Anda di halaman 1dari 28

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
dengan ini dapat tersusun hingga selesai.

Kami mengucapkan terima kasih yang tiada tara kepada seluruh teman yang telah
membantu kami dalam meyelesaikan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
terlebih terhadap Dosen pembimbing kami “ dr.Nanditya,MMRS ” yang dengan penuh sabar
membimbing kami dalam mengerjakan makalah dengan tema kata “SISTEM PENCERNAAN
MANUSIA”. Atas kepeduliannya serta bimbingannya kami mengucapkan banyak kata terima
kasih kiranya makalah ini dapat menjadi sumber pembelajaran kita semua dalam menambah
ilmu pengetahuan.

Bila dalam penyampaian makalah ini ditemukan hal-hal yang tidak berkenan bagi
pembaca, dengan segala kerendahan hati kami memohon maaf yang sebesar besarnya.

Malang,26 September 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... 1
BAB 1............................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 5
1.2 Tujuan ............................................................................................................................... 5
1.3 Manfaat ............................................................................................................................ 5
BAB 2............................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 6
2.1 Pengertian ........................................................................................................................ 6
2.2 Fungsi Sistem Pencernaan ............................................................................................... 6
2.3 Organ - organ pencernaan pada manusia ....................................................................... 8
2.3.1 Mulut......................................................................................................................... 8
2.3.2 Kerongkongan / Esofagus ....................................................................................... 13
2.3.3 Lambung.................................................................................................................. 15
2.3.4 Pankreas .................................................................................................................. 19
2.3.5 Hati dan Empedu .................................................................................................... 19
2.3.6 Usus Halus ( intestinum minor ) ............................................................................. 21
2.3.7 Usus Besar / colon .................................................................................................. 24
2.3.8 Rektum dan Anus .................................................................................................... 26
BAB 3............................................................................................................................................. 27
PENUTUP ...................................................................................................................................... 27
1.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 27
1.2 Saran ............................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 28

2
DAFTAR TABEL

TABEL 2.3. 1 LAPISAN - LAPISAN LAMBUNG............................................................................................. 17


TABEL 2.3. 2 SUMBER PROTEIN, HASIL EKSKRESI DAN ORGAN PENCERNAAN................................................... 23

3
TABEL GAMBAR

GAMBAR 2.2 1 GAMBAR SALURAN PENCERNAAN (SUMBER: CHAMBELL,2005 :883) ....................................... 7

GAMBAR 2.3 1 PENAMPANG SAMPING MULUT MANUSIA (SUMBER: GLEONCEO BIOLOGY, 2008: 1020) ............. 8
GAMBAR 2.3 2 (A).GIGI MANUSIA TAMPAK DEPAN, .................................................................................... 9
GAMBAR 2.3 3 GAMBAR LIDAH DARI ATAS (SWARTZ, 1989) ..................................................................... 11
GAMBAR 2.3 4 KELENJAR LUDAH DALAM MULUT(SUMBER: ANONYMMOUS, HTTP://A.FILES.BBCI.CO.UK ) .......... 12
GAMBAR 2.3 5 ESOFAGUS DAN ILUSTRASI GERAK PERISTALTIC(SUMBER: SUMBER: RAVEN, 2001: 1022)........... 14
GAMBAR 2.3 6 BAGIAN-BAGIAN LAMBUNG(SUMBER: CHAMBELL, 2005: 885) ............................................ 15
GAMBAR 2.3 7 GAMBAR KADIA, FUNDUS DAN PILORUS (SHERWOOD, LAURALEE 1997).................................. 16
GAMBAR 2.3 8 GAMBAR KADIA, FUNDUS DAN PILORUS (SHERWOOD, LAURALEE 1997).................................. 16
GAMBAR 2.3 9 GAMBAR KADIA, FUNDUS DAN PILORUS (SHERWOOD, LAURALEE 1997).................................. 16
GAMBAR 2.3 10 BAGIAN-BAGIAN USUS (SUMBER: HTTP://KLIKSMA.COM/). ................................................. 21
GAMBAR 2.3 11 BAGIAN-BAGIAN USUS BESAR (SUMBER: WWW.ACADEMIA.EDU ). ....................................... 24

4
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi atau kerja tubuh manusia dalam
keadaan normal. Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ, masing-masing
dengan fungsinya yang khusus untuk dilaksanankan. Fisiologi sistem pencernaan
manusia terdiri dari beberapa organ yaitu rongga mulut, esofagus, lambung, usus kecil,
usus besar, rectum dan anus. Semua sistem pencernaan itu akan bekerja sesuai dengan
tugasnya, namun tetap saling berkaitan untuk mencerna semua makanan yang masuk
ke tubuh. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses
pencernaan kimiawi seperti kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan
pankreas.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian dari sistem pencernaan.
2. Apa fungsi sistem pencernaan.
3. Gambaran garis besar dari saluran pencernaan.
4. Organ-organ yang terdapat dalam sistem pencernaan.
5. Gangguan pada sistem pencernaan.
1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah :
1. Penulisan makalah ini dapat berfungsi sebagai pengetahuan yang bisa dijadikan
pedoman dalam memahami tentang pencernaan manusia.

5
BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sistem pencernaan adalah saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan
(pengunyahan, penekanan, dan pecampuran) dengan enzim yang terbentang dari mulut
sampai anus (Waluyo, 2016: 16) .
Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia terjadi di sepanjang
saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu (Waluyo, 2016: 16):
1. Proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.
2. Proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus.
3. Proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.

Dalam pelaksanaan proses pencernaan makanan organ pencernaan dibantu oleh


enzim dan hormone yang prosesnya berbeda tiap organ dan mempunyai fungsi masing
–masing (Waluyo, 2016: 16) (Darwis, 2012 : 1).

2.2 Fungsi Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan berfungsi untuk mengubah makanan dan menyerap sari
makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh yang kemudian akan
digunakan sebagai energi, pertumbuhan dan pergantian sel tubuh (Suntoro, 1990: 74)..
Proses makanan yang dicerna mempunyai 4 tahap utama (Champbell, 2005) yaitu :
1. Injesti (ingestion) adalah proses memasukkan makanan dalam mulut.
2. Pencernaan (digestion) adalah proses pemecahan makanan menjadi molekul
yang lebih sederhana, pencernaan dibagi menjadi dua jenis yaitu pencernaan
mekanik dan pencernaan kimiawi.
3. Penyerapan (absorbtion) adalah proses penyerapan sari makanan oleh sel-sel
tubuh.
4. Eliminasi (elimination) adalah proses penyingkiran atau pembuangan material
makanan yang tidak dicerna.

6
Pada manusia, proses pencernaan makanan ini akan melewati 4 (empat) proses
diatas dengan menggunakan organ-organ tubuh dalam saluran pencernaan seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.2.1.

Gambar 2.2 1 Gambar saluran pencernaan (Sumber: Chambell,2005 :883)

7
2.3 Organ - organ pencernaan pada manusia
2.3.1 Mulut

Gambar 2.3 1 Penampang samping mulut manusia


(sumber: Gleonceo Biology, 2008: 1020)

Mulut adalah suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air
dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan. Fungsi mulut
adalah pencernaan mekanik yaitu proses mengunyah dan menghancurkan
makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim ptialin
(amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang
mengandung zat karbohidtrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa)
(Pearce, 1979).

8
Adapun bagian-bagian mulut yang berperan penting bagi pencernaan manusia
adalah sebagai berikut (Pearce, 2011: 213)
a. Gigi

Gambar 2.3 2 (a).gigi manusia tampak depan,

(b.) penampang lapisan gigi

(sumber: Raven, 2001: 1021)

Gigi berfungsi mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus


(proses pencernaan mekanik). Sebuah gigi mempunyai mahkota
(menonjol dari rahang), leher (dikeliling gusi), dan akar (tertanam dalam
rahang). Setiap gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda
(Abadi. 2010).
o Gigi seri berbentuk pipih dan tajam untuk mengiris makanan.
o Gigi geraham depan bentuknya berlekuk-lekuk untuk mengiris dan
melembutkan makanan
o Gigi geraham belakang (paling kuat) bentuknya berlekuk – lekuk
untuk melembutkan makanan.
o Gigi taring yang berbentuk seperti pahat runcing untuk mencabik
dan menyobek makanan.

9
Lapisan-lapisan gigi adalah sebagai berikut (Abadi. 2010):

 Email
Email adalah lapisan/jaringan keras yang melapisi bagian
mahkota gigi yang mengandung kalsium. Fungsi Email gigi
adalah untuk melindungi tulang gigi di bagian luar gigi manusia.
 Dentin
Tulang dentin adalah lapisan/jaringan yang dibentuk oleh zat
kapur berwarna kekuningan yang terdapat setelah lapisan
Email.
 Pulpa (Rongga gigi)
Pulpa adalah lapisan yang terdapat pembuluh darah untuk
memelihara seluruh gigi, dan serabut-serabut saraf yang
mendeteksi tekanan, panas, dingin, dan sakit. Pembuluh darah
dan saraf menjulur ke akar gigi.
 Sementum
Sementum adalah lapisan keras yang memiliki konstruksi yang
kuat melapisi akar gigi. Sementum merupakan lapisan pada akar
gigi yang berdamping/berbatasan langsung dengan tulang
rahang dimana daerah tersebut tempat tumbuhnya gigi
manusia.

10
b. Lidah (lingua)

Gambar 2.3 3 Gambar lidah dari


atas (Swartz, 1989)

Lidah mempunyai beberapa fungsi seperti mengatur letak


makanan saat dikunyah, membantu menelan makanan, dan mengecap
rasa makanan. Lidah manusia tersusun atas otot lurik yang
permukaannya dilapisi epitelum dengan banyak mengandung kelenjar
lendir (makosa). Otot lidah terbagi atas 2 kelompok, yaitu otot-otot yang
hanya terdapat dalam lidah (otot intrinsik) yang berfungsi untuk
melakukan semua gerakan lidah dan otot ekstrinsik. Otot ekstrinsik ini
mengaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melakukan
gerakan-gerakan kasar yang sangat menekannya pada langit-langit dan
gigi, kemudian mendorongnya masuk ke faring (Wibowo, 2005).
Permukaan belakang lidah yang terlihat pada saat seseorang
membuka mulut ditutupi oleh selaput lendir yang mempunyai tonjolan-
tonjolan (papilla) (Wibowo, 2005).
Terdapat empat jenis papila yaitu (Wibowo, 2005):
o Papila filiformis (fili=benang) :berbentuk seperti benang halus;
o Papila sirkumvalata (sirkum=bulat) : berbentuk bulat, tersusun
seperti huruf V di belakang lidah;

11
o Papila fungiformis (fungi=jamur) : berbentuk seperti jamur.
o Papila foliata yang berkerumun menjadi dua kelompok diposisikan
pada setiap sisi lidah.
Pada papilla ini terdapat alat pengecap (taste-bud) untuk
mengenal rasa. Rasa pahit terasa di bagian pangkal lidah, rasa manis
terasa di bagian ujung lidah, rasa asam terasa di bagian tepi kiri dan
kanan lidah, dan rasa asin terasa di bagian ujung dan dalam lidah. Di
samping itu, lidah juga mempunyai ujung-ujung saraf perasa yang dapat
menangkap sensasi panas dan dingin (Wibowo, 2005).
c. Kelenjar ludah

Gambar 2.3 4 Kelenjar ludah dalam mulut(sumber:


anonymmous, http://a.files.bbci.co.uk )

Kelenjar ludah merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang


bernama duktus wartoni dan duktus stensoni. Kelenjar ludah
menghasilkan ludah atau air liur (saliva) (Wibowo, 2005).

12
Dalam rongga mulut terdapat 3 pasang kelenjar ludah, yaitu (Wibowo,
2005) :
a) Kelenjar parotis
Terletak di bawah telinga yang menghasilkan ludah yang berbentuk
cair dan mengandung enzim ptialin/amilase.
b) Kelenjar Submandibularis atau Kelenjar Submaksilaris
Terletak di rahang bawah yang menghasilkan getah yang
mengandung air dan lendir
c) Kelenjar sublingualis
Terletak dibawah lidah yang menghasilkan getah yang mengandung
air dan lendir.
Ludah mengandung musin berfungsi untuk melumasi makanan
sehingga memudahkan penelanan makanan. Selain itu ludah juga
berfungsi sebagai penghasil enzim yang membantu proses pencernaan
kimiawi dalam mulut. Di dalam ludah terdapat enzim Amilase. Enzim
amilase berfungsi menghidrolisis pati (polimer glukosa dari tumbuhan)
dan glikogen (polimer glukosa dari hewan) menjadi polisakarida yang
lebih sederhana dan maltosa disakarida. Maltosa mudah dicerna oleh
organ pencernaan selanjutnya. Enzim amilase bekerja dengan baik pada
pH antara 6, 8-7 dan suhu 37oC (Wibowo, 2005).
Komponen-komponen tambahan ludah mencakup bufer, yang
membantu mencegah kerusakan gigi dengan menetralisir asam, dan
agen-agen antibakteri, yang berfungsi melindungi dari mikroorganisme
yang memasuki mulut bersama makanan (Wibowo, 2005).
2.3.2 Kerongkongan / Esofagus
Setelah melalui rongga mulut, makanan akan masuk ke dalam tekak
(faring). Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang rongga
mulut sampai ke permukaan kerongkongan (esofagus). Setelah melalui faring,
makanan menuju esophagus (Drs. Irianto Kus. 2004).

13
Esofagus adalah suatu organ berbentuk tabung lurus, berotot dan
berdinding tebal yang memanjang menuju lambung. Esofagus berdinding empat
lapis. Di sebelah luar terdiri atas lapisan jaringan ikat yang renggang, sebuah
lapisan otot yang terdiri atas dua lapis serabut otot, yang satu berjalan
longitudinal dan yang lain sirkuler, sebuah lapisan submukosa dan dipaling dalam
terdapat selaput lendir (mukosa) (Sloane, 2003 : 98).
Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung antara rongga
mulut dengan lambung. Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan
yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak
terjadi proses pencernaan. Ketika proses menelan, kelopak kartilago yang
disebut dengan epiglotis miring menutupi glotis, sehingga mencegah makanan
masuk ke trakea. Kemudian otot kerongkongan dapat berkontraksi secara
bergelombang sehingga mendorong makanan masuk ke dalam lambung.
Gerakan kerongkongan ini disebut gerak peristaltik (Irianto, 2004: 169).

Gambar 2.3 5 Esofagus dan Ilustrasi gerak peristaltic(sumber:


sumber: Raven, 2001: 1022)

14
2.3.3 Lambung

Gambar 2.3 6 Bagian-bagian Lambung(sumber: Chambell, 2005: 885)

Lambung (stomach) merupakan alat pencernaan yang berbentuk seperti


kantong yang terletak tepat di bawah diafragma di dalam rongga abdomen atas
yang tersusun dari otot – otot yang memanjang,melingkar, dan menyerong.
Otot-otot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi, sehingga makanan
teraduk dengan baik dan bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini
menyebabkan makanan di dalam lambung berbentuk seperti bubur yang disebut
dengan kimus (chyme) (Junqueira et al., 2007).
Pembatas antara esofagus dan lambung adalah suatu otot penting yang
berbentuk cincin yang disebut lower esophageal sphincter (LES atau sfinter yang
bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan (Junqueira et al., 2007) .
Bagian-bagian lambung terdiri atas tiga bagian, yaitu (Eroschenko, 2003) :
o Kardia : bagian atas,daerah pintu masuk makanan dari kerongkongan.

15
Gambar 2.3 7 Gambar kadia, fundus dan pilorus (Sherwood, Lauralee 1997).

o Fundus : bagiang tengah,bentuknya membulat.

Gambar 2.3 8 Gambar kadia, fundus dan pilorus (Sherwood, Lauralee 1997).

o Korpus : Wilayah pusat dari organ lambung. Di bagian korpuslah proses


pencernaan kimia akan terjadi.
o Pilorus : bagian bawah,daerah yang berhubungan dengan usus 12 jari
(duodenum).

Gambar 2.3 9 Gambar kadia, fundus dan pilorus (Sherwood, Lauralee 1997).

Di bagian akhir dari pilorus terdapat sfingter juga, yang disebut dengan sfingter
pilorus.
Kelenjar Lambung
Pada manusia terdapat tiga jenis sel pada lapisan-lapisan mukosa atau kelenjar
lambung (gastric glands) (Eroschenko, 2003):

16
Tabel 2.3. 1 Lapisan - lapisan lambung

Lapisan Daerah
Nama Sekresi Pewarnaan(Staining)
lambung lambung

Fundus,
Sel goblet/sel
Isthmus lapisan gel mukus Kardia, Jernih
foveolar
Pilorus

Badan
Sel parietal Asam lambung dan faktor Fundus
kelenjar Asidofilik
(oxyntic) intrinsik saja
(body)

Dasar
Sel chief Fundus
kelenjar Pepsinogen dan lipase Basofilik
(zymogenic) saja
(base)

Hormon gastrin, histamin,


Dasar Sel Fundus,
endorphin, serotonin,
kelenjar enteroendokrin kardia, –
cholecystokinin
(base) (APUD) pylorus
dan somatostatin

Sumber : dimodifikasi ke tabel dari Eroschenko, (2003)

17
Getah lambung dihasilkan oleh kelenjar lambung, kelenjar lambung
sendiri terdiri dari tiga tipe sel yaitu: sel mucus atau sel goblet (untuk
memproduksi lendir (mucus)untuk menjaga lapisan terluar sel agar tidak rusak
karena enzimpepsin dan asam lambung), sel chief (memproduksi pepsinogen,
yaitu enzim pepsin dalam bentuk tidak aktif. Sel chief memproduksi dalam
bentuk tidak aktif agar enzim tersebut tidak mencerna protein yang dimiliki oleh
sel tersebut yang dapat menyebabkan kematian pada sel tersebut), dan sel
parietal (Memproduksi asam lambung yang berguna dalam pengaktifan enzim
pepsin, diperkirakan bahwa sel parietal memproduksi 1,5 mol dm-3 asam
lambung yang membuat tingkat keasaman dalam lambung mencapai pH 2)
(Bloom and Fawcett, 2002).
Adapun fungsi lambung secara keseluruhan adalah sebagai berikut (Guyton and
Hall, 2007):
o Menghasilkan pepsinogen. Pepsinogen merupakan bentuk yang belum
aktif dari pepsin. Enzim pepsin berfungsi mengubah molekul protein
menjadi potongan-potongan protein (pepton).
o Dinding lambung menghasilkan asam klorida (HCl) yang berfungsi untuk
membunuh mikroorganisme dalam makanan, menciptakan suasana asam
dalam lambung, dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
o Permukaan lambung mengeluarkan lendir yang berfungsi untuk
melindungi dinding lambung dari HCl.
o Pada bayi, lambungnya menghasilkan dua enzim, yaitu renin, berfungsi
untuk menggumpalkan protein susu dan kasein dengan bantuan kalsium
dan lipase untuk memecah lemak dalam susu.

18
2.3.4 Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki fungsi
membuat enzim. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan
berhubungan erat dengan duodenum (Drs. Irianto Kus. 2004).
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki 2 fungsi utama
(Drs. Irianto Kus. 2004):
o Menghasilkan enzim pencernaan
o Menghasilkan beberapa hormon penting seperti insulin.
Di dalam getah pankreas terdapat enzim-enzim pencernaan, yaitu (Drs.
Irianto Kus. 2004):
o Tripsinogen, berupa proenzim suatu protease yang belum aktif.
Tripsinogen akan diaktifkan oleh enterokinase yang dihasilkan usus halus
menjadi tripsin. Tripsin berfungsi memecah protein menjadi Pepton.
o Kimotripsinogen, merupakan proenzim yang akan diaktifkan oleh tripsin
menjadi kimotripsin yang berfungsi mengubah protein dan proteosa
menjadi pepton, perptida dan asam amino.
o Lipase Pankreas (steapsin), merupakan enzim yang memecah emulsi
lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
o Amilopepsin (amylase pankreas), merupakan enzim yang memecah
amilum dan dekstrin menjadi maltose dan glukosa.
o Ribonuklease dan deoksiribonuklease, merupakan enzim yang mencerna
DNA/RNA menjadi nukleotida.
2.3.5 Hati dan Empedu
a. Hati
Organ yang paling besar didalam tubuh kita, warnanya coklat dan
beratnya ±. 1,5 kg. Letaknya; bagian atas dalam rongga abdomen di sebelah
kanan bawah diafragma. Hati terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri.
Struktur mikroskopik organ ini terdiri atas lobules-lobulus berbentuk segi
enam yang terdiri atas sel-sel hati (Drs. Irianto Kus. 2004).

19
Adapun fungsi hati, terdiri dari (Drs. Irianto Kus. 2004) :
o Mengubah zat makanan yang di absorpsi dari usus dan yang disimpan
di suatu tempat dalam tubuh dikeluarkannya sesuai dengan
pemakaiannya dalam jaringan.
o Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk di ekskresi dalam
empedu dan urin.
o Menghasilkan enzim glikogenik glukusa menjadi glikogen.
o Sekresi empedu, garam empedu dibuat di hati dibentuk dalam sistem
retikulo endotelium dialirkan ke empedu.
o Pembentukan ureum, hati menerima asam amino di ubah menjadi
ureum dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urine.
o Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air
(Drs. Irianto Kus. 2004).

b. Empedu
Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung oleh empedu dan di alirkan
ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam—garam empedu dan zat
pewarna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan
lemak, zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara
perombakansel darah merah yang sudah tua di hati.
Empedu memiliki 2 fungsi penting (Drs. Irianto Kus. 2004) :
o Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
o Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
haemoglobin (Hb) yang berasal daripenghancuran sel darah merah
dan kelebihan kolesterol.

20
2.3.6 Usus Halus ( intestinum minor )

Gambar 2.3 10 Bagian-bagian usus (sumber: http://kliksma.com/).

Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak diantara lambung dan usus besar (Sloane, 2003 : 98).
Fungsi usus halus adalah (Sloane, 2003 : 98):
o Menerima zat-zat rnakanan yang sudab dicerna untuk diserap melalu i
kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe.
o Menyerap protein dalam bentuk asam amino.
Bagian –bagian usus halus yaitu (Sloane, 2003 : 98) :
1) Duodenum.
Duodenum disebut juga usus 12 jari, panjangnya sekitar 25cm berbentuk
sepatu kuda melengkung kekiri, pada lengkungan ini terdapat pankreas.
Dan bagian kanan duodenum ini terdapat selaput lendir yang membukit
disebut Papila vateri. Pada papila vateri ini bermuara saluran empedu
(duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus wirsungi / duktus
pankreatikus). Fungsi duodenum adalah penyerapan protein dan
karbohidrat (Sloane, 2003 : 98).
2) Jejenum dan Ilieum
Jejenum dan Ilieum berfungsi mengabsorpsi nutrien-nutrien dan air.
Jejenum dan Ilieum mempunyai panjang sekitar 6 m. Dua per lima bagian
atas adalah jejenum dengan panjang sekitar 2-3 m, dan ileum dengan

21
panjang sekitar 4-5 m. Lekukan jejenum dan ileum melekat pada dinding
abdomen posterior dengan perantaraan lipatan peritoneum yang
berbentuk kipas dikenal sebagai mesenterium. Akar mesenterium
memungkinkan keluar masuknya cabang-cabang arteri dan vena
mesentrika superior (Sloane, 2003 : 98).
Dinding halus juga menghasilkan getah usus halus yang mengandung
enzim-enzim sebagai berikut (Sloane, 2003 : 98):
o Maltosa, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
o Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa.
o Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa.
o Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.
o Enterokenase, berfungsi mengaktifkan triosinogen (enzim yang
dihasilkan pangkreas) menjadi tripsin (Sloane, 2003 : 98).
Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan
melibatkan berbagai enzim pencernaan. Pencernaan yang terjadi di
dalam usus halus berlangsung secara kimiawi atau secara enzimatis
(Irianto, 2004: 170). Makanan yang berbentuk bubur masuk ke usus halus
bersifat asam karena mengandung HCl (Sloane, 2003 : 98)

22
Tabel 2.3. 2 Sumber Protein, hasil ekskresi dan organ pencernaan

Sumber makanan Hasil akhir cernaan Organ absorpsi

Protein Asam amino Dari epithelium masuk ke pembuluh


darah dan aliran darah.

Lemak Gliseron dan Asam lemak Dari epithelium vili masuk ke lacteal
dan aliran limfe.

Karbohidrat Monosakarida : Dari epithelium vili dan dinding


 Glukosa pembuluh darah masuk aliran darah.
 Leavulosa
 Galaktosa

Sumber : dimodifikasi ke tabel dari buku Drs.H. Syaifudin.AMK. (2006)

23
2.3.7 Usus Besar / colon

Gambar 2.3 11 Bagian-bagian usus besar (sumber: www.academia.edu ).

Usus besar atau intestinum mayor dalam anatomi adalah bagian usus
antara usus buntu dan rectum (Irianto, 2004: 170).
Lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar, yaitu (Irianto, 2004: 170):
o Selaput lendir.
o Lapisan otot melingkar.
o Lapisan otot memanjang.
o Jaringan ikat.
Usus besar (intestinum mayor) memiliki Fungsi, yaitu (Irianto, 2004: 170):
o Mengabsorbsi 80% air dari feses.
o Menyekresi zat sisa dalam bentuk feses.
o Usus besar terdiri dari 2 bagian yaitu (Irianto, 2004: 170):
 Sekum
 Merupakan kantong lebar terletak pada fosa iliaka dekstra
 Ileum memasuki fosa iliaka sisi kiri ostium iliosekalis.
 Bagian bawah sekum terdapaat apendiks vemiformis,
bentuknya seperti cacing yang panjang kira-kira 2-6 cm
 Kolon dihubungkan dengan dinding perut belakang oleh
mesokolon. Panjang usus besar lebih kurang 1,4 meter dan lebar
lebih kurang 6 cm.

24
Kolon dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu (Irianto, 2004: 170):
 Kolon Asendens
Panjangnya 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah
kanan membujur ke atas dan ileum ke bawah hati. Di
bawah hati membengkok ke kiri, lengkungan ini disebut
fleksura hepatika, dilanjutkan sebagai kolon tranaversum.
 Kolon Transversum
Panjangnya sekitar 38 cm, membujur dan kolon asendens
sampai ke kolon desendens berada di bawah abdomen,
sebelah kanan terdapat fleksura Hepatika dan sebelah kin
terdapat Fleksura Lienalis.
 Kolon Desendens
Panjangnya ±. 25 cm, terletakdi bawah abdomen bagian
kiri membujur dari atas ke bawah dan Fleksura Lienalis
sampai ke depan ileum kiri, bersambung dengan kolon
sigmoid.
 Kolon Sigmoid
Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring,
dalam rongga pelvis sebelah kiri bentuknya menyerupai
huruf S, ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.
Appendiks (usus buntu) adalah bagian dari usus besar yang muncul
seperti corong dari akhir seikum mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih
memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi usus. Appendiks tergantung
menyilang pada linea terminalis masuk ke dalam rongga pelvis minor terletak
horizontal dl belakang seikum. Sebagai suatu organ pertahanan terhadap infeksi
kadang appendiks bereaksi secara hebat dan hiperaktif yang bisa menimbulkan
perforasi dindingnya ke dalam rongga abdomen (Irianto, 2004: 172).

25
2.3.8 Rektum dan Anus
Umbai cacing
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Fungsi
apendiks (Irianto, 2004: 172) :
o Mempertahankan bakteri penting dalam usus.
o Tempat bakteri berperan dalam pencernaan usus besar.
o Menghasilkan zat anti kuman yang membantu tubuh melawan kuman
penyakit (Irianto, 2004: 172).

a. Rektum
Rektum adalah organ terakhir dari usus besar pada beberapa jenis mamalia
yang berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara feses. Mengembangnya rektum karena penumpukan material
didalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan
untuk melakukan defekasi (Sloane, 2003 : 98).
b. Anus
Dalam anatomi anus atau lubang pantat (anus) adalah sebuah bukaan dari
rektum ke lingkungan luar tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan
tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot menjaga
agar anus tetap tertutup yang disebut sfingter ani. Feses dibuang dari tubuh
melalui proses defekasi yang merupakan fungsi utama anus (Sloane, 2003 :
98).

26
BAB 3

PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem pencernaan pada
manusia merupakan peroses perubahan material-material yang adalah zat makanan
dari molekul yang kompleks ke molekul yang lebih sederhana dengan menggunakan
enzim dan organ-organ pencernaan yang ada. Seperti, mulut, kerongkongan
(esofagus), lambung (gaster), usus halus, usus besar (kolon), dan anus.
1.2 Saran
Dengan mengetahui sistem-sistem pencernaan yang ada pada tubuh manusia ini,
kelompok kami mengharapkan kepada pembaca untuk dapat mengenal lebih dalam
bagian-bagian dari tubuh kita, mulai dari organ-organ yang menyusun sistem
tersebut, cara kerja suatu sistem tubuh, zat-zat atau enzim-enzim yang membantu
selama peroses sistem pencernaan terjadi, penyakit yang menyerang sistem-sistem
tersebut, dan sebagainya yang berkaitan dengan sistem organ pencernaan.
Kelompok kami juga mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan baru buat pembaca yang mungkin tidak diketahui sebelumnya.

27
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Setiadi Budiyono. 2013. Anatomi Tubuh Manusia. Laskar Askara : Bekasi-Jawa Barat

Drs. H. Syaifudin.AMK. 2006. Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta:EGC

Fahrudin rudi. Dkk. 2014. Anatomi Fisiologi. Pilar Utama Mandiri. Jawa Timur

Fried, George H. and George j. Hadamenos. 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga

Irianto, K., 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Yrama Widya: Bandung.

Pearce, C, Evelyn, 1999, Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis, Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.

Perry dan Potter. 2006.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Sherwood, Lauralee (1997). Human physiology: from cells to systems. Belmont, CA: Wadsworth
Pub.

Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC

Waluyo, Joko. 2016. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Jember : Universitas
Jember.

28

Anda mungkin juga menyukai