan limfa.

2.2.6 Usus halus dan usus besar


Usus halus merupakan tempat terjadi penyerapan zat-zat makanan
terutama pada jejenum dan ileum. Usus halus pada semua ternak termasuk
Ruminansia terdiri atas 3 bagian yaitu: Duodenum (usus 12 jari), Jejunum
(usus kosong), Ileum (usus penyerapan). Usus besar terdiri atas 3 yaitu:
Sekum, Colon, Rectum. Penyerapan mineral dan air paling banyak di usus
besar, penyerapan terjadi melalui dinding usus. Zat-zat yang diserap akan
didistribusikan ke seluruh tubuh yang membutuhkan, sedangkan sisa atau
ampas dari penyerapan akan dikeluarkan melalui rektum.
2.2.7 Getah pencernaan
Getah percernaan mempunyai peranan penting didalam proses
pencernaan karena di dalam getah pencernaan tersebut terkandung berbagai
macam ensim. Ada 5 macam getah pencernaan yang utama yaitu: Saliva,
Getah lambung, Getah usus, Empedu.
2.2.8 Getah pancreas

7
Pankreas berfungsi sebagai "endokrin" (sekresi hormon pada sel
langerhans, misalnya insulin). Selain berfungsi sebagai "endokrin",
pankreas juga memiliki fungsi eksokrin (sekresi seta h pankreas) di dalam
gerah pankreas terdapat enzim (HCO3)2 dan Cl-. Fungsinya adalah untuk
memproduksi enzim dan solubilitas (pelarut) lemak atau minyak. Fungsi
eksokrin di kontrol oleh hormone skretin dan pakreozimin (meningkat),
saraf fagus (menurun), pH ingesta yang ingestanya bersifat asam, sehingga
sekresi getah pangkreas meningkat.

2.3 Peran Mikroba dalam Rumen Ternak Ruminansia


Adanya mikroba dan aktivitas fermentasi di dalam rumen merupakan salah satu
karakteristik yang membedakan sistem pencernaan ternak ruminansia dengan
ternak lain. Mikroba tersebut sangat berperan dalam mendegradasi pakan yang
masuk ke dalam rumen menjadi produk-produk sederhana yang dapat di
manfaatkan oleh mikroba maupun induk semang di mana aktivitas mikroba
tersebut sangat tergantung pada ketersediaan nitrogen dan energi (Yan offer dan
Robert 1996). Kelompok utama mikroba yang berperan dalam pencernaan tersebut
terdiri dari bakteri, protozoa dan jamur yang jumlah dan komposisi nya bervariasi
tergantung pada Pakan yang di konsumsi ternak (Preston dan Leng 1987).
Mikroba rumen membantu ternak ruminansia dalam mencerna pakan yang
mengandung serat tinggi menjadi asam lemak terbang (Volatile Fatty Acids =
VFA’s) yaitu asam asetat, asam propionat, asam butirat, asam valerat serta asam
isobutirat dan asam isovalerat. VFA’s diserap melalui dinding rumen dan
dimanfaatkan sebagai sumber energi oleh ternak. Sedangkan produk metabolis
yang tidak dimanfaatkan oleh ternak yang pada umumnya berupa gas akan di
keluarkan dari rumen melalui proses eruktasi (Barry, Thomsom dan Amstrong
1997). Namun yang lebih penting adalah mikroba rumen itu sendiri,karena biomas
mikroba yang meninggalkan rumen merupakan pasokan protein bagi ternak
ruminansia. Sauvant, Dijkstra dan Mertens (1995) menyebutkan bahwa 2ൗ3 - 3ൗ4
bagian dari protein yang di absorbsi oleh ternak ruminansia berasal dari protein
mikroba.
Kualitas pakan yang rendah seperti yang umum terjadi di daerah tropis
menyebabkan kebutuhan protein untuk ternak ruminansia sebagian besar di pasok

8
oleh protein mikroba rumen. Soetanto(1994) menyebutkan hampir sekitar 70%
kebutuhan protein dapat dicukupi oleh mikroba rumen. Namun Orskov, Hughes-
Jones dan Mcdonals (1981) menyatakan bahwa untuk memperoleh hasil produksi
yang tinggi, khususnya pada fase fisiologi tertentu, misalnya pada masa
pertumbuhan awal, bunting dan awal laktasi, pasok protein mikroba belum
mencukupi kebutuhan ternak, sehingga ternak membutuhkan tambahan pasok
protein dari pakan yang lolos fermentasi di dalam rumen.
Produk akhir fermentasi protein akan digunakan untuk pertumbuhan mikroba itu
sendiri dan digunakan untuk mensintesis protein sel mikroba rumen sebagai pasok
utama protein bagi ternak ruminansia. Menurut Arora (1989) sekitar 47 sampai 71
persen dari Nitrogen Yang ada di dalam rumen berada dalam bentuk protein
mikroba.

9
BAB III
MATERI DAN METODE

3.1 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah peralatan 1 set alat
bedah, nampan, plastik, tali, sarung tangan, dan penggaris. Bahan-bahan yang
digunakan dalam pratikum ini adalah satu ekor kambing.

3.2 Waktu Pelaksanaan

Pratikum Fisiologi Ternak dengan materi Saluran Pencernaan Hewan


Ruminansia dilaksanakan hari senin tanggal 28 November 2022 pukul 13.28 –
15.31 WIB di Laboratorium ternak, Politeknik Negeri Lampung.

3.3 Prosedur Kerja

1. Sebelum melakukan pembedahan siap kan terlebih dahulu pralatan yang


akan digunakan
2. Sembelih kambing dan pastikan kambing sudah mati
3. Gantung kambing lalu dikuliti secara perlahan di mulai dari kaki belakang
hingga ke kepala
4. Setelah di kuliti bedah kambing pada bagian perut sebelah kanan
5. Setelah di bedah amati terlebih dahulu sistem organ pada kambing
6. Lalu pisahkan organ dalam kambing dari badan kambing secara perlahan
agar tidak rusak
7. Setelah di pisahkan kemudian ukur organ dalam kambing menggunakan
penggaris.

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Saluran Pencernaan Pada Hewan Kambing


Berdasarkan hasil pengamatan saluran pencernaan ruminansia maka diperoleh
hasil sebagai berikut,

Gambar 1. Saluran Pencernaan pada Kambing


Keterangan :
1. Mulut
2. Esofagus
3. Rumen
4. Retikulum
5. Omasum
6. Abomasum
7. Usus halus
8. Sekum
9. Usus besar
10. Rectum

11
4.1.1 Rongga Mulut
Rongga mulut berfungsi sebagai tempat masuknya makanan dan
dimulainya proses pencernaan. Rahang hewan ruminansia dapat bergerak
menyamping untuk menggiling makanan.

4.1.2 Esofagus
Esofagus merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
lambung. Pada ujung saluran esofagus terdapat faring. Pada daerah faring
terdapat klep yang mencegah makanan agar tidak masuk ke trakea. Di dalam
esofagus terdapat gerakan peristaltik. Dari ujung esofagus yang disebut
faring terdapat klep yang mencegah pakan masuk ke trakea, panjang
esofagus mencapai 18 cm. Fungsi esofagus yaitu menyalurkan makanan dari
mulut menuju ke rumen.

4.1.3 Rumen

Gambar 2. Lambung Rumen pada Kambing

Rumen merupakan suatu wadah yang permukaannya kasar terdapat


papillae-papillae yang dapat manampung bahan pakan kemudian terjadi
fermentasi bahan pakan berserat kasat tinggi berkualitas rendah, dan
memiliki panjang 31 cm. Fungsi utama rumen yaitu sebagai tempat
mencerna total serat kasar dan zat lainnya dengan bantuan tiga mikroba
utama yaitu bakteri, protozoa dan fungsi kemudian menghasilkan energi
yang digunakan oleh ruminansia tersebut, mula-mula akan terjadi degradasi
oleh mikroorganisme kemudian difermentasi.

12
4.1.4 Retikulum

Gambar 3. Lambung Retikulum pdaa Kambing

Retikulum merupakan bagian perut yang berbentuk seperti sarang tawon


(jala) dan memiliki stuktur yang halur, licin, berukuran 12 cm, dan langsung
berhubungan dengan rumen. Letak retikulum berada di bawah rumen
sehingga menyebabkan benda-benda asing menjadi tertahan di dalamnya
tetapi tidak merusak. Fungsi retikulum dalam mengatur aliran digesta dari
rumen sampai omasum, meregurgustasikan pakan yang berbentuk bolus
kedalam mulut dan terjadi peroses fermentasi seperti didalam rumen.

4.1.5 Omasum

Gambar 4.Lambung Omasum pada Kambung

13
Omasum adalah salah satu bagian lambung yang berbentuk seperti
lembaran-lembaran buku, berlipat-lipat serta permukaannya berstruktur
kasar dan memiliki ukuran 8 cm. Fungsi omasum yaitu mencegah pakan
berserat secara mekanis dan sangat efektif karena mengandung
mukopolisakarida asam dan netral serta memiliki kompleksitas pada fungsi
pencernaan ruminansia.

4.1.6 Abomasum

Gambar 5. Lambung Abomasum pada Kambing

Abomasum adalah lambung yang terletak di paling dasar dan berbentuk


panjang memiliki ukuran 24 cm, dan bagian ke empat lambung serta
merupakan lambung yang sejati seperti lambung pada manusia karena
dindingnya terdapat sel-sel yang mengeluarkan cairan getah lambung yang
mengandung enzim pepsin dan renin sehingga disebut sebagai lambung
sejatri atau lambung yang sesungguhnya. Fungsi abomasum adalah
mengatur cairan ingesta dari abomasum yang di bantu oleh fold yaitu
tonjolan-tonjolan pada pencernaan zat pakan secara enzimatik.

14
4.1.7 Usus halus

Ada tiga bagian yang ada di dalam usus halus, yaitu Duodenum (usus dua
belas jari), jejenum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan).
a. Duedenum : Organ terpenting dan bagian terpendek dari usus kecil,
secara fungsional sangat penting bsorbs besar dari pencernaan
kimia. Panjang sangat bervariasi berkisar 12 cm, terletak di bagian
ujung anterior yang terhubung dengan perut, sedangkan ujung
posterior menyentuh bagian jejenum.

b. Jejenum : Terletak diantara bsorbs dan ileum, memiliki bsorbs


berkisar rata-rata 168 cm.

c. Ileum : Usus penyerapan ini terdapat banyak vili (lipatan atau lekukan
), memiliki panjang 465cm. Berfungsi untuk penyerapan usus halus
sehingga penyerapan zat makanan akan lebih maksimal.

Fungsi utama dari usus adalah untuk menetralkan suatu kandungan asam
dan basa, tempat pencernaan enzimatis dan bsorbs serta penyerapan zat.

4.1.8 Sekum

Usus buntu atau sekum adalah suatu kantung yang terhubung pada usus
penyerapan serta bagian kolon yang menanjak dari usus besar, memiliki
panjang 13 cm. Fungsi utama usus buntu adalah tempat penyerapan air dan
garam yang masih tersisa serelah proses pencernaan dari usus selesai.

4.1.9 Usus besar

Usus besar terdiri atas sekum, kolon, recktum yang memiliki panjang
241 cm. Fungsi utama dari usus besar adalah penyerapan air, penyerapan
vitamin, mengurangi kadar asam dan mencegah infeksi, dan dapat juga
menghasilkan antibody.

4.1.10 Recktum

Rektum adalah bagian dari usus besar yang memiliki panjang 144 cm.
Rektum berguna untuk tempat menyimpannya feses yang akan di keluarkan

15
melalui anus. Feses yang dikeluarkan oleh rektum mengandung cairan yang
berasal dari pencernaan, mengandung bakteri dan juga serat.

16
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan tang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa
sistem pencernaan ruminansia adalah raingkaian proses perubahan fisik dan kimia
yang dialami bahan makanan selama berada didalam alat pencernaan. Proses
pencernaan makanan pada ternak ruminansia relatif lebih kompleks dibandingkan
proses pencernaan pada jenis ternak lainnya.

5.2 Saran
Saran dari kelompok 1 mengenai saat melakukan pratikum seperti ini jangan
sampai terjadi penumpukan pada saat pratikum karena sangat susah apa bila terjadi
penumpukan mahasiswa dan mengakibatkan sulitnya saat mengidentifikasi atau
pengamatan pada saat pratikum, lebih baik saat pratikum seperti ini setiap
kelompok di persilahkan maju satu persatu untuk melakukan pengidentifikasi atau
pengamatan agar mahasiswa dapat memahami secara skilas.

17
DAFTAR PUSTAKA

Kelompok 1, “Anatomi dan Fisiologi pada Hewan Ruminansia Kecil (Kambing)”,


Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

“fungsi Lambung Ruminansia”(Kartadisastra, 1997)

Arora, S.P. 1989. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Terjemahan: R. Murwani.


Gadjah Mada University Press, Yogyakarta

Arora, S.P. 1995. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Cetakan ke dua. Gadjah
Mada UniversityPress. Yogyakarta. (Diterjemahkan olehR. Murwani).

Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT.Gramedia, Jakarta.

Chahal, Udeybir Sighr. 2008. General Animal Nutrition. India: InternationalBook


Distributing co.

Anonim.2012. afendiporang.blogspot.com/2010/06/sistem- pencernaan- ternak-


mamah biak. Diakses pada tanggal 10 desember 2022

Sistem Pencernaan pada Hewan Ruminansia: Rumen hingga Usus Besar (tirto.id)

https://www.bing.com/search?q=pengertian+sakuran+kambing&cvid=d7dc91940f074
e8091eaa6664243591b&aqs=edge..69i57.6976j0j1&pglt=299&FORM=ANNTA1&P
C=HCTS

18

Anda mungkin juga menyukai